Halo Bunda yang cantik….
Sudah lama aku tidak menyapamu ya. Bukannya aku tidak merasakan rindu padamu, sungguh! Hanya saja aku kini menjaga banyak hati dengan tidak lagi menemuimu. Termasuk menjaga hati anakmu yang (mungkin) kini membenci aku dan menjaga hatiku sendiri. Ya, aku mencegah diriku semakin merasa sayang padamu agar hatiku tidak pilu semakin dalam. Tapi percayalah bun, tidak setitik pun ada rasa benciku padamu, perempuan hebat.
Sejak setahun lebih yang lalu aku semakin dekat mengenalmu, perempuan hebat yang melahirkan seseorang yang (pernah) aku cintai dengan segenap hatiku. Darimulah aku tahu dan mengerti tentang berbagai kisah pilu. Bagaimana sakitnya dikhianati dan ditinggalkan. Ketika kumendengarkan kisah hidupmu, aku berjanji pada diriku sendiri untuk (berusaha) tidak pernah menyakiti anakmu. Pun menyakitimu.
Bunda, anakmu sangat sayang padamu. Kau pun pasti tahu itu. Dari sikapnya hingga ciumannya ketika di dekatmu membuktikan segalanya. Dan apakah kau tahu bunda, anakmu selalu mencari sosok pendamping seperti dirimu. Sama. Hingga ia (mungkin) tanpa sadar seringkali membandingkan aku dengan dirimu yang begitu hebatnya. Dan aku sejujurnya tidak sanggup menjadi dirimu. Karena aku bukan dirimu dan aku punya kehebatanku sendiri. Tapi aku mengerti. Dengan dia yang selalu berkeliling dunia, dia butuh sosok yang kuat dan juga setia tentunya, untuk mendampingi hatinya. Dan aku sudah berhasil membuktikannya bukan? Bagaimana menurutmu bunda? Tapi memang aku tidak memenuhi standarnya, aku bisa memahaminya.
Bunda, ingin rasanya aku bertemu denganmu. Menceritakan apa yang aku rasakan padamu. Pun hal pilu yang kurasa. Tapi rasa takutku mengalahkan segalanya, rasa takut menatap matamu, rasa takut merasakan sesak di dadaku menahan rindu yang kupaksa mati. Rasa takut menerima kebencian rasa tidak suka padaku yang berusaha menemuimu.
Aku bisa memahami, kini aku, dia dan juga dirimu memiliki jalannya sendiri. Doaku untukmu, pun anakmu tidak lagi kekeras dulu bun… Hanya karena aku yakin, Tuhan pasti menjaga kalian tanpa kupinta. Dan kini Tuhan menjaga kalian bukan lagi untukku.
Bunda, aku hanya memohon padamu, jangan pernah membenci aku. Maafkan atas hal buruk yang mungkin pernah aku lakukan tanpa sadar dan menyakitimu, pun anak kesayanganmu. Izinkan aku untuk tetap menyayangimu meski dalam diam. Izinkan aku untuk tetap menyimpan rasa rindu yang kurahasiakan. Aku berjanji, tidak lagi mencintai anakmu seperti yang dia inginkan. Tidak lagi merindukannya seperti yang ia paksakan. Tapi jangan paksa aku melupakan kebaikan hatimu padaku selama ini.
Terima kasih bunda, sudah sudi menerimaku mendampingi hati anakmu meski sejenak. Terima kasih sudah mengizinkan aku memiliki harapan dan merancang masa depan bersama anakmu. Terima kasih sudah membuatku memiliki impian memiliki ibu mertua hebat sepertimu. Terima kasih atas segalanya. Aku sangat mencintaimu dan mungkin perlu kau tahu, dulu aku sangat mencintai anakmu.
Salam sayang penuh cinta,
Aku, mantan calon menantumu.
@hotarukika
Oleh: @hotarukika |
Diambil dari: http://hotarukika.tumblr.com
No comments:
Post a Comment