Kamu apa kabar hari ini? Kabarnya hujan sedang menyelimutimu yah? Ah ingin sekali rasanya menikmatimu saat hujan turun disitu. Aku rindu menghabiskan sepuluh jam untuk menemuimu, dengan kereta api. Yaa, aku memilih kereta api. Tut.. Tut.. Tut..
Sudah beberapa kali aku menemuimu. Yang aku ingat, kamu selalu membuat senyumku mengembang. Selalu ada senyum dalam setiap sudutmu. Senyum hangat yang menyapa perjalananku.
Aku selalu menyempatkan menjelajahimu dengan delman istimewa, karena kamu memang istimewa. Begitu banyak cerita yang terkenang dihatiku.
Kamu pernah membuatku sangat marah. Delapan tahun lalu, kamu ambil dia dariku. Pantai selatanmu merenggutnya. Aku benci kamu, sangat! Senyumku untukmu hilang seketika.
Lima tahun lalu aku kembali, rasa yang begitu berwarna-warni. Menyusuri hari-hari di setiap sudutmu bersama mereka yang kucintai. Senyumku kembali mengembang, aku mulai jatuh cinta padamu. Ahh, ingatan tentangmu tak pernah bisa hilang.
Tiga tahun lalu aku kembali menemui, mengejar ombak yang pernah membuatku marah. Berharap berjumpa dia, tapi tak jua kutemukan cahaya itu. Namun aku tetap mencintaimu dengan senyum dihatiku.
Aku rindu menyusuri Malioboro. Menjelajahi berbagai Candi. Parangtritis. Menikmati pertunjukan budaya, musisi jalanan. Keraton. Jalan sore-sore di sekitar Alun-Alun. Menikmati malam dengan kopi Joss. Ahh tak bisa kusebutkan satu per satu. Terlalu banyak dan selalu menempel dihati. Kenangan itu berlumuran lem dalam hatiku.
Semakin kujelajahi kamu maka aku semakin jatuh hati hingga mengenal Arjuna. Kamu curang, kamu kirim Arjuna agar aku selalu mengingatmu yah? Yaa, memang begitu. Arjuna selalu membuatku ingin kembali menemuimu. Kelak, aku akan kembali dengan (atau tanpa) Arjunamu. Pasti dan segera!
pulang ke kotamu
ada setangkup haru dalam rindu
masih seperti dulu
tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
terhanyut aku akan nostalgia
saat kita sering luangkan waktu
nikmati bersama
suasana Jogja
di persimpangan langkahku terhenti
ramai kaki lima
menjajakan sajian khas berselera
orang duduk bersila
musisi jalanan mulai beraksi
seiring laraku kehilanganmu
merintih sendiri
ditelan deru kotamu
walau kini kau t’lah tiada tak kembali
namun kotamu hadirkan senyummu abadi
ijinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
bila hati mulai sepi tanpa terobati
(KLa Project pun menemaniku untuk mengingatmu)
Salam rindu,
Aku yang tak sabar ketemu kamu
*surat pun terkirim dari kota Hujan menuju kamu, Yogyakarta*
oleh:
diambil dari: http://tiatavias.wordpress.com
No comments:
Post a Comment