Dear Divonne,
apa kabarmu?
Masihkah ramah semua yang disana?
Masih dinginkah airnya?
Masih tampankah penjual buah dari Swiss
yang selalu hadir
di pasar Minggumu?
Masih lezatkah churros
buatan Madam yang disebelahnya?
Ah, Divonne,
kampungku dengan sejuta kenangan...
Aku yang masih berumur 17,
jatuh hati dengan dia yang berumur 21,
mahasiswa yang bekerja paruh waktu
menjadi tukang potong daging
di market bawah apartementku...
Namanya Luca...
Salah satu alasan utamaku
memperdalam bahasa Perancis...
Dia yang kelihatan begitu berbeda,
dengan rambut coklat berlapis emas,
mata hijau
dan tindikannya yang dimana-mana...
"Eye candy",
istilah kakakku...
Kepadanya pertama kali kutulis surat cinta...
Surat yang mungkin melakukan
terlalu banyak pelanggaran EYD
hingga dia tidak mengerti isinya...
Surat yang kutulis sepenuh hati
dibantu kamus Inggris - Perancis..
Surat ucapan selamat tinggal
sebelum aku pindah ke Roma...
Surat yang akhirnya sampai pada kakakku
yang dia mintakan bantu terjemahkan...
Yayaya,
urat malu saya sorak sorai hari itu...
Dear Divonne,
masih cantikkah kamu?
Masih megahkah Château de Divonne?
Suatu hari nanti,
aku akan kesana lagi,
aku janji...
Terlalu banyak kenangan
yang ingin aku ulangi,
dan masih belum ada lavender meringue
seenak di La Petite Chaumière...
Dear Divonne,
kalau ketemu Luca salam ya...
Tolong sampaikan padanya
aku masih belum fasih menulis surat cinta
dalam bahasa Perancis,
namun kalau ada pertanyaan,
tanya langsung saja padaku,
tidak apa-apa kalo akhirnya
kita berdua sama-sama gagu,
tidak usah bawa-bawa kakakku...
Aku malu...
Till then ya, Divonne...
Tu seras toujours dans mon coeur...
oleh @mumsyelle
diambil dari http://operationloveletter.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment