Tiga Paragraf Untuk Satu yang Berlarian di Kepalaku
Dear @adimasimmanuel,
Terduduk di pergantian malam, surat kaleng ini aku tuliskan kepadamu. Tidak cukup berani untuk menyampaikannya dalam sebaris mention yang nantinya akan kamu abaikan, aku memilih menuliskannya di sini untuk seterusnya kamu baca ulang.
Anggap saja aku salah satu dari ratusan wanita yang jatuh hati pada sajakmu. Pada rangkaian huruf, spasi, dan tanda baca yang bersenyawa di linimasamu. Pada baris-baris sajak yang tercipta dari pikiran dan hatimu. Pada untaian 140 karakter yang tidak pernah aku lewatkan dari garis waktuku.
Dimas, diam-diam aku mengagumimu. Lewat kejenakaan dan kemerduan tweetmu. Menerka-nerka, siapakah 'dia' yang menjadi inspirasi di setiap sajakmu? Seperti apakah kamu sesungguhnya di dunia nyata? Akankah kutemukan sosok kamu di sekitarku? Atau bagaimana bisa dengan tiba-tiba aku begitu ingin duduk berdampingan denganmu dengan secangkir coklat panas di hadapan kita, berbincang dan tertawa lepas di hadapan senja yang terbenam syahdu.
Dimas, aku tidak akan menulis terlalu panjang. Pun aku tidak banyak berharap kamu akan membaca surat kaleng ini. Karena ratusan kataku tidak akan pernah menjadi lebih istimewa dari kamu, juga kekagumanku akan mu. Ketahuilah, bahwa satu dari sekian follower mu pernah jatuh hati sejatuh-jatuhnya pada rangkaian aksaramu. Pada kamu. Aku.
Salam hangat,
Huruf alfabet keenam
No comments:
Post a Comment