Bandung, 24 Januari 2012
Dear Bogor,
yang tiada pernah terbuang kenanganku tentangmu
Selamat pagi..
Belum genap 24 jam meninggalkan kamu, tapi rasanya sudah gak sabar ingin menujumu lagi, Bogor. Sepagian kemarin saya masih bergelung dalam selimut bunga-bunga di kamar saya. Sebetulnya sekarang saya juga sedang bergelung dalam selimut, tetapi bukan lagi di bagian utara peta tubuhmu.
Bagaimana kabarmu hari ini? Masih berangin besarkah seperti kemarin? Atau gerimis sudah datang duluan seperti biasa? :)
Selalu ada dalam ingatan saya saat-saat sekolah beberapa tahun lalu. Yang paling diingat tentu saja sekitaran Jalan Djuanda, Jalan Dadali, Jalan Polisi, Jalan Pajajaran, Jalan Merdeka, Jalan Salak, Jalan Pakuan, Jalan.. ah, ternyata terlalu banyak untuk saya sebutkan satu per satu. Begitupun kenangannya, jika ada kata yang bisa deskripsikan sesuatu yang melebihi kata ‘terlalu banyak’, saya rasa itulah kata yang cocok.
Saya paling mencintai kamu saat pagi hari. Warna merah kekuningan, kadang masih biru-hijau zamrud menggantung di langit. Membingkai jendela dekat kamar mandi. Penuh senyum saya ucapkan syukur. Kamu cantik sekali.
Saya paling mencintai kamu saat siang hari. Walaupun kadang pengapnya panas terbitkan peluh di dahi, tetapi penat bakal terusir oleh lantun nyanyian adik pengamen dekat Tugu Kujang dan pepohonan di kiri-kanan jalan. Kamu cantik sekali.
Saya paling mencintai kamu saat sore hari. Antara pukul tiga sampai lima sore saat matahari sudah seperempat menggantung. Apalagi ditambah hujan rintik kecil. Juga kapas putih yang kadang beterbangan dari pohon-pohon sekitaran Kebun Raya, seperti salju. Kamu cantik sekali.
Saya paling mencintai kamu saat malam hari. Saat warung-warung tenda penuh disesaki muda-mudi bercengkrama. Saat tukang sekoteng rasa surga keliling komplek rumah saya. Saat ahirnya sepi jemput selimut bunga-bunga dan bantal empuk, lalu antarkan sejuta mimpi. Kamu cantik sekali.
Kamu, meski gak seramai ibukota, gak secanggih Seoul, Kuala Lumpur ataupun Singapur, akan selalu miliki porsi terbesar dan terpenting dalam hidup saya. Mungkin juga dalam hidup teman-teman masa kecil saya. Dalam hidup orangtua saya. Dan dalam semua hati yang ikut jatuh cinta padamu, Bogor..
Tetaplah secantik kamu yang saya hapal betul, yang bikin saya selalu rindu ingin pulang. Karena pulang, hanya berarti padamu.. :D
Dari saya,
sebuah jiwa yang selalu terperangkap di dalammu,walau kemana tempat lain sudah pernah pergi
Oleh:@idrchi
Diambil dari: http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com
No comments:
Post a Comment