Dear @rioputra_a,
Hai Rio, apa kabar? Pampararam, tiba-tiba kamu menerima surat ini. Lama banget lho kita ngga ketemu. Dan mungkin, gak akan ketemu lagi. :D
Rio, lama juga ya kamu eksis di dalam hari-hari aku. Pada masanya, aku bahkan bisa membayangkan kamu keluar dari sela-sela buku yang aku baca, dari tempat pensil, sampai lipetan sofa di depan rumahku. Pada masanya, kamu seperti sering melompat keluar dari sela-sela keypad ku, menyeruak memaksa dari speaker teleponku.
Pada masanya, aku ingin masuk melalui sela-sela keyboardku, menyublim dan mengalir melalui udara, sampai di depan komputer jinjingmu lalu melompat keluar dari layarnya. **Seperti sadako ya?** **Hmm, ternyata ini lebih terdengar menyeramkan dibanding romantis.** Sudahlah, bukan jatahku juga untuk ini.
Pada masanya, aku merindukan hari-hari itu.
Pada masanya, aku merindukan hari-hari saat aku tak merindukanmu.
Dan kini, aku telah meyakinkan diriku untuk tidak merasakan keduanya.
Aku rasa, aku berhasil.
Alam memang punya rahasia sendiri.
Saat aku telah memutuskan menyimpan apa yang harus aku simpan di sela-sela halaman buku yang kusimpan rapat-rapat dalam sebuah peti di sudut hidupku, tiba-tiba angin bertiup membawamu. Mengantarkanmu, tepat ke hadapanku.
Alam punya rahasia sendiri.
Kamu memang harus ku pelihara sebagai teman yang baik. Yang selalu mengerti dan memahamiku. Karena pun kita telah bahagia. Bersama hati yang telah memilih. Dan mensejahterakan hati kita sebagai yang dipilih. :)
Melajulah! Karena ini takkan ada ujungnya.
No comments:
Post a Comment