01 February 2012

Halo Musuh Semasa Bocah!

-hari kedelapanbelas-

Dua belas tahun yang lalu ....
Halo, bisa bicara dengan Hafidh? | Iya, dari siapa? | Dari Kanne. | Ini saya sendiri. | Eh.. euuhh, Hafidh, maafin ya kalo selama ini saya punya salah | Oh iya ga apa-apa. | *ceklik* *telepon diputuskan sepihak dan seorang Kanne terdiam.

Hey kamu. Apa kabarnya? Udah jadi dokter ya gosipnya? Masih inget sama saya kah? Nama orang yang dulu pernah duduk di sebelah kamu, yang bahkan kamu nggak mau menoleh sedikit pun ke arah saya, entah kenapa.

Iya, saya Kanne, Candella Sardjito, teman sekelas kamu di kelas 2 C SMP. Yang nggak pernah mau kamu sapa, ataupun sekedar meminjam penghapus Boxy – yang sebenarnya terletak jelas di meja saya yang bersentuhan dengan mejamu.

Sering banget kisah ini saya tuliskan di diary saya yang jumlahnya nggak terhitung lagi, ya ada nama kamu di dalamnya, rasa penasaran dan sedikit tertekan kali ya? Saya jadi objek "bully" tapi cuma sama kamu aja, aneh deh.

Kenapa sih lo Fidh? Ada yang salah dari gue? Gue salah apa sampai lo kaya gitu banget sama gue. Gue sehina itu ya sampai lo bahkan ngejek-ngejek gue dari belakang.

Hehe, no hard feeling ya, tapi emang saya senyebelin itu ya sampai-sampai waktu saya minta maaf juga kamu cuekin dan anggap angin lalu? *pertanyaan super-duper serius*

By the way, aneh juga rasanya karena akhirnya saya menikmati sebuah perasaan ajaib itu. Benci tapi cinta, ahaha, cinta monyet lah pastinya. Musuhan tapi ga jelas kenapa musuhannya, suka tapi ga ngerti juga kenapa sukanya. Kalo kamu ada bawaannya bikin emosi, tapi kalo nggak ada malah dicari-cari. Klasik deh Neu!

Kelas dua berlalu, entah saya harus senang atau sedih. Senang karena akhirnya saya jauh denganmu, dan sedih karena alasan yang serupa. Absurd ya?

Sampai akhirnya, kita pisah kelas, sampai pisah sekolah. Kamu beranjak ke sebuah sekolah negeri favorit dan saya lebih memilih sekolah swasta. Nggak ada sedikit pun kalimat penyelesaian dari apa yang telah terjadi selama itu. Permusuhan yang tak berujung, atau perasaan terpendam yang membuat penasaran.

Ingat kah kamu, saya akhirnya pernah menghubungimu sesekali? Saat itu, kamu tertawa ketika saya bertanya, “Dulu tuh saya punya salah apa sih sama kamu, sampai segitunya?”

Dan kamu hanya berkata, “Udah ah malu, jangan dibahas, masa kecil, masa lalu.”

".......???"

Kocak ya, menggali kenangan di tepian otak kecil saya ini seperti memutar ulang video yang bertuliskan namamu, sebuah cerita (cinta) monyet yang tak pernah berujung karena tak jelas kapan semua itu dimulai.

Someday, kita pasti ketemu lagi, saya yakin itu. Dan apa yang akan saya katakan ketika kelak bertatap muka kembali?

"Hay, kamu masih inget teman sebangkumu yang sebenarnya dulu pernah suka tapi dimusuhin habis-habisan sama kamu?"

No hard feeling, really. :) Take care ya Pak Dokter Hafidh Seno, salah satu tokoh yang masuk ke dalam jajaran kisah cinta teraneh saya semasa bocah.

#nowplaying New Radical - Someday We'll Know

-penceritahujan-


San-san

Dear San-san,

It's been years since our last meeting, right?

I remember you were angry at me, for a reason I never understand. I remember you didn't want to talk to me, at all, until you graduated from our junior high school. I remember I tried to talk to you, a lot of times. I didn't understand why should you stop talking to me. I remember even when I came to your house with my friends and yours, you didn't talk a bit to me. And finally, a day, I could get you on the phone, and you said you weren't angry, and we're friends again. It was the last time I hear your voice.

You know, I liked you. I thought you did too, because my friends told me so. It doesn't matter now, it's just that...it did matter. I was always happy being around you, talking to you, laughing with you. I loved how did you care to me. I was only a little girl, and little girls melt with such things I suppose.

The happiness broke when guys in your organization said that our friendship was "scandal". What the hell that was? I know, one of the girls there was your girl before I know you, but it didn't mean that we can't be friends, right? Then, I heard from my friend that you didn't want me because we have different religions. Oh come on. You sounded like you were going to marry me or something. But yes, that was the reason why you keep your mouth shut to me.

I don't like to admit but...you're the first boy breaking my heart to tears. And so far, you're the only one. I never cried for boys, whether they stop loving me, or cheat behind me, or even if they hated me like you did, but you, yeah, you, you made me cry. What's so special with you? I never know.

Let me tell you a story of a boy.

He has everything, he's smart, he's strong, he's a student executive board ex-president, he loves to write, he's a good public speaker, he's lecturers' favorite, he's friendly, and he's adored by too many girls, including me. Guess what was the first reason I'm included on that list? His face reminds me of you. Dammit. If he has no similar face with you, I wouldn't be this crazy about him.

Don't think that I still want you. Not in your dream. I just remember you, and keep you as one special person happened in my life.

I'm glad that we're friends again now, even only twitter friends. I don't interested in enemies, you know.

Thank you anyway, I think I have been babbling too much. Really hope you never read this.

Best regards,
Id


Did you get my message, love? That I want to reconnect with you?
- Did you get my message, Jason Mraz


“SUMPAH! INI (BUKAN) SURAT CINTA… MONYET”

Teruntuk : Topan Setiawan
Tembusan : @opanindiez
Perihal : Surat Cinta (Monyet)


Bandung, 31 Januari 2012

Dengan Hormat,

Hey, Ali Topan Anak Jalanan, kaget ya dapat kiriman surat? Dari aku pula, si bidadari masa kecil (hehehe). Btw apa kabar? Suara masih bagus? Body masih oke? Senyum masih lebar tapi malu-malu? Salahkan Bos @PosCinta. Iya, salahkan dia kalau kamu gak suka dapat surat ini. Soalnya aku “terpaksa” mengirimkan surat dengan tema “Cinta Monyet’, kalau tidak katanya aku gak boleh ikutan #Gathering30HariMenulisSuratCinta hiks :’(

Eh, jangan cengar-cengir, apalagi GeEr ya. Aku tegaskan sekali lagi, meski judul seharusnya ini adalah Surat Cinta Monyet, tapi suer ini (bukan) surat cinta, monyet! Aku juga gak ngerti kenapa ngetik surat ini buat kamu, just a blast aja nama kamu tetiba muncul. Enggak lah, kamu, aku, kita itu sudah kayak saudara sedari kecil. Iya nggak? Sudah tau zamannya dulu masih pake baju monyet, masih ingusan bin umbelan, masih suka nangis kalo gak diajakin main sama kakak-kakak kita yang sok kerennya astaganaga itu. Mungkin karena kita tau sama tau sedemikian hingga itulah kita sudah kayak saudara. Atau jangan-jangan kamu baik sama aku karena namaku sama dengan nama mamahmu???

Kamu, FYI aja ya, aku mau bilang terima kasih sudah jadi teman aku dari zaman TK, SD, SMP, bahkan sampai sekarang (ngaku, bukan karena terpaksa kan?). Terima kasih sudah mau “ngawal’ atau “boncengin” aku pake sepeda kalau belajar bersama di rumah temen (inget waktu itu boncengan dari latihan drama di rumah Mezzi?). Bersedia menahan godaan temen-temen kita yang sedikit reseh (As, Zulfa misalnya – love you Gals :*) demi bertanggungjawab nganterin aku sampai rumah. Atau saling pinjam catatan dan buku untuk ngerjain tugas sekolah.

Aku mau jujur nih, aku gak kaget kalau akhirnya kamu memutuskan untuk jadi vokalis. You are born with a really great voice, indeed. Aku gak pernah nyumpel telinga loh setiap denger kamu teriak-teriak nyanyi dari kamar mandi (oops). Bukannya nguping, tapi gak mungkin kan aku gak denger secara rumah kita cuma terpisah oleh si tembok itu. Oh iya, masalah tembok yang kamu sebut TEMBOK BERLIN, bukannya diruntuhin sama “Hitler”, eh malah bawahnya dibikin kolam ikan sama Papa. Jadi kita gak akan bisa saling nongol dari tangga tembok itu lagi kalau ada perlu apa-apa.

Pan, senang waktu dengar kamu sudah menemukan pasangan hidup. Awet-awet ya. Maaf waktu itu gak bisa datang, biasa akunya sok sibuk (hehe). Tapi all the best for you deh. Doakan juga aku cepat-cepat menyusul ya. Sudah bosan nih setiap pulang ditanyain melulu. Kalau ketemu pasanganmu aku juga mau bilang bahwa dia beruntung bisa mendapatkan salah satu sahabat terbaikku. Hush! Jangan nyengir!!! Dah ah, mulai ngelantur. Dah dah Opan!



Tertanda,

Bety, yang bukan mamah mu


Monyet Pertamaku

Dear Dian.

Aku lupa nama panjangmu, mungkin karena terlalu lamanya kita tak bertemu. Sudah 9 tahun, waktu yang cukup lama untuk melupakan sebuah nama sesingkat namamu. Namun tidak cukup singkat untuk dilupakan begitu saja. Bagaimana aku bisa melupakanmu, sementara kaulah orang pertama yang membuatku mengerti betul akan sosok malaikat yang sebenarnya. Hehehe..

