Hai, Esti!
Jangan heran kalau aku akhirnya memutuskan untuk menulis surat ini buat kamu. Iya, kamu. Aku ikut #30HariMenulisSuratCinta juga kan gara-gara kamu yang ajak hehe.
Bagaimana kabarmu di sana? Musim dingin sudah berlalu atau masih saja membuat ujung jarimu membeku? Jangan lupa pakai pakaian tebal kalau keluar rumah, ya!
Esti, maaf kalau kamu kurang suka kusebut ‘sahabat’ di judul surat ini. Ya, mungkin aku yang terlalu lancang sudah menganggapmu sebagai sahabat, padahal muka kita saja belum pernah sekalipun saling tatap. Sekali lagi maaf ya. Aku hanya merasa ketika awal kita ngobrol di twitter, bbm, sampai lewat komen di blog, aku seperti sudah lama mengenalmu. Itu saja sih, alasannya.
Esti, tahukah kamu kalau aku sangat senang saat pertama kali kau menyapaku di twitter? Kau bilang kalau kau sedang membaca isi Tumblr-ku. Sungguh, aku adalah orang yang akan sangat bahagia jika ada orang yang bersedia membaca tulisanku yang belum ada apa-apanya itu. Dan kau, kau yang sama sekali belum pernah aku jumpai adalah orang yang tanpa ragu memuji. Aku suka melihat caramu memuji karya orang lain. Tulus dan apa adanya. Padahal banyak tulisanmu yang jauh lebih bagus dari punyaku. Kau memang keren!
Hmm, sebenarnya ada banyak yang mau aku katakan, tapi sayangnya lagi-lagi waktu tak memberiku kesempatan. Psstt, asal kamu tahu, aku menulis ini sambil mencuri-curi waktu kerjaku di kantor. Hihihi :p
Jadi untuk mengakhiri suratku, aku mau menulis sesuatu untukmu…
Lilin
Itukah aku di matamu?
Jika aku adalah lilin, maka hidup ini adalah api
Aku butuh api untuk bersinar
Tapi ia juga yang membakar habis tubuhku
Lalu kamu
Kamu adalah udara yang ada di sekitarku
Meski kadang kau berlari sebagai angin
Yang menyebabkan apiku meredup
Tapi tanpamu, apiku justru akan padam
Dan aku kehilangan alasan untuk tetap bersinar
Mendekatlah, akan kubuat kau merasa nyaman ada di sekitarku
Kau tak perlu ragu
Karena aku juga butuh kamu
Maaf ya, jadinya kurang bagus. Lain kali pasti akan kubuatkan lagi tulisan untukmu yang lebih bagus. Tentu saat aku dan waktu sudah lebih bersahabat.
~ Semoga kau cepat pulang ke Indonesia agar kita bisa bertemu dan berbagi tawa di dunia nyata. Salam buat Hachi. *peluk dari Jakarta*
***
Untuk @estipilami, seseorang yang lebih suka memanggilku “Lilin”
oleh @manggarlintang
diambil dari http://lintangnagari.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment