07 February 2012

Salam Dari Pembaca

Buat @bintangberkisah

Selamat sore kawan,
Maaf, surat ini bukan sebuah jawaban yang begitu kamu tunggu-tunggu dari semua surat-suratmu. Aku tahu, surat yang lebih kau harapkan sebagai jawaban adalah dari Kisha. Aku hanya seorang yang tak sengaja ikut membaca surat-suratmu itu. Dan tentu saja, aku juga penikmat surat-suratmu. Yup, dari sekian banyak surat-surat cinta, surat dari kamu paling kugemari. Dari gaya penulisanmu yang runtut dalam bertutur dan terasa begitu mengalir itu memiliki daya tarik tersendiri. Kamu juga menuliskannya konsisten.

Sejak pertama kali membaca surat-suratmu aku memang langsung tertarik. Aku patut berterima kasih kepada pak pos @hurufkecil yang telah mempertemukanku dengan tulisan-tulisanmu. Kalau kamu tahu, blogmu telah aku bookmark, dan aku telah dengan senang hati memfollow akun twittermu. Memang kita tidak saling bertegur sapa, kecuali satu kali saat aku berkicau tentang kesenanganku membaca tulisan-tulisanmu. Kamu menjawab ‘terimakasih’. Satu kali itu, tetapi memang aku sekedar ingin tahu adakah update terbaru dari blogmu.

Tulisan-tulisanmu keren kawan, aku tidak tahu apakah Kisha sebagai objek penulisanmu itu seorang yang benar-benr nyata atau bukan. Yang jelas, tulisan-tulisanmu begitu nyata. Aku menyukainya. Bahkan sejak minggu pertama proyek ini pun aku menjagokanmu sebagai salah satu pemenang dalam penulisan surat cinta terbaik mingguan. Meskipun akhirnya sedikit kecewa karena ternyata kamu tidak mendapatkannya. Tapi tak apalah, bagiku kamu tetap salah satu yang terbaik.

Tetaplah konsisten menulis kawan. Salam.

Penikmat tulisan-tulisanmu
@pung_kamaludin

oleh: @pung_kamaludin
diambil dari: http://wildworldwords.wordpress.com

Satu



Selamat malam,
Aku tidak pernah berdiam di balik kegelapan, karena aku selalu berada di dalamnya. Itu, kan, yang kamu maksud? Aku tidak pernah muncul tiba-tiba pun lenyap pergi darimu. Kamu tahu kenapa? Karena aku adalah kamu. Aku adalah sisi terdalammu yang berusaha kamu singkirkan karena kamu takut terluka.
Aku mengerti. Bahkan aku yang hanya sebuah bayang pun takut terluka. Jika kamu ingin tahu, aku selalu terluka. Aku selalu berada di balikmu, bukan? Tapi lalu aku menerimanya. Itulah tugasku; menyokongmu dari belakang. Jadi, ketika kamu mengusirku, aku terluka. Bagaimana caraku menyingkir sedang aku sama sekali tidak memiliki kuasa untuk memindahkan diriku sendiri? Apakah kamu bisa menyuruh pantulanmu dalam cermin untuk pergi sementara kamu tetap berdiri di depan cermin itu?
Aku tidak menyuruhmu, tapi satu yang akhirnya aku tahu, kamu harus menerimanya. Kamu tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Kamu hanya harus menerimanya. Menerimanya akan mengundang damai di hatimu datang.
Aku tidak bisa menyingkir. Tapi kamu boleh berdiam diri jika ingin. Matikan lampu kamarmu. Saat kamu sadar dan membutuhkan, nyalakan kembali lampu itu dan berbaliklah. Aku ada di sini. Selalu.
Penuh cinta,
Bayang.
*Surat balasan untuk Surat Cinta @ikeyuningsih – “Untuk Bayang“
oleh: @prameswary
diambil dari: http://ayuprameswary.wordpress.com

UNTOLD STORY about Me and Papa

dear Mba Heny,

salam kenal :3

pas meong baca surat mba untuk papa mba, meong nangis. apa ya kata yang bener untuk ngegambarin perasaan meong? "terharu" kayanya bukan kata yang tepat... mungkin meong lebih ke "sedih". meong ikut sedih baca surat mba. meong ngga tau kenapa meong ikutan sedih, kenal mba aja ngga kenal. tapi meong rasa ditinggal orang yang sebelumnya selalu melakukan banyak hal baik untuk kita itu emang gak gampang... meong punya mama majikan, papa majikan dan kakak majikan yang meskipun semuanya galak tapi semuanya rajin elus-elus meong. makanan sama minuman buat meong ga pernah kosong. biarpun mereka marah karena meong tidur di sofa, mereka ga pernah pukul meong. bahkan sekarang kakak majikan suka diem-diem elus meong pas meong lagi tidur di sofa. ngebayangin mereka ngga ada itu sedih banget. makanya aku sedih baca gimana mama dan papa mba heni udah pergi duluan setelah apa yang kalian laluin bersama dulunya.

tapi mba, aku akhirnya baca-baca lagi surat-surat mba heny di blog mba. aku seketika ngerasa mba itu orang yang penuh cinta. kata-kata yang mba ambil untuk orang-orang yang mba kirimin surat itu hangaaaat banget. aku sampe senyum-senyum bacanya. mungkin itu sebabnya semua orang itu sayang sama mba. mungkin biarpun mba ngerasa nakal, jahat, atau bandel, yang orang-orang di sekitar mba inget adalah mba orang yang baik banget dan sayang banget sama mereka.

yah, itu sih mungkin cuma sok taunya meong aja mba, jadi daripada meong lebih sok tau lagi, mending meong lanjutin ngomong apa yang meong rasain aja :D meong tersentuh sama tulisan mba. gimana cerita mba dan papa mba, gimana kalian berpartner dan bahagianya mba punya papa kayak beliau. aku rasa papa mba adalah papa yang sangaaaat baik.

setiap orang punya cerita, dan ceritanya mba heny adalah salah satu cerita yang paling hangat yang pernah meong baca. semoga bahagia dengan pernihakannya ya mba :)


salam,

meong


oleh: @si_meong_oren
Surat Balasan untuk: @henynanz

Dari Sisi Tuhan

Anakku, bagaimana kalau suatu saat aku mengirimkan angin untuk sekedar memberi kabar balasan akan bertahun lamanya penantianmu dan ibumu, dua malaikat tercintaku : bahwa aku telah karam bersama karang tempatmu menunggu ?
Sudah lama, aku tergabung dalam jutaan fosil laut yang tak pernah ditemu. Aku hancur, berkeping. Tertimbun dalam detik-detik yang masih kuingat betul, kualami adegan sendu seorang Jack kala Titanic yang ditumpanginya harus hancur. Bedanya, aku hanya menumpang pada perahu kecil rapuh, yang tak pernah sanggup menandingi sombong angin kala itu. Dan lagi, tak ada ibumu di sisiku.
Aku meronta hingga kehilangan suara. Ikan-ikan tangkapanku yang telah tertata manis dalam ember-ember besar untuk kubawa pulang, nahas ikut terseret ombak pasang. Aku tenggelam, aku tertelan sadisnya nasib yang harus membawaku pergi tanpa sempat berpamitan padamu, pada ibumu.
Anakku, melalui surat ini, terbalas sudah segala peluh yang kau sisikan pada tahun-tahun berlalu dalam penantianmu akan kedatanganku membawakan ikan-ikan laut untuk kita makan enak di bawah remang cahaya kesederhanaan.
Berhentilah, berhentilah menungguku.
Sampaikan pada ibumu, tak perlu lagi sibuk membenarkan kemeja saku. Rapikan saja kemeja-kemeja itu dalam tumpukan lemari paling bawah, pertanda mereka tak akan terpakai lagi oleh pemiliknya, yaitu aku.
Dari sisi Tuhan aku menulis ini, dengan sedu sedan yang berkepanjangan. Semoga kalian tak dirundung kesedihan.


*Surat Balasan Untuk Surat Cinta @MungareMike, “Variatio 23. a 2 Clav.”

oleh: @pupusupup
diambil dari: http://sepotongkeju.blogspot.com

Tebusan Untuk Sepenggal Rindumu

Hai. Mungkin bukan dua hari lagi kita tidak bertemu. Dan entah sudah berapa kali aku melanggar janj-janjiku padamu. Ini hanyalah sebuah balasan dari coretan surat cintamu di waktu lampau yang menggambarkan kekecewaan yang kutorehkan padamu. Maaf. Ya, mungkin kata maaf terlalu basi untukmu. Terlalu sering kuucapkan dan tetap saja aku membuatmu kecewa.
Tapi, asal kau tahu, melanggar janji padamu mungkin akan menjadi hal yang menyenangkan. Haha. Jangan marah dulu. Karena kau berjanji akan mengirimiku surat cinta yang sama setiap harinya jika aku melanggar janjiku lagi. Membaca tulisanmu itu, membuat bibirku mencuat. Menahan senyum dan tawa. Senyum dan tawa dari espresi betapa rindunya aku padamu. Betapa aku merindukan tingkahmu yang kadang konyol itu.
Ini mungkin hanyalah coretan balasan biasa.
Sebagai ungkapan terimakasihku padamu, telah menungguku dengan sabar. Terimakasih sudah mencintaiku dengan sabar dan menyayangiku tanpa lelah.
Maaf untuk semua kekecewaaan yang kutorehkan padamu.
Aku berjanji akan menepati janjiku kali ini.
Shall we meet this aftenoon?
Di tempat biasa dengan cappucino pekat favorit kita berdua.

