Surat Pengagummu
Teruntuk
Ka Jerry Lazarus (@jezarus)
“Hai!”
Kata pertama dalam surat ini menandakan ‘aku sedang gugup’. Bukan maksud hati ingin sok dekat. Namun aku tak tahu awalan yang tepat selain kata itu. Sebuah kata yang singkat namun mengandung banyak arti. Jangan terkejut ketika pos cinta memberikanmu surat ini. Aku memang memandatkan surat ini padanya. Karena aku hanya satu dari ribuan perempuan yang memujamu.
“Aku memujamu dalam diam. Disetiap langkah yang kau lalui, disetiap kata yang kau torehkan.”
Aku tahu, sangat tahu, dikalau hatimu sudah ada seseorang yang sudah kau cintai. Dengan surat ini pun aku tidak bermaksud mengganggu hubungan seseorang. Aku hanya ingin menyampaikan isi hatiku. Segala asa yang tak kuat ku pendam lagi. Semoga saja surat ini tersampaikan dan tidak membuat ricuh seantero jagat raya. Menjadi topik pembicaraan pada setiap bibir, yang terus bertanya siapa perajut kata dalam surat ini.
Mungkin saat kakak mendapat surat ini kakak bertanya. Tetapi, tolong simpan itu dalam hati. Biarkan Tuhan yang tahu aku siapa. Aku tak tahu apakah besok kita akan bertemu. Yang pasti, yang ku tahu, aku selalu memandamu dari kejauhan.
Aku suka semua yang menjadi bagian dari dirimu. Cara jalanmu, setiap lirikanmu, tatapanmu, nada di setiap kata yang kau ucapkan, gerakan kecil yang kadang tersiar, aku suka itu. Termasuk, pacarmu. Ya, aku menyukainya. Karena dia yang membahagiakanmu. Tetapi yang sangat aku suka adalah ‘Cengiran’ mu. Bukan senyummu, bukan aku membecinya, hanya saja aku lebih suka cengiranmu.
Aku juga suka gerakanmu. Ya, dance maksudku. Seperti mengalir dalam lantunan lagu. Aku pernah mendengar dari seorang sahabat “Jangan suruh dia berhenti bergerak. Karena menari sudah mendarah daging baginya”. Ya, aku setuju, jangan pernah berhenti.
Pembawaanmu yang bijaksana. Cara berbicaramu yang sangat menghipnotis. Membuat segalanya terlihat sempurna. Ya walau ku tahu, kata temanku, sempurna itu hanya milik Tuhan dan Andra and the backbone. Namun terselip kakak di antaranya. Seperti namamu yang selalu terselip di sela doaku.
Kalau boleh hati meminta biarkan surat ini hanya aku, kakak dan Tuhan yang tahu. Jikalau ada orang lain yang membacanya, kubiarkan mereka menjadi saksi bisu yang mendengar sepihan perasaan yang kucurahkan dalam surat ini.
Jika sampai suatu hari kita bertemu kembali. Percayalah, aku akan mengakuinya, LANGSUNG. Itupun jikalau kakak memang penasaran, siapa wajah di balik surat ini. Namun kurasa kakak tidak. Biarkan ruh ku tenang sudah menceritakannya.
Tidak penting aku siapa. Jangan mencariku.
Tertanda,
Seorang pecundang yang hanya bisa memandangmu diam diam.
Nb : selama menulis surat ini, lantunan lagu Adele mengiringi kata kataku pulang. Lagu ini, adalah lagu yang pernah kau nyanyikan, walau saat itu aku sedang tidak sengaja mendengarnya.
No comments:
Post a Comment