20 Januari 2012
Dear my ex kakak pembimbing PKL @SrwlmtDS...
Hallo kakak. Apa kabar? Kakak pasti inget aku. Minggu lalu kita sempet ketemu kan? Hehe. Gantengnya gak berkurang ya, masih sama kayak waktu kita pertama kali kenal 1,5 tahun yang lalu. *siap-siap nerima seribuan* *digetok*
Masih jelas teringat di memori otakku moment waktu kita kenalan. Dan gak nyangka, aku fikir lepas aku PKL aku gak akan ada kontak lagi dengan kakak. Nyatanya?
Hehe.
Mungkin kita gak punya banyak waktu untuk ngobrol langsung. Eh, ralat deh. Kakak yang gak punya banyak waktu, aku sih free. Untuk itu aku tulis surat ini ke kakak karena ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan.
Aku mau banyak-banyak terimakasih ke kakak untuk segala hal yang mungkin kakak gak menyadari itu. Mungkin buat kakak ini hal kecil, tapi buatku ini sangat berarti. Iya kak, aku agak lebay dikit.
Kakak mesti tau alasan kenapa aku punya account twitter. Ya jelas, karena kakak pernah nanyain itu ke aku sebelumnya. Dan makasih banget, kak. Disana aku ketemu orang yang nanti akan menjadi pendamping hidupku kelak. Kenapa aku makasih lagi? Karena lewat account twitter kakaklah aku bertemu orang itu.
Jika diceritakan, ini semua terdengar sangat biasa, bukan? Oohh, jangan salah, aku melewati 4 bulan ngetwit untuk akhirnya bertemu dengan calon suamiku itu. Dan aku harus melewati 11 bulan untuk akhirnya menjadi istri sahnya yang Insya Allah dunia akhirat. Dan kakak tau apa? Kakaklah yang membuat ini semua terjadi.
Kalo nanti kakak udah punya istr...eh, gajadi. Hehe. Kalo kakak tua nanti (yang artinya sekarang kakak masih muda *pret*), anak cucu kakak pasti bangga, karena berkat kakeknya, dua insan yang sama sekali tidak kenal, terpisahkan pulau, bersatu dalam satu tempat tepat di depan penghulu. Ya, aku dan kekasihku, kak.
Aku memang masih terlalu muda untuk menikah, kak, gak enak rasanya melangkahi kakak *ngok*. Tapi ada 3 hal yang gak bisa kita elakkan lagi di dunia ini; rejeki, jodoh dan mati. Dan aku sedang dihadapkan pada kenyataan yang kedua. Mungkin sudah jodohnya kak, aku lebih dulu menikah melangkahi kakak *uhuk*.
Terima kasih banyak. Untuk urusan ini, Tuhan memilih kakak sebagai perantara antara aku dan calon suamiku. Sekali lagi, mungkin ini terlihat biasa, tapi tanpa kakak sadari, semua ini lebih dari sempurna untuk sebuah pertemuan tak direncanakan yang aku harap endingnya bisa jadi kayak kisah-kisah dongeng semasa aku kecil: happily ever after.
Kakak mesti tau, cerita ini gak akan pernah aku lupa seumur hidupku.
Dari adik kecilmu tercinta yang pernah disuruh bacain nota dinas tapi gak mau.
No comments:
Post a Comment