Showing posts with label surat cinta #10. Show all posts
Showing posts with label surat cinta #10. Show all posts

24 January 2012

Secarik Kertas disamping Segelas Kopi

Hi…
AKu kaku mengetikkan surat ini, baru kali ini aku membuat surat kepada seseorang yang aku sayangi . . .

Pertama, tak terlalu bodoh rasanya untukku mengucap salam rindu dari hatiku, sungguh betapapun aku bisa selalu mendengar suaramu, melihat wajahmu di Foto BBM mu, jujur saja aku akan terus merindumu. apalagi malam ini, aku menulis sambil mendengarkan suaramu, ahhh …, andai suara itu ada disebelahku.

Kedua, Aku tahu kamu sangat suka kopi, meski akhir – akhir ini kamu mengurangi jatah kopimu, aku tak tahu mengapa, tapi bagiku Kau tetap suka kopi. demi hal itu aku rela memesan segelas kopi dan meneguknya seraya menulis surat ini. walau sebenarnya aku takut kalau malam ini aku tak bisa tidur cepat, karena besok pagi, pagi – pagi benar aku harus berada dikantorku untuk menyiapkan beberapa pekerjaan rutinku.

Aku terlalu gugup untuk menulis surat pertama ini, jujur, sebelum ini belum ada wanita yang memaksa hatiku untuk menulis surat cinta untuknya . . . tapi kamu, tanpa kau suruh aku telah menulisnya.

Terakhir, aku ingin kamu tidak membaca surat yang sangat berantakan ini sayang, tapi bila kamu baca, inilah ungkapan hatiku . . .


Oleh:

Diambil dari: http://jimmyesa.com

Untuk Cinta yang Diburu Waktu

Untuk Kamu, cinta yang telah mengajarkan arti relativitas kepadaku.
Semoga cinta untukmu ini bukan rasa semu yang terburu-buru.
Karena jika memang demikian, kalah telaklah aku.

Untuk Kamu, yang tercinta dan semoga kembali mencintaiku.
Ini hatiku yang kecil dan biru itu.
Kupercayakan padamu dan pada keindahan makna dari waktu.

Untuk Kamu, semoga kamu siap berlari denganku.
Saat ini, entah dengan siapa aku berada bila bukan bersamamu.
Lalu kita melangkah, cepat, rapat, mengejar cinta yang diburu waktu.


Oleh:
Diambil dari: http://www.ichamahardika.com

kepada para anak jalanan

hai kalian yang disana
apa kabar kalian?sudah pulangkan dari pekerjaan kalian yang memaksa kalian menghirup asap kendaraan yang lalu lalang,pekerjaan kalian yang memaksa kalian untuk menentang arus kehidupan,sehingga kalian mesti mencurahkan segenap tenaga dengan bercucuran keringat membasahi kening kalian
aku harap ada seseorang yang menyampaikan surat ini kepada kalian
sebenarnya aku sungguh kagum kepada kalian yang sudah mampu bekerja keras di usia kalian yang masih primitif,apa itu karna keterpaksaan atau karna keharusan kalian untuk dapat melangsungkan hidup kalian aku tidak tau.yang aku tau hanyalah raut wajah kalian yang begitu iba dengan di balut pakaian usang yang sudah kusam serta bermandikan air keringat dibawah panas terik sinar matahari yang begitu menusuk dengan tajam
apakah kalian akan seperti itu hingga kalian dewasa?pastilah kalian memiliki mimpi yang indah di kemudian hari,aku yakin kalian pasti mampu mengejar mimpi kalian
teruslah berlari dan kejar cahaya terang diujung jalan yang akan merubah hidup kalian


Oleh:
Diambil dari: http://www.jerujiaksara.blogspot.com/

Sahabat Kecilku

Hai kamu, Lorenzo Ramona Tangkilisan.

Cooo kangeeeen!!! Dimana sih sekarang nggak ada kabar beritanya? Tau-tau ngilang. Dicari di facebook nggak ketemu, di twitter, di google semuanya nggak ada yang menampakan tanda-tanda kalo itu kamu. Seingatku terakhir kita ketemu itu kelas 2 SMP, 7 atau 8 tahun lalu. Sumpah Cooo kalau ketemu aku mau tendang kamu pake bola lagi seperti saat SD dulu, waktu tampang kita masih lugu. Masih ingat nggak?

Kamu itu anak baru yang tau-tau jago ngambil perhatianku. Lucu ya kalau ingat dulu banyak teman sekelas yang naksir kamu, trus sebel sama aku gara-gara kamu deketnya sama aku :3 Eh ganjen juga yaa kita masih SD udah ngerti suka-sukaan? hihihi biar deh. Masa itu aku kenang dengan manis dan menjadi obat kala sedih dengan mengingat hal-hal konyol yang pernah kita lakukan. Aku ingat cengiran polosmu untuk merayuku agar aku membiarkan kamu menyalin PR-ku. Dasar curang! Kalau sudah begitu ya jelas aku nyerah. Senyummu itu terlalu polos, sampai-sampai aku nggak tega kalau harus merusaknya. Aku juga masih ingat kita selalu pulang sekolah bersama, lari-larian, cela-celaan, dan kamu nggak pernah bisa lepas dari bola yang terus kau giring dengan kaki mungilmu itu. Apalagi ketika kamu dengan tiba-tiba muncul di depan pintu rumahku hanya untuk menanyakan PR. Atau ketika wajah polosmu mulai panik saat Ibu guru menyuruhmu ke depan kelas untuk menjawab soal matematika, kalau begitu pasti kamu akan melirik ke arahku dengan mimik muka yanga mengisyaratkan “Kee tolong gue!!” hahahaha dasar bodoh!! Oh iya, dulu kita juga sering nonton Kapten Tsubasa bersama. Bertukar komik pula, dan hingga kini masih kusimpan komik pemeberianmu itu :)

Cooo, katanya kamu sekarang di Manado. Tapi aku nggak pernah tau pasti, karena memang teman-teman yang lain pun begitu. Kalau benar kamu disana, semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu. Dan kamu harus mengajakku berjalan-jalan di Bunaken. Pasti seru, melewatkan senja dan membiarkan pasir mengotori tubuh kita juga merelakan air laut ikut menikmati kebersamaan kita yang akhirnya terbayar. Boleh kan aku berandai? Ah tapi.. mungkin kamu yang sekarang jauh lebih tampan sudah punya pacar. Biarlah, toh aku hanya ingin bertemu lagi denganmu sebagai sahabat kecilmu.

