Kepada (sebut saja) Zat.
Ini, sedikit rekaman untukmu. Sosok yang pernah berarti selama satu tahun di 2007. Ini, surat untukmu bukan sebagai pewatas hubungan kita kini. Ini, kepadamu aku beri bukti bahwa aku tidak melupakanmu. Untuk pria berinisial B, aku menyebutmu Zat (kau tau apa alasanku menyebutnya ini).
Zat.
Tidak, aku tidak pernah membencimu sekalipun terlihat benci. Pun dengan cinta, itu masa lalu, Zat. Aku tidak melupakannya, hanya membiarkannya berlalu. Waktu yang mengantarku pada suatu rasa yang telah kutinggal. Kita tidak lagi bersama, tapi aku menghargai kebersamaan saat dulu.
Zat.
Aku ingin berterima kasih untukmu atas 362 hari pada 2007 yang kita tempuh. Konyol, waktu itu kita belum dewasa, umur kita masih dibawah usia standar orang jatuh cinta, tapi kita seakan menjadi insan paling siap untuk bersama. Kita sudah merangkai banyak cerita yang akan kita lakukan di masa-masa mendatang. Kita merekam setiap kejadian indah dalam 2 buku harian cinta kita. Ketika kita tidak berjumpa, kita tumpahkan perasaan kita lewat buku itu, saat bertemu maka kita saling bertukar buku untuk membaca perasaan masing-masing. Kamu selalu memperlakukanku istimewa, seperti putri raja, bagai ratu sejagat, dan yah…. wanita paling bahagia. Saat itu.
Terima kasih mengisi waktuku selama satu tahun kurang 3 hari walau berakhir perih untukmu (mungkin). Maaf, atas perlakuan satu pihakku yang membuat hidupmu (katanya) menjadi berubah. Sekejap aku menghilang, menghindar, dan benar-benar takberjejak. Perih untukmu, akan lebih perih untuk kita jika tidak berpisah. Buktinya, sekarang kita bisa menjalaninya dengan lebih baik kan?
Zat.
Kaos pemberianmu masih sering kugunakan, masih muat. Yah walau sudah agak kecilan sih. Lalu buku harian cinta kita (hahaha aku tertawa menulisnya, geli) juga masih ada. Buku harian itu masih utuh dengan harum parfum Casablanca putih yang kamu bubuhkan di buku kita, parfummu dulu dan aku suka wanginya. Parfumnya awet ya? Aku sempat membaca bukunya, aku kembali tertawa melihat tulisan kita dulu, begitu menjijikkan kalau kita baca lagi. Tapi itu indah, kenangan yang baik untukku.
Aku senang hubungan dingin kita bisa kembali baik. Walaupun sifatmu tidak berubah hingga kini, berlebihan. Itu sifatmu yang kurang baik dimataku. Kamu terlalu berlebihan menganggap hal-hal tentangku, ini juga yang sering menjadikan kita bertengkar. Ya, pasti orang-orang menganggap aku tidak bersyukur untukmu karena dianggap itu bukti perasaanmu padaku. Tapi, yang kurasa ini tidak sama seperti banyak orang, kamu mengerti kok. Maaf ya.
Zat.
Aku juga selalu ingat setiap tanggal perayaan kita, di setiap tanggal itu kita akan berlomba siapa yang lebih dahulu mengingatkan perayaan. Kamu selalu menang karena dulu aku tidak dapat tidur di atas pukul 9 malam (tapi kini kamu menyebutku burung hantu karena tidak pernah bisa tidur jika belum melewati tengah malam). Kamu sering marah saat aku tinggal tidur, tapi kamu tidak pernah kesal menunggu jika aku datang terlambat tiap kita bertemu. Terima kasih atas kesabaran luar biasamu (dulu).
Aku tidak dapat memastikan sesuatu yang akan terjadi, tapi pintaku hanyalah kita berteman baik. Sebatas itu saja. 5 tahun itu cukup menjadi kenangan indah, bukan untuk selalu diingat. Kau ingin hidupmu maju kan? Kenanglah dengan baik 362 hari kita, berbesar hatilah untuk semuanya.
Zat.
Ini untukmu, bukti bahwa aku tidak pernah melupakan kamu dan kita pada Januari di 5 tahun silam. Aku masih ingat setiap detailnya. Sama sepertimu yang selalu berusaha mengingatkanku.
Terima kasih, Zat selalu berpesan untuk mencuci kaki dan berdoa sebelum tidur. Tapi maaf, aku tidak dapat memberi nomor ponselku padamu.
oleh: @sebutmawar
diambil dari: http://sebutmawar.wordpress.com
No comments:
Post a Comment