Hei kamu... meski aku tahu kau tak akan bisa membaca suratku ini, tapi aku tahu.. kau mampu mengerti apa yang aku ungkap lewat tulisanku ini. Seperti biasa, ketika kau menemani aku, dan menjadi saksi bisu, untuk tawa dan tangisku, bahkan marahku, kemanapun aku pergi.
Haha.. aku suka menyebutmu, Thole. Iyah, aku sengaja memberimu nama THOLE. Dalam Bahasa Jawa, thole adalah sebutan untuk bocah laki-laki. Yaa
ahh.. seperti itulah kamu di mataku. Layaknya bocah laki-laki yang lincah, menggemaskan, dan nurut... :)
Bagiku, kamu itu teman yang nggak pernah menolak kalau aku ajak kemana saja. Mau putar-putar kota, membenahi rasa lapar yang rindu wisata kuliner, mengunjungi indahnya pantai, bahkan untuk menjejak jalan setapak menuju gunung dengan suasana yang syahdu... kamu selalu mau... Bagaimana aku tidak terharu dan selalu jatuh hati padamu?!
Bahkan, menangis dan tertawa di jalanan pun, aku tak malu, di hadapanmu. Aku bisa cerita tentang apapun padamu. Tanpa khawatir akan ada yang marah ataupun mencaciku.
Kau ingat tidak, ketika kita melewati jalan setapak, menuju Gunung Banyak. Iya, sore itu, ketika tetiba aku nekat hanya karena ingin menyendiri dan berseru pada langit, aku ingin melepas semua penat. Kamu bekerjasama dengan sangat baik. Aku bisa sampai ke puncak, dan kembali turun, bersamamu. Dengan senyumku yang enggan berlalu.
Ah, tak ada yang bisa mengerti aku sepertimu. Kamu, memang seolah bisu, tapi betapa aku tahu, kamu membuatku mengerti, bahwa setiap perjalanan akan membawa makna, yang memang tak bisa ditebak ujungnya. Asalkan kita menghargai perjalanan itu, pasti kita menemukan sesuatu yang bisa menenangkan diri kita. Iya, seperti kamu dan aku, yang selalu kembali pulang ke rumah, setelah pergi me
njelajah... :)
Ah, Thole,
Setahun aku tak berjibaku dengan jalanan bersamamu. apa kabarmu sekarang?
Kamu, motor kesayangan yang pertama aku punya. Dan, sangat setia.
Maaf ya, kalau di 14 Februari 2008 itu, aku membuatmu sakit dan sedikit remuk. Mungkin aku kurang berhati-hati. Hingga aku nyaris kehilangan gigi... T_T
Semoga, lain kali kita bisa bertemu lagi. Baik-baiklah kamu disana, karena aku tak mungkin mengajakmu kemari. Semoga, adik bungsuku, bisa menyayangi kamu, dan selalu baik-baik merawatmu.
Thole, hanya motor sederhana yang selalu menemaniku menjejak langkah-langkah menuju semua impian indahku, untuk masa depanku. Hingga aku sampai di tempat ini, sendiri.
Terima kasih Thole...
Kamu... sungguh istimewa.... :)
No comments:
Post a Comment