Cooo pokoknya akau kangen! dimanapun kamu berada semoga kamu masih mengingatku dan memiliki harapan yang sama untuk bertemu.

Salam rindu dari sahabat kecilmu

Ike



Oleh:

Diambil dari: http://keyikey.tumblr.com

dokter

Dear Dokter E.,

Selamat siang dok, sudah bangun? Saya mau konsultasi sedikit. Ya, bukan konsultasi seperti biasa soal sakit. Tapi ada yang lebih menggigit.

Kita bertemu mungkin baru dua atau tiga kali. Saya hanya bingung, kenapa saya jadi semakin ingin sakit ya? Apa anda kemarin menyuntik hati saya dengan sesuatu yang salah? Jantung saya jadi lebih sering berdebar. Susah tidur dan kurang fokus menjalani aktivitas sehari-hari. Ini kenapa ya dok?

Percakapan singkat kita melalui pesan singkat Blackberry membuat saya jadi kecanduan. Padahal sebagai dokter pribadi saya, itu hal yang biasa saja soal perhatian anda menyuruh saya makan dan bla bla bla itu. Ini gejala apa ya dok?

Yang aneh justru kenapa saya murung, males apa-apa kalau tak ada pesan dari anda, ini bagaimana menyembuhkannya ya dok? Terus terang ini mengganggu sekali. Meski menyenangkan.

Saya tahu dokter masih sendiri, jadi perhatian pada hampir semua pasiennya. Sayangnya saya wanita dok, dan masih sendiri juga. Sepertinya saya memang butuh dokter, untuk hati saya. Kapan bisa ketemu lagi, dok? (Dokter ngerti lah maksud saya, baca yang benar ya dok)

Hormat saya,

Ika


Oleh:

Diambil dari: http://eqoxa.wordpress.com

Cerita Cinta Kita

Dearest Hans sayank..
(ehh,masih boleh gak ya aku panggil kamu sayank?? Xixixiii)

Namamu terucap begitu aja dari bibirku lagi, lucu ya?? Padahal sudah bertahun-tahun kita gak ketemu, bahkan aku gak tahu kabarmu sekarang gimana dan dimana??

Masih inget gak, waktu dulu kamu ingin mengajakku ke pantai?? Pasti kamu balik tanya deh “kapan..??”..
itu loh dulu waktu kita masih sama-sama duduk dibangku kelas2 SMA. Waktu kamu jengkel gara-gara aku ledekin pasti kamu belum bisa nyetir mobil dan kamu mo ngebuktiinnya dengan ngajak aku jalan-jalan ke pantai (yah meskipun gak pernah terealisasikan #aku tagih loh!!)
Aku dengan polos mengiyakan aja ajakanmu waktu itu, yang ternyata akhirnya aku tahu kalau itu adalah bagian dari bentuk perhatianmu sama aku.
Aku masih ingat loh waktu kamu marah sama aku gara-gara aku ngajak temen-temen yang lain buat ikut kita ke pantai, padahal kamu kan cuma pengen pergi berdua sama aku.. ekspresi wajahmu lucu deh pas marah gitu.. heheheee

Tau gak dulu setiap pulang sekolah aku seneng loh setiap kamu dan motormu tiba-tiba berhenti didekatku saat ngeliat aku jalan kaki sendirian, trus kamu nawarin aku boncengan dibelakang motormu yang masih kosong dan akhirnya mengantarku pulang… so sweett.. =D

Dan akhirnya saat kita berdua benar-benar dekat,..
kamu sering tiba-tiba muncul di depan pintu gerbang rumahku hampir setiap malam. Sampai akhirnya aku punya kebiasaan menunggumu di teras rumah dan surprise banget rasanya saat kamu bersama dengan motor kesayanganmu itu benar-benar datang.. heheheee..
aku malu mengakuinya dulu setiap kamu dengan pedenya bilang “pasti lagi nungguin aku ya??”, makanya aku selalu jawab “gak usah kegeeran deh, aku cuma lagi pengen duduk di teras aja kok..” (*LOL #konyol)

kalau sekarang aku mengingatnya, aku jadi senyum-senyum sendiri loh.. karena menurutku semua yang kita lakuin tuh memang konyol, tapi karena itulah semua jadi menyenangkan dan indah ya!!

Oia, kamu ada dimana sih sekarang Hans?? Kangen loh, kamu seperti apa ya sekarang?? Jangan-jangan wajahmu udah tambah tua ya?? Secara fase paling ganteng dalam hidupmu kan cuma pas SD (xixixii, dan kamu juga mengakuinya). Inget kan kalo dulu aku pernah ngerampok foto-fotomu dari jaman SD, SMP, sampai baru masuk SMA waktu itu..
eehh, tapi sebenarnya aku gak ngerampok lagi, kamu sendiri kan yang sok-sok pamer ngeluarin foto-fotomu dari dalam dompet dan sengaja biar fotomu aku ambil dan akhirnya aku simpen.. bisa aja caramu dulu.. ckckckckckkk
Gak usah mengelak deh, secara kamu dulu kan jatuh cinta banget sama aku.. hkahkahkaaa (eeiitss., jangan melotot marah gitu dong bacanya, aku kan cuma berusaha ngomong fakta apa adanya.. xixixixiii *kabuuurr aaahhh takut dijitak*)

Balik lagi, gak usah marah deh aku kan juga sayang sama kamu. Bahkan gara-gara kedekatan kita dulu, semua teman-teman satu kelasku sering jadiin kita bahan ledekan. Abisnya kamu juga sih, kita udah deket banget gitu tapi kamu gak pernah nembak-nembak aku, jadi deh kita terus jadi bahan ledekan teman-teman.. (makanya kalau suka duluan sama cewek tuh, harus berani nembak duluan dong.. kalau kamu nunggu aku yang nembak duluan jangan harap yeee..!! hakhkahakhaaa). Gak usah cemberut gitu dong.. biasa aja.. *piiiisss*

Sekarang aku kangen banget loh sama kamu Hans, pengen ngerasain lagi cinta-cintaan monyet kita dulu.. eehh bukan cinta monyet ding.. kita waktu itu kan udah SMA, cinta monyet itu pas jaman SMP, cinta kita pasti udah lebih gede dari cinta monyet, apa niru @radityadika aja yang namain cintanya pake cinta brontosaurus?? Okee.. aku yang mutusin, kita namain itu aja deh.. cerita cinta kita dulu itu namanya cinta brontosaurus.. hehehee #maksa.

eehh kalau kamu baca surat ini jangan lupa call me back yah.. aku pengen gila-gilaan kayak dulu lagi sama kamu.. hohohohooo.. paling gak yah lewat surat deh, balas suratku ini maksudnya.. =D

sekian dulu surat dari aku ya.. dan aku hanya ingin mengulangi kata yang sama seperti aku sebutkan di awal tadi kalau "cerita cinta kita itu memang konyol, dan semua yang kita lakuin juga konyol, tapi semuanya sangat menyenangkan dan indah untuk kembali kita kenang"..
iya kan?? (kalau kamu tersenyum berarti kamu juga ikut merasakan apa yang aku rasakan sekarang dan mungkin untuk selamanya..=D)



Aku yang pernah menciptakan kenangan ini bersamamu,

@Fadhie2



Oleh:

Diambil dari: http://metamorfosaduniaku.blogspot.com

dear my S, let's break up!

ketika tubuh terkulai dan tak berdaya. mulut membisu dan tanpa kata. hati meradang dan hampa. selama akal dan fikiran menyala, akan tetap ku torehkan goresan tanpa tinta, sekalipun di atas seprai putih jua.


nyeri...
tajam dan tumpul sama saja. kedua-duanya tetap nyeri bukan?
keduanya sama-sama menyiksa atau mungkin membunuh perlahan. entah dimana pun lokasinya.

sakit...
seperti menjadi nama tengah ku sekarang. pertambahan waktu sama halnya dengan kegilaannya untuk terus berkembang dan menggerogoti dengan mantap.

mati...
belum saatnya untuk tubuh ini , namun iya untuk sel dan jaringan yang terus-terusan di serang nyeri dan sakit.

di atas seprai putih, tubuh ini seakan lumpuh tak berguna. tanpa bisa menggerakan, kecuali tangan sebelah dextra yg masih bisa leluasa. lalu, bagaimana yg lainnya? mereka mengalah dan tak berkutik, hanya agar nyeri dan sakit bisa terkurangi atau bahkan tak mengundang mereka untuk datang.

botol-an infus dan analgesik berbagai jenis serta macamnya seperti menjadi teman terbaik saat ini, bahkan lebih dari itu. mereka lebih dari P-A-C-A-R untuk ku saat ini. hidup ini bergantung pada mereka, pada suntikan analgesik setiap jamnya dan penggantian botol infus yg entah telah berapa banyak ku habiskan.

bagaimana tidak aku menggantungkan diri ini pada mereka, jika bukan karena nyeri dan sakit yg seperti ingin membunuhku. membuatku meringis, menangis, meneriakan suara, menggetarkan gigi, mencengkram rambut, pinggiram tempat tidur dan apa saja yg bisa aku cengkram, bahkan menggigiti apapun karena sakit dan nyeri yg begitu menyiksa.

nyeri...sakit..., mereka terus tumbuh subur seiring bertambanhnya waktu. bahkan analgesik yg biasanya hanya diberikan jika sakit nya telah benar-benar sakit dan tak dapat tertahankan lagi, tak mampu melawan lagi, semalam. hingga akhirnya, jenis analgesik baru pun di berikan kepada tubuh ini. bukan lagi obat yang di tanamkan ke dubur seperti hari-hari sebelumnya. kali ini berupa suntikan yg dalam sekejap mampu membuat jantung berdebar kencang, kepala seperti berputar dan tubuh serasa melayang hingga saat aku menulis ini.bahkan karena obat itu, dalam waktu yg cukup lama, aku tak sadarkan diri.
entah obat apa itu, mungkin sejenis turunan morfin.

aku tak tahu akan berapa lama lagi nyeri dan sakit itu akan menetap, tumbuh, dan berkembang. hanya satu yang ingin aku katakan kepada mereka. "deat my sickness, let's break up!"


walau satu dari dua harus lumpuh sementara, bukan penghalang untuk terus menari indah. toh, masih ada satu lainnya. walau kesadaran pun susah untuk dipertahankan hingga goresan ini lengkap untuk ku torehkan, biarkan kali ini aku menyelesaikannya, karena.... entah kapan aku bisa menorehkan goresan tanpa tinta lagi.


Oleh:

Diambil dari: http://itsuta-itsu.blogspot.com

Dear Domba

Halo Adek Domba!

Inget panggilan itu gak sih? Udah lama banget ya. Ada kali ya taun 2006. Bener gak sih? Tapi aku gak inget persis gara-gara apa ya kita jadi domba-dombaan itu.