Bagaimana kabarmu? Kuliah dimana kau sekarang? Sudah punya kekasihkah? Atau kau sudah memiliki momongan? Hahahaha. Konyol. Sial, Aku mulai penasaran ketika menuliskan bagian ini. Rasanya sulit sekali mencari informasi tentangmu, berulang kali aku memasukan namamu, nama orang tuamu atau nama sekolah kita ke dalam kolom pencarian yang bernama Google, berharap menemukan secuil harapan berupa namamu, namun tak juga ketemu. Kalau saja di dunia ini ada yang menjual alat pencari manusia yang metode pencariannya hanya dengan mengingat wajahmu, pasti sudah aku beli. Karena hanya wajahmu saja yang aku ingat, apalagi ketika kau tersenyum. Kau begitu lucu, semacam ada yang berlubang di pipimu. Entah mengapa kau begitu manis karena itu. Kekhasanmu itulah yang tidak bisa aku lupakan.

Dian,

Kira-kira bagaimana ya kondisi sekolah kita dulu menuntut ilmu pada saat Sekolah Dasar? Aku harap ada perubahan, karena semenjak kejadian itu aku belum berkunjung sekalipun kesana. Aku sangat ingin kesana, ingin sekali. Karena aku tahu, rumahmu tidak jauh dari sekolah kita dulu, sekiranya aku bisa berkunjung ke rumahmu untuk melepas kerinduan yang menumpuk bak gunung ini, itupun kalau kau masih ingat aku. Tapi aku yakin kau masih ingat kok, aku tahu kau gadis yang cerdas, tapi tetap saja masih cerdas aku. :p

Terbukti, saat pembagian rapot kelas 1 SD. Tiba-tiba kau melirikku sinis, seakan kau menemukan musuh baru dalam hal perebutan ranking. Kau yang posisinya 1 ranking persis dibawahku merasa tidak terima. Tak apalah, itu juga demi membuatmu berapi-api dalam belajar, pun aku tak keberatan mendapatkan saingan seanggun dirimu. Tapi nyatanya, sampai keadaan memisahkan kita pun kau masih belum mengalahkanku, selama 3 tahun aku meraih juara 1, kau juara 2, begitu seterusnya, tidak ada perubahan. Seolah-olah kita rival abadi, sampai teman-teman pun iri melihat persaingan kita dulu.

Ah, memaksaku mengingat kembali tentangmu bukan suatu perkara sulit bagiku. Aku masih ingat ketika teman-teman bersorak-sorai menyebutkan nama kita berdua di dalam kelas, mereka kira kita pacaran. Hahahaha lucu sekali, aku terlalu dini untuk mengetahui apa yang disebut pacaran, bahkan pada saat itu saja ketika aku makan, aku masih disuapi oleh sosok malaikat yang melahirkanku. Aku juga masih ingat disaat hujan lebat kau meminjamkanku payung ketika aku mulai kebingungan bagaimana aku pulang dengan kondisi seragam tetap kering begitu sampai rumahku, karena seragam ini akan dipakai esok harinya. Ketahuilah, jarak rumahku dengan sekolah kita dulu sangat jauh, dan aku jalan kaki. Kalau saja setiap langkahku diganjar pahala, mungkin tiket masuk surga sudah aku pegang sekarang. :p

Dian,

Aku minta maaf, aku minta maaf sekali padamu. Aku minta maaf, karena selain manis dan tampan, aku tahu aku egois. Egois karena terpaksa meninggalkanmu, bukan karena inginku. Tapi karena keadaan. Keluargaku yang tiba-tiba bersikeras ingin pindah rumah, tak tanggung-tanggung jauhnya. Di bagian timur jawa sana, aku sekarang di kota Ponorogo, dimana salah satu kesenian Reog lahir. Jika kau membaca surat ini, datanglah ke kota ku sekali-kali. Tidak susah kok mencariku, kau sebut saja namaku kepada setiap orang di sudut kota ini, mereka semua tahu. Karena kalau sudah jodoh pasti akan menemukan jalannya sendiri. Bukan begitu? Hehehe..

Oh ya, menjelang waktu perpindahanku dulu, apakah kau masih ingat kalau aku diberi kesempatan oleh Bu Elis untuk berbicara tentang ucapan ‘selamat tinggal’ kepada teman-teman satu kelas? Asal kau tahu saja, disitu aku menahan tangis yang luar biasa, bukan karena aku ingin meninggalkan teman-temanku. Tapi karena aku tidak bisa melihatmu lagi. Namun, aku terlalu malu untuk mengucapkan selamat tinggal di hadapan teman-teman sekelas kita, aku hanya terdiam. Mungkin jika Bu Elis menyuruhku menangis pada waktu itu, aku akan menangis sekeras-kerasnya. Ugh, rasa bersalah itu masih terasa sampai sekarang. Sudah cukup, aku tak mampu berkata-kata lagi, aku juga tahu kau sudah bosan membaca surat ini, kasihan mata kamu yang indah itu harus berlama-lama menatap layar digital ini. Sekian dulu surat dariku, Aku minta maaf.



Monyet Pertamamu,

Ghufron Gustafianto


CIN..!!!

Selasa 31 Januari 2012, 15:38wib. Sebenarnya aku nggak ada niatan ikut proyek #30HariMenulisSuratCinta. Tapi tiba tiba terpanggil waktu tau kalau temanya “cinta monyet”, aku jadi kepikiran kamu, cin. Mwihihihi.

Eh cin kita pernah jadian kelas berapa sih? 6 SD apa 1 SMP ya? Ceritakan! Ceritakan dulu siapa yang mulai suka duluan? Siapa yang nembak duluan? Terus di mana nembaknya? Sumpah aku lupa.

Oh iya, kita putusnya gimana ya? Yang mutusin aku apa kamu? Serius lupa.

Cin, aku tak pernah menganggapmu sebagai mantan. Aku selalu menganggapmu sebagai sahabat, aku tau kau juga begitu. Sudah berapa tahun kita sahabatan, lama banget. Saling bertukar keluh, saling menguatkan. Saling menasehati jika salah satu dari kita ada yang berbuat salah. Indah ya?

Sampai 15 Januari lalu, kau ceritakan apa yang sabenarnya terjadi. Apa yang selama ini kamu pendam rapat rapat. Jujur aku ketipu, kecewa. Banget malah. Entah kenapa aku ikut sakit hati.

Tapi aku sadar, kamu sedang rapuh, aku tidak boleh egois.

Aku juga sadar, aku cuma sahabat. (sebenarnya aku benci kata “Cuma Sahabat”..sudahlah lanjut..)

Nah makin kesini, rasa yang tadinya empati malah jadi sayang, cin. Dan sorot mataku, sorot mataku terbaca olehmu. Sesuatu yang kutakutkan akhirnya terjadi: kau menanyakan arti sorot mata itu kan? Sumpah aku juga bingung.

Tapi Insya Allah cin. Ini cuma rasa sayang dari sahabat lakilaki untuk sahabat perempuannya. Bukankah kau sudah cukup bukti? Apa yang kamu ragukan?

Cin, kita masuk dalam drama ini sebagai sahabat. Maka kita akan keluar dari drama ini sebagai sahabat juga.

Sudah ya cin, aku mau mandi, terus kerja.


Dariku,

Your best friend you called “Puppy Eyes”


Nb: I love the way you bring a Good Day to me. Lain kali bawa 2 good day, cin. Yang satu taruh di gelas, yang satu taruh di kening kamu. *kiss


#cintamonyet Dear Monkey

Dear you,

Tiap kita bertemu dulu, hatiku pasti gembira. Rasanya ada rindu yang mengganggu tiap membayangkan kamu. Masih kecil kita waktu itu. Kelas 2 SMP.

Kota kita kota kecil. Masyarakatnya pun masih kolot. Tak ada menariknya pacar-pacaran di mata mereka. Apalagi keluargaku.Jadi kusimpan saja rasaku untukmu.

Kamu memang manis, tubuhmu yang tinggi dan atletis itu semakin membuatku kagum. Ditambah kemampuan otakmu yang cemerlang, wajar bila banyak yang menyukaimu juga.

Satu kali kita bertemu di tempat les bahasa Inggris yang sama. Dan aku semakin bersemangat datang setiap harinya. Entah memang karena aku suka pelajarannya, atau karena ada kamu di sana. Meski tiap bertemu kerjaan kita hanya ejek-ejekan melulu.

Tapi kau tak memperdulikan perhatianku. Mungkin karena dandananku yang sangat kelaki-lakian, atau karena wajahku yang memang pas-pasan. Kau sibuk menggoda teman sekelas kita yang cantik itu, aku tak ingat namanya. Aku kecewa, karena tak punya kesempatan untuk lebih dekat denganmu, selain jadi teman berantem.

Waktu berlalu cepat. Setelah kita tamat, baru aku bertemu denganmu tak sengaja di suatu kedai, dari obrolan kopi dan bandrek itu aku baru tahu kalau engkau ternyata menyimpan rasa juga padaku. Sungguh, rasanya tak percaya. Anehnya, aku hanya tertawa. Rasaku telah hilang entah kemana.

Akhir cerita kita di kedai kopi itu, kita berteman saja. Meski kau terus memujiku dengan kata “kamu makin cantik, ya” tapi tak lagi membuat berdebar. Wajahmu sedikit kecewa waktu kujawab tidak. Bukan dendam. Hanya sudah tak punya lagi rasa yang sama. Yah, siapa suruh dulu kau jadi monyet?

Dari masa lalu,

Ika


The Man who Can('t) be Moved from My Heart

wajahmu dulu hingga sekarang sungguh memesona. putih, tampan, berkaca mata tapi seksi. aku tahu, kesempurnaanmu pasti diturunkan dari ayahmu yang juga tampan dan ibu yang luar biasa cantik. tunggu, bukan parasmu yang membuatku tertarik, tapi besarnya pengetahuanmu. di sekolah minggu, kamu adalah anak tercerdas dan aku selalu mengikuti prestasimu dari belakang. aku selalu membayangi setiap kegiatanmu, apapun itu. sayang, aku hanya sanggup memendam perasaan kepadamu. lagipula, kita masih anak-anak.

senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu. setiap minggu kerjaanku hanya menghitung hari, menunggu hari minggu untuk kembali bertemu denganmu. senang melihatmu tertawa, bernyanyi, menjawab pertanyaan, ataupun menanyakan pertanyaan. kita seumuran dan aku bersyukur karena kita selalu sekelas. tapi hanya di hari minggu. ya, di hari minggu.

sekolah dasar bukanlah zaman memadu kasih menurutku. itu juga bukan zaman hati yang banyak berbicara. jadi kuabaikan saja setiap perasaan yang muncul karena toh kita masih kecil dan aku perempuan. gengsiku terlalu besar untuk mengajakmu mengobrol. jadilah setiap hari minggu aku hanya bisa melihatmu. melihat saja. titik.

lulus sekolah dasar dan lanjut sekolah menengah pertama, aku masih terpaut di kamu. setiap bulan mengulang itungan hari menunggu hari minggu. tidak, bukannya aku tidak laku di sekolah, tapi please, pesonamu terlalu kuat untuk dilawan. kamu beda. suatu kali aku mendengar kalau kamu naik kelas lebih cepat karena sistem akselerasi membuat aku nyaris terjungkal. akhirnya kita pisah kelas selama setahun di sekolah minggu. ah, sedih. tapi aku tahu, berikutnya aku harus bisa satu sekolah denganmu agar aku bisa melihatmu senin, selasa, rabu, kamis, jumat, dan minggu.

dan ya, cinta itu buta cinta itu gila. dengan susah payah kususul kamu ke sekolah menengah atas yang sama denganmu. kamu kakak kelas di situ dan sialnya bagiku, lagi-lagi kamu masuk kelas akselerasi. kita hanya bisa bersama di sekolah itu selama setahun. aku cuma bisa melapangkan dada, menyalahkan diri sendiri yang dari awal tidak bisa jujur denganmu. tapi maaf, aku takut penolakan dan karma karena dulu sering menolak pria yang menyatakan perasaannya padaku.

ketika kamu lulus, aku menghitung berapa tahun hatiku tertuju denganmu. Empat tahun masa SD, tiga tahun masa SMP, dan setahun masa SMA. delapan tahun. ternyata delapan tahun aku tidak bisa move on darimu. tunggu, bahkan hingga (akhirnya) aku pacaran pun sejujurnya hati ini masih berdegup kencang tiap berpapasan denganmu di hari minggu saat ibadah dewasa. jadi ya, ditambah dua tahun masa SMA total sepuluh tahunlah aku jatuh hati padamu.

hei kamu, aku tidak menyesal sepuluh tahun menujukan hati padamu karena aku jadi tahu jenis orang seperti apa aku ini. aku orang yang setia (kalau sudah benar-benar jatuh hati dengan seseorang), bisa menjaga hati, dan ya, agak gila dan bodoh mungkin. sempat terpikir kalau harusnya aku mengaku perasaanku ini padamu. tapi saat mau mengutarakannya, kamu malah pergi ke bandung melanjutkan kuliah. saat kamu kembali, saat sudah 13 tahun terlewat, saat sudah terkumpul nyali untuk mengungkapkan perasaanku, aku malah tidak bisa mengucapkan satu kata pun!

hahaha, maaf, ya. ternyata (akhirnya) aku move on juga. yaaa, ternyata kamu tidak sebegitunya membuat hati dan perasaanku terpenjara. kupikir kamu adalah the man who can't be moved from my heart, ternyata aku salah. hahaha, terima kasih untuk kekasihku yang sekarang yang bisa membuat hatiku luluh menerimanya.

buat kamu, terima kasih loh pernah menjadi pujaan hatiku selama kurang lebih sepuluh tahun (walau kamu tidak tahu dan tidak akan pernah tahu).



salam bertahun-tahun,

perempuan yang selalu duduk di seberangmu saat kelas sekolah minggu.


Si Anak BMX

Dear a andy,


Okay, sounds weird yah kalo kamu tau aku pernah suka sama kamu. Aku yayang, bocah 6 tahun yang dulu suka dijailin sama kamu dulu. Aku tinggal di sebelah rumah bapa apih, tempat kamu dan anak-anak BMX lainnya ngumpul.

Percaya atau gak, setelah hampir 20 tahun, aku masih hapal muka kamu. Item manis, rambut lurus belah tengah, idung mancung dan ada lesung pipit.

Sore lebih berwarna kala itu ketika kamu ngumpul di halaman samping rumah. Jumping-jumping di atas sepeda, boseh sambil tumpang kaki. Jangan-jangan saat itu kamu sedang mencoba mencuri perhatianku?

Aku senang duduk di kursi semen pembatas rumah. Merhatiin kamu. Lalu kamu mengedip manja ke arahku. "Sini mau dibonceng?" Aku cuma menggeleng manja. Padahal mau banget. :p

Saat itu kalo gak salah kamu sudah SMA. Aku juga beberapa kali dengar kalo kamu naksir tetanggaku. Teteh cantik dengan badan bohay yang rok sekolahnya 5 jari di atas lutut.

Sekarang pasti kamu sudah dewasa ya. Sudah berkeluarga dan punya anak. Apa anakmu sekarang ada yang suka main sepeda juga? Fixie mungkin?

Bahagia selalu ya aa.. Siapa tahu kita bisa ketemu lagi!


Lovee,
-yayang-


“Tersipu ma(sa la)lu”

Hey, Kesi.
Kira-kira gimana kabarmu sekarang ya? Udah lama banget kita ga ketemu sejak belasan tahun lalu. Sejak waktu kita masih kelas 1 SD dulu.

Jujur aja aku lupa namamu. Cuma nama panggilan itu yg masih kuingat. Lengkapnya, maaf, aku sungguh lupa tanpa bermaksud melupakannya.
Sebuah nama panggilan yg mirip dengan nama ibunda dari 3 tokoh wayang favoritku, Prabu Rahwana, Kumbakarna, dan Wibisana. Dialah Dewi Sukesi.
Ga usah kau tanya kenapa 3 raksasa itu bisa jadi tokoh wayang favoritku, aku ga akan mau menjelaskannya di surat ini. Mungkin di lain waktu.

Sebenarnya aku ga cukup yakin bahwa perasaan yg hadir di antara kita belasan tahun lalu adalah cinta. Aku lebih setuju menyebutnya ‘tertarik’ saja.
Tapi entah kenapa ketika mendengar frasa ‘cinta monyet’ seketika aku ingat kamu. Hey, cuma kamunya, bukan kenangannya. Lha wong waktu itu, arti kenangan aja aku belum tau, gimana bisa aku mengingatnya.

Kamu marah? Maaf. Aku benar-benar ga ingat. Mungkin kamu juga kan? Maklumlah, waktu itu kita masih sangat kanak-kanak untuk merekam kenangan. Kita sedang sibuk-sibuknya merekam apa yg diajarkan guru di kelas dan orang tua kita masing-masing di rumah.
Yg bisa kuingat dengan jelas adalah bahwa kita sangat dekat meski tanpa ada pernyataan cinta. Lucu memang. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi pada anak seumuran itu. Bahkan ketika aku bercerita pada tanteku bahwa aku suka kamu, dia menertawakanku seketika.

Sayangnya sebelum kita sama-sama menyadari kelucuan itu, kita harus dipisahkan ketika naik kelas ke kelas 2 SD. Kamu pindah rumah dan sekolah, entah apa alasannya waktu itu. Sepertinya karena pekerjaan ayahmu.
Sejak saat itu kita ga pernah ketemu lagi. Sampai sekarang..

Andai saja kita bisa bertemu lagi dalam ketidaksengajaan yg disengaja oleh Tuhan, mungkin pertemuan kita itu akan lebih banyak kita habiskan dengan tertawa. Karena kini kita telah sama-sama sadar bahwa kita pernah jadi komedian kecil yg menjalani skenario Tuhan.

Hey, kenapa tiba-tiba aku jadi tersipu membayangkan pertemuan itu? Ah, konyol..


Juara Satu

Dear B,
Apa kabar? Sekitar 18 tahun lebih lamanya kita tidak bertemu. Sejak aku pindah dari ibukota. Sejak kelulusan SD, yang bahkan tak kuhadiri pesta perpisahannya.
Aku bahkan belum sempat mengucapkan kata-kata perpisahan denganmu. Belum sempat mengucapkan kata-kata yang ingin kuucapkan padamu waktu itu.

Aku tahu kau tak akan membaca surat ini. Aku bahkan tidak bisa menemukan twittermu. Tapi mungkin, suatu hari nanti, entah bagaimana surat ini akan sampai padamu.

Kalau ditanya siapa cinta pertamaku (akupun tak yakin itu cinta pertama atau cinta monyet), tapi yang muncul dalam ingatanku adalah kamu, B.
Iya, kamu yang punya nama panggilan berhuruf depan yang sama dengan huruf depan nama panggilanku, Bika.
Dan kebetulan, kamu punya nama panggilan yang sama dengan salah satu mantan pacarku.
Iya, sama persis.
Betapa lucu ketika aku mengingat, aku pernah jatuh cinta pada dua lelaki yang berbeda, dengan satu nama yang sama.

B,
Bahkan setelah 18 tahun lamanya kita tidak bertatap muka, aku masih mengingat dengan jelas bagaimana mata sipitmu ikut tersenyum ketika kau tersenyum kepadaku.
Bagaimana kau selalu menjadikanku saingan juara satu di kelas.
Bagaimana takdir mempertemukan kita sebangku dengan sistem rolling bangku yang ditentukan oleh Ustad Rois, wali murid kita di kelas 4.
Bagaimana kau selalu membandingkan hasil ujianmu dengan ujianku.
Bagaimana kau menggelitik pinggangku setiap aku ngambek.
Bagaimana kau tersenyum jahil meledekku jika kau berhasil menyelesaikan ujian lebih dulu daripadaku.
Bagaimana kau meledekku dengan heboh, hanya karena teman kita - Jaka - pernah menyatakan cintanya padaku (Kata ustad Rois, kau cemburu, benarkah itu?).
Bagaimana kau mengkhawatirkanku ketika aku sakit di kelas. Bagaimana kau membuatku mengagumimu karena kau anak laki-laki yang rajin sholat.
Bagaimana kau selalu menjahiliku, tapi selalu bisa membuatku tertawa.


Ah,
Satu yang paling kuingat jelas :
Bagaimana kau merebut hatiku.

Kau selalu berebut juara satu di kelas denganku, B.
Tanpa kau tahu, kau selalu menjadi juara satu di hatiku.

Tapi itu dulu, B.
Kini sudah 18 tahun berlalu, aku bahkan tak tahu kabarmu.
kabar terakhir yang aku tahu dari facebookmu (ketika dua tahun lalu aku iseng mencari tahu kabarmu, dan aku kini hampir tidak pernah menyentuh facebook-ku, B) adalah kau akan bertunangan dengan kekasih yang kau pacari lebih dari 5 tahun.

Jadi, kuanggap kesempatanku untuk menyampaikan perasaanku padamu sudah habis.
Kau tidak akan pernah tahu.

Tapi tak apa, cukup aku yang tahu, bahwa pada suatu masa,
kau pernah menjadi juara satu di hatiku.


Dari pesaingmu berebut juara satu di kelas,
@hildabika


untuk dikenang

apa coba bedanya cinta monyet sama cinta pertama?

cinta monyet itu ga selalu harus jalin suatu ikatan sama orang yang dituju kan? trus gimana sama cinta pertama? sepertinya sama. benerkah?


kali ini menyapa orang yang pernah mengisi "dunia ceria" dizaman sekolah :D

hai kamu,
sebenernya ga ada maksud apa-apa loh nulis surat ini, hanya sekedar mengingat kenangan masa-masa sekolah kita.
diingat-ingat kejadian demi kejadian, semuanya bikin aku ketawa-ketawa sendiri.
ntah sejak kapan rasa itu ada, aku ga bisa ingat tanggal pastinya.

aku hanya menikmati setiap detik cerita yang terjadi dikelas. menikmati semua kejadian yang sekarang berhasil membuat aku menahan senyum disaat menulis surat ini.
ingat disaat kita pergi latihan buat pagelaran kelas. satu kelas kabur disaat les tambahan bahasa indonesia, dan akhirnya buk nurlaili pun menghukum kita sekelas dengan cara menulis kalimat penyesalan, dan diisi penuh dibuku isi 18 . tentunya juga pakai tanda tangan orang tua..
kamu kelihatan kewalahan dalam menyelesaikan hukuman itu, dan dengan tampang memelas minta tolong ke aku untuk bantuin kamu nyelesaiin hukuman ini -___-"

aku juga ingat ekspresi kamu disaat latihan pagelaran, ekspresi kamu nyanyiin lagu sheila on 7 "seberapa pantas" . waktu itu aku pengen nanya ke kamu knapa disaat nyanyiin lagu itu lihatnya ke aku?? haha.. sungguh aku ga ngerti

aku pun juga keinget lagi, zaman-zaman heboh AFI.. hahaa.. iya AFI (akademi fantasi) yang ditayangin di indosiar kalo ga salah. aku ingat tuh tengah malah, selesai yang malam eliminasinya, isi sms kita ga banget. konyoolll.sumpaah..hahaa (ciieeeee)

ah udahlah, inget smua tentang cimon ini bikin ngakak, ga ada suatu penyesalan sih intinya, cuma ada happy and fun :)

terakhir, slamat berjuang menuju SARJANA TEKNIK untuk kita berduaaaa \(^o^)/ walaupun kita beda universitas dan beda pulau



Ḍārka cŏkalēṭa

Dakeu Chokollis...
Ḍārka cŏkalēṭa...
Dark Chocolate...
Mereka pure, mereka pahit namun manis, mereka hanya perlu di olah. Sama seperti cinta yang terlalu muda, terlalu lugu untuk merasa, terlalu dini untuk melihat.
ah.. ini hanya awal dari segalanya.


ah..., cimon~
aku cinta dan kamu monyet nya ya gin. atau kamu monyet dan aku cinta nya? hahaha...
Entah gin, kenapa surat ini malah melayang nya ke kamu. Padahal sampe saat ini aku ga tau nama asli kamu. i mean, nama lengkap. sampe saat secara ga sengaja kita ketemu pun, tetep kenapa dengan sueeeper guoblooook nya ga nanya nama lengkap kamu :| bodoh ya gin.

dear temen seingusan,
jangan protes gin! jangan mentang-mentang kamu udah (sok) ganteng ya sekarang, terus ga mau aib nya di bongkar. hahaha..*evil laugh*. entah berapa belas tahun yang lalu, aku yang chubby (chubby beda sama gendut gin :p kalo kamu jelek ya tetep jelek!) di pertemukan tante sama kamu yang JELEK, bau, keriting ga jelas, cebol, gigi ga rata mana bolong pula di depannya, walaupun tetep putih sih malah jauh lebih putih dari aku yang berkulit matahari :|

dear temen yang paling aku benci,
inget ga sih, dulu tuh kamu paling seneng nyeburin aku ke kolam kura-kura depan rumah kamu. dulu kita sering maen layangan siang hari, tapi aku selalu jadi tukang megangin layangannya doang. dulu kita sering banget manjatin pohon tetangga, lebih tepatnya nyolong. terus ya, kalo di marahin, kamu selalu bilang aku dalang di balik semuanya. padahal kamu sendiri, pinter amat ya kamu!

inget ga sih, aku tuh bahan bully-an kamu setiap hari nya, aku ingetin lagi SETIAP HARINYA. Dan yang ga habis fikir nya, kok bisa ya kamu baik sama temen-temen lain di komplek itu, apa lagi sama cewek itu... eergh... males ah inget part ini.oke, skip ya gin. inget ga sih, dulu senyebelin apa sih kamu itu, aku lagi tidur siang terus kamu bangunin, kamu paksa ke rumah kamu cuma buat ngeliat kamu pamer maenan ataupun barang baru yang papa kamu beliin. Kamu itu ya mahluk paling rese gin! kecil nya aja gitu ga kebayang gede nya. ya... senggak nya sampe saat kita ketemu lagi saat itu.

dear temen masa kecil yang satu-satunya nama nya aku inget,
tau gimana rasanya setelah sekian belas tahun aku nunggu untuk ketemu lagi, akhirnya bisa ketemu beneran?
tau gimana rasa seneng sekaligus kecewa bergulat dalam satu waktu?
aku seneeeeeeeeeeng banget waktu tau kita bakal ketemu lagi. aku seneng penantian sekian belas tahun itu akan berakhir. tapi aku kecewa gin, ternyata pertemuan itu ga ada artinya bagi kamu. kamu malah ga inget siapa aku, padahal aku udah rela-relain bawa foto masa kecil kita dulu. foto yang persis kayak angka 10.

dear jin iprit yang sombong,
huaaaa... jangan mentang-mentang kamu udah kece ya gin. mentang-mentang udah ga cebol, ga ompong, ga keriting aneh dan sejenisnya lah, jadinya sekarang kamu mau sombong? congkak? hah?! ngaku!
aku sumpahin kamu....! biar tambah ganteng! *lho?*

sedikit banyak sakit hati gin setelah pertemuan itu. tapi ya senggaknya penantian yang ada ga sia-sia, ada sesuatu yang terobati lah :)

peluk, cium, tendang buat kamu, gingin :*



p.s:
apa kabar kamu sekarang? kuliah dimana? tinggal dimana?
satu hal lagi yang masih ngeganjel. NAMA ASLI kamu siapaaaaaaaaaaaa~ ?



Buat Ester

Halo Ester,

Kemarin aku pinjem buku kamu,

Sebenernya bukan buat aku baca.

Tapi cuma buat nyelipin surat ini.

Sabtu besok kamu mau ke mana?

Kalo belum ada acara, gue mau ngajak keluar makan.

Katanya ada resto yang enak di simpang Lapangan Bola.

Jangan khawatir, kalo enak, gue yang bayarin.

Kalo nggak enak, kita suruh abangnya yang bayar.

Kalo kamu mau ajak temen-temenmu juga boleh.

Lily, Elisabeth, atau Maria.

Besok pulang sekolah, gue tunggu di kantin Bang Rojali.

Kabarin ya..

(Ps. Surat ini sudah mengalami penyesuaian dari Bahasa Palembang, Dan nama tokoh-tokoh di dalamnya disamarkan)




oleh @NCLYS

diambil dari http://lampubiru.com/

Dear Puppy Love

Dear my sweet puppy love,

who was my first love,

There are so many memories of you, some are fading, some are still as clear as the blue sky right now outside my window but cold, terribly cold…as they’re just memories that i’d rather forget as we’re not puppies anymore and you’ve learnt how to bark and bite..

Everytime I hear Nikka Costa’s song “My First love”, I thought of you, the very first time my memory could take me when we were probably 5 or 6 years old, the very first time we played with sand at our neighbor’s front yard where they’re building their house (I know it doesn’t sound romantic as it’s not sand on the beach), the sand that piled up like a mini mountain, you took my hand and i vaguely remember you said, “Let’s go to the top!” while holding my hand and then your father ordered us to go down as it was dangerous.

Everytime you heard my voice outside playing with other children, you came out and wanted to join in, everytime we played “Tap Back” with the others, you seem to forget the rule and always wanted to tap me first and forgot the others, everytime your parents took you away to your hometown to the island of the gods, I was upset and didn’t have the mood to play and as we grow older, things had not changed. Too many memories…too much.


Everytime I hear Frente’s song “Bizarre Love Triangle”, I thought of you and we were teenagers, we went to the same highschool, you sent me mixed signals at first and I was confused and i still am, you said things that made me love you and willing to wait for you but i grew weary and married someone else not long after we graduated just to forget you and punish you. Things you said were just excuses, that you had to marry to someone your parents chose, same caste as i was told your family were blue blooded (middle finger for that! even Prince William married a commoner)



 went away to Singapore with my then-new husband, not long after i heard you rebelled against your parents and didn’t want to get married to someone they chose and went to be a crew on a ship and sail all over the world, you contacted me a few times and asked to meet, but you never came and again you sent me mixed signals and even now when i married for the second time and moved further away to England, you still said the same thing and wanted to meet but it’s no surprise to me coz you never came…how was that make me feel?

