Dibuat untuk #30HariMenulisSuratCinta #day5
Teruntuk tempat dimana aku berlatih untuk berkerja praktek, sang tangan gua penjaga akar budaya, Maros Visual Culture Initiative.
Sebuah tempat yang awalnya tempat belajar anatomi manusia dan ilustrasi. Ternyata malah menjadi seperti sebuah rumah kedua untukku, siapa sangka bukan?
Tadinya mengikuti kebudayaan jujur saja mengantuk, dan cara menepis kantuk itu dengan bercanda, tetapi tanpa sadar aku malah sudah jatuh cinta dengan semua kegiatan yang mereka lakukan.
Magang di maros memang banyak mendapatkan pelajaran, benar-benar semua pelajaran yang tidak didapatkan di kampus.
Ada hal yang menyebalkan ketika mendapat teguran akibat tidak berkerja di dunia advertising, memangnya kenapa? Dunia DKV tidak hanya berkutat pada advertising saja!
Berkerja di maros membuat aku sadar, kerja di budaya itu memang non profit, tapi memegang sebuah tugas penting, memelihara akar budaya.
Bagi aku dan sindhu kami memiliki sebuah perumpaan, orang yang berkerja di advertising itu seperti dahan pohon, namun kerja budaya adalah seperti akar dari pohon. Bagaimana sebuah pohon mampu berdiri tegak jika akarnya tidak kuat? Maros yang menjaga akar budaya tersebut.
Terima kasih Maros,
Tangan gua penjaga akar kebudayaan
Zita Nadia
Oleh : @zitapanda
No comments:
Post a Comment