12 February 2012

Cincin Di Jemari Manis

Kepada: Cincin di jari manis.



Hari ini, setelah bertahun-tahun lamanya dia menetap di jemari manis sebelah kananku, kuungsikan juga ke jemari lainnya. Setelah semalam ada yang menghampiri dan bertanya, “Itu cincin di jari manis, memang kamu sudah menikah?” lagi aku tersenyum tanpa memberi jawaban. Cincin polos perak yang sudah ada sekitar 5 tahunan ini tidak pernah barang sedetik pun berpindah, bahkan saat aku mandi.



Mereka bilang orang yang bercincin di jari manis sebelah kanan otomatis memberi tahukan ke orang lain bahwa ia sudah menikah. Haruskah aku menikah dahulu hanya untuk memperindah si manis? Haruskah aku mengikat janji hanya untuk merias si manis?



Bekas cincin itu kini memutih di jemari. Memberikan tanda ada yang memang pernah bertahta di sana. Seperti hatiku yang memang sudah ada pemiliknya, si pemberi cincin polos berwarna perak. Tanda itu mengingatkan aku kepada kekasihku, pemilik hatiku, yang pernah menikahi hatiku bertahun lamanya.



Si pemberi cincin yang kini sudah tiada.

Yang sudah mati dan menuju surga.









……………………… mati. mati. mati. mati. mati. mati. mati ……………………….



Meski si cincin ini sudah harus berpindah jemari, hatiku masih tak bisa berpindah ke tempat lain. Hatiku ikut mati, bersama pemiliknya.



oleh: @starlian
diambil dari: http://starlian24.wordpress.com/2012/02/10/cincin-di-jemari-manis/

No comments:

Post a Comment