Surat Kaleng Untukmu Yang Marah
Kepada kamu,
@arifsatria
Mungkin kamu sudah tau surat ini dari aku, yasudahlah pura-pura aja nggak tau ya biar aku seneng. Dan jangan bahas-bahas tentang surat kaleng ini saat ngobrol denganku ya.
Arif Satria, seperti yang kita tau kita baru saja melewati ombak yang besar sekali. Itulah yang menginspirasiku menulis surat satu arah ini. Ya surat satu arah karna kamu hanya cukup membacanya tidak perlu sedikitpun kamu balas.
Surat satu arah ini ku tulis hanya untuk meyakinkan kamu satu hal. Satu hal yang mungkin mudah untuk dipercaya orang lain, tapi tidak untukmu. Aku ingin meyakinkan “aku sangat mencintaimu” Mengapa bagimu begitu sulit untuk percaya? Mengapa harus terus kamu pertanyakan aku, mengapa harus terus kamu mencurigai gerak-gerik ku, mengapa harus terus kamu pastikan jika hatiku ini milikmu?
Kamu tau? Saat menulis surat ini aku sedang tersenyum sekaligus menangis. Aku sedang mengingat saat di puncak, cuaca yang dingin menusukku, tapi pelukan hangatmu menangkisnya. Tapi, aku pun mengingat saat perbincangan kita di telfon malam itu, dengan kata kasar yang menusukku. Membuatku terjatuh dan ingin sekali berlari darimu. Perlu kamu tau, aku memang ingin lari dan suka mencoba lari tapi pada akhirnya aku selalu berputar dan berlari ke arahmu. Kamu telah punya remote pengendali ku jadi kamu tidak perlu takut aku lari terlalu jauh, cukup saja kamu tekan tombol “back” maka aku secepat kilat aku telah di depanmu lagi.
Aku merindukan tatapan penuh cintamu, karna akhir-akhir ini tatapanmu tak lagi sehangat dulu, tatapanmu seolah mengawasiku dan mempertanyakan sesuatu.
Aku rindu genggaman yang membuatku melayang, karna akhir-akhir ini genggamanmu terlalu kuat seperti mengenggam penjahat yang baru saja kamu tangkap.
Aku rindu kata sayang mu yang tanpa kata ‘makanya’, karna akhir-akhir ini kamu selalu menambahkan kata sayang seperti, “aku sayang kamu, makanya aku nggak mau ada yang deketin kamu itu karna takut kehilangan”
Aku rindu pembicaraan malu-malu kita, dimana tiap malam sebelum bertemu kita selalu berfikir pembicaraan apa yang harus kita bahas agar kamu selalu senang, karna akhir-akhir ini pembicaraan kita hanya membahas sesuatu yag tidak perlu dibahas. Yaitu seputar keraguanmu dan mungkin juga keraguanku.
Ku mohon, percayalah, aku mencintaimu. Tak perlu lagi kamu bertanya-tanya, tak perlu lagi kamu menjauhkan aku dari segala hal. Cukup saja kamu pejamkan mata, dan ingatlah, aku mencintaimu, sungguh mencintaimu,
Ku mohon, janganlah, janganlah kamu tusuk kembali hatiku sebagai tempat cinta untukmu ini. Kamu tidak ingin kan cinta untukmu rusak sedikit pun?
Cukuplah percaya, dan buang segala iblis yang iri pada kebahagiaan kita. Jangan pernah biarkan dia mendekati cinta kita, karna dia tak segan untuk merusaknya.
Arif Satria, kembalikan senyummu yang dulu menyejukkan.
Ku tunggu ya!
Salam Manis,
Wanita Pecinta Kata
No comments:
Post a Comment