I still have dreams about you, you’re haunting me when all i wanted is to forget you coz I don’t think i have much love left to give you…and after all these years, finally you agreed to marry someone of the same caste, someone you happen to love too (from the photos you posted on facebook, you seem to love her to put her picture of you and her together on your profile). I’m Happy for you coz then, maybe then I could move on and wont have dreams about you anymore…I live in hope.

When i do come home in July, I do hope you wont come out when you hear my voice, I do hope we don’t see each other, i do hope that you wont give me mixed signals anymore and just leave me be with the memories of you when we were still innocent little children and live separate lives.

PS: I also heard you’re going to get married this year, I wish you Happiness that lasts forever unlike me who is doomed to never live happily ever after.




oleh @NonaHujan_

diambil dari http://strangerinengland.tumblr.com/

Rangking Satu

Untuk si-selalu-rangking-satu,

Hei kamu, lama sekali kita tidak bertemu. Kali terakhir kita saling bertegur sapa itu kira-kira 2 tahun yang lalu ya? Saat itu adalah acara buka puasa bersama sekaligus reuni kelas kita yang ke-2 kalinya. Tapi, pertemuan yang berkesan justru pada saat acara buka puasa sekaligus reuni kelas yang diadakan untuk pertama kalinya, di tahun 2009, setelah 7 tahun lamanya saya tidak bertemu kamu.

Saat itu saya tidak banyak melihat perubahan yang signifikan dari sosokmu di jaman SD dengan sosokmu yang kini telah menjadi lelaki dewasa. Saya masih ingat dengan detail sosokmu di jaman kita SD dulu. Lelaki berperawakan kecil, pendek, kurus dengan kulit kecoklatan dan rambut ikal keriting. Menurut saya, kamu bukanlah pria terganteng di kelas tapi kepintaran dan semangat kamu telah membuat saya tertarik hingga akhirnya bisa menyukaimu. Ah, apakah itu suka, atau jatuh cinta. saya yang waktu itu masih 3 SD tidak tahu perbedaannya dan apa artinya. Yang saya rasakan pada saat itu, jantung saya berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya jika kita secara tak sengaja saling bertatapan, kemudian ada rasa senang luar biasa saat kita bisa saling berinteraksi, tertawa atau sekedar sapa basa-basi.

Saya suka melihat kamu tertawa. Saya suka melihat kamu dengan lincah dan penuh semangat saat bermain bola. Saya suka melihat kamu dengan gesit menjawab soal-soal yang diberikan guru di papan tulis. Saya suka melihat kamu sedang menyelesaikan soal-soal matematika. Entahlah, wajah kamu yang super serius itu membuat saya betah memandanginya lama-lama. Tentu saja kamu tidak pernah tahu, saya memandangi kamu secara rahasia. :)

Saya suka melihat kamu puas dan senang saat ujianmu mendapatkan nilai paling sempurna. Saya suka mendengar kamu melafalkan ayat-ayat Al-Quran dengan fasih saat pelajaran Agama di sekolah. Saya senang saat kamu menghampiri meja saya dan mengajak saya berdiskusi bersama tentang pelajaran yang kamu belum paham atau mengajak saya untuk mengerjakan soal yang belum kamu jawab di LKS. Rasanya senang bisa diandalkan oleh kamu si-selalu-rangking-satu.

Saya senang saat kamu mengabaikan pendapat yang lain dan mendengar pendapat saya ketika kamu sedang membutuhkannya. Kamu bilang: “kalau dini bilang gitu, saya percaya..” Ya, ampun! Senang rasanya bisa dipercaya oleh kamu si-selalu-rangking-satu

Namun dibalik semua rasa senang dan suka yang saya miliki terhadap kamu, tersimpan juga rasa bersaing yang tinggi untuk mengalahkan kamu-si-selalu-rangking-satu. Sayang, saya hanya berhasil mengalahkanmu sekali, itupun ketika kamu sedang jatuh sakit dan tidak masuk sekolah dalam waktu yang cukup lama. Saya merasa kurang puas, “lawan” saya tidak seimbang, kamu kalah karena ketinggalan banyak pelajaran di sekolah.

Kita sangat dekat waktu itu, saya-si-selalu-rangking-dua dan kamu-si-selalu-rangking-satu. Hingga berhembus gosip bahwa kita pacaran. Ah, darimana gosip itu timbul aku tak tahu, dalam hati sih meng-aamiin-kan :P

Saya sedih loh waktu kamu sepertinya suka sama teman satu kelas. Kamu memang tidak pernah bilang apa-apa, tapi saya bisa lihat mata kamu berbinar dan wajah kamu terlihat lebih sumringah saat berbincang bersama dia. Pertama kalinya saya merasa apa yang sekarang orang sebut “patah hati”. Saya sedih saat kita kemudian berpisah karena melanjutkan sekolah di tempat yang berbeda. Kamu membawa perasaan saya turut serta. Perasaan saya terhadap kamu bertahan hingga saya kelas 2 SMP awal. 4 tahun itu cukup lama ya? Cukup lama untuk menyadari bahwa selama kita bersama, mungkin kamu tidak punya perasaan terhadap saya, perasaan yang saya miliki terhadap kamu. :)

Lalu, datang kesempatan itu. Kesempatan untuk bertemu kamu setelah sekian lama. Kamu yang telah dewasa, masih saja berperawakan kurus, rambut ikal dan kulit kecoklatan. Agak tinggi sedikit sih dan ada jambang halus di wajahmu. Perasaan saya setelah bertemu kamu ternyata sudah jauh berbeda dengan yang dulu. Lalu, kamu dijebak dengan permainan ‘truth or dare’ yang membuat kamu menyebutkan nama saya sebagai salah satu dari 3 orang yang kamu sukai ketika di SD dulu. Wajahmu memerah ketika menyebutkannya. Saya? berusaha menutupi rasa canggung dan ya jujur aja, saya senang loh mendengarnya. Ternyata saya sempat salah duga, ternyata kamu sempat memiliki perasaan suka juga terhadap saya. :)

Bagi saya, sempat disukai olehmu si-selalu-rangking-satu sudah lebih dari cukup. Tidak ada keinginan lebih dari itu (entah ya, kalau Tuhan menghendaki lain :D)

Terima kasih ya karena sempat memiliki perasaan suka terhadap saya. Semoga kamu selalu menjadi rangking satu di kehidupanmu dan di hati wanita yang akan menjadi istrimu nanti. :)

Salam,

si-selalu-rangking-dua :D





oleh @naminadini

diambil dari http://berceloteh.tumblr.com/

Cinta pertama, Cinta 11 tahun-ku.

Lewat ini,ingin ku uraikan semua cerita tentangmu.cerita tentang sosokmu yang selalu menjadi memori terindah dalam hidupku.tentang sosokmu yang selalu menjadi bayang-bayang hidupku selama 11 tahun ini…kamu itu seperti heroin yang terus membuatku ketagihan dan mabuk kepayang.ah,kamu memang layak untuk ditunggu…

Ya,cinta pertamaku…
seorang pria yang teramat ku cintai hingga detik ini.seorang pria yang telah kunanti sosoknya selama ini.selama 11 tahun ini,tiap kali ada sosok lelaki lain di hatiku,seberusaha apapun aku untuk menghilangkan kenangan tentangnya,tetap saja aku tak mampu.Sepertinya,hatiku memang terpaut hanya pada namamu…

11 tahun yang lalu (awal agustus 2000 cerita dimulai )

lewat keisengan seorang teman yang mengirim salam aku mengenalmu.sosok laki-laki dalam seragam putih biru berambut ala tentara.hari itu,sepulang sekolah aku,kamu dan beberapa orang teman kita saling mengirim salam.yang memang hanya keisengan bocah berumur 12 tahun.tapi entah mengapa keisengan tersebut berbuntut panjang.aku jadi suka melihatmu,bahkan mencari segala informasi tentangmu.sepertinya,kamu telah membuatku jatuh hati….sejak hari itu bayangan dan memori tentangmu pun melekat di ingatanku.

kamu tahu,terkadang aku pura-pura membaca di depan kelasku hanya untuk melihatmu bermain bola atau mendribbel bola basket?.kamu tahu,jantungku berdegup lebih cepat saat kamu menarik tanganku di bawah guyuran hujan saat kita rame-rame pergi latihan band?.kamu tahu betapa malunya aku saat teman-teman kelasmu bersorak saat ku berikan kue brownies untukmu di hari valentine? kamu tahu,aku sama sekali tidak mampu menatap matamu yang memang setajam mata elang..mata yang selalu membuat kikuk dan mati kutu.

tahun berganti,tak terasa seragam putih biru pun harus digantikan.kamu masuk ke sekolah Negeri sedangkan aku masuk ke sekolah kejuruan.walau begitu aku senang karena kita masih tetap berkomunikasi..

