Hai, anak-anakku, apa kabarmu?
Tahun lalu, aku masih siapkan sarapan untukmu, anak-anakku. Menemanimu minum susu, dan meredam riuhnya detak jantungmu, dengan senyum syahdu yang kuberi untukmu.
Hai anak-anakku,
Saat itu, aku masih bisa menyambut pelukmu, dan mendengar semua keluh kesahmu. Aku, masih ingat betul itu. Aku, selalu berusaha meluruhkan semua rasa takutmu. Bahkan kuijinkan kau bermanja di pangkuanku.
Di setiap pagiku, kala itu. Aku, khusyu berdoa untukmu. Agar tak kalut menghadapi ujian sekolahmu. Aku hanya ingin, semua cita-cita bisa menjadi ladang syukur buatmu, anak-anakku.
Meski, sekarang, aku tak bisa hadiahkan pelukan dan lembutnya tatapan, apalagi menyiapkan sarapan, masih ada doa yang selalu aku panjatkan. Untuk kalian, anak-anakku sayang.
Mungkin, aku tak lagi kau panggil ibu, tapi aku akan tetap menjadi temanmu. Akan mendengar semua ceritamu dan membantumu melukis senyum di wajahmu. InsyaAlloh. Aku, selalu menyayangimu, Nak..
No comments:
Post a Comment