6 taun yang lalu itu kita belom kenal deket ya. Cuma sebatas tau aja. Tapi gara-gara PCA kita malah jadi deket banget. Trus kita juga (akhirnya) jadi sekostan kan. Dan kenangan kita itu paling banyak ada di Puren. Mulai dari berasap di teras kamar, main Guitar Hero beradu high score, sampe saur bareng di Teko.

Aku kangen banget lho masa-masa itu. Bisa gak ya, kita minta ijin sama Tuhan untuk mengulang satu periode waktu itu?

Dek, masih suka galau? Kalau masih, langsung inget-inget perumpamaan Chitato ya. Itu bukti nyata yang Tuhan kasih buat kamu, bahwa Dia pasti ganti dengan yang lebih baik dengan cara yang tidak pernah kamu duga sama sekali. Dan tentunya pada saat kamu tanpa sadar udah mengikhlaskan.

Iya, aku tahu. Ikhlas itu bukan sesuatu yang mudah. Tapi bukan berarti juga kamu gak bakalan bisa melakukannya kan? Memang, ikhlas itu butuh waktu. Dan lama sebentar-nya itu kamu sendiri yang tahu. Bisa hari ini, besok, minggu depan, bulan depan, atau juga tahun depan. Tapi yang pasti, jangan tunggu selamanya. Daft Punk aja bilang, “Do it faster, makes us stronger”.

Ya udah ya. Segini dulu ya suratnya. Kalau kamu ada apa-apa mau senang, sedih, marah atau apapun, pintu BBM, SMS, telepon, DM twitter, inbox FB sampe e-mail aku semuanya terbuka lebar untuk kamu ya.

Be happy ya Adekku.

Salam sayang plus bonus peluk cium,
Mba Domba.

——————————

Twitter : @RaniSimbolon


Oleh:

Diambil dari: http://flanelmerah.tumblr.com

Dikirim untuk gadis Ternate

Dear Arnita, ( @yuri861020 )

Apa kabar Ternate? Sedang musim apa disana? Panas? Hujan? Musim rambutan? Matoa? Atau musim kawin? Hehe.
It’s been a long long time since the last time we met yah.
I remember taking you to the airport after your graduation, dan kita sangat surprise karena jalanan sepanjang toa daeng 3 ternyata sudah di aspal ketika keluar dari kosanmu, padahal malamnya, jalanan itu masih rusak.

Nita, kalau dirunut kapan kita menjadi begitu akrab. Mungkin kita berdua sudah sangat sangat lupa. Entah mengapa aku tetiba saja sering menginap di kosanmu, dan kita menonton sampai pagi, menangisi serial serial korea dan jepang yang tidak terkira banyaknya, bersama Noni. Ahh, nanti aku akan tulis surat juga ke noni.
Dan hal hal yang kita lakukan itu adalah saat saat terindah masa kuliahku, kita berlomba lomba membeli serial korea terbaru, mencari tau berita korea apa yang sedang hits. Tentang Sung Yu Ri artis korea favoritmu, dan Song Hye Kyo favoritku. Kebetulan, mereka berdua juga teman akrab. Hehe. Ketika itu, orang orang belum terkena dampak Halyu yah. Menyenangkan masa masa itu, diselingi kita yang sedang proses menyelesaikan skripsi juga (skripsinya nyambi doang LOL).

Dan sekarang, sepertinya kita sedang meniti kehidupan kita yang lain, memiliki kesibukan masing masing, yah, walaupun sesekali in touch, bertukar kabar melalui telepon atau twitter. Terus terang, aku sangat merindukan kita, dan Makassar, tempat kita bertemu. Menghabiskan masa masa transisi (antara remaja menuju dewasa), saling bercerita tentang cowok cowok yang sedang dekat dengan kita, hihihi.

Nita…jangan lupa, suatu saat kita akan mengunjungi Cheju island bersama sama yah. Ke Busan, Seoul, rumah full house, tempat syuting Jewel in Palace, tempat tempat yang sangat ingin kita kunjungi. Janji?
Oh yah, sebelum pergi bersama, mungkin kau punya takdir untuk pergi kesana lebih dulu. Aku doakan yah, nanti kamu pelajari medannya…agar saatnya kita pergi bersama, kemungkinan kita tersesat kecil. :)

Demikian surat cintaku untukmu dear Arnita Kakanegi.

Dengan pelukan hangat,
Ficka



Oleh: @fickka

Diambil dari: http://raficka.tumblr.com

Sakit Perut.

Dear @mutiaamalia.

Entah harus mulai darimana isi surat ini. Seperti biasa, ide buat nulis surat mentok (lagi), ga tau harus nulis surat apa dan buat siapa.

Masih sakit perutnya? Bandel sih, susah di bilangin! Udah tau lagi sakit, malah ngotot pengen makan pancake duren. Ya rasain lah itu sakit.

Oh iya, setelah pulang kemaren kita ketemu, di kosan temen juga perut aku sakt. Masih inget kemaren aku cerita makan apa aja sebelum ketemu kamu? Iya, sebelum kita ketemu aku udah makan nasi padang, bakso, terus nyambung makan es pisang ijo sama jus mangga pas ketemu kamu. Perut melilit, Mut. Baru setengah babak nonton MU lawan Arsenal, aku udah tepar! Kamu jadi nonton bareng?

Udah ya, segini dulu suratnya. Gak tau lagi harus nulis apa. Btw, buat besok. Hhmmm, emang susah sih buat pura-pura gak peduli padahal dalam hati peduli banget. Hahahha, kamu tau maksud aku apa.

Ok, Mut. Sampai ketemu lain waktu. Dan satu lagi, hutang aku lima belas ribu pasti di bayar ya :)

Sincerely,

@_FHMY


Oleh:

Diambil dari: http://aksarabicara.tumblr.com

Mantan Calon Ibu Mertua

Halo Bunda yang cantik….

