hei dear,
bagaimana kondisimu sekarang? sudah membaik, kan? terakhir yang kutahu rahang bawahmu menggeser ke kanan, mengakibatkan kau tak bisa makan, sampai - sampai kau mau tak mau harus minum 'jus bubur' melalui sedotan. aku sungguh sedih mendengarnya.
telinga kananmu masih berdarah? tadi malam sudah dikunjungi dokter, kan? aku harap tidak terjadi apa - apa pada gendang telingamu, tentu mengerikan kalau kau kehilangan indra yang satu itu.
ah, aku jadi banyak tanya. aku hanya cemas, dan takut. tapi tenang saja, jika melihat perkembangan kondisimu, sepertinya kau sudah bisa keluar dari rumah sakit esok siang. berdoa saja ya, sayang.
hmmm.... sebenarnya ada apa sih denganmu? ceritakan padaku saja, toh aku bukanlah orang asing hingga kau mesti berahasia. aku sesungguhnya tahu, disaat semua orang telah hening dalam pejam, kau malah akan terjaga di sepertiga badan malam, dan menangis diam - diam. kau pasti kesal karena tak dapat menghapus air mata, sebab tanganmu sebal dan mati rasa, lalu kau akhirnya membiarkan titik demi titik mengguliri pipimu hingga kau kembali tertidur dalam kelu. aku benar kan?
aku mengenalmu seperti aku mengenal diriku sendiri, sayang. aku tahu hatimu lelah dan pilu. sampai - sampai kau tak bisa menahan tangis saat 'dia' kemarin datang menjengukmu. ah ya, tentu saja aku sudah mendengar tentang hal itu. jangan tanyakan aku mendapat informasi ini dari siapa, anggaplah saja aku terlalu peduli terhadapmu, sehingga aku mencari tahu. kau pasti senang dia menjengukmu, ya? meskipun dia tak bicara, dan justru terlihat gelisah ingin pulang menemui kekasihnya. ah..., maaf. aku tak bermaksud mengungkit tentang perempuan itu, tapi aku hanya ingin mengingatkan sebait kenyataan bahwa dia bukan lagi sesiapamu, jadi tak ada gunanya kau berharap dan menunggu.
lihat saja, bahkan ketika kau dalam keadaan seperti ini, dia masih saja tampak tak peduli.
apa kau lupa kenapa kau bisa diopname begini? meskipun ya, bisa dibilang ini murni kecelakaan, tapi seharusnya dapat dicegah jika kau tak buru - buru pulang dalam suasana hati bimbang. dan aku tak menyalahkan jika kau cengeng, tapi seharusnya kau tak menangis di jalan, jadi kau bisa melihat dengan jelas motor di depanmu dan mengelak, bukan malah membiarkan ia menghantammu.
wah, aku mengomelimu lagi padahal kau sedang sakit. maaf ya, habisnya aku kecewa, untung saja kau selamat dan tak mengapa. kalau saja terjadi sesuatu yang lebih parah, tentu aku akan sangat marah.
tapi ah..., lupakan sajalah. aku disini ingin menulis untukmu agar kau terbebas dari duka, bukannya malah menambah luka.
hey, sudahlah, jangan menangis lagi.
mungkin sekarang kau teramat bersedih dan menyesal telah mengendarai motor dalam keadaan kusut masai, dengan air mata yang terurai. akibatnya kau tak lihat jelas motor di depanmu itu, kau biarkan ia menghantammu. hingga tiba - tiba kau disini dan masih menangisinya. tapi tenanglah, suatu saat kau tak akan menyesali hari ini, tak akan kau sesali jerit tangismu yang selalu kau sembunyikan di hadapan kami. kau justru akan tertawa untuk kebodohan dan kekonyolan masa muda yang kau lakukan atas nama cinta.
aku juga maklum jika kau masih menangisi lelaki itu. cengeng memang, tapi bukankah begitulah sifatmu? tak mengapa, tangisilah sampai kau puas, sampai matamu pedas. kau boleh berencana menangisinya lagi hari ini, saat rembulan mulai tiba, ataupun esok hari, di malam - malam selanjutnya. aku tak melarangmu, sungguh.
karna aku tahu bagaimana kau. suatu saat, air mata itu akan kehilangan alasan untuk jatuh, dan dadamu tak lagi disesaki gemuruh. suatu saat pedih itu akan sirna, dan kau ganti dengan binar mata yang bahagia. aku tahu kau akan melupakannya, tidak segera, tapi kurasa juga tak akan lama :)
jangan pula khawatir akan rahangmu. aku memang tak terlalu mengerti, tapi aku yakin rahangmu akan kembali normal lagi. retaknya juga akan sembuh, dan kembali utuh. dan tahu tidak, menurutku, itu salah satu anugrah yang Tuhan berikan padamu, agar kau masih dapat tersenyum sebagaimana dahulu.
oh ya, bukankah kau akan masuk kuliah tahun ini?
kuberi tahu saja ya, saat kuliah, barulah kau tahu bahwa dunia itu cerah. aku sudah merasakannya lebih dulu, dan ya aku sangat menikmati hari - hariku. dan sedikit bocoran dariku, saat kuliah akan banyak lelaki yang kau temui, dan mana tahu kau bisa temukan seseorang untuk mengganti posisinya di hati.
karena itu, pesanku, saat kuliah nanti, kau mulailah hidup baru, dan tepiskan saja kenangan lalu yang mengganggu.
dan masih banyak yang akan kau alami, bukankah tahun baru saja berganti? aku bahkan masih ingat bagaimana riuhnya suasana pesta kembang api tempo hari. jadi berbahagialah, meskipun tahun ini dibuka dengan kejadian buruk, tapi bukan berarti ke depannya hari - harimu juga akan buruk. jalani saja, aku tetap disisimu cinta, dalam suka dalam duka.
wah, ternyata sudah sangat panjang ya suratku, kurasa harus kucukupkan disini dulu. sampai jumpa, maaf aku tak bisa datang menjenguk, hanya sepucuk surat ini sebagai perwakilan diriku.
omong - omong, terima kasih ya.
berkat kamu, aku diperingatkan untuk tak berkendara di saat suasana hati sedang lara.
salam hangat penuh cinta,
tertanggal 22 januari 2011,
untukmu,
dari aku, yaitu KAMU di 22 januari tahun berikutnya.
Oleh:
Diambil dari: http://ismapratiwii.blogspot.com
No comments:
Post a Comment