Teruntuk ibu penyapu jalan dari dinas kebersihan kota Medan.
Di tempat yang membuat dia dikenal sbg “pahlawan lingkungan”
Hai ibu. Ehm, aku lupa nama mu siapa. Yang pasti 3 tahun sudah aku mendapatimu mengemban tugas mulia ini.
Jujur, terkadang aku merasa jengah dengan tatapan sinis dari mereka yang menganggapmu amis.
Ingin sekali rasanya aku berteriak, “mata kau itu, kawan!” Tapi apa daya, aku jg tidak pernah ingin menodai pagiku yang hangat krn melihat perjuanganmu membuat kotaku bersahabat.
Ibu, peluh yang bercucuran di tubuhmu adalah sesuatu yang tak senilai dengan upah yg kau dapatkan dari pemerintah ini.
Tp itu pun tidak pernah mengurangi rasa sayangmu terhadap pekerjaan, terutama kota ini.
Ibu, terimakasih sudah menunjukkan dengan jelas bagaimana itu mencintai dengan utuh.
Keluargamu, Pekerjaanmu, dan kota ini kuyakini sudah kau dekap erat disetiap harinya.
Aku sematkan rasa banggaku padamu, bu. Selalu.
Tetap sehat ya. Dan tetap tersenyum pada matahari pagi yang menjadi saksi pertemuan kita 3 tahun yang lalu.
Kelak, saat aku mengunjungi pusat kota lagi, aku janji akan memotretmu lagi.
Tuhan memberkatimu, ibu.
Salam hormat, peluk hangat, kecup sayang, dari anak yg kau panggil: butet
oleh: @siitiikaa
diambil dari: http://tikazefanya.tumblr.com
No comments:
Post a Comment