Sudah lama aku tidak menyapamu ya. Bukannya aku tidak merasakan rindu padamu, sungguh! Hanya saja aku kini menjaga banyak hati dengan tidak lagi menemuimu. Termasuk menjaga hati anakmu yang (mungkin) kini membenci aku dan menjaga hatiku sendiri. Ya, aku mencegah diriku semakin merasa sayang padamu agar hatiku tidak pilu semakin dalam. Tapi percayalah bun, tidak setitik pun ada rasa benciku padamu, perempuan hebat.

Sejak setahun lebih yang lalu aku semakin dekat mengenalmu, perempuan hebat yang melahirkan seseorang yang (pernah) aku cintai dengan segenap hatiku. Darimulah aku tahu dan mengerti tentang berbagai kisah pilu. Bagaimana sakitnya dikhianati dan ditinggalkan. Ketika kumendengarkan kisah hidupmu, aku berjanji pada diriku sendiri untuk (berusaha) tidak pernah menyakiti anakmu. Pun menyakitimu.

Bunda, anakmu sangat sayang padamu. Kau pun pasti tahu itu. Dari sikapnya hingga ciumannya ketika di dekatmu membuktikan segalanya. Dan apakah kau tahu bunda, anakmu selalu mencari sosok pendamping seperti dirimu. Sama. Hingga ia (mungkin) tanpa sadar seringkali membandingkan aku dengan dirimu yang begitu hebatnya. Dan aku sejujurnya tidak sanggup menjadi dirimu. Karena aku bukan dirimu dan aku punya kehebatanku sendiri. Tapi aku mengerti. Dengan dia yang selalu berkeliling dunia, dia butuh sosok yang kuat dan juga setia tentunya, untuk mendampingi hatinya. Dan aku sudah berhasil membuktikannya bukan? Bagaimana menurutmu bunda? Tapi memang aku tidak memenuhi standarnya, aku bisa memahaminya.

Bunda, ingin rasanya aku bertemu denganmu. Menceritakan apa yang aku rasakan padamu. Pun hal pilu yang kurasa. Tapi rasa takutku mengalahkan segalanya, rasa takut menatap matamu, rasa takut merasakan sesak di dadaku menahan rindu yang kupaksa mati. Rasa takut menerima kebencian rasa tidak suka padaku yang berusaha menemuimu.

Aku bisa memahami, kini aku, dia dan juga dirimu memiliki jalannya sendiri. Doaku untukmu, pun anakmu tidak lagi kekeras dulu bun… Hanya karena aku yakin, Tuhan pasti menjaga kalian tanpa kupinta. Dan kini Tuhan menjaga kalian bukan lagi untukku.

Bunda, aku hanya memohon padamu, jangan pernah membenci aku. Maafkan atas hal buruk yang mungkin pernah aku lakukan tanpa sadar dan menyakitimu, pun anak kesayanganmu. Izinkan aku untuk tetap menyayangimu meski dalam diam. Izinkan aku untuk tetap menyimpan rasa rindu yang kurahasiakan. Aku berjanji, tidak lagi mencintai anakmu seperti yang dia inginkan. Tidak lagi merindukannya seperti yang ia paksakan. Tapi jangan paksa aku melupakan kebaikan hatimu padaku selama ini.

Terima kasih bunda, sudah sudi menerimaku mendampingi hati anakmu meski sejenak. Terima kasih sudah mengizinkan aku memiliki harapan dan merancang masa depan bersama anakmu. Terima kasih sudah membuatku memiliki impian memiliki ibu mertua hebat sepertimu. Terima kasih atas segalanya. Aku sangat mencintaimu dan mungkin perlu kau tahu, dulu aku sangat mencintai anakmu.

Salam sayang penuh cinta,

Aku, mantan calon menantumu.

@hotarukika



Oleh: |

Diambil dari: http://hotarukika.tumblr.com

Untuk Inspirasi Yang Lari

Untuk inspirasi yang lari„

Kemana kamu pergi? Aku mencarimu dipelosok hati„ bahkan untuk menulis surat ini aku harus berhenti dan menghapus berkali-kali. Mungkin karena beberapa hari ini aku sibuk dengan nalar dan logika, kamu merasa aku abaikan ya? Maaf ya, aku bukan mengabaikan tapi ini demi cita-cita. Kamu paham kan?

Memang benar pepatah yang mengatakan jika kita menginginkan sesuatu maka disaat yang sama kita harus mengorbankan sesuatu. Tapi aku sudah mengatur kok, di setiap bab yang kuselesaikan pasti ada waktu untuk menyegarkan pikiran. Maaf karena ini sedang liburan jadi aku sambil mengejar setoran dan seperti orang kesetanan.

Kapan kamu mau kembali? Jangan marah lagi, aku tidak mau menjadi robot yang bergerak tanpa rasa. Aku janji, tidak akan mengabaikanmu lagi, ini janji laki-laki loh jadi tidak mungkin aku mengingkari.

Jangan marah lagi ya, inspirasi.

-JD-



Oleh:

Diambil dari: http://jaydewar.tumblr.com/

Gong Xi Fa Cai, Mel!

Kediri, 20 Januari 2012

Dear Melandry (@melanysiimell),
Biarlah gue memanggil lo begini. Asik tau, berasa gaul banget nih hahaa. Biarkan juga kiranya jika surat ini berbeda dari surat- surat gue sebelumnya. Gue mau asik-asikan aja sama lo, maklum kangen udah hampir setahun gak ketemu.

Gimana kabar lo mel? Gue cuma mau ngobrol sama lo, tentang CINTA mel. Masalah krusial yang sepele tapi dialami sama semua umat di dunia ini. Masih patah hati? Masih terpaku oleh orang yang sama? Atau masih juga belum menemukan orang yang tepat? Hahaha. Sorry, gue ga bermaksud jahil.

Gue kaget sih waktu beberapa bulan lalu lo sms gue trus cerita tentang kisah cinta lo yang gak pernah gue tau sebelumnya mel. Aih gila banget, gue kaget dengernya karena ternyata cerita lo dan gue, sama persis. Sama-sama menyakitkan di akhir, sama-sama harus mengakhiri semua nya dengan terpaksa karena kita tau it doesn't work.

Okelah, gue gak tau seberapa sehatinya gue dan elo. Tapi gue tau selera kita tentang cowok cute itu sama. Pendapat kita tentang alay dan gaul itu sama. Komentar kita tentang gantengan si Misban atau Shiro itu juga sama. Hobi kita pulang naik bajaj barengan juga sama (oke, gue sih yang nebeng biar hemat). Tapi pahit juga pas gue tau lo punya cerita cinta yang sama juga kayak gue. Well, udah gak jamannya sedih- sedihan juga ya mel. Anyway, udah siap jatuh cinta lagi mel? Gue siap! 2012 ini mel, saatnya move on gitu kan *senyum pasta gigi* Janji ye, lo mesti ngasih gue kabar rajin- rajin, lo curhat apa kek gitu sama gue, cowok-cowok lucu di kampus lo juga boleh lah lo critain #ehh hahaha

Oh iya, ntar lagi ada yang mau ulang tahun loh mel, kakak kelas kita dulu. Yang pernah dengan gila nya selalu menghiasi hari- hari kita waktu nge gosipin tentang dia, oke gue yang gila mel. Terlalu tergila- gila sama itu orang mungkin ya (abis ini gue berharap dia nggak sadar ini tentang dia). Oh iya gue mau bilang makasih deh ya, karena dulu pas SMA lo mau tiap hari nemenin gue jalan ke rumahnya, ngeliat rumahnya sambil nunggu dan berharap keluar rumahnya, mau nemenin gue pulang sore demi nunggu dia keluar kelasnya. FREAK ABIS emang, hahaha. Mungkin nyokap lo bener: Si Hanna lagi jatuh cinta (waktu) itu.
Eh dipikir- pikir mungkin juga dia cinta pertama gue (uhukkk!), tapi kalo emang bener gitu berarti bagi gue ga berlaku tuh kalimat : First love never die. Gue bisa menggantikan kehadirannya di pikiran gue dengan yang lain kok, dengan yang yahhh you-know-who lah :p

Eh iya, si kakak kelas kesayangan itu sekarang udah wisuda loh. Bulan November 2011 kemaren, dia sekarang brewokan, bayangkan mel baru kemarin rasanya kita ngeliat dia pake seragam putih abu- abu sekarang dia udah pake toga aja <3 Udah kerja di BI kali ya tuh orang, semoga iya deh, nanti gue juga mau magang di deket-deket sana juga soalnya, tapi bukan karena dia loh :)

Begitulah hidup mel, kadang masa lalu dan masa kini saling melengkapi. Inget pembicaraan kita dulu? Kita janji untuk milih orang yang gak asal- asalan kan? Apa lo udah nemuin orang yang gak asal- asalan itu? Semoga cinta tak membuatmu trauma ya mencari yang lainnya.

Sudah siap jatuh cinta lagi mel? Kalo ada yang kece, kasih tau gue ya :3
Ga bakal gue serobot. Tapi setidaknya gue bisa menilai apa dia layak untuk lo apa engga *ih apa banget deh gue ya*


Salam hangat, kecup basah, peluk cinta
dari yang kau panggil Hanimun.
Ah ya! Gong Xi Fat Chai, mel. Ditunggu kue keranjangnya di kos gue ;)


Oleh:
Diambil dari: http://hannaahan.blogspot.com

“Gus”

Untukmu, Gus..

Hari ini terlihat jelas angka 23 di kalender rumah saya berwarna merah. Lalu, di bawahnya bertuliskan kecil, ‘Tahun Baru Imlek 2563’. Warnanya semerah warna pada angka-angka lain di kalender saya yg juga bertuliskan ‘tahun baru’. Entah itu tahun baru Masehi, tahun baru Saka, ataupun tahun baru Hijriyah. Warnanya kini sama.

Tionghoa, yg dulu sering disebut Cina, kini bisa bebas menampilkan jati dirinya tanpa menyertakan gigil gemetar rasa takut. Bebas memakai nama Cina-nya, bebas memakai bahasa Mandarin, dan bebas melestarikan budayanya seperti perayaan Imlek sekarang ini.

Siapa lagi yg layak saya ucapi terima kasih jika bukan anda, Gus Dur?
Ketika orang-orang berbicara tentang Imlek, ingatan saya selalu tertuju pada sosok anda. Sang pembebas warga Tionghoa dari belenggu diskriminasi rezim Orde Baru. Orang pertama yg mencabut Intruksi Presiden (Inpres) No. 14 Tahun 1967 tentang Agama Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina oleh (alm) mantan Presiden Soeharto.

Tidak berlebihan jika anda mendapat gelar Bapak Pluralisme dan Bapak Bangsa. Anda berhasil menyelamatkan Indonesia yg pada saat itu sedang mengalami disintegrasi kedaulatan negara. Menetralisasi Irian Jaya yg saat itu sedang bergejolak, meredam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melalui pembicaraan damai, dan pembebasan belenggu diskriminasi terhadap warga Tionghoa misalnya.

Di surat cinta ini, tak banyak yg ingin saya tuliskan. Hanya ucap terima kasih atas jasa anda semasa hidup, meski sebenarnya anda tak pernah mati di hati saya dan hati kami. Juga sebait doa yg semoga bisa mengiringi anda menuju surga.

Dariku, pengagummu..



Oleh:

Diambil dari: http://perekamgumam.tumblr.com

Gong Xi Fat Cai Seluruh Tukang Pos

Di pagi yang cerah
Ada warna merah
Dan bertuliskan huruf cina
Hatiku bertanya
Hari apakah ini?
Oww hari imlek
Apakah para tukang pos ada yang merayakannya?
Jika ada yang merayakannya selamat hari imlek ya
Semoga tambah rejeki
Tambah sukses
Tambah bahagia
Dan tambah sejahtera

Dan untuk para tukang pos yang ngga merayakannya
Semoga di hari raya imlek ini
Tetap semangat membaca surat2 dari pengirim untuk para tukang pos
Semoga juga diberi berkah
Di beri pahala yang sebesar2nya
Dan diberi kebahagian dalam hidupnya

Tidak banyak kata
Hanya melalui surat ini saya sampaikan kepada seluruh tukang pos beserta Bos Pos Cinta (⌒˛⌒ )
Semoga Sukses cita dan cinta semuanyaaa

Semoga di Tahun Naga Air selalu memberi berkah kepada kita semua
新 年 快 乐
Xian Nian Kuai Le
身 体 健 康
Shen Ti Jian Gąng
万 事 如 意
Wan Ru Yi


GONG XI FA CAI 2563
(˘ʃƪ˘)



Oleh:

Diambil dari: http://raditjoe.tumblr.com/

Biarkan saya mengambil peran antagonis itu.

Teruntuk Fithrayani.

Senyummu terkembang melihat susunan buah-buahan yang ada dalam wadah plastik. Entah mengapa kau begitu memuja campuran buah-buahan ditambah saus kacang itu. Tanganmu sibuk meramu bumbu. Sesekali kau mengecap rasa pedas dari sambal kacang. Kau sumringah, secerah matahari. Di umurmu yang akan beranjak ke 12 bulan Maret ini. Saya hanya bisa tersenyum melihatmu.

Mungkin suatu hari ini kau akan menemukan tulisan ini. Tulisan dari saya, seorang kakak yang selalu berkata pedas kepadamu. Selalu nyinyir dan menyuruhmu apa saja. Mungkin saya bukan kakak favorit di antara ketiga kakakmu. Tapi percayalah, saya menyayangimu dengan bentuk saya sendiri.

Fithra

Kau selalu ingat sinetron yang dulu sering kau tonton? Saya selalu melarangmu. Mematikan tivi atau sekedar menyuruhmu belajar. Sementara semua orang akan membelamu. Tidak sering kau langsung menangis ketika saya berucap sesuatu yang pedas. Itulah masalahnya, semua orang dirumah memanjakanmu. Saya tidak mau kau tumbuh menjadi anak yang cengeng. Maka biarkanlah saya yang mengambil peran jahat itu. Kakak yang selalu menjengkelkanmu.

Kau beruntung. Saya selalu menyebutmu beruntung. Perbedaan usia yang begitu jauh membuatmu mendapat banyak keistimewaan yang dulu tidak pernah kami dapat. Pakaian baru? Biasanya hanya sekali setahun. Ketika perayaan Idul Fitri. Jalan ke Mall? Kami hanya mendapat Pasar Sentral, dengan semua kesumpekan yang ada disana. Bimbingan belajar? Kami harus berjuang sendiri dirumah, belajar supaya lulus sekolah dan kuliah. Kamu beruntung mendapatkan semua kenyamanan itu, kala kami sudah mapan bekerja.

Ketika melihat kau dengan semangat ikut les ini itu, saya pula menjadi orang yang paling menentang. Saya tahu kau ingin berlomba menjadi yang terbaik. Belajar tidak kenal waktu. Kau membuktikannya. Menjadi peringkat 1 di semester terakhir sebelum kelulusan SD. Saya hanya takut, kau menjadi terobsesi dengan peringkat. Melihat semua kakakmu menjadi orang yang berhasil. Janganlah pernah kau merasa terbebani. Nikmatilah masa remajamu, dengan bermain dan belajar.

Mungkin suatu hari nanti baru akan kau mengerti. Dibalik semua perhatian dan ucapanku yang terkadang kelewat pedas. Harus ada yang melatih mentalmu. Saya percaya kamu bisa menjadi seseorang yang baik. Yang tumbuh dengan nilai-nilaimu sendiri. Jangan sampai terjebak pada kenyamanan. Selalu keluar dari zona nyamanmu. Karena mungkin suatu hari, tidak ada lagi perkataanku yang bisa menguatkanmu. Saat itu, kau harus kuat dengan caramu sendiri.



Oleh:

Diambil dari: http://radioholicz.com

Barisan bahagia

Ass.Wr.Wb ..

Aku tau kamu bakal baca surat ini, karna itu memang harus, keyakinanlah yang membuatku percaya kamu akan membacanya hingga kalimat terakhir..

Awalnya..

Banyak hal yang ingin aku ketahui tentang dirimu

Tapi mimpimu yang terketahui duluan

Setelah itu semuanya mengalun perlahan..

Pertemuan kita? Musik.. lagu superman is dead tujuan awalnya

Keluguan yang mendalam saat menjadi bagian teman-temanmu

Kagok banget ketemu orang dari segala segi kehidupan (fans superman is dead)

Tapi.. menjadi bagian mereka sebuah kenangan yang tak mungkin terlupakan

Waktu dibalik semuanya..

Disebuah siang aku mengunjungi rumahmu

Disaat aku belum pernah sekalipun menemuimu

Beberapa jam berselang

Kamu muncul diatas kursi roda mu

Dengan sebuah senyuman manis dibibirmu

Kujabat tanganmu malu-malu

Sambil terus senyum memperhatikanmu

Sempurna dan singkat detik itu

Kini..

Cerita bersamamu seperti sebuah mimpi

Yaa.. aku jatuh cinta sekali lagi

Dengan dirimu..

Setelah semua ini

Yang kau jawab hanya ingin aku mengerti

Kamu ingin nenangin diri

Hanya bisa kujawab aku akan menanti

Di relung waktu yang meyakini :)

Baru kali ini bertemu dengan orang yang menyukai banyak hal yang sama persis sepertiku, aku cuma berharap jangan bohongi perasaanmu, kalo kamu ga ada rasa.. pergilah, jangan perdulikan aku, seperti kecuekanmu terhadap yang tak ingin kau pikirkan.. kalo emang itu yang kamu butuhin? Jangan dipaksain :) aku tau surat ini ga berarti apa apa, tanpa sebuah perbuatan.

Tapi aku benar-benar pengen nungguin kamu :) sampai kamu bener-bener ngerasa tenang, sampai kamu benar-benar ngasi aku jawaban, sampai melihatmu dikenal siapapun seperti yang kamu mau :)

Aku bahagia mengenalmu, walaupun agak sebel sama sifat tidak perduli mu.

sekian surat ini kuketik untuk dirimu yang memenuhi hatiku

Wss.Wr.Wb



Oleh:

Diambil dari: http://nisriinaariza.blog.com

surat untuk menemani irfan minum teh pagi

Dear Irfan,( )

Menjelang pagi pecah segala sesuatu terasa damai. Selalu begitu setiap hari. Itulah mengapa saya memilih menulis surat ini sebelum jendela kamar saya dikecup cahaya. Pada saat yang sama, di sana, dari pucuk Bukit Malintang, matahari sudah bercermin di Teluk Ambon. Kamu barangkali masih lelap memimpikan kekasihmu ditemani lagu-lagu Iwan Fals dan mata lampu belajar bertudung merah yang selalu tunduk mengamati kacamatamu. Mereka selalu sengaja kamu biarkan terjaga, menjaga tidur kamu yang sesekali mengigau memanggil nama kekasihmu di Jakarta.

Sejak mengenal kamu, setiap kali saya menulis kata ‘damai’, saya mengingat Ambon dan kamu. Kata itu barangkali sudah jutaan kali mengendarai lidah dan mimpimu. Dari keresahan yang tidak mampu kamu sembunyikan, kamu selalu terlihat bersemangat ketika menceritakan mimpi ingin melihat Ambon betul-betul damai. Kamu ingin tersenyum melihat Ambon jadi kota yang aman dan nyaman bagi para penghuninya. Kamu lelah melihat Ambon sebagai kota yang warganya sering diserang rasa takut dan saling curiga.

Kemarin ketika membaca tulisan terbaru di blog kamu, saya ingat cerita kamu tentang masa ketika orang-orang di Ambon harus mengungsi karena kekacauan yang kamu tidak mengerti hulunya. Saya ingat suatu sore kita minum kopi dan ibumu berkaca-kaca mengenang masa itu. Segala hal bisa begitu menyedihkan dan menggelikan pada saat yang sama.

Saya tidak tahu persis apa yang saya rasakan ketika melihat kamu dan ibumu tertawa sambil bercerita. Tidak, kalian tidak menertawakan masa lalu. Kalian menertawakan masa sekarang yang tidak pernah terlalu jauh beranjak dari peristiwa 13 tahun lalu itu. Waktu itu kamu bocah berusia 11 tahun yang harus menerima keadaan sejumlah teman kamu tinggal di barak pengungsian yang sengaja diletakkan jauh dari barak pengungsian tempat kamu. Karena mereka berbeda agama, katamu. Entah karena apa, cerita kamu itu selalu membuat saya salah mengeja Natsepa jadi nestapa.

Ngomong-ngomong soal Natsepa, saya ingin sekali lagi ke sana menikmati rujak sambil menyaksikan matahari sore jatuh. Sebagai tempat wisata, sejujurnya saya tidak begitu menyukai Pantai Natsepa. Saya menikmati sore itu ketika berada di sana lebih karena kamu selalu mampu menghadirkan banyak cerita mengenai semua tempat yang kamu tunjukkan kepada saya. Saya pemulung cerita yang rakus dan teman bicara yang terlalu banyak bertanya.

Hari ini, Irfan, tanggal dimerahkan karena perayaan Tahun Baru Imlek. Saya mengingat daerah dengan nama paling puitis di Ambon. Air Mata Cina. Saya ingat, kamu tertawa heran ketika saya mengatakan betapa puitis nama daerah yang sering ditandangi kekacauan kecil dan dibesar-besarkan televisi di Jakarta sana. Saya masih berhutang menulis puisi tentang Air Mata Cina.

Saya belum menceritakan kepadamu perihal sejumlah cerita pendek yang masih butuh disunting di komputer saya tentang nama-nama tempat yang puitis di Ambon. Saya menulis cerita rekaan tentang Kuda Mati, Gunung Nona, dan Topi Capeo. Saya juga punya cerita tentang Tanjung Martha-Alfonso yang selalu kamu sebut sebagai Tanjung Jihad sambil tertawa. Kelak kamu akan membaca juga cerita dan puisi saya yang menyebut-nyebut Sungai Kuning, Kebun Cengkeh, Negeri Soya, Sibu-Sibu, dan kafe sudut yang pelayannya ramah tapi melarang pengunjungnya merokok. Nama kafe itu saya pikir terlalu asing bagi orang-beta. The Street Fish & Chips. Meskipun begitu saya suka Combo Fries bikinan kafe itu.

Ada beberapa hal yang akan membuat saya kembali ke Ambon, Irfan. Setelah nyaris menghabiskan Desember sepenuhnya di sana, saya merasa bersalah tidak pernah sempat membaca puisi seperti yang saya janjikan. Kamu tidak pernah berhasil menemani saya mengunjungi Taman Australia, tempat yang selalu kamu ceritakan dan kita lewati nyaris setiap malam saat pulang ke rumahmu. Saya juga ingin sekali mengulang menyaksikan Malam Natal ketika langit Ambon mandi kembang api. Tentu saja, saya merindukan juga masakan ibumu yang pemalu—dan perbincangan ayah dan tetanggamu yang selalu mengingatkan kita pada sandiwara radio.

Sebelum mengakhiri surat ini, saya ingin mengatakan bahwa candaan kamu menyebut saya pulang kampung ke Ambon itu sering membuat saya tersenyum di Makassar, kota yang kadang menyebalkan ini. Terima