3 tahun yang lalu ( Maret 2008 )

telpon dengan nomor luar makassar,masuk ke handphoneku.suara khas yang hadir diseberang sana,mampu membuat jantungku berhenti berdetak.itu suaramu !! 2 tahun tak ada kabar darimu,karena harus menempuh pendidikan di Bandung,rasanya aku tak percaya kamu menghubungiku.kamu bahkan berbicara dengan sangat manis saat itu.kamu tahu,saat itu aku menangis.perasaan rindu yang teramat dalam padamu seketika itu membuatku tidak bisa berbicara banyak.aku rindu kamu….
Januari 2011…

sejak saat itu,komunikasi denganmu berjalan lancar.walau tak selancar orang lain tapi aku senang.hari itu kamu berjanji datang ke rumah.kamu tahu,menjelang kedatanganmu aku berdandan secantik mungkin.aku tidak ingin terlihat jelek di hadapanmu.apalagi ini pertemuan pertama kita,setelah 6 tahun kita tak bertemu.sosokmu dengan senyum khas dan mata elang tidak banyak berubah.perasaanku pun padamu tetap tak berubah.

sayang ( ingin sekali aku memanggilmu dengan sebutan ini ).

kamu tahu,selama 11 tahun ini aku berusaha menghilangkan garis wajahmu di pikiranku,tapi aku tak mampu.

kamu tahu,aku selalu cemburu dengan gadis-gadis yang bisa mengandeng  tangamu sedangkan aku tak bisa.

kamu tahu,aku mencintai sosokmu sejak dulu.sosok berseragam putih biru,jadi aku sudah jatuh cinta denganmu sejak dulu bukannya saat sekarang saja.

kamu tahu,lantunan doa-doa yang selalu ku panjatkan pada Tuhan selalu terselip namamu di dalamnya.agar suatu saat aku-kamu dapat berganti KITA.

kamu tahu,sejak dulu aku bermimpi,mimpi seorang gadis kecil yang berharap bisa menghabiskan hari-hari bersama prianya.Mimpi itu tidak berubah hingga sekarang…

kamu tahu,ada foto kecilmu yang ku ambil diam-diam saat kamu lagi bermain basket.kamu terlihat tampan disitu

kamu tahu,walau sahabat-sahabatku bilang kamu “manusia batu” karena tidak romantis,tidak mengerti dengan perasaanku yang tetap sayang kamu sampai sekarang,aku tetap sayang kamu kok.

kamu tahu,11 tahun bukan waktu yang sebentar.aku bakal tetap menunggumu,selama kamu belum menjadi Hak orang lain.

kamu tahu,sampai sekarang aku masih mencintaimu,cinta 11 tahunku…

karena,hanya bersamamu..jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya.
teruntuk R.S

*backsound Sunny- Bunga citra lestari.ini lagu tentang kamu *








oleh @ordinary_filzah

diambil dari http://filzahkuh.tumblr.com/

Cinta setelah Cinta Monyet

kenapa ya manusia hobi banget ngasih istilah sesuatu pake nama binatang. Buaya daratlah, muka badaklah, malu-malu kucinglah sampai masalah percintaan juga diistilahin "cinta monyet" Hehhee..

Hari ke-18 dapet mandat dari bos bikin surat cinta buat si cinta monyet, pasti bikin kita semua senyum-senyum sendiri ngebayangin kejadian waktu masih bocah kan?





Oke dengan senang hati aku menyapaMu kembali si cinta monyetKu, si cinta pertamaKu.

Haii selamat sore sayang,, disini hujan, aku sedang duduk dimeja kerja sambil menikmati secangkirkopi hitam, kapal api tentunya. Kangen sekali sama kamu,,, Udara yang terlalu dingin, membuat asapnya cepat menipis, tapi aroma wangi kopinya masih terasa. Sama seperti kisah cinta monyet kita dulu, yang masih tercium hangat diingatanku hingga kini.

Ga kerasa udah 4.565 hari, 111.744 jam kita sama-sama ya cinta monyetku.. siapa yang mengira kalau kita yang dulu pernah dicomblangin ama si egar saat masih mengenakan seragam putih merah itu masih bisa terus sampe sekarang.  Bisa satu sekolah waktu SMP, dipisahin kota waktu SMA, dan dipertemukan lagi di universitas, fakultas dan jurusan yang sama, bukan kah ini sangat luar biasa?? Entah ini kebetulan atau apa yang pasti mengenalmu adalah anugrah terindah yang pernah aku milikin.

Jadi inget salah satu tweetnya @adimasimmanuel: "Ketidaksengajaan pertemuan kita bisa jadi adalah salah satu bentuk kesengajaan Tuhan". Ya memang seperti itu adanya. Seperti aku dan kamu, kita ga pernah merencanakan ini dulu, kita hanya menjalaninya tanpa beban, berangkat dari ketulusan   yang saling ngelengkapin dan saling nerima apa adanya, dengan aku yang begini dan kamu yang begitu, kalau kita masih sama-sama sampe sekarang ini namanya mahakarya :)

Kamu yang ketemu aku dulu saat usia ku 12 tahun. Kamu yang sipit, berkawat gigi dengan rambut belah dua, yang suka lari-lari ngelewat depan sekolahku. Jujur sebelum si egar ngirim salam buat aku, selama 6 tahun sekolah disitu aku ga pernah loh liat kamu , ketemu pasti sering yah kita, secara sekolah kita sebelahan dan ada dalam satu komplek.  tapi ga pernah ngeh. Kamu tau ih aku deg-degan banget kalau kamu lewat, belum lagi disorakin "adeuy.... adeuy... " sama temen-temen hihihii... maluuuuu....  dasar bocah ya. Ini aku masih menyimpan fotoMu saat pertama kali kita ketemu, foto yang diambil dibelakang sekolah dulu :)
Senyummu masih sama seperti dulu, Sekarang cinta monyetku sudah tumbuh jadi pria dewasa yang gagah hehhehehe...


Mungkin banyak sih cinta sebelum cinta monyet ini, aku suka-sukaan ama temen sekelas, ngecengin anak sekolah sebelah atau ngefans sama kakak kelas dulu, kamu juga kan?? hehehe...  tapi sama kamu beda, ya karna kita berawal dari kisah di comblangin kali yah.  Kamu tau' semenjak senin sore di bulan april itu, kamu ngebuat aku ga bisa tidur, menceritakan semua tentang kamu bikin aku deg-degan sampe sekarang usiaku sudah 25, perasaan itu masih ada, ini hebat sanagat hebat!! nah loh.. kamu yah..... hehehhee..
Tapi aku nikmatin setiap waktunya, cinta monyet itu berubah jadi cinta bukan monyet lagi, mmmhh... apa ya istilah nama yang pas setelah tahapan cinta monyet??

aku ngerasain jalan bareng pertama, macam kencan pertama gitu' makan bareng, nonton , ciuman pertama opss.. hehehe .. dari mulai Jalan kaki, naek becak, naek sepeda, naek motor, naek mobil, bajay, bus pokonya semuanya pertamaaaa deh bareng kamu ahahaha...  Dijemput kamu, dari yang masih ngumpet-ngumpet sampe sekarang pamit dengan hormat sama ayah ku lucuuuuu ya...
Cinta monyetku cinta pertamaku terimakasih untuk smua yang kamu kasih ke aku, seneng bisa ngelewatinnya bareng kamu, bisa ketawa saat nangis, nangis saat ketawa. Entah berapa banyak pelukanmu yang menenangkanku, melihat senyuman termanismu dan tatapan mata dari mata sipitmu itu adalah bahagiaku. Kamu .. iya kamu , adalah semangatku setelah keluargaku. Pria pertama setelah ayah dan kakak lelakiku yang aku cinta.  Tuhan... aku sangat  ingin ditatap mata itu sepanjang sisa umurku.
Ariwwwwwww.....  I wanna grow old with u :*




oleh @mpe_eva untuk @teguhariyatna

diambil dari http://catatankeciltentangdia.blogspot.com/

Kak, aku sudah besar.

Dear @Kia_Dantje kakaknya sahabatku, yang selama bertahun-tahun lalu menjadi cinta monyetku *zamanitu*. Hai kak :)
Malu sebenarnya mau cerita tapi lucu juga kalau diingat.
Berawal dari sering nginap di rumah kalian, keluargamu ang udah kuanggap kayak keluarga sendiri memberikan kenyamanan ketika aku tak mendapatkan kenyamanan itu di dalam keluargaku.
Sering main dan berantem-beranteman membuat aku yang saat itu itik buruk rupa banget memimpikan kamu seorang pangeran populer. Hahaha. *pembukaan*

   Kak, berawal dari waktu pulang ke Bontang kemarin kita ketemu lagi setelah bertahun-tahun gak ketemu. Adekmu bilang sama aku kalau dia pulang ke Bontang dan kalian kumpul lengkap sekeluarga. Bahagia banget aku bisa ketemu sahabatku yang bener-bener kepisah sejak kami sama-sama kuliah dan baru ketemu setelah sama-sama lulus. Haah, malam itu waktu diajak gereja bareng sebenernya aku mau nolak (soalnya ada kamu *shy), tapi adekmu bilang gak apa cuekin kamu aja, gak usah malu. Lama-lama aku mikir "iya ya, itu kan udah lama berlalu." Kembali teringat masa beberapa tahun lalu waktu aku SMP dan kamu SMA.

   Kak, pernah gak sih kamu sadar kalau setiap pagi kamu mau sekolah ada sesosok *hantu* anak perempuan yang ngintipin kamu dari balik tembok gerbang samping SMP menuju SMA? That's me! hahaha. Entah kenapa sampai rela menuju tempat itu setiap hari di jam yang sama hanya untuk beberapa menit melihat kamu masuk ke gerbang. Telfonmu yang sering berdering, sampe-sampe kamu bilang aku udah kayak minum obat 3 kali sehari nelpon ke rumahmu buat cari adekmu, itu bukan sekedar ngobrol sama adekmu, tapi hanya untuk denger suaramu bilang "Halo.. ", "Cory nya pergi! dibilangin cor nya pergi..", "Ry, telpon.. dari hantu." *kurangajarmintadibasmikamuZke! hahahaha

   Aku gak pernah marah waktu kamu kayak gitu sama aku, aku cuma sempet kecewa waktu kamu mau pindah sekolah dan itu mendadak serta dengan ngototnya kamu minta gelang kesayanganku yang waktu itu warna hitam ada batu hitamnya ditengah. Sesampainya di bandara kamu mau kasi gelang itu ke orang lain, padahal aku udah gak mau kasi ke kamu, kalo gak inget kita mau pisah dan sebagai kenang-kenangan gakkan ku kasi tau! :p
Aku juga tau kamu suka siapa waktu itu. Kak, kamu tau gak aku pernah dilabrak gara-gara aku ngeliatin ce' yang pernah kamu suka waktu aku lagi latihan choir, padahal aku ngeliatin ce' itu sambil mikir dikira mereka aku nyirikin. buset!!! hahahaha. itu setelah kamu pergi.

