Untuk sebuah nama yang di mana ku gantungkan angan
Masih sedikit ragu menuliskan kata berisikan namamu. Mungkin akan ada senyum seringaimu saat membaca surat ini lalu menebak “Ya Tuhan, belum move on juga dia”. Jadi begini, ini surat cinta untukmu. Surat cinta yang biasa kamu dapatkan di message facebookmu atau emailmu dahulu. Surat cinta yang selalu mendekatkan kita, hingga kamu pun jarang membalasnya dan pada akhirnya tidak ada yang dibalas, seperti cintaku.
Sebenarnya aku juga belum tahu pasti istilah move on sebenarnya. Berpindah hati untuk orang lain pun aku pernah, tapi tetap saja yang terbaik, ya kamu meski kamu pernah bilang “kamu terlalu baik untuk aku” apa aku harus menjadi orang jahat untuk bersama kamu? Aku mau menghabiskan quality time ya sama kamu, waktu dan hariku yang terbaik ya sama kamu. Ya itu sih menurutku tapi Tuhan lebih tahu mana yang akan menjadi seseorang yang terbaik buat aku.
Dua hari lalu tanggal 22 Januari. Dan apakah kamu ingat 22 Januari 2010? Kamu ingat pertama kali kita berpaut tangan dan membiarkan ada sesuatu hangat menjalar keseluruh tubuh lalu kupu-kupu berterbangan di perutku. Status kita bukan sepasang orang yang berpacaran. Tapi kita membiarkan perasaan ini begitu saja terus menumpuk menjadi perasaan cinta. Bisakah kamu biarkan perasaan ini begitu saja? Bisakah kamu membuka hatimu lagi? Ya aku sih sepertinya tahu jawabanmu seperti apa. Tapi tidak salah kan jika aku bertanya?
Jadi gini, suratku sih intinya ini aja. Baca ya dengan seksama: Aku masih sayang kamu, aku kangen kamu, apa kabar kamu? Masihkah menyimpan foto yang menurut kamu kita seperti pasangan romantis korea. Jadi kapan kamu mau kembali?
Untuk sebuah nama, AnggitPras.
Dariku, yang menjadikanmu mantan terindah
No comments:
Post a Comment