Aku dan Hujan di Kota Bandung.
Jakarta, 24 Januari 2012
Selamat Pagi...Bandung.
Sepertinya waktu sudah memisahkan kita bertahun-tahun lamanya.
Apa Pagi mu masih sesejuk dahulu? Apa Hujan mu masih setenang saat dulu kupandangi kamu dari jendela kamarku? Apa Lampu Kota mu di malam hari masih akan menjadi favoritku? dan, apa kamu masih ingat semua kenangan kita dulu?
Kamu, mengisi hampir setengah buku kenangan ku. Dalam setiap cerahnya, Dalam setiap mendungnya. Teringat disaat pertama kali kamu menyambutku dan Ayahku, dalam suasana pagi yang sangat cerah 5 tahun yang lalu. Asing, aku melihatmu di pagi butaku.
Hangat, adalah kesan pertama ku saat melihatmu. Ya, aku jatuh cinta saat pertama kali aku melihatmu. Jatuh cinta akan hangatnya pagi mu, jatuh cinta akan sejuknya nafasmu. Dan denganmu, aku mulai membuka buku ceritaku, yang baru.
Aku, mungkin hanya remaja yang berdiri dengan kesimpulan sementara nya, "Bandung itu Keren". Dan betapa senangnya, aku bisa menjadi bagian dari luasnya keindahan mu.
Waktu, kita berjalan dengan nya. Kamu, menyimpan banyak cerita, dan mungkin hanya aku dan kamu yang tau. Awalnya, sulit untukku beradaptasi dengan semua tentangmu. Tapi akhirnya, aku bisa. Kamu memberi banyak warna dari setiap sosok yang kamu hadirkan, untuk menemaniku yang baru menjadi bagian mu. Kamu hadirkan kehangatanmu dari senyuman dan keramahan mereka.
Dan, awal perkenalan ku denganmu, mempertemukanku dengan dia. Kamu ingat? Kita sebut saja TimunHawa (nama disamarkan, tapi aku yakin kamu tau). Iya dia, seorang yang menjadi sosok sempurna di mataku. Kamu tau betapa aku sangat menyukai semua tentang dia? Iya, dia cinta pertama ku. dan ternyata, dia orang yang juga memberi tangisan pertama saat awal bersamamu, Bandung. Kamu seperti ikut menangis dalam hujan, di sore itu, bulan Oktober, dia memeluk dan pergi. Sedih dan kecewa, tapi tak apa, setidaknya aku sempat memilikinya dan menatap matanya yang menangis sore itu.
Aku tau kamu tidak diam, tetap memberiku pagi yang hangat. dan memberi mereka untuk menghiburku dan kembali menikmatimu, mereka yang akhirnya mengisi setiap senyuman dalam hariku denganmu. Menyembuhkan luka yang bahkan mungkin tidak pernah mereka lihat. Aku kehilangan cinta pertama, denganmu.
Kamu, tidak pernah berhenti memberiku cara untuk berlari dari nya. Dan membuka mataku, dengan menawarkan banyak pengganti, tapi itu sangat tidak mudah. Kamu tau, sangat tidak mudah. Beberapa orang baik kamu perlihatkan di depan mataku. Sampai malam itu, kamu pertemukan aku dengan orang baru si lelaki berkaos merah muda. Dan kita sebut saja dia Kecoa. Semuanya berubah, aku lebih bisa menikmatimu dengannya. Seseorang yang sederhana dan dengan mudah membuat ku tersenyum. Yang akhirnya mengisi hariku selama hampir 3tahun.
Dia mungkin bukan sosok TimunHawa yang selalu bersikap dewasa dengan teorinya, tapi setidaknya dia ada menemani ku dan memberi ku rasa sayang yang sangat besar. Dan kamu tau, aku jatuh cinta dengan kesederhanaannya itu. Sama seperti aku jatuh cinta dengan pagi dan hujan mu. Kamu, adalah saksi dari semua rasa ku tentang nya yang bahkan dia sendiri pun tidak pernah tau dan tidak pernah bisa aku tunjukkan. Maafkan aku, Bandung, waktu pun mengubah rasa itu. Waktu pun membekukan semua kehangatan, dan waktu juga mengubah kesederhanaan itu. Aku dan dia, bukan di takdirkan untuk terus bersama. Mungkin aku terlalu sombong untuk mengalah, dan menunggu. Aku merusak semua mimpi yang telah aku dan dia bangun denganmu.. "Poeple Change, Feeling Change. It doesn't mean that the love once shared wasn't true and real. It simply just means that sometimes when poeple grow they grow apart" .
Ya, jarak dan waktu menghapus semua rasa. Aku terlalu lelah bermimpi, aku terlalu lelah menunggu dan akhirnya aku terlalu lelah untuk bertahan. Aku menemaninya sampai di awal pencapaian mimpinya, lalu aku pergi untuk mencari mimpi ku sendiri. Tak ada lagi dia yang menemaniku dalam hujan dan hangatmu, Tapi aku tau, kamu selalu menyimpan dan menjaga semua rasa, cerita dan semua kehidupannya dalam diam. Aku tersadar, dia membawaku terlalu jauh dalam dunianya dan pergi dari duniaku sendiri, sampai saat dia pergi, aku pun benar-benar sendiri.
Dewasa adalah pilihan, kamu tau, kamu selalu menjadi tempatku mencari ketenangan. Dalam kesendirian dan kebebasanku, kamu tetap menjadi hal yang selalu tidak pernah membuat ku jenuh. Tapi, akhirnya aku berada dalam fase, jenuh. Maaf Bandung.. aku mencoba banyak sisi lain dari mu. Mungkin, aku bukan jenuh akan kamu, aku jenuh dengan keadaan aku saat itu. Mencoba berdiri sendiri tanpa sosok Kecoa, dan sesaat kamu memberiku ketenangan dalam diam lelaki itu, saat aku tersesat dalam gemerlap Kota mu. dan sisi lain mu yang semakin menjerumuskan aku jauh.
Kita sebut saja dia, Dota. sosok terakhir dalam hari-hari terakhirku denganmu. Cerita rahasia antara aku, dia dan kamu. Kamu ingat? si Lelaki Dingin yang selalu diam dan hanya mendengarkan semua keluhanku? Iya, dia. Hanya cerita singkat, sebelum akhirnya aku pergi, menutup kenangan denganmu.
Kamu, adalah satu kota dengan dua wajah yang sangat berbeda antara siang dan malam.
Kamu, adalah seperempat dari saksi semua cerita ku.
Kamu, adalah tempat aku mengeluh dan berlari dari penatnya ibukota.
Aku tenang dalam hujan dan hangatmu, tapi akhirnya aku harus pergi jauh menutup buku tentangmu.
Hari itu, kembali dalam hujan di akhir tahun, aku pergi dengan banyak cerita dan banyak pelajaran yang kudapat dari mu. Seperti biasa, hujan selalu berusaha menutupi sedihku. Semua kenangan itu harus aku tutup dan aku tau kamu akan selalu menyimpannya disana.
Kamu, tetap aku cinta. Kamu, tetap menjadi bagian dari tujuanku, kelak.
Mungkin, kemarin aku harus pergi untuk menghapus lelah dan membuat dulu fondasi mimpi ku. Tapi nanti, aku akan datang kembali padamu, untuk mewujudkan mimpi itu. Dengan cerita yang akan ku bawa dari tempatku disini. Dengan seseorang yang aku harap menjadi jawaban dan ku kenalkan, padamu. Dan kembali menikmati mu semua keindahanmu dan keramahanmu, dengan nya.
Jaga hangatmu, jaga cahayamu, jaga dua sisi kotamu dan jaga hujanmu, untuk aku dan dia, nanti.
Sampaikan salamku untuk ketiga tokoh utama dalam cerita ku denganmu, TimunHawa, Kecoa dan Dota. Tanpa mereka aku tidak akan bisa merindukan mu lebih dari ini. Aku yakin, kamu akan selalu menjaga mereka. Dan sampaikan salamku untuk semua sahabatku dan mereka yang selalu baik menemaniku disana, aku rindu tawa dan sapaan mereka setiap harinya, mereka pun bagian cerita yang sangat indah. Terakhir sampaikan salamku, untuk hujanmu.. yang menemani setiap tangis dan sepi ku disana. yang terus memelukku untuk bisa tertidur nyenyak di siang hari. Dan yang selalu memberiku ketenangan dalam resahku...
Denganmu, aku menemukan cinta pertamaku, dan denganmu pula, akan ku wujudkan mimpi ku dengan cinta terakhirku :)
Tertanda,
Aku yang selalu merindukan semua tentangmu
Sherly.
oleh: @shershero
diambil dari: http://sherlyo.blogspot.com
No comments:
Post a Comment