“Tetapi apalah arti bersama, namun semu semata
Tiada yang terobati didalam peluk ini
Tapi rasakan semua sebelum kau kulepas selamanya
Tak juga kupaksakan setitik pengertian
Bahwa ini adanya, cinta yang tak lagi sama”
Masih lekat dalam ingatanku, desah nafasmu, isak tangismu saat terakhir kita bertemu. Dalam surat yang sendu ini aku ingin menyampaikan maaf untuk entah yang keberapa. Maafkan aku yang memilih untuk menamatkan cerita kita, maaf karena ada hati yang kupatahkan kemarin lusa. Maaf untuk kelancanganku yang membuatmu menangis, percayalah sayang saat itu aku pun hanyut dalam tangis.
Ini tidak pernah mudah untuk kita, menyadari kepurnaan kita dalam cinta. Aku pun tak sanggup jika bersandar pada rasa, tapi tahukah kamu bahwa kadang rasa membutakan logika? Aku tak bisa jika harus bertahan pada rasa cinta namun membiarkan kamu menderita, hidup dalam kasih sayang namun sebenarnya kita terkekang.
Percayalah sayang, jika cinta itu adalah rasa nyaman maka tidak ada diantara kita yang dominan. Jika cinta itu kebaikan maka jangan pernah kamu bertahan dengan ketidaknyamanan. Jangan pernah menggeser pengertian mempertahankan untuk mempertahankan diri kita masing-masing dalam belenggu keagungan.
Cinta kita sudah berbeda sayang, aku tidak mau kita terus terpaku karena kita yang jengah berharap utuh. Layaknya udara cinta pun selalu bergerak, tapi kita? Kita malah berharap akan ada ruang namun sebenarnya kita berada diruangan yang sesak. Kita tak akan bisa bersama-sama dalam ruangan yang sesak dan tak mungkin pula salah satu dari kita yang bergerak. Mari kita sama-sama menggapai keutuhan dan beranjak.
Bisa jadi juga, cinta seperti energi yang perlu diperbaharui. Bukan sekedar saling menyayangi namun juga saling mengisi namun pastikan sesuai porsi. Cinta kita perlu diperbaharui sayang, biar energinya tetap membara dan seiya sekata. Aku ingin cinta kita mengalir, jangan hanya didalam kubangan dan hidup segan namun mati pun enggan.
Bagaimana bisa kita bertahan dengan ketidaknyamanan sayang? Mari kita memecah keheningan dan biarkan cinta kita yang beriak pergi dan mengombak. Semoga kamu mengerti, karena perpisahan itu bukan akhir tujuan, tapi sebuah awal munculnya cinta baru yang menghangatkan.
Sayang, biarkan kisah ini terkenang namun jangan biarkan air matamu berlinang. Izinkan aku menyampaikan kata-kata perpisahan ini untukmu, karena saat kamu menerimanya kita sudah purna dalam cinta. Selamat menempuh perjalanan mencari keutuhan.
Tertanda,
Aku si Purnawirawan Cinta
*untuk perempuan yang sedang bertengkar dengan pacarnya dan nangis diujung jalan kosan, semoga cerita ini bukan akhir untuk kalian*
-JD-
Oleh: @jay_dewar
Diambil dari: http://jaydewar.tumblr.com
No comments:
Post a Comment