P.S : Don't be late ! :*

Surat balasan untuk surat cinta @amelianggadhini, "Ini, Mungkin Surat Ancaman"

oleh:  
diambil dari: http://uncoloursky.blogspot.com

SIAPAPUN KAMU, TERIMA KASIH

Hey halo….
Maaf, masih belum tahu dengan apa kupanggil kamu. Pak PosCinta masih saja menyimpan namamu rapat-rapat, padahal sudah kusodorkan belati berkarat di ujung perutnya, tetap saja tak berkutik dengan dalih “Etika tukang pos ah Li untuk gak kasih tahu siapa pengirim surat kaleng”. Dengan tertunduk geram kusarungkan lagi belati berkarat dan pulang ke rumah dengan perasaan tak berdaya.
Terima kasih untuk surat singkat yang kamu pilih untuk dikirimkan ke aku. Besar artinya untuk seorang Kak Bintang yang haus akan popularitas dan perhatian. Ok ini berlebihan, tapi tetap ucapan terima kasih itu tidak akan aku hapus dari paragraf ini. Dan kamu, siapapun, sudah sempat membuat aku tak bisa makan dan minum berhari-hari hanya untuk mencari ke ujung twitter si pengirim misterius. Baiklah ini juga berlebihan. Pokoknya terima kasih.
Lain kali, kirim suratnya jangan surat kaleng dong. Surat wesel dengan nominal jutaan angka di dalamnya juga boleh. Dikirimin surat wasiat yang isinya mendapat rumah di daerah Pondok Indah, atau mobil Ferari warna merah juga aku mau kok. Lagian untuk seorang Lian yang tidak suka rahasia-rahasian dan kejutan-kejutan, dikirimin surat kaleng itu bikin uring-uringan lho. Abisnya aku ngga ngerti mau kirimin surat balasan ini buat siapa, dan ucapan terima kasihnya untuk siapa.
Mungkin beribu bintang bertebaran di twitter, tapi hanya satu bintang yang menjadi kekasih hujan.
Dengan cinta,
StarLian
PS: Followerku belum tembus seribu, jangan lebay. xD

oleh: @starlian
diambil dari: http://starlian24.wordpress.com/

Setia Di Kolong Mejamu

Bunda, masihkah cemas padaku?

Bukannya aku tak ingat rumah. Namun, naluri petualangku sedang menajam kiranya. Dunia di depan mataku terlihat semakin besar, indah, dan menantang. Ingin kutelusuri segala seluk dan lekuknya. Mungkin saja di balik hujan deras dan jalan berbatu, tersimpan utopia menawan yang tak lekang oleh waktu.

Terkadang, saat aku berteduh di ranah antah berantah, kurindu suara merdumu. Memanggil namaku, bersenandung lagu kesayanganmu. Sambil jemarimu membelaiku hingga tak sadar lelap menghampiri sambil bergelung di dekatmu.

Bunda, di balik segala sifat manja dan jahil yang sering membuatmu gemas, tersimpan asaku untuk menjadi kuat dan perkasa. Ingin kutunjukkan pada suatu masa, memori tentangku bukan hanya saat aku jahil dan bermain riang gembira. Atau ekspresi malas kekenyangan setelah kita berbagi hidangan lezat.

Aku mulai dewasa, Bunda. Berkelana kini jadi cita-citaku. Impian bertemu belahan jiwa, mengarungi alam semesta, dan berteriak merdeka. Apakah ini terlalu muluk untuk kuraih? Atau terdengar konyol untuk diwujudkan?

Namun, ada yang tak bisa kupungkiri. Segenap sel tubuhku seperti telah menyatu dengan baumu. Refleks gerakku berpacu saat derap langkahmu mendekat ke arahku. Sekecil apapun ruang di sampingmu, aku ingin ada di sana saat lelah begitu mendera.

Kolong mejamu takkan kosong, Bunda. Meski nanti aku telah tiada, semoga generasi  dariku akan jadi pengganti yang selalu membuatmu bahagia.


Ananda,
Penghuni setia kolong mejamu

@retro_neko ini diaa, tepat sebelom tidur dibawah meja kyk di foto yg surcin.


Surat balasan untuk surat cinta @heyechi “Pulang, Nak!”

oleh: @retro_neko
diambil dari: http://iammrsred.tumblr.com

Variatio 24. Canone all'Ottava. a 1 Clav.

Untuk dia,



hari sebelas nanti

tak peduli tak berbelas nanti

di hati telah pahat malam sendu

kian lama tak mata menyapu



ah, satu lagi samawiku

dalam temaram dan gaun ungu

ini barang lalu lama mendekam, membusuk



rindu tak lain pedang tanpa hulu

mana beradu, mana mengacu

atau

cinta hanya simpati berlebihan?

dua penggalan tanpa sandaran?





- surat yang dituliskan temanku untuk melamar perempuannya.




oleh @MungareMike

diambil dari http://mungaremike.tumblr.com/

Buat para lawan judi-Ku.

Halooooo selamat siang para lawan judi-ku.... hihihihi..
Seharian dimeja kerja gw ga sabar pengen nyeritain ini ama kalian, senin yang identik dengan kerjaan yang numpuk dikalahin ama ingetan gw tentang kalian.
Buat @heera_ya : sang teller bank, gimana sayang hari seninmu banyak nasabah kah?
gimana aa dan kisah sitinurbayamu hehehhe... maaf yah malem minggu kemaren kita ga kencan, aku diapelin si pacar :)
Buat @ntan_nut :  yang dimeja kerjanya, sibuk online terus nih anak :p
jadinya april apa mei nih?? udah ga tahan kita mu pake seragam pager ayu hihihi... mau lu apa hya dulu nih, gw siap jadi WO kalian :*
Buat @tye_putty : sang pramugari yang sedang mencari cinta, neng toyib lagi terbang kemana sekarang? ayo kapan kenalin kita ama cowo mu say..sini pulang kita kumpul lagi
Buat @veradarmawan : yang lagi ngasuh thalita dengan shaun the sheep nya , bikinin gw nutrijel rasa coklat ama stowbery yakkk teu hihihi...
Ayank-ayankku sory yah ganggu aktivitas kalian buat baca sebentar surat cinta dari gw ini heheheehhe...

                                   -my besties-

kalian masih ingat koin-koin ini??
ini uang koin Rp.500,- yang dulu dipake maen kartu 41an
masih inget peraturan judi kita? yang kalah di gambarin pake lipstik
agak elitan ya kita ga pake bedak tabur kaya cowo-cowo hihihi..
gw masih inget saat itu gw juaranya kan, urusan perjudian gw ama c vewa biasanya yang jagoan. pipi gw cuman digambarin bentuk love disebelah kanan ditambah tanda plus dijidat doank kan'
Nah....Ayooo ngaku diantara kalian siapa yang paling keok?
sayang banget fotonya ilang entah kemana, padahal itu bukti otentik, bakalan ketauan  siapa yang mukanya paling banyak lukisan abstak, berarti itu yang KO ahahhaha...
dan kalian inget ga? parahnya setelah beberapa hari sang pemilik lipstik ngamuk,
ternyata lipstik yang kita pake itu merk nya Revlon cuyyyy... lipstik nya baru eh udah langsung abis setengahnya ahahhaha... tau gitu pake lipstik merk viva yang murahan yak... !! maaf ya hya sayanggggg....  :p

kalian tau, semaleman gw ketawa-ketiwi sendirian, gw nemuin ini juga,
masih inget uang kertas Rp.100,- yang diisi tulisan kita masing-masing??
gw masih nyimpen semuanya loh, idihhhhhhh kocak banget nih jaman abg, isinya curhatan kaya buku diary penuh banget lah, selembar bolak-balik sudut kiri kanan padet hahaa,, trus nulis cita-cita pengen jadi apa, dan semua nulisin nama cowo nya masing-masing pake pulpen warna-warni cieee.... ahahhahaa.....lucu banget,
dan kalian bisa tebak kan tulisan siapa yang paling kaya ceker ayam?? "teu kaharti pisan" dan hanya orang-orang yang beriman yang bisa bacanya hehehhee... ehhh tapi jangan salah, tulisannya paling laku di pake ngisi LKS anak-anak cowo, dibandingin tulisan kita yang lucu n rapih-rapih hahahha... (peace ateu) :p

sumpah demi apapun gw kangen kalian
kangen hari jumat nongkrong dikopsis buat jadi komentator tetap,
kangen pulang sekolah naek delman si ichan, jajan escream, es shianghai, makan bakso , foto-fotolah, dandan-dandanan, curhat-curhatan dikamar gw atau kamarnya c hya. aaahhhh......................... memang yah putih abu takan kembali,
kangen.. kangen banget......

mungkin putih abu udah berlalu, tapi semua tentang kalian, kita dan mereka semua masih terasa hangat di ingatan gw, dihati gw, ya...angkatan 2005 dengan segala cerita didalemnya emang paling juara. Ini bakalan jadi kisah klasik untuk masa depan.
Sekarang kita terpisah jarak, yang sekota pun jarang buat ketemu, karna kesibukan masing-masing tapi hati kita tetep satu.
Sukses yah ayank-ayankku, menggapai cita dan cinta kalian, semoga kalian sehat, selalu dalam lindungan allah, aminn.... 4 orang lagi nih yang masih lajang semoga bertemu jodoh terbaik ya hehehe. .
ayuukss kita ketemuan, berkumpul dan berisikkkkkkk.....
kita maen kartu 41an lagi, kita liat nih siapa yang jadi juara judi sekarang ahahhaha...
eh yang kalah teraktir yakk ξ\(ˇ▽ˇ)/ξ


Tertanda,
Sang Juara Judi


      _mpe_
 ahahhahahha......





oleh @mpe_eva untuk @heera_ya @ntan_nut @tye_putty @veradarmawan

diambil dari http://catatankeciltentangdia.blogspot.com/

Supir taxi berbaju biru.

Kepada yang terhormat *anda pantas saya sebut terhormat*
Bapak Supir berbaju biru. (yang tidak jelas saya tahu namanya siapa dan nomor taxinya berapa.)
Dengan surat ini saya ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya telah melayani saya dengan baik melalui pelayanan taxi bapak. Dengan segudang barang dan tubuh yang kelelahan bapak masih membantu dan menanyakan alamat saya dengan jelas agar saya tidak dibawa mutar-mutar kota Bandung yang mulai padat semeriwet ini.

Bapak supir berbaju biru yang baik hati, terimakasih sudah memutar lagu-lagu yang tidak mengganggu kenyamanan saya berkendara di dalam taxi anda. Trimakasih sudah mengantarkan saya dengan selamat setelah berjalan di bawah cahaya malam kota Bandung sepanjang jalan tadi. Bukan saya mau memuji dengan sembarangan, saya benar-benar merasakan kasih yang Tuhan berikan melalui anda, Pak. Surat cinta ini untuk bapak supir taxi berbaju biru yang tadi mengendarai taxinya untuk mengantar saya pulang dengan segala keletihan saya.

Untukmu bapak supir taxi berbaju biru, mungkin ini bukan pertama kalinya saya melihat orang baik, tapi entah mengapa saya begitu tersentuh dengan apa yang bapak lakukan. Setelah membantu saya menurunkan barang-barang, saya memberi uang kepada bapak, dan saya tahu itu lebih, hanya sedikit, tapi yah saya tahu supir taxi terkadang mengharapkannya. Lalu dengan suara yang ramah bapak memanggil saya kembali " Mbak, tunggu.. ini ada kembaliannnya.." . Aduh pak, dalam hati saa, saya minta maaf karena saat saya melihat bapak membuka lembaran uang itu, saya pikir bapak ingin melihat lebih yang saya berikan berapa. Tapi justru bapak mau memberikan kembalian pada saya, malu. Terimakasih untuk kasih dan pelayanan anda pak. Saya berdoa untuk bapak suoir taxi berbaju biru semoga anda selalu dilindungi Tuhan dan mendapatkan keramahan seperti yang anda berikan pada penumpang anda. Saya merasakan pelayanan yang memuaskan dari hati seorang supir taxi, bukan melow, tapi saya tahu rasanya diperlakukan baik. Terimakasih Bapak.





oleh @nintafryani

diambil dari http://stepon-sepatuninta.blogspot.com/

Surat untuk Qe #2

Dear aprina,

Aku menulis surat ini padamu sekali lagi. hanya untuk membayangkan senyummu sebelum kalimat pertama usai. Membayangkan jatuh pada palung lesung pipimu dan tak pulang-pulang.

sebelum membaca surat ini lebih jauh, tolong jauhkan benda-benda tajam yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Kau tahu, aku kemarin ke kedai kopi. melihat sebuah kursi yang dulu kau duduki. Berbincang dengan seseorang yang aku tak tahu persis apa yang kalian bincangkan; antara seputar bisnis atau tentang pembuatan buku yaasiin untuk mengenang almarhum bapak. Maaf, karena mencuri dengar, tak sengaja.



Pagi ini, sambil menyeduh kopi, aku menulis surat untukmu. Warna kopinya coklat pekat. Seperti warna jilbabmu sewaktu kita pertama bertemu. Hmm, pasti muncul pertanyaan dikepalamu: “apa iya aku memakai jilbab coklat waktu itu?”

Sementara pertanyaan itu masih lalu lalang dikepala, dan kau mulai menganggapku sebagai orang aneh. Memperhatikan halhal yang tidak penting. Kau juga memakai baju merah jambu dan terlihat agak lebar (baca: gemuk). Kau pasti orang yang mempunyai sifat sabar. Ada pepatah: orang sabar badannya lebar. *siap siap pake rompi anti peluru*

Ohya, bagaimana proses pemindahan makam bapakmu? Pasti beliau disana sangat senang kembali ke tanah asalnya.

Tetiba aku merindukan bapakku. Dia juga sudah lebih dulu meninggalkan kami; ibu dan adikadikku. Beliau pasti sudah tenang disana. Mungkin sedang bersama bapakmu, sedang menyeruput kopi dan berbincang. Bapakku suka sekali kopi. ibu membuatkan untuknya, dulu, meski kadang beliau juga buat sendiri.

Apa nama salah satu kampung di atjeh sana? Takengon ya? Nama kampungnya seperti lelaki kemayu yang sedang mengungkapkan perasaan kangennya; ta kengon. cyiiinn!!! :p itu nama kampungmu ya..???

Hey, kau ingat foto ini:



Foto yang diambil sewaktu kita dan temanteman melewatkan malam pergantian tahun di ibukota. Agak kontras gambarnya. Hitam-putih. Kuberi judul fotonya: beast and the beauty.

Kau lihat dirimu di foto itu. Sedang menggunakan jurus andalan. Senyum manyunmu yang khas itu. :p

dan saya seperti seorang monster dalam kisah dongeng; sedang menunggu datangnya seorang putri cantik. yang mencintainya apa adanya dan melepas kutukannya agar ia menjadi pangeran yang tampan. Hahahaha… agak lebay bagian ini. Ingin kuhilangkan dari isi surat. Tapi, dibuang sayang.

Setiap melihat orang lebay, aku ingin sekali membunuhnya. Tapi, kemudian aku sadar, tuhan melarang hambanya untuk bunuh diri.

Dan dibagian terakhir dari surat ini, aku lampirkan foto ini:



Itu foto waktu kita pertama bertemu. Foto ini juga bisa menjawab pertanyaan yang lalu lalang dikepalamu tadi. (agak sok tahu ya.. akh, anggap saja kau memang sedang bertanya-tanya mengenai hal itu).  Aku tidak sedetail itu mengingat beberapa peristiwa. Kutemukan foto nya di folder foto pada notebook-ku. Hehehe… melihat dirimu di foto itu, semoga bisa mengobati rasa kangenku. #satudarah seng bole baku pisah.



Salam Kangen,

Ben Yusoff Gersee




oleh @onossel

diambil dari http://tempathurufberkumpul.wordpress.com/

Kutinggalkan setengah hatiku, untuk kenang-kenangan.

Awalnya memang menyakitkan kemudian semakin menyakitkan. Sudah...sekarang, sebelum semakin-semakin menyakitkan lagi, aku kembalikan saja hatimu yang aku bawa-bawa kemana-mana. Aku berniat meminta kembali hatiku yang kamu bawa-bawa, tapi setelah aku pikir matang-matang, tidak perlu kamu kembalikan, simpan saja selama kamu suka.

Mungkin sebenarnya kamu yang belum bisa melepaskan, itulah kenapa aku yang melepaskan terlebih dulu. Mungkin kamu berlaku kasar, karena kamu takut aku mengambil paksa. Tenang saja...aku merelakan, kalau selama ini aku sulit melepaskan, itu karena aku ketakutan. Takut akan sulit menemukan setengah dari hatiku lagi. Sekarang...hatiku memang belum utuh, tapi kamu tahu? Ada yang berbaik hati memberikan perhatian, supaya hatiku berkembang menjadi besar. Menjaga supaya tidak mudah gusar. Kalau begini cara lelaki ini memberi perhatian, aku akan segera melupakan hatiku yang tertinggal disana, karena setengahnya lagi sedang berkembang.

Jadi aku minta, jangan kamu sekali-sekali mengancam akan menghancurkan setengah hatiku itu. Tetap aku akan merasakan kesakitan ketika kamu melakukan itu, tapi tubuhku sudah tidak bereaksi berlebihan terhadapnya.

Anggap saja itu sebagai souvenir pernikahan, atau sebagai apa saja yang mau kamu sebutkan. Jangan menganggap tidak ada bahagia setelah kamu, buktinya aku akan menemukan bahagia dengan yang baru. Sudah...jangan dikembalikan.