   Kak, kamu tau kamu ngabisin 2 buku diary aku! helo pelis deh! Semua isinya tentang kamu. Cuma kamu. Sampai akhirnya ketika natal kemarin kita ketemu lagi aku gak tau apa pandanganmu berubah ke aku. Aku yang dulu kamu bilang nenek lampir lah, cerewet lah, tukang ngolok lah, bla bla bla. Sekarang aku gimana kak? hahaha. Kak, aku gak banyak berubah, aku tetap Ninta yang jadi sahabat adekmu selama ini dan bagian dari hidupmu di masa itu, dan kau pun bagian hidupku, dimasa itu. Natal 2011 merupakan kenangan indahku sama kamu, karena aku akhirnya bertemu kembali sama kamu setelah sekian tahun dan benar-benar dapat mengucapkan " Take care ya Kak,  sampai ketemu lagi. Hati-hati di jalan. GB" , "Kak, sudah sampe?" , "Puji Tuhan deh. " Kak, tau gak aku sempat mimpiin kamu waktu kita ketmu lagi, aku mimpi kamu cerita kenapa kamu putusin mantanmu yang di Philipine, wkwkwk. Berasa beneeeeeeeer aja tuh mimpi, padahal entah kenapa dari dulu kita gak bisa ngobrol, bahkan sebagai teman pun tidak. Aneh..

   Kak, sekarang aku sudah besar. Aku sudah pernah memiliki cinta yang sebenarnya, 5 tahun ku jalani walaupun sekarang sudah ku akhiri, ini membuktikan aku sudah besar kak, bukan anak SMP lagi, bukan saatnya untuk cinta monyet lagi. Tapi, kalau kamu mau jadi monyetku *zamanini* gak boleh kak, karena kakak bukan monyet, kakak itu pangeran hatikyuuu.. *bugbagbugbag! hahaha. Kak, aku sudah besar sekarang, tapi aku tetap selalu berharap yang terbaik untuk cinta masa kecilku, kamu. Merasa ada yang aneh? sejak kapan aku panggil kamu kakak? biasanya juga Iske. Yaa, kakak itu panggilan yang pengen banget aku panggil ke kamu, namamu di diaryku juga kakak. panggilan sayang. hahahaa. akhirnya terealisasi. *gak penting!

   Kak, terus berjuang di kota orang, jangan pernah mengandalkan diri sendiri, tetaplah berjuang bersama Tuhan. Kak.. aku masih punya banyak pertanyaan, jika berminat hubungi no.Pin bb dibawah ini ya kak.. :)
Selamat tinggal kak, cinta kecilku, sekarang aku sudah besar.





oleh @nintafryani untuk @Kia_Dantje

diambil dari http://stepon-sepatuninta.blogspot.com/

Kepada Cinta di Masa Kecilku

Kepada,
Cinta di Masa Kecilku..


Hei kalian!
Apa kabarnya? Entah ada berapa banyak ‘kamu’ yang hadir di Hidupku.. Aku tak ingat pasti ada berapa banyak ‘kamu’ hingga menjadi ‘kalian’. Gadis Kecil Genit? Iya itulah nama tengah masa kecilku. Tapi memang benar adanya aku menikmati setiap senyum dan sapaan manis kalian.



Kamu, kamu dan entah berapa banyak kamu yang pernah menggelitik nadi asmara di masa kanak-kanakku.. Yang membuat seorang gadis kecil tersipu malu setiap kita berpapasan.. Kamu!, pasti seorang bocah yang paling tampan di semesta kanak-kanakku..

Hei apa kabarnya kalian? Dimanakah kalian? Rindu? Ahh aku bahkan tidak ingat bagaimana geli yang dirasakan pipiku yang memerah setiap kali berjumpa sapa dengan kalian. Pasti lucu dan menyenangkan! Seperti itulah yang mata dan hati dewasaku tau dan yakini.

Hei, kalau memang lucu dan menyenangkan.. aku ingin mengulangnya kembali! Kembali bertemu dan bermain riang dengan kalian. Aku bisikkan sesuatu!, tapi ini rahasia ya..

Kata hati dewasaku, masa dewasa itu tidak enak!, apalagi yang berkaitan dengan cinta. Katanya banyak cinta yang membuat sang Hati dan Jiwa rapuh kesakitan, bahkan kadang hancur berkeping. Tapi, dia juga bilang kalau cinta di masa dewasa itu luar biasa indah!, luar biasa menyenangkan!, dan luar biasa ‘lucu’!

Aku sendiri, mensyukuri dan menikmati setiap detik dewasaku.

Hei para Cinta di Masa Kecilku..
Terimakasih untuk senyum yang terukir di bibir kecil di Masa Kanak-Kanaku dulu.. Juga untuk setiap kesenangan yang melengkapinya. Sangat menyenangkan!



TERIMAKASIH.


Salam,
Nila Ayu.





oleh @nilaayu

diambil dari http://nilaayu.tumblr.com/

Another part of my story, and it's you FR!

Entah ini bisa dikategorikan cinta monyet apa gak, yang jelas pertama kalinya gue pacaran ya pas SMP kelas 3. Untuk lo yang gue tau kabarnya pasti baik-baik aja, ini surat cinta buat lo.

Udah 4 tahun lamanya sejak gue pertama kali pacaran, dengan seorang anak laki-laki yang tampan berinisial FR. Masih ingat gak lo? Lucu-lucunya waktu kita pedekate? Tsaaahh pedekate ni bahasanya haha. SMS yang isinya ngomongin komik (maklum anak smp), telfonan diloteng biar nggak ketahuan nyokap, Diem-diem jalan bareng haha, Marahan cuman gara-gara hal sepele, masih ingat gak lo? It was so long ya, kadang-kadang kalo inget itu gue suka ketawa sendiri. Pas lagi nulis ini juga gue senyum-senyum gak jelas sendiri.

Lulus smp kita putus, pisah sekolah tapi masih sering berhubungan baik sampai sekarang. Lo sudah gonta-ganti pacar beberapa kali sedang gue belom ada sama sekali. Lo selalu cerita tentang cewek-cewek yang lo deketin atau yang deketin lo, selalu ngebahas sesuatu yang lagi lo tekunin. You tell everything to me. Sampai akhirnya.... gue tau lo naksir sama sahabat gue. Gue coba untuk gak ngehubungin lo lagi, karena gue gak enak sama sahabat gue itu, lo tau FR? Itu alasan gue kenapa selama ini “lupa” sama lo, gue sengaja lupain. Itu sebenernya yang pengen gue kasih tau ke lo, tiap lo sms terus bilang kalo gue lupa’ sama lo,asal lo tau sesibuk apapun gue, gue masih ingat lo.

 Sama kayak apa kata orang, pacar pertama memang nggak bakal pernah bisa dilupain.

Kata orang gue belum bisa move on sama cinta monyet gue yang one and only ini. Buat gue, bukan berarti gue nggak pacaran lagi sama dia dan itu artinya gue masih mengaharap BUKAN!. Memang sih FR udah baik banget sama gue selama ini, selalu ada ketika gue butuh bantuan. Waktu FR nanya ke gue kapan gue bakal pacaran lagi? Itu yang gue nggak bisa jawab, gue cuman bilang kalo gue sibuk sama urusan kuliah, gue takut ngeduain pacar gue sama tugas kuliah gue yang seabrek. Sekarang gue mau bilang ke lo FR, buat apa gue punya pacar baru, kalo toh itu nggak merubah apapun diantara kita? For me, menikmati apa yang namanya pertemanan jauh lebih baik dari pada memaksakan kehendak untuk memiliki seseorang. Itu sebabnya gue nggak mau pacaran dulu lagi.

Lo pernah bilang ke gue, kalo someday I’ll find someone who understand me, seseorang yang bisa nerima gue apa adanya bukan ada apanya. Did you know FR? ada Quote dari film Knight And Day (2010) yang bilang ”Someday. That's a dangerous word. It's really just a code for never.”  tapi gue harap apa yang lo bilang itu bener adanya. suatu hari nanti I'll got him.

Hey FR! sayang lo nggak punya twitter, jadi lo nggak bakal tau jawaban gue atas pertanyaan lo. Gue juga gak tau apa lo sering ngunjungin blog gue apa gak. By the way ini surat cinta pertama gue yang gue tulis ke lo ya? Haha sorry gue emang nggak pernah bisa romantis.

For you FR, tetaplah menjadi seperti ini yang selalu ada buat gue. Kalopun nanti lo bakal lupain gue, gue harap lo menyimpan sedikit ruang di hati lo untuk cerita kita.

Surat ini gue tulis cuman untuk mengenang another part of my story, and it's you FR.





oleh @Nialam

diambil dari http://storyofnialam.blogspot.com/

Surat Untuk Cinta (monyetku)

Untuk pria pertama yang mengirimiku surat cinta,

Surat ini kukirimikan padamu dengan penuh rasa malu dan rindu. Sebenarnya aku malu karena dulu kita terlalu lucu. Cumbu-cumbu asmara yang timbul ditemani dengan beberapa rasa cemburu. Karma yang mengenalkanku padamu. Dari benci jadi cinta. Dari duduk semeja jadi timbul isyarat cinta. Dari surat pertama tentang cerita jadi surat yang kau kirimi tentang cinta. Dan kau yang mengawali bilang suka sehingga membuat aku lama-lama tergoda. Lucu, karena kita terlalu malu padahal seluruh sekolahan sudah tau. Cerita cinta saat kita masih berseragam merah putih dulu adalah cerita paling menggemaskan yang paling kuingat. Bagaimana tidak? Seorang anak laki-laki seumuranmu membawakan bunga dan boneka beruang disaat ulang tahunku dan bilang “I Love you”. Rasanya sayap-sayap hatiku lepas dan terbang ke segala penjuru. Rasanya tak ada anak laki-laki semanis dirimu waktu itu. Aku ingat saat main basket bersama, bertemu di bandung tanpa sengaja, mencoret-coret nama kita di pohon sekolah, pergi jalan-jalan ke mall, dan bicara di telepon hingga lupa waktu. Tapi rasanya, dulu segala pertemuan denganmu begitu berarti untukku.

