Apa sih yang terlintas di pikiran orang-orang saat mendengar kata ‘Semarang’ ? Ada yang bilang, “Semarang itu panas banget!” Ada juga yang bilang, “Semarang kan banjir!” Parahnya, ada yang bilang, “Semarang itu kota kecil, nggak ada apa-apanya, pokoknya membosankan deh!” Aku yakin, semua yang berucap seperti itu belum pernah mengenal pesona indahmu Semarangku. Kasihan sekali mereka :)
Aku memulai langkahku di pelukanmu, kota kelahiranku. Budaya Jawa pesisir kental mengalir di darahku. Ilmu pengetahuan pun kutimba di pangkuanmu. Entah apa yang terjadi padaku ketika aku memutuskan hengkang darimu. Saat itu yang kuingat, memang kau belum bisa memenuhi ambisiku. Ambisiku untuk menjadi sukses meraih mimpi, yang kata orang, “Jakartalah pewujud mimpi-mimpimu”. Aku salah ternyata.
Aku bersyukur atas takdirku dilahirkan di kota kecil sepertimu. Ayah Ibuku, mendidikku dengan norma-norma budaya Jawa yang baik, mengajariku menjadi orang ‘beradab dan beradat’. Puji Tuhan, selama di Semarang, aku mengecap pendidikan di sekolah-sekolah terbaik. Berkat jasa Ayah dan Ibuku juga pastinya, aku bisa meraih gelar Sarjana Hukumku di Fakultas Hukum Undip. Rumah keduaku, yang selalu merengek minta kujenguk bila kupulang ke kotamu.
Coba kau tanya teman-teman seangkatanku yang berasal dari luar kota, mereka tak akan pernah menjelek-jelekkanmu. Setidaknya 4 tahun lamanya mereka menghabiskan masa mudanya di kota nan elok sepertimu. Kamu menyimpan banyak memori untuk kami, baik manis maupun sedih, semuanya mendewasakan kami. Banyak dari kami yang menemukan tambatan hati, tak sedikit sahabat-sahabat yang kami miliki sampai saat ini. Kamu sangat istimewa di hati.
Semarang, Baru kemarin aku pulang ke tempatmu, tak tahulah mengapa kurasakan rindu lagi padamu. Kiranya tak cukup 2 minggu sekali kutengok dirimu. Kau memang banyak berubah, tak terasa sudah dua tahun aku meninggalkanmu. Termasuk ayahku yang kini tidur tenang di perut bumi kota Semarang. Sempat aku merasa malas pulang, apalagi yang akan kunikmati selain senyuman ayah yang kegirangan melihat anaknya pulang. Namun, cintaku padamu jauh lebih besar Semarang, selalu ada alasan bagiku untuk pulang.
Puji Tuhan, sekarang kau layak disejajarkan dengan kota-kota besar yang lain. Rapi, bersih, tertib, yah seperti sloganmu, Semarang kota ATLAS : aman, tertib, lancar, asri, dan sehat. Pemimpin barumu ternyata memang orang hebat, orang asli Semarang pastinya. Ah coba aku dulu berfikir seperti itu, ‘mbangun kuthane dewe’.
Bolehlah aku punya satu impian, ingin kuakhiri nafasku di tempatmu. Semoga ada pangeran dari Semarang yang akan menjemputku pulang. Pasti Ibu dan kakak-kakakku pun ikut senang, menyambut anaknya yang hilang.
Jayalah selalu Semarang, kota sejuta kenangan, if i could i just want the rest of my life to end and begin with you…..
yang akan selalu pulang ke arahmu,
nia :)
30HariMenulisSuratCinta Hari ke 11'
oleh: @peribiroe
diambil dari: http://theresiafafa.tumblr.com
No comments:
Post a Comment