LOVE IS ABOUT WAITING
Dear @SarahSaniyyah
Aku gak akan terlalu banyak mengkhayal reaksi kamu ketika kamu menerima mention dari @PosCinta tentang surat ku ini.
Yang lebih aku khawatirkan adalah bagaimana reaksi kamu ketika kamu sadar bahwa aku-lah yang mengagumi mu selama ini.
Aku tidak ingin kamu menepi dan terlalu mengamini isi surat ini.
Aku ingin semuanya berjalan seperti biasa.
Ya, seperti kamu tidak mengenal ku dan seperti kamu menjalani kisah mu dengannya.
Entah bagaimana cerita lengkapnya, aku sendiri tidak terlalu mengingat bagaimana kita bisa bertegur sapa.
Mungkin dengan ada nya segenggam rasa ingin tahu mengenai dirimu, juga timbunan kesepian yang ada padaku serta segudang harapan terhadapmu, dapat membuatku berani untuk menegurmu.
Ya, mungkin seperti itu jika aku harus menganalogi kan dengan rasa yang ada pada diriku tentang awal aku mengenalmu.
Ah, tapi sudahlah. Itu hanya masa lalu. Hal yang tak perlu aku koreksi agar aku mendapatkan kesan lebih baik dalam mengenalmu.
Entah kita yang terlalu terburu buru atau perasaan ku yang terlalu menggebu.
Sehingga aku tak sabar melayangkan harapanku ke dalam kotak masuk pada handphone-mu.
Godaan - godaan yang aku hembuskan melalui panggilan pagi ku.
Hingga pada perbincangan kita yang melawan kantuk pada larut malam.
Tapi, tak semuanya itu mampu melepaskan mu dengan mudah dari penjaga mu.
Ya, kalian telah terlalu lama bersama.
Sedangkan aku? Ya, aku hanya pendatang baru yang datang dengan hati penuh rongga dengan harapan kamu dapat menutup nya dengan cinta.
Hal yang sulit menjadi kenyataan hingga diriku penuh pertanyaan " Bagaimana membawa kalian ke arah dilema perpisahan ? "
Jahat? Ya, aku jahat. Aku jahat karena terlalu penuh ego dengan hanya menginginkan dirimu.
Meski jelas sudah tiada harapan bagiku bahkan setidaknya hanya untuk terus berharap.
Aku bersikeras menyandera harapan ku dengan bertumpu padamu.
Bahkan aku berusaha menahan himpitan hatiku untuk menyatakan bahwa aku suka dirimu.
Jika kamu sudah siap, aku masih disini menunggu mu terlepas dan segera menentukan sikap.
Untuk segala logika dalam diriku, aku memohon untuk kesekian kali dan terutama saat ini.
Mundurlah sejenak..
Biarkan hati ini yang menjalankan perannya dengan terus bertahan meski tanpa harapan.
Kelak, bila usaha ini berbuah bahagia, dan jika salah satu dari sisi yang ada padamu menganggap diriku sebuah pelarian, ku mohon jadikan juga aku pemberhentian.
Hey Sarah, we're not friends. Friends don’t look each other the way we do..
I can't tell you how much I love you, but I can try my best to show you how much I really do..
Dari yang-selalu-meyakinkanmu-untuk-memilihku
No comments:
Post a Comment