Sssttt aku pernah mengatakan ini di jejaring sosialku, pasti kamu dan kekasihmu juga telah membacanya “Bagaimanapun kita mampu bermetamorfosa, bersujud meminta ampun dan berubah menjadi baik, kita akan tetap harus membayar apa-apa saja yang sudah kita buat dibelakang. Tidak ada yang gratis bukan?”.

Bukan...ini bukan sumpah serapah, sekedar mengingatkan untuk kita berdua untuk menjadi dewasa. Kalaupun sekarang aku berubah, yang selalu kamu sebut-sebut pencitraan, ini perbaikan. Apa yang aku buat dibelakang terlalu besar bayarannya. Mungkin kamu tidak, selamat meneruskan pencitraan ^.^





oleh @miftachaliq

diambil dari http://miftachaliq.blogspot.com/

Teruntuk @Arwa_Zed dan @TitaRumatita, S T O P!!!

Awa!
jangan mencak-mencak dulu membaca suratku ini. kepalaku sudah hampir pecah. apalagi yang dapat kulakukan untuk menghibur kemarahanku? kau juga marah? jangan! ini giliranku untuk marah. jadi tolong singkirkan hobimu yang hanya marah-marah dengan suara melengking itu! kamu bukan siapa-siapa yang berhak memarahiku. seharusnya kamu merasa, jika kamu masih punya perasaan. seringkali aku bicara, PACARKU TERLALU MENYAYANGIKU dan DIA TIDAK MAU AKU DISAKITI!!! TOLONG MENGERTI!

Tita!
"Tuhan!" ini serius! aku menyebut-nyebut nama Tuhanku ketika aku mengingat-ingat semua kata-katamu semalam. aku tak sanggup lagi berkata-kata. sungguh aku ingin bertemu langsung untuk berbicara dengan kamu dan menjelaskan semuanya, supaya otak kecilmu itu tidak hanya berisikan kecemburuan yang membuatmu makin keliatan kerdil di mataku.

Awa!
tidak banyak orang beruntung yang tahu nomer handphoneku. aku memang sengaja mengganti nomer untuk menghindarimu yang suka datang dengan cara tiba-tiba. aku terganggu, sungguh terganggu dengn semua permintaan maaf serta segala perhatian busukmu dan aku mulai lebih terganggu kalau pacarmu suka menerrorku dengan berbagai macam cercaan yang tidak pantas aku dengar ketika dia tahu kamu menghubungiku. disaat itu terjadi, kamu dimana? menghindar seperti Banci saja!

Tita!
aku perempuan. aku tahu gimana rasanya bila pacarku menjalin komunikasi dengan perempuan lain, apalagi itu adalah mantannya. rasanya sangat sakit, sakitnya sama seperti saat dulu kamu memasuki hatinya dan menendang aku dengan keras dari dalamnya. aku sudah menjauhi dia, tapi dia dengan segala caranya yang menghubungi aku lagi dan menjelaskan ke aku kalau kamu tahu dia menghubungiku.

okeh, ini bukan surat cinta. aku harap kalian berdua cukup menggangguku setelah membaca surat ini!!



salam, Telly




oleh @nggeme untuk @Arwa_Zed dan @TitaRumatita

diambil dari http://tellyteyoyetey.blogspot.com/

Udara dari Seberang Benua

Kepada Esti, perangkai kata yang gemar memuji,

Maaf…

Seperti sudah seharusnya aku mengawali surat ini dengan meminta maaf padamu. Kesalahan kali ini mungkin bukan karena waktu. Karena menulis surat balasan adalah kemauanku dan tak pantas jika waktu menjadi kambing hitam lagi. Sudah sering aku menyalahkan waktu, kau tahu itu. Tapi ketika aku berpikir sekali lagi, kutemukan kesalahan ada di tanganku sendiri. Akulah yang harusnya mengatur waktu, akulah yang harusnya belajar membagi dan memanfaatkannya sebaik yang aku mampu. Jadi, maafkan aku kalau baru sekarang aku sempat membalas suratmu.

Esti, kawan pena yang terpisah benua. Sepertinya kau benar, ‘sahabat’ belum jadi yang tepat untuk kita berdua. Bukan karena apa, mungkin ini hanya terlalu cepat dan belum saatnya. Aku percaya akan ada waktunya kita benar-benar merasa nyaman dengan sendirinya. Jadi untuk saat ini biarkan hubungan pertemanan kita berjalan apa adanya. Kau setuju, kan?

Surat balasanmu sudah kubaca berkali-kali. Dan selalu kurasakan ada kesenangan dan haru yang sama di tiap abjad yang kususuri. Itu adalah surat terindah yang pernah ditujukan untukku. Kau benar-benar pintar merangkai kata yang bisa memanjakan mata. Kau hebat. Kau tahu, aku suka diam-diam mampir ke blog-mu dan membaca tulisan-tulisanmu. Aku selalu iri padamu yang bisa menghasilkan karya-karya manis. Sedangkan kisahku lebih sering berakhir tragis.

Esti, sungguh aku menantikan saat kita bisa benar-benar bertemu. Berbagi cerita dan saling mencipta tawa. Melepas rasa penasaran akan masing-masing rupa di dunia nyata. Meski kuakui ada sedikit rasa takut di hati, ketakutan yang tak kumengerti. Aku takut jika Tuhan menghendaki kita berjumpa nanti, justru kecewa yang menghampiri. Ah sudahlah, anggap saja rasa takut ini hanya keisengan pikiranku yang nakal. Karena tentu saja aku berharap Tuhan sudah merencanakan pertemuan kita dengan sempurna.


Padamu udara penyejuk
Kupasrahkan cahaya hidupku untuk kau peluk
Hangatkan dirimu
Pun aku akan menghangat dalam dekapmu


Padamu udara pencinta hujan
Aku rela tubuhku basah oleh harapan
Selimuti hati dengan kasihmu yang menjuntai
Mari kita tunggu pelangi seusai badai


Kau udara yang menjelma angin
Berlarilah kalau kau memang ingin
Aku tak akan menahan ringan langkahmu
Yakinkan di sana bahagia telah menunggu


Kau udara yang menjadi embun
Merindu tarian bersama daun
Menarilah, ikuti melodi alam yang mengalun
Buat aku yang diam ini terkagum-kagum


Kau udara yang bebas
Tak hanya berputar di depan teras
Kau menyejukan seluruh alam meski tanpa balas


Aku lilin yang merindu tawa
Terus bertahan agar tetap menyala
Menunggu udara
Untuk saling mencipta lengkung ceria

***

Untuk @estipilami, yang kurindu tanpa harus didahului temu. Kabari aku ketika kau pulang ke tanah air. Akan kupaksa waktu memberi sebagian miliknya untuk kita habiskan berdua.
*peluk dari Jakarta* *untuk Hachi juga*





oleh @manggarlintang untuk @estipilami

diambil dari http://lintangnagari.wordpress.com/

Aku sayang kamu, tapi tak cinta kamu.

pada istriku yang mencintaiku,
pada ibu dari anak-anakku.
pada teman hidupku yang telah menemaniku 10 tahun terakhir ini.
bila biasanya seorang suami mengirimkan surat untuk istrinya karna ingin mengucapkan sesuatu yang romantis. tapi kali ini, surat ini bukan surat cinta padamu. namun pernyataanku dimana lidahku selalu kelu tiap aku ingin memulai pembicaraan ini. istriku, maafkan aku. aku tak mencintaimu.

maafkan aku,
dari awal pernikahan kita ini, tak pernah ada sebersit rasa cinta padamu. kamu begitu sabar dan telaten menantikan hadirnya cintaku. tapi aku tak pernah bisa. walau pada akhirnya, aku menikahimu, karna aku iba pada dirimu. tak tega mendengarkan perkataan orang-orang. meski kamu tau aku ini homoseksual, tapi kamu begitu teguhnya ingin membuktikan pada orang-orang itu bahwa aku juga manusia normal. kamu rela dikucilkan dari teman-temanmu, kamu rela berjuang pada bapak ibumu demi bisa bersamaku.

maafkan aku,
kala itu aku berani melamarmu hanya berdasarkan rasa kasihan. tak ada yang lain. dan selama 10 tahun pernikahan kita ini, hanyalah pengkhianatan yang selalu aku lakukan. pasti kamu merasakan itu, tiap kali aku berbohong, tiap kali aku berkelit, tiap kali dimana aku tak pernah merasakan puasnya batinku kala kita bercinta. aku tetaplah seperti aku yang dulu, aku seorang homoseksual.

maafkan aku,
betapa sabarnya kamu. betapa tegarnya kamu. kamu adalah wanita tangguh yang pernah aku kenal. tak pernah memintaku mengucapkan kata-kata cinta seperti suami yang lain pada istrinya. tak pernah memaksa untuk memuaskan nafsu batinmu. aku selalu berusaha untuk bisa mencintaimu, tapi tak pernah sanggup. hati kecilku tak tercipta untuk mendengarkan inginku.

terima kasih karna kamu mau membesarkan anak kita. kamu beri mereka kasih sayang yang seutuhnya dan begitu tulusnya. kamu sosok ibu yang diidolakan mereka. tapi aku tak bisa menjadi ayah yang jujur pada mereka. percayalah, aku juga sangat mencintai mereka. aku rela bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dan segala keinginan mereka. dan sekali lagi maaf, aku tak bisa mencintaimu seperti aku mencintai darah dagingku ini.

dan inilah permohonan maafku untuk kamu. aku sayang padamu tapi aku tak mencintai kamu. aku sayang padamu hingga akhirnya sekarang aku jujur, aku tak lagi bisa bermain peran ini lagi. aku merindukan kehidupanku yang sesungguhnya. aku tak ingin menyakitimu lebih lagi karna aku menyayangimu, sebagai sahabat karibku, sebagai orang yang menerimaku apa adanya, sebagai ibu dari anak-anakku. aku yakin, kamu seorang wanita tangguh yang meski aku ceraikan, kamu bisa mengarungi hidup ini lebih baik lagi. aku titip anak-anak ya, besarkan mereka. bila nanti sudah waktunya, ceritakan pada mereka siapa ayahnya yang sebenarnya. seorang homoseksual yang mendapat banyak cinta dari kamu.

Burhan.




oleh @mareretha

diambil dari http://primariayu.wordpress.com/

Penyambung Lidah @ibnujanq

Kepada : Partner in Crime Terhebat Sedunia ! @ibnujanq

Seandainya saya bisa menjadi penyambung lidahmu. Perempuan yang kamu bilang nggak cantik itu [padahal mah cantik. Preet!], dia bodoh ya! Di sini ada laki-laki [yang katanya] kw 5 nya Fedi Nuril, nggak bosen jadi pemuja rahasianya.

Hoy! Giliran lo nih. Satu-satu kebagian kok. Ehehe. Kebetulan cerita lo kan masih presh prom di open, gue tulis aja yak. Apa kabar? Masih galau? Gue rasa setelah rabu kemarin hidup lo jadi seenteng badan lo. Bener nggak? Haha. Piss man!

Langsung aja yak. Bang, boleh jujur nggak? [boleh lah, apa sih yang nggak buat gue?] hehe. Gue nggak nyangka lo segitunya. Setelah dua tahun lo sangat amat mengeramatkan nama itu, akhirnya kebongkar juga deh. Kebongkar sampe ke akar. Gue percaya perasaan itu sayang, bukan sekedar rasa ingin memiliki. Gue rasa Tuhan salah ngasih kelamin buat lo deh. Perasaan lo alus banget. Persis kayak perempuan.

Apa rasanya jadi laki-laki yang mengagumi dalam jangka waktu panjang? Apa rasanya mencintai tanpa memiliki? Apa rasanya mencintai orang apa adanya [bukan dari fisik atau apapun yang melekat di dia]? Cerita lo itu jujur banget, nggak sinetron banget. Hehe

Seandainya diijinin, gue mau nulis sesuatu buat dia. Anggep aja gue ini penyambung lidah lo. Ya Cuma dikit kok. Boleh ya. Nih kalo boleh gue mau nulis gini ;

Kepada : 7432522173524221818253437481439121


pict source

“Lihat cara dia berjalan, oh mengagumkan, oh mengagumkan Ikutilah jalan pikirannya, oh mengesankan, oh mengesankan. Ingin sekali kutunjukkan betapa berarti senyumnya untukku. Ikutilah gerak jarinya kau ‘kan terkesan kau ‘kan terkesan. Dengarlah dia bernyanyi kau ‘kan terharu lalu membisu. Ingin sekali kukatakan. Betapa berarti tingkahnya bagiku..”
[Karena Aku Setia – Sheila on 7]


Hai wanita yang baru ku ketahui jati dirinya setelah dua tahun. Apa kabar? Oia, kamu memang nggak kenal aku, tapi aku mengenalmu, sebaik aku mengenal partner in crime-ku @ibnujanq. Kenal dia? Dia bilang kamu lagi di luar negeri. Di tempat yang kamu inginkan. Selamat ya, dia seneng banget akhirnya keinginan kamu terwujud.


Nggak banyak yang bisa gue jabarin tentang mahluk unik satu ini. Ibnu itu biasa gue panggil bang Abdil. Gue lupa sejak kapan dan karena apa jadi lengket sama dia. Pastinya karena laki-laki ini baik, dan gue nyaman sama dia. Bebas asap rokok dan rajin solat [anjis, promosi banget ini] haha. Dia baik banget, rela bantuin gue atau perempuan manapun atau bahkan siapapun semampunya. Bahkan dia rela jadi tameng gue. Yap! Sekarang dia lagi ketimpaan masalah nih gara-gara gue. Ya gitu deh intinya. Dia orang baik. Kamu tau kan? Pokoknya dia punya hati yang super duper lapang!


Kamu tau nggak sih, orang ini [@ibnujanq] laki-laki paling gila dalam hal mengagumi perempuan. Dia pernah loh kepikiran belajar keyboard demi perempuan yang dia suka. Dia juga tau dan mengagumi cara pikiran perempuan itu. Bahkan dia menjadikan suara perempuan itu obat penenangnya. Suara perempuan itu bagus. Aku pernah dengar, dari mp3 playernya. Lagu itu jadi lagu favoritnya. Kalo dia udah denger lagu itu berulang-ulang berarti dia lagi kangen sama perempuan itu. Hebat ya si perempuan itu, sampe bisa bikin dia hilang kendali. Kalo kata dia sih, “she’s driving me crazy”.


Then, perempuan itu kamu. Yes definitely you! The one and only! Dia sayang sama kamu. Tulus. Lagu di atas itu, lagu yang gambarin kamu di mata dia. Aku Cuma mau nyampein itu. Aku tuh geregetan setelah denger ceritanya! Dia bilang bulan ke tiga nanti kamu ulang tahun. dia udah siapin hadiah buatmu. Jadi bingung mau bilang apa lagi, Cuma mau nyampein itu, plis sadar ada orang baik yang sayang dan setia sama kamu di sini. Bersediakah kamu menoleh dan melihat keberadaannya?


anggap saja aku ini penyambung lidah orang yang mengagumimu ya..
salam kenal buat kamu yang jauh di sana.


Udah bang, udah. Cuma gitu aja kok. Nggak penting kan. Yang penting gemes gue ilang. Hehe. Gue rasa, oneday lo akan dapetin apa yang lo mau, gue doain lo kok. Amin. Oia kadonya jadi beli di mana? Beli online kan? Kalo beli langsung dan butuh temen bilang-bilang ya.. hehe. Sekian dan tengkiu!

Salam ketjup udel yay partner in crime





oleh @nandaindrih untuk @ibnujanq

diambil dari http://nandahadiyanti.wordpress.com/

Hari Pertama

08.39, malam ini kita sama-sama ambil keputusan buat break

kamu tau? aku cuma bisa nangis :(. aku sedih bukan main____
tapi memang seperti ini jalan tengahnya buat kita, jadi harus keep fighting :)

apa kamu juga sedih malam ini ?
kuharap kita saling menegarkan hati kita lewat doa2 kita
aku yakin, malaikatku akan menyampaikan cintaku padamu
dan malaikatmu juga akan menyampaikan cintamu padaku
ya, hanya lewat doa. hm, malaikatmu dan malaikatku berteman bukan?
semoga mereka tidak pernah bertengkar ya, atau salah paham
jadi tidak ada satu salam pun yang pending tersampaikan
oiya, apa kamu juga menyampaikan break kita dan tangis sore tadi ke Tuhan?
entah kenapa, teman-temanku mengirimkan kata sayang mereka kepadaku
aku heran, serentak sekali
apa malaikat-malaikat mereka berunding untuk menghiburku?
hebat sekali cara Tuhan !
selalu berdoa :)
selalu dekat Tuhan ya :)
selalu doakan kita; salam buat malaikatmu tersayang
aku pikir malaikatku juga akan selalu merindukanmu juga
Tuhan sayang kita





oleh @margaretharnita

diambil dari http://missmargaretha.tumblr.com/

Kepada Masa Lalu

Kepada masa lalu,


Bagaimana kabarmu?

Apa kau baik-baik saja?

Ataukah kau mulai kesal sebab orang-orang terlalu banyak membenci dan mengabaikanmu?

Tenang saja, mereka hanya belum tahu seberapa pentingnya dirimu.

Orang-orang selalu berharap kau semata angin pagi yang menggoyangkan rambut berombak mereka. Lekas pergi, enyah, dan tak kembali. Tapi entah tak paham atau tuntutan perasaan, mereka enggan menganggapmu sebagai ingatan. Mungkin aku bisa memakluminya jika kau memang keterlaluan “jahat” pada mereka, tapi kenyataannya? Kau baik sekalipun, mereka tetap menganggapmu menyebalkan. Katanya, kau yang baik membuat mereka kini menjadi terpuruk karena tak bisa bertemu kembali denganmu. Dan terkadang mereka menganggapmu menjebak mereka dalam frasa “terjebak masa lalu”. Ah, itu berlebihan. Orang-orang memang terlalu sibuk menyempitkan pikiran.

Kau, yang terkadang orang beri nama kenangan,

Ketahuilah, seburuk apa pun kau di ingatan orang, aku terkadang iri padamu. Kau terlebih sering terlafalkan di bibir orang, ketimbang aku. Terlalu banyak orang yang berdebar takut untuk menemuiku. Mereka takut apa yang akan kuberikan tak sesuai dengan doa yang mereka lantunkan. Tak sedikit pula orang yang menemuimu dengan harapan bergantungan sembarangan akan menemuiku untuk sekadar mengharap kebaikan yang berlebihan. Ah, orang-orang macam itu hanyalah orang-orang bebal yang tak paham arti kehidupan. Biarkan saja itu menjadi urusan mereka bersama Penciptanya. Semestinya kita memang tak punya hak untuk ikut campur, tapi aku terlalu gatal untuk ingin membahasnya.

Untuk yang terakhir, boleh kuungkapkan hubungan antara kau dan aku? Kau adalah pelajaran, sementara aku adalah jalan.


Salam hangat,

Masa Depan.



Oleh:

Janji Gulali





Selamat senja yang bergerimis manja.
entah sudah berapa banyak surat yang aku layangkan untuk mu walau dalam bayang semu.

kamu-yang-namanya-tidak-boleh-di-sebut-kan,

Bagaimana kabar mu sore ini? cukup..cukup.. tidak usah kamu jawab. aku sudah tau jawabannya, sama seperti biasanya, "begitulah". jawaban datar dari hati dingin dan bibir hitam terkepul asap.

hei kamu,
ingat janji di awal dulu? tentang kamu dan kebiasaan buruk mu. oh iya, jangan lupa ada aku juga di dalam nya. Bagaimana dengan janji-janji berselimut gulali mu sekarang? masihkah ia terang benderang? atau bahkan sekarang di makan kelam dan menghilang?

seperti nya, jawabannya yang kedua ya. janji gulali mu tak semanis kelihatannya. ia hanya menggiurkan di awal, lalu meleleh, mencair, dan menghilang. ia lenyap begitu saja, atau bahkan ia telah di lahap habis oleh semut yang bernama kebohongan?

entah lah, aku tidak tahu apa-apa. hanya satu yang aku tau, menunggu.
menunggu kamu yang akan membuktikan janji gulali itu.
atau.., menunggu waktu yang akan membuktikan kepalsuan mu.


p.s :
lain kali kalo buat janji gulali, jangan lupa tambahin formalin ya. Punya kamu ga awet sih.

Tentang Kamu Mulai Hari Itu Sampai Hari Ini

Sengaja aku tulis buat kamu @ericknamara

[Hari itu…] Hari di mana aku mendapat dirrect message dari kamu yang meminta pinku. Aku terkejut sekaligus senang. Entah dari mana ceritanya aku yang lebih sering mengunjungi blogmu tanpa meninggalkan komentar, tiba-tiba saja malah kamu yang menambahkan aku sebagai temanmu di daftar kontak BBM.

[Hari itu…] Hari pertama dalam tahun 2012. Kita sama-sama menyelemati awal tahun sambil saling mendoakan yang terbaik buat masing-masing kita: khususnya untuk masalah hati :)
[Hari itu…] Dari awal aku membaca postinganmu, sebenarnya aku ingin tau betul mana yang benar-benar fiksi dan mana yang berangkat dari cerita pribadi. Kamu tau, keingintauanku saat itu sangat kuat. Tapi aku sendiri bingung bagaimana caranya untuk bisa tau. Sejak pertama kamu meminta pin, aku hanya bisa tersenyum sambil menyimpulkan kalau di dunia ini memang tak ada yang namanya kebetulan.

[Hari itu…] Aku yang memulai percakapan soal perempuanmu. Aku menuliskan beberapa kalimat yang pernah kamu tulis di blog lalu menambahkan tanda titik dua dan kurung tutup setelahnya. Kamu menanggapinya dengan bingung. Makanya aku langsung menjawab kalau aku menuliskan apa yang pernah kamu tulis di blogmu. Kamu bilang kamu lupa, lalu aku mengingatkannya.

Kemudian kita mulai bercerita, bercerita, sedikit berdebat, kadang tertawa, kadang diam, bingung, saling memberi saran, ahh, masih banyak. Lalu, apa kamu tau, kalau sejak saat itu aku berjanji dalam hati kalau suatu saat nanti kita akan menyudahi semua ini? Kita akan menyudahi bentuk komunikasi via BBM ini. Tanpa suara, tanpa tatapan mata, yang ada hanya suara tombol keypad yang ditekan membalas kata per kata, kalimat demi kalimat.
Obrolan kita sering terputus. Itu kalau pembahasan kita sudah habis. Kita suka mengakhirinya dengan tanda titik dua dan tutup kurung. Atau kalau memang topiknya sudah selesai, ya sudah, sampai di situ.

[Hari itu…] Aku senang mengenalmu. Kamu tau, sedikitnya kamu punya peran dalam menyembuhkan hatiku. Hatiku itu sebenarnya sudah luka. Cukup menganga. Sampai seseorang datang menawarkan semacam ‘obat’. Aku suka, lama-lama aku kecanduan. Saat ‘obatnya’ habis, aku uring-uringan. Ahh! Aku benci seperti ini. Hatiku masih luka dan sepertinya aku memang sangat kesepian. Lalu aku jatuh lagi, membuat koyakan luka yang sudah ada semakin lebar. Ahh, apa kamu tau seperti apa aku hari itu berusaha mati-matian membunuh semua rasa yang aku rasakan karena ‘obat’ yang selama ini aku makan? Ah iya, kamu tak akan pernah tau.
Tak ada orang yang tau soal kecanduanku ini kecuali kamu waktu itu. Kamu tau kenapa? Itu karena aku sendiri belum tau seperti apa rupanya rasa yang ada dalam hatiku tentang ‘obat’ itu. Aku terlalu takut memastikan rasa itu. Makanya aku memilih untuk mematikan rasa itu mulai hari itu. Ya mulai hari itu.

[Hari itu…] Dan aku ingin berterimakasih. Bukan karena kamu ada di sampingku untuk menghapus air mataku. Bukan pula karena tulisan-tulisan indahmu yang tujuannya seolah menyadarkan. Tapi lebih karena perasaan nyaman dan tenang di relung dada setelah kamu menuliskan, “Pelan-pelan pastikan, lalu lepaskan” saat aku bilang kalau aku tak tau rasa apa yang berkecamuk selama aku ‘sakit’.

Lalu [hari ini…] Ada beberapa hal yang mau aku sampaikan. Hari ini aku mau kamu tau kalau aku akan menemuimu suatu saat nanti, menghabiskan semalam suntuk untuk bercerita apa saja sambil menatap langit.

Hari ini… Aku berjanji seperti yang pernah kutuliskan di BBM kemarin-kemarin, aku akan memelukmu begitu bertemu denganmu. Aku mungkin tak akan bisa memberikan pelukan saat kamu membutuhkan seseorang untuk memelukmu manakala idemu sedang tak keluar. Tapi aku hari ini berjanji, suatu hari nanti kalau hari itu tiba, aku akan memelukmu erat. Aku akan meletakkan kepalaku di bahumu, lalu memeluk pinggangmu dengan erat sampai kamu meminta lepas karena kesesakan, hi-hi-hi… Hari ini, aku berjanji untuk itu…

Hari ini… Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan denganmu. Kamu pernah bertanya soal dia yang lain. Ah, maaf aku tak bisa menyebut namanya di sini. Kamu hari itu tiba-tiba bertanya, “Is it him?” Aku hanya bisa menjawab, “Bukan, aku dan dia hanya suka saling berbalas tweet.” Tapi apa kamu tau, sejak saat itu kamu bertanya, aku jadi semakin ragu, apakah dia yang selalu membalas tweet-tweetku hanya sekadar berbalas twitter. Sampai akhirnya aku menemukan hal yang aneh dengannya.

Hari ini aku berani memastikan denganmu, sepertinya dia berharap lebih. Aku bingung. Aku tidak ingin menyakiti. Aku tau bagaimana perih dan nyerinya rasa disakiti. Aku sendiri tidak punya maksud apa-apa saat membalas tweet-tweetnya. Aku sadar kalau dia berharap lebih karena ada beberapa tweet tanpa mention yang sedang bercerita tentang aku. Tentang aku yang seperti menolaknya secara halus, tentang aku yang sepertinya muncul sesuka hati. Ahh, kamu tau, aku sangat bingung! Intinya aku tidak mau menyakiti.

Hari ini… Aku mau bilang ke kamu kalau aku memang sedang menunggu seseorang untuk bisa mengisi hari-hariku ke depannya. Aku mau bilang kalau aku memang membutuhkan seseorang yang bisa kupeluk saat aku sedang terpuruk, seseorang yang bisa mendukung sekaligus memarahi kalau aku salah, seseorang yang bisa memuji aku dan membutuhkan pujian dari aku, seseorang yang bahunya bisa kujadikan sandaran kalau aku mengantuk, juga seseorang yang bersedia mengelus kepalaku saat aku ketiduran. Menurutmu, apa itu terlalu banyak?

Hari ini… Setelah aku berhasil mematikan ‘candu’ yang sempat bertahta kemarin, aku ingin membangun semacam dinding untuk nantinya bisa dipanjat siapapun yang ingin tinggal di dalamnya. Entah kapan itu datang, aku belum tau. Hanya saja saat ini, aku merasa masih terlalu gamang untuk itu semua. Aku ingin hatiku berfungsi dengan baik dulu. Berdetak dengan normal. Lalu siap untuk jatuh cinta lagi, bukan karena kesepian, tapi karena memang sudah siap.

Hari ini… Aku menatap diriku di depan kaca. Lalu melihat fotomu dari profile picture yang ada di BBku. Aku berbicara dengan diriku sendiri, “Kira-kira kapan hari itu akan datang?” Lalu aku membuka history bincang-bincang kita beberapa waktu lalu, tepat saat aku berulang tahun. Kamu bilang, “Selamat menerima banyak doa, semoga bahagia lebih lama dari selamanya.” Aku seketika bahagia membacanya. Lalu sambil tersenyum nakal, aku meminta supaya doamu ditambah. Iya! Tambah supaya aku segera punya pacar! Aku nggak aneh kan? He-he-he…
Lalu hari itu kamu bilang, “Iya, semoga segera dapat pacar dan naik ke pelaminan, lalu bahagia selamanya.” Ahh, kamu tau, aku ber-hi-hi-hi membacanya. Aku terkikih. Tapi aku suka! Apa kamu tau, hari itu, hari di saat aku ulang tahun, banyak yang memberikan ucapan semoga aku segera bertemu dengan ‘dia’. ‘Dia’ siapapun nanti yang akan mengetuk pintu hati dengan rindu atau mungkin menerobos lewat jendela? Sampai hari ini, aku akan menunggu hari itu tiba.

Hari ini… Sekarang sebelum aku tidur malam ini, aku mau kamu jangan lupa makan dan istirahat yang cukup ya.. Mumpung belum ada yang memperhatikan kamu secara khusus, nggak apa kan kalau aku yang memberikannya hari ini? Tenang, kamu jangan khawatir, ini tidak akan terjadi seperti hari itu kok, hari di saat aku jatuh karena kesepian. Aku sudah memastikan kalau hati ini sudah baik. Tepat sejak hari itu sampai hari ini dan nanti seterusnya sampai dia yang aku tunggu datang.



DEAR MY FRAGILE HEART

Dear fragile heart,
Never apologize for being correct. Speak your mind, if you’re right and you know it. Even if you’re being ignored. Even if you are being punished. Even if you become minority. Remember, the truth’s still divine.

Dear fragile heart,
This is the life I choose to live. I am responsible for every single details on my path. For every words I speak. Every promise I make. Every step I take. I would never deny for what i have done.

Dear fragile heart,
I’ll do and i’ll accomplish every single by myself, on my way. I’ll not bother you. As long as you do yours in turn. I always honor you. But please do the same, will you? I’m not a working ant who always self-prepared all the time to work on everything.

Dear fragile heart,
Please be mature. Be brave to stand and fight for what you’ve choosed. You are independent! You have your rights equal to your responsibilities.

Dear fragile heart,
I’m tired of fighting alone. If you’re too busy to mind your selfish business, then I’ll stand over the edge and about to say I’m done. Because I’m totally sick of crying, tired of trying. I keep smiling but you know the truth that deep inside I’m dying. Don’t you know I am bored far beyond you can ever realize?

Dear fragile heart,
I give you the permission to say NO to demands on my time that simply draining. I command you to be free from hatred. And I’ll command my self to be free from worries.


Sincerely Me,
Your Fragile Supervisor



Oleh:

Onyit!!

Hai onyiiiiiit!!
Apa kabar??? Kemana aja lo? Udah kurang lebih 2 bulan kita ga ketemu! Lo ga tau betapa kangennya gue sama lo. Tiba-tiba ngilang kaya ditelan bumi.. Atau jangan-jangan lo diculik jin?! Hahahaha..

Eh eh nyit, lo masih sama pacar lo kah? Iya si Sari.. Abis udah lama lo ga berkomunikasi sama gue, padahal kontak blackberry messenger lo masih ada di gue tapi kita kaya ngga kenal. Dulu mah sering banget lo BBM-in gue. Sekarang boro-boro.. Huh!

Lo kenapa sih nyit? Ngilang gitu.. Apa pacar lo ngelarang kita main bareng ya? Just tell her we’re bestfriend. Kita kan kenal dari kelas 1 SMA. Masa iya dia jealous? Ugh.

By the way, gue udah putus sama dia.. Haha. Gue belom cerita ya? Yaiyalah lo sombong begitu.. Iya, nyit. Gue putus. Nyesek banget lho.. Padahal dulu lo bilang dia baik kan yah? Yah, tapi begini deh. Ah, udah lah…… Huhuhu.

Anyway, Mama nyariin elo tuh! Lo udah jarang banget kerumah lagi. Padahal lo kan udah kaya anak sendiri sama Mama. Mama bilang Mama kangen sama lo. Lo kerumah dong. Nanti kita dinner lagi bareng mereka..

Onyit, mungkin segini aja surat gue. Gue kangen banget banget banget sama lo!! Cepet hubungin gue, hang out bareng lagi. Kita jangan kayak orang asing gini dong. Gue ga enak banget kaya gini. Lo kan sahabat gue dan akan selalu jadi sahabat gue…..

Take care ya,
Onyet.



Oleh:

Surat Untuk Wilma

Bandung, 6 Februari 2012


Halo Wilma (yang kece),
Sudah berapa lama kita kenal ya? Rasanya belum lama, tapi apa kamu tahu kalau aku bisa merasa nyaman curhat padamu walau kita belum lama kenal. Entah ya, atau mungkin karena usia kita sama dan kisah kita serupa? Mungkin.


Wilma, aku bisa merasakan kecewa yang kamu rasakan, rasanya mungkin serupa dengan kecewaku. Kita menitipkan harapan pada seseorang yang kemudian dihempaskan tanpa ampun saat sudah membumbung tinggi. Tapi sudahlah, semoga suatu saat kita akan mendapatkan hikmahnya, meski entah kapan. Meski terdengar sangat klise. Kita dijauhkan dari hal yang (menurut Tuhan) buruk, dengan cara yang (menurut kita) buruk dan menyakitkan. Tapi menurutku, mereka yang menghempas kita sangat kurang beruntung dengan meninggalkan kita. Pasti.


Wilma, mau tahu pendapatku tentang kamu? Menurutku kamu adalah pribadi yang penuh semangat, kreatif dan selalu ceria. Ya, meski rautmu sedikit berbeda ketika dirudung kecewa dulu. Kamu memiliki semangat yang kuat untuk menata hati kembali, melangkah maju menuju impianmu untuk menikah di tahun ini. Jujur, aku masih sulit seperti itu. Ingin rasanya bisa sepertimu. Tapi kini aku ingin mencari kebahagiaanku dengan jalan dan cara yang lain.Untuk sementara ini tentunya. Tidak selamanya.


Wilma, terima kasih ya, sudah membuat aku jadi bercermin dengan diriku sendiri. Membuatku berpikir untuk semangat lagi menata hati dan tidak berlarut-larut dalam pilu. Ya, aku memang tidak tahu persis isi hatimu, tapi aku merasa dirimu lebih kuat dibandingkan aku dan aku sedikit mencontoh dirimu. Semangatmu. Terima kasih ya...


Tetap semangat Wilma,
Salam sayang,
Aku, yang bercermin padamu
@hotarukika



Surat Untuk Wilma

Bandung, 6 Februari 2012


Halo Wilma (yang kece),
Sudah berapa lama kita kenal ya? Rasanya belum lama, tapi apa kamu tahu kalau aku bisa merasa nyaman curhat padamu walau kita belum lama kenal. Entah ya, atau mungkin karena usia kita sama dan kisah kita serupa? Mungkin.


Wilma, aku bisa merasakan kecewa yang kamu rasakan, rasanya mungkin serupa dengan kecewaku. Kita menitipkan harapan pada seseorang yang kemudian dihempaskan tanpa ampun saat sudah membumbung tinggi. Tapi sudahlah, semoga suatu saat kita akan mendapatkan hikmahnya, meski entah kapan. Meski terdengar sangat klise. Kita dijauhkan dari hal yang (menurut Tuhan) buruk, dengan cara yang (menurut kita) buruk dan menyakitkan. Tapi menurutku, mereka yang menghempas kita sangat kurang beruntung dengan meninggalkan kita. Pasti.


Wilma, mau tahu pendapatku tentang kamu? Menurutku kamu adalah pribadi yang penuh semangat, kreatif dan selalu ceria. Ya, meski rautmu sedikit berbeda ketika dirudung kecewa dulu. Kamu memiliki semangat yang kuat untuk menata hati kembali, melangkah maju menuju impianmu untuk menikah di tahun ini. Jujur, aku masih sulit seperti itu. Ingin rasanya bisa sepertimu. Tapi kini aku ingin mencari kebahagiaanku dengan jalan dan cara yang lain.Untuk sementara ini tentunya. Tidak selamanya.


Wilma, terima kasih ya, sudah membuat aku jadi bercermin dengan diriku sendiri. Membuatku berpikir untuk semangat lagi menata hati dan tidak berlarut-larut dalam pilu. Ya, aku memang tidak tahu persis isi hatimu, tapi aku merasa dirimu lebih kuat dibandingkan aku dan aku sedikit mencontoh dirimu. Semangatmu. Terima kasih ya...


Tetap semangat Wilma,
Salam sayang,
Aku, yang bercermin padamu
@hotarukika



Peluk Pohon

” Nico, aku stress. | Aku juga. | #kemudianstressbersama | *sodorinbir* “
Dejavu gak bacanya? Udah, jawab aja iya biar cepet. Kalo gak suratnya aku stop sampe sini aja nih.. *ngancem* percaya atau engga, stress itu menginspirasi aku buat nulis surat ini lho.
Seneng kan dapet surat cinta dari aku? Aku memenuhi janji nih, sebelom #30HariMenulisSuratCinta taun ini berakhir.
Nico,
Inget engga waktu taun lalu kita kenalan di gathering? Waktu itu ya, sejujurnya aku baru tau lho ada yang namanya tuannico.. Hahaha.. Ya maap sih, aku kan ga terlalu banyak bergaul di twitter. Maklumi saja.
Sekarang, udah hampir setaun nih umur pertemanan kita. Horee!!
Nico,
Makasi ya buat waktu-waktu di tengah malem yang dipake buat baca limpahan emosi aku via whatsapp. Biarpun ujung-ujungnya seringan jadi mainan emoticon aneh-aneh.
Tapi petuah yang paling aku inget itu adalah “pikirin yang matang ya. Jangan setengah-setengah. Yang boleh setengah matang itu cuma telor ceplok”. Tenang aja Nico. Aku mikirnya sampe gosong kok, bukan cuma mateng aja.
Pokoknya, kamu harus dateng pas gathering nanti. Kita ulang lagi nongkrong-nongkrong sambil ngobrol absurd. Trus hutang kamu untuk meluk aku harus dibayar lunas. Oke? Aku tunggu ya!
[masukkan emote peluk disini]
Perempuan ganteng nan macho.
—————
Twitter : @tuannico



Oleh:

Yang Tak Akan Pernah Berlari Terlalu Jauh

Teruntuk: kamu yang pernah merasakan sakitnya hati tersayat

Seberapa jauh cinta mampu membawamu berlari?
Bukankah kelak jalan yang sama akan kembali menuntunmu kembali ke asalmu ini?
Jika kamu mulai mendengar bisik angin maka ia akan membawamu sesuai yang kau inginkan
Jangan pernah takut kehilangan
Karena dengan perasaan takut itu pun sesungguhnya kau akan belajar memaknai pentingnya sesuatu yang kau genggam erat itu
Kehilanganmu itu tak akan mewujud menjadi mimpi buruk, pecayalah
Akan ada banyak kisah yang kau tangisi bila kau melewatkan masa ini
Masih adakah sisa kerinduanmu untuk kembali ke tempat berpijakmu ini?


Dear kamu,
Tidakkah waktu terasa lama sekali berlalu disana?
Kau yang di setiap malam-malam gelap dan dingin itu selalu merasa sepi sendiri
Sepi yang selalu kau bilang dapat menjadi pembunuh dalam sesakmu
Sunyinya malam yang hanya akan menambah perihnya duka dan rindu
Rindu itu mungkin telah menjelma menjadi hanya sekedar duka yang menambah gumpalan sesak itu
Yang perlahan tapi pasti akan menganggu istirahat nyenyakmu di tiap penghujung hari
Maka sepi itu kuyakini kelak akan menjadi teman terbaikmu saat cinta tak mampu bisa bertahan di sampingmu lagi

Tapi kuharap tak demikian adanya
Tanpa cinta kau takkan bisa bertahan lebih lama lagi
Tanpa cinta kau takkan pernah menepati janjimu untuk kembali
Kembalilah kesini sekali lagi maka akan kudengungkan kisah indah padamu
Melangkahlah kemari seakan pedih tak pernah membekas di hatimu
Karena kisah sedih pun akan kuberitakan padamu, kuajarkan semua kisah penyayat hati itu agar kelak kau tahu bagaimana cara melangkah tanpa dirinya
Ada banyak kata 'seharusnya' di kisahku nanti, tapi tolong jangan pernah dengarkan itu
Kata 'seharusnya' hanya akan pernah terucap jika saya benar-benar merindukanmu, dan mengharapkanmu seperti dahulu kala
Tapi yakinlah terkadang saya pun merasa itu hanya sebuah angin lalu yang hanya pantas dibahas sekelebat saja
Ikhlas sudah membawaku jauh-jauh dari lamunan muluk itu

Kembalilah kesini untuk mendengarkan kisah apa yang telah kau tinggalkan
Hari tak pernah berjalan dengan begitu indahnya saat daun-daun berguguran namun tanpa sosok yang ditunggu itu
Sosokmu selalu akan menjadi hiasan terindah di saat daun-daun menguning dan berjatuhan di sepanjang tepian jalan ini

Tertanda,
yang selalu menanti gugurnya dedaunan dan dirimu


Oleh:

Tunggu Aku‏

Boneka ini berbentuk perempuan dengan rambut kuning dari woll. Badannya keseluruhan sangat empuk berisi kapuk. Boneka ini mengenakan baju ungu polkadot kecil-kecil.

Entah aku tak pernah memberi nama padanya. Yang kuingat persis ini adalah hadiah darimu saat pulang dari bertugas di luar kota. Tak ada yang istimewa dari boneka itu, tapi menjadi istimewa karena kamu membelikannya untukku.

Aku sedang kangen padamu. Ini hari ibu, tapi aku ingin memberi sesuatu padamu. Tapi aku selalu tidak memiliki ide cemerlang untuk memberinya sesuatu yang berkesan.

Sama sekali aku tak punya bayangan apa-apa. Kuambil secarik kertas, dan aku hanya ingin menulis.


aku sayang kamu.
Aku hanya menyimpan ingatanku tentang yang pernah kita lalui. Mungkin tak urut, ini hanya spontan.

Aku ingat dari kecil sudah mengenal komputer, dan belajar bersamamu untuk angka desimal atau peta buta di komputer yang masih menggunakan disket besar itu.

Aku ingat waktu aku balita kamu yang menarik sepeda roda tigaku, sementara aku duduk dengan tenang diatasnya dan berjalan-jalan keliling kompleks. Iya, aku menaiki sepeda. Ow, dan aku terjerembab di got besar bukan?

Aku ingat ketakutan setengah mati saat Ulangan matematikaku di bangku kelas 3 SD mendapatkan angka 3. Tapi kamu tak sedikitpun marah padaku. Dan akhirnya aku berhasil ranking 3 di Cawu itu.

Aku ingat sangat senang berenang dan ditemanimu yang menjagaku duduk di gazebo pinggir kolam renang.

Aku ingat kamu mengantarkanku sekolah mulai dari aku TK hingga SMA. Tidak selalu, tapi aku sangat senang bila diantar olehmu.

Aku ingat pernah menulis tentangmu ketika duduk di bangku 1 SMA.

Aku ingat kamu menungguiku di depan rumah saat aku pulang tengah malam. Kamu hanya diam. Begitu juga aku.

Aku ingat kita suka bernyanyi-nyanyi karaoke dirumah sendiri. Dengan lagu kesukaanmu, My Way.

Aku ingat suka membandel meminum tehmu yang disiapkan ibu di cangkir besar.

Ah terlalu banyak dan aku tak sanggup menulisnya.


Aku berdoa dan memohon selalu padaNya. Ayah selalu diberi kesehatan.
Aku ingin Ayah bisa mengantarkanku ke masa aku melepas masa lajangku.
Aku berharap ayah sempat menikahkanku.

Aku sayang ayah.

Ur daughter


***
Repost from 22 Dec 2009

Seperti janjiku setelah nonton Sang Pemimpi, aku janji nulis tentang Ayah di hari Ibu.
Selamat hari Ibu Ayah...:)

Kalau notes tentang Ibu sudah aku posting beberapa hari lalu SMS Ibu


Oleh:

Malam

Aku benci malam.
Yang membiarkanku tenggelam dalam kesunyian.
Membuatku mendengar berbagai suara kecil,tak tenang.

Memaksaku bercengkrama dengan egoku,pikirku yang kian jauh melayang.
Menekanku tajam dengan angan-angan.

Malam terlalu sulit melepasku tidur dalam buaian.
Bukanku takut gelap,tapi malam membuat egoku kian gemerlap,memamerkan kuasanya.

Aku terlalu rapuh,malah membiarkannya terus mengekang..
Kadang berputar jauh ke belakang,atau mendorongku kuat ke depan.

Hilang arah kudapati diriku,lelah terseret arus kenangan dan angan.

Malam terasa sangat panjang,sedang aku terus berkutat dengan diriku..sendiri..

Berharap pagi segera datang,menghangatkanku,mengusir penat jiwaku.

Tapi bagaimanapun,terimakasih malam,mengenalkanku pada sisi gelapku.
Perlahan aku pasti bisa berdamai denganmu, malam..