Hai, kamu.
Jadi bagaimana hidupmu hari ini? Masih penuh dengan ketidakadilan dan
penderitaan kah? Masih penuh masalah dan pantas dikeluhkan kah? Ohya,
aku mendoakanmu agar segera keluar dari itu semua. Keluar dari alam ini
maksudku. *aku bukannya jahat, tapi memang kalau mau berhenti dari
masalah ya mati aja, iya toh?*
Hosh. Ini surat cinta pertamaku di #30harimenulissuratcinta .
Tidakkah kau bayangkan betapa istimewanya dirimu sampai-sampai kau yang
menggunting pita. Demikianlah.
Kau begitu istimewa karena kau berhasil membuatku pernah kehilangan
selera makan di suatu siang. Waktu itu sudah lama tidak kudengar
kabarmu. Maka ketika salah seorang sahabatku bilang bahwa kau sekarang
berubah menjadi lebih aku, aku terhenyak. Yah. Setelah kukunjungi
satu-satunya sosnet yang menghubungkan aku dan kau, kulihat kau yang
sekarang. Sejak kapan kau suka fotografi juga? Ohya. Itu ada beberapa
foto, mirip sekali dengan koleksiku! Dan kau sadarkah, bahasa di
statusmu, omaigod, kenapa aku seperti kenal? Lihat gaya berdandanmu.
Lihat hobimu. Lihat tulisan-tulisanmu. Lihat peliharaanmu. Lihat warna
favoritmu. Lalu nama akun sosnetmu yang lain itu, hey, are you my lovely
sister? Atau apakah kita putri kembar yang selama ini tertukar?
Kau juga begitu istimewa karena kau mampu menghadirkan tontonan kisah
cinta dari negeri di awan untukku. Kau tahu, aku terkadang sampai butuh
tissue saat iseng-iseng mengamati kisah kasihmu. Sangking terharunya,
aku pernah menangis karena muntah-muntah. Oh Tuhan, ya kamu, ya
ceritamu, so suit.. huekk!
Kau begitu istimewa karena kau sering menghadirkan aku sebagai
pemeran penting dalam kisah itu. Aku sebagai tokoh serbabisa. Bisa
menjahatimu sampai-sampai mengutukimu hingga mati. Bisa mengasihimu
sampai-sampai mengalahkan bidadari. Bisa menjadi apa saja, apapun itu
persepsimu.
Kau begitu istimewa. Kau tahu? Maka surat ini kubuat untukmu. Kau
perlu tahu sesuatu, kupikir. Aku tak punya banyak harapan untuk orang
lain tapi untuk kau, aku punya pengecualian. Berhentilah menguntitku.
Blogku punya kamera sisi tivi dan aku selalu menemukanmu disana. Berdiri
melototi dindingku dengan antusias. Menjengukku seperti pesakitan. Kau
pikir aku pasien rumah sakit jiwa dengan terus mencintai mantanku?
Aku tak pernah benar-benar menyesal memutuskan kisahku dengan
lelakimu. Kalaupun kau tersiksa dengan perasaan bodoh yang menganggap
aku pantas dikasihani untuk kisah itu, terimakasih. Atau kau merasa aku
menekanmu dengan semua itu? Oh! Maap. Itu bukan mauku. Selama ini kau
tahu apa tentang aku yang menuturkan perasaan atau aku yang sedang
berlatih berkata-kata. Kau pikir itu semua nyata? Aku punya banyak
cerita, lantas kenapa kau harus selalu mengganggap ada kau di dalamnya.
Untuk semua ceritaku itu, aku pun tak pernah pula memintamu menyimaknya,
camkan itu.
Jadi bisakah kau pergi yang jauh? Jauh. Jauh. Jauh. Plis! You, b*tch!
dikirim @ezapia dari http://komidiputar16.wordpress.com/2012/01/14/hai/
No comments:
Post a Comment