"Para wakil rakyat harus sungguh-sungguh hadir dalam dunia kehidupan (lebenswelt) rakyat sehingga DPR bisa menjadi ”rumah aspirasi” rakyat sesuai dengan jati dirinya sebagai simbol demokrasi perwakilan."- W. Riawan Tjandra. Kompas.com
#30harimenulissuratcinta #10
Kamar Ayah, 23 Januari 2012.06.17
Selamat pagi Yang Terhormat Tuan dan Nyonya DPR
Perkenalkan terlebih dahulu,Pak, Bu, saya adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang berharap supaya surat ini tak tinggal hanya sebagai wacana dan tulisan belaka, sungguh bangga saya apabila komputer Bapak Ibu sekalian seharga 12-13 juta per kepala itu digunakan untuk membaca surat saya yang remeh temeh ini.
Bagaimana kabar Bapak Ibu saat ini? Sehat ? Atau cukup "sakit" sehingga membutuhkan jalan-jalan berkedok "studi banding" yang melahap Rp 1,4 miliar untuk ke Amerika, Rp 880 juta untuk ke Turki, 1,3 miliar untuk ke Rusia, Rp 944 juta untuk ke Perancis, Rp 2,2 miliar untuk ke Yunani ? Wah semoga Bapak dan Ibu lekas sembuh ya kemudian segera menuturkan dan mengusahakan hasil penelitian parlemen Yunani bebas rokok itu untuk Indonesia.
Bagaimana juga kabar Crown Royal Saloon Bapak dan Ibu sekalian? Pasti bersih dan nyaman sekali ya, kenalan saya di Irian Jaya bahkan harus menempuh jarak berkilo-kilo hanya untuk sekedar menuntut ilmu. Sungguh beruntung Bapak dan Ibu ini, betis Bapak dan Ibu pasti terjaga tetap ramping. (Saya heran, mengapa harus memakai mobil semewah itu padahal hanya dengan jeep murahan saja toh tetap bisa sampai ke kantor dengan selamat)
Apakah Bapak dan Ibu masih ingat untuk menyampaikan aspirasi rakyat? Kenapa kasus Jembatan :Indiana Jones" bisa sampai tercium media Inggris dahulu baru mendapat perbaikan yang semestinya? Apakah nasib penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan yang mencapai 30,02 juta atau 12,49% sudah Bapak Ibu sampaikan pada khalayak tingkat atas sehingga bisa sedikit terminimalisir? Dan bagaimana sikap Bapak ibu menanggapi peringkat korupsi yang "mengharumkan" nama Indonesia di mata dunia itu? Beradu mulut dengan KPK? Bukankah akan lebih efektif apabila kalian mau dan mampu bekerjasama saja mengatasinya daripada saling menyerang seperti itu?
Sekian dulu surat saya, ini mungkin bukan surat cinta yang saya tujukan kepada Bapak Ibu sekalian melainkan surat (dengan) cinta (saya untuk Indonesia) yang saya tujukan kepada Bapak Ibu sekalian. Saya berharap sekali Bapak dan Ibu bisa membacanya di Ruang Banggar Bapak dan Ibu yang harganya Rp 20 miliar itu, dengan gedung yang dilengkapi spa dan kolam renang seharga Rp 1,8 trilyun itu. Semoga cuplikan film di http://entertainment.kompas.com/read/2011/09/13/12313332/Film.tentang.Kemiskinan.Indonesia.Masuk.Nominasi.Oscar segera tayang sehingga Bapak dan Ibu bisa menikmatinya di ruangan anggota selebar 120 meter persegi itu. Maaf mengganggu waktu tidur Bapak dan Ibu
Peluk jauh,
rakyat yang dikecewakan.
oleh:
diambil dari: http://immarocketeer.blogspot.com
mereka seakan menutup mata pada rakyat rakyat kecil . padahal mereka perwakilan rakyat yg siap menerima keluh kesah rakyat kecil , tp yg mereka lakukan malah tidur dan berhura hura
ReplyDeleteTujuan yang dahulu yaitu sebagai wakil rakyat, yang diharapkan dapat menampung aspirasi rakyat, sehingga dapat menjadi penghubung antara pemerintah dan rakyat, sepertinya sudah berubah menjadi mencari keuntungan untuk dirinya sendiri, selagi ada di posisi itu.
ReplyDeletesurat yang benar-benar menyuarakan suara rakyat kecil Indonesia. Wakil rakyat yang seharusnya menjadi WAKIL yang bisa melindungi dan membela rakyatnya malah merugikan dan mengabaikan kebutuhan rakyatnya dan mementingkan kenikmatan, kepuasannya sendiri.
ReplyDeleteKita cuma bisa berharap, nurani mereka hanya tertidur dan bukannya mati. Nice post! Semoga bisa membangunkan tidur panjang nurani mereka :D
ReplyDeletenumpang copast kakak :D
ReplyDelete