Masih ingat teman baikmu yang naksir juga padaku dan hal itu membuatmu sangat-sangat cemburu? Kalau ku ceritakan tentangnya hari ini, apakah kau masih cemburu? Hahaha aku yakin tidak. Karena segala rasa suka waktu itu sudah tak lagi menetap disitu. Dia anak laki-laki kedua yang nekat memberikan cincin berbalap-balapan denganmu. Cincinnya memang lebih bagus darimu, tapi kau tak tau kan kalau cincin itu ku kembalikan lagi padanya waktu bertemu di hari Minggu. Karena apa? Karena aku suka padamu. Tapi, kau tetap saja cemburu dan memasang senjata diam padaku. Dan dari situlah muncul nama-nama wanita yang kau dekati agar aku ikutan cemburu. Astaga aku tertawa menulisnya. Masalahnya kita kan hanya sekedar suka, apalagi dengan dia? Aku sama sekali tak ada perasaan apa-apa. Lucu saja ya rasanya, tapi aku berterima kasih karena setelah bertahun-tahun kita bertemu lagi di dunia maya, rasa cemburu dan tidak mau bertemu itu sudah tidak ada padamu. Kau tumbuh jadi pribadi yang dewasa, begitupun aku. Menulis surat ini seperti mengobrak-abrik memori yang sudah bertahun-tahun tak dibuka. Dan sekarang yang tertinggal hanya rasa rindu karena sudah lama tidak bertemu. Aku ingat, dulu kita kan paling tidak suka ketika cinta kita dibilang cinta monyet oleh mereka. Karena pertama spesies kita bukan monyet dan menganggap kita sama-sama beneran cinta. Semua anak sd akan begitu kan dulu? Tapi beranjak dewasa kita pasti mengerti dan akan menertawai. Aku akan selalu menyimpan namamu di loker memoriku. Karena pernah kau bagi cinta bersamaku. Terima kasih ya cinta (monyet)ku, semoga suatu hari kita bisa bertemu dan aku akan berbagi cerita lucu tentang kita dulu denganmu.

Dari cinta monyetmu.




oleh @lovepathie

diambil dari http://simpleloveable.blogspot.com/

M for Mony..

Kepada : Orang yang gue klaim sebagai cinta [pengharapan] monyet gue, @cakramudra

Hey teman, yang [katanya] lagi di Kuala Lumpur. Sebenernya bingung juga sih mau basa-basi apa, wong aku tetep tau kabarmu, via lini masa. Cuma lewat lini masa kok, tanpa buka profilmu, tanpa tau dari sumber lain, suer deh. Hehe. Gue udah tobat kok stalking-in lo. Well, masih inget gue? [masih lah. Ya kan?  ]. Lo pasti bingung kenapa gue nulis surat via beginian. Gue lagi ikutan nulis di #30HariMenulisSuratCinta, kebetulan hari ini temanya surat buat cinta monyet. Oke, bentar, gue ketawa dulu yak. Hahaha. Monyet, itu kan panggilan gue buat lo, so bolehkan ya suratnya buat lo.

Nah, daripada gue kepo or stalking, sekarang gue mau tanya sama lo langsung nih [eh nggak langsung juga sih, via surat], lo sehat kan? [duh salah, ini nggak penting] serius deh, hmmmm… how’s life? [okey, gue rasa itu mencakup semua] hehe. Mudah-mudahan semua baik-baik aja ya. Semoga lo dan keluarga lo baik-baik aja ya. Amin. Gue lupa kapan terakhir kali kita komunikasi, tapi kalo nggak salah sih pas gue sama Tati ribut dan tiba-tiba nyebut nama lo, di twitter. Hmmmm aduh udahan ah basa-basinya. [oke next paragraph gue serius deh].

Ini kan temanya cinta monyet ya, hmmm boneka [monyet] gue apa kabar? [aduh basi nih topiknya] aaah, susah ya. Dari dulu tuh susah banget buka omongan sama lo. Setelah tujuh tahun dan gue masih gagap berbahasa sama lo [kecuali pas lagi curhat dan nangis-nangisan. Menyedihkan]. Lo masih inget nggak kebegoan gue dulu yang bilang, “empat tahun dari sekarang gue ngarep bisa nyebar undangan yang ada nama lo dan guenya”. Hahaha. Bodoh ya! Atau inget nggak, waktu kita debat soal “Cinta Harus Memiliki”, di kelas Bu Euis, mata pelajaran Bahasa Indonesia, waktu di X-4. Inget nggak?

Setelah tujuh tahun, gue masih inget semuanya. Yap, semuanya secara detil. Inget semua cerita-cerita yang gue ceritain ke lu, even hal terbodoh, di awal 2009. Takjubnya lagi, lo malah ikutan balik cerita. Itu momen ter-ngga-bisa-gue-lupain [cerita soal hal yang sangat sangat pribadi. Inget?]. Bisa smsan intens sama lo itu sesuatu banget buat gue. Walaupun gue tau, [sangat tau] hal ini cuma bisa diinget sebagai cerita cinta [pengharapan] monyet. Inget soal cerita, hmmm cuma sama lo gue bisa cerita apa adanya. Bisa lepas, bahkan gue bisa nangis sejadinya [sampai sekarang belum ada yang bisa gantiin posisi itu].

Sekarang, kalo boleh jujur, gue lagi butuh banget tempat cerita yang kayak lo. Yang selalu dengerin cerita orang, tanpa bantahan, atau niat untuk cerita balik. Tapi gue tau kok, kita udah punya kehidupan masing-masing. Gue liat [sekali lagi, dari lini masa], lo sibuk banget. Lebih sibuk dari lo yang dulu. Gue baca lo sering pergi-pergian, entah itu ke luar kota atau ke manapun lah. Gue bakal kangen banget bisa punya cinta monyet sehebat lo. Sebaik lo. Sesempurna lo [okey, Plis, ini bukannya lebay, tapi emang iya]. Hehe. Lo jaga diri, jaga kesehatan, jangan cape-cape. Kalo bawa kendaraan, hati-hati. Usahain jangan telat makan, dan tidur cukup.

Lo baik-baik ya. Gue selalu doain yang terbaik buat lo. Semoga lo selalu dalam lindunganNya, dan sukses di semua hal, dunia akhirat. Amin. Hmmmm and, sukses soal urusan hati. Lo itu laki-laki hebat, pasti perempuan yang ada di samping lo nantinya [dan gue belom pernah tau kalo lo bisa memposisikan ada di samping seseorang, karena selama ini selalu pake kata behind] pasti perempuan hebat [pake banget]. Maaf ya kalo kesannya menggurui, tapi itu tulus doa dari gue. Lo itu manusia stok terbatas, jadi harus dilestarikan [eh, maap. Pis]

Udah ah suratnya udah kepanjangan. Intinya sih gue cuma mau mastiin lo baik-baik aja [dan sebetulnya gue lagi butuh tempat cerita]. Hahahaha. Tetep. Hmmm, seneng bisa punya cerita cinta monyet kayak gini. Bisa diceritain ke anak cucu nanti. Tengkiu yak, tengkiu buat banyak hal yang bisa gue pelajarin dari lo. Terimakasih udah jadi “monyet” gue selama beberapa tahun kemarin. Makasih, ya M. M for Monyet.

*surat dari orang yang pernah “menggilai”, hanya “menggilai”.


Mereka tau saya suka monyet, dan mereka memberikannya





oleh @nandaindrih untuk @cakramudra

diambil dari http://nandahadiyanti.wordpress.com/

Teruntuk Aron Dewa, Cinta (monyet) Kecilku

Aron!
maaf ya saya lancang menulis surat (cinta) ini ke kamu. hahahahaa.. (dulu) waktu kita (masih) pacaran, kita saling balas-balasan surat cinta kan?? padahal kita satu sekolah, tapi entah kenapa kita selalu tulis menulis surat..

Aron! eh, Ewil!
duh bingung, sebingung darimana saya harus mulai menulis.. jangan ge'er dulu ya, saya terpaksa menulis surat ini karena tuntutan dari si Boss Pos Cinta yang kasih tema "Cinta Masa Kecil atau Cinta Monyet". saya mau tulis kasih monyet, tapi saya tidak pernah suka sama monyet, akhirnya dengan penuh percaya diri, saya memilih menuliskannya ke kamu, cinta masa kecil saya. kenapa kamu? karena kamu pernah ada di hati saya. dulu, jamannya cinta monyet. dulu, mengingatmu menyejekukan hati *halah*..

Aron!
maaf, saya lebih senang memanggilmu dengan nama itu. dulu, tak sengaja saya menjatuhkan hati padamu. kamu melengkapi masa SMP saya, biarpun hanya setahun ya. mungkin tidak sampai setahun. kamu mampu membuat saya merasakan cinta. senyum-senyum sendiri. membayangkan tampang mirip Rio Febrianmu sebelum saya tidur. merasakan semangat ke sekolah karena mau bertemu kamu. membuat saya menjaga martabat, supaya kelihatan sempurna dimatamu. sampai-sampai saya tidak tahan menunggu pagi, dan selalu berdoa semoga malam cepat berlalu. hahahaha.. semua itu waktu saya menjalani cinta monyet bersamamu. disaat kita belum mengerti arti cinta yang sebenarnya, tapi mencoba-coba menyandang gelar "berpacaran". terima kasih untukmu. terima kasih karena membuatkan cerita cinta untuk bisa saya kenang. nanti, kalo saya tua, saya janji untuk tetap mengeng kamu.

Aron!
sekarang, untuk saya, kamu teman terbaik. saya ingin selalu mengingatmu. tidak penting kalo kamu tidak ingin mengingat saya! tapi semua tinggal sebatas teman atau sahabat. jadi tidak perlu takut saya mengulang untuk jatuh cinta lagi sama kamu. kamu dan duniamu, tetaplah melaju! saya juga dengan dunia saya, tetap akan berpacu melawan waktu. masing-masing. tanpa saling mengganggu. tetapi, kalo sesekali saya menoleh kepadamu, ingatlah, saya hanya mau memastikan kamu baik-baik disana.

Akhir kata, untuk kamu, yang pernah ada di hati, saya pastikan akan selalu ada untukmu. perkenalkan, saya sahabatmu! saya ada saat kamu ingin membagi kebahagianmu. semoga saya juga ada, saat kamu juga memikul beban terberat dalam hidupmu, setidaknya saya akan selalu ada menyemangatimu dan meneriakanmu kata-kata "kamu mampu memikul beban hidupmu"!



salam, MICHELIN (nama darimu dulu)





oleh @nggeme

diambil dari http://tellyteyoyetey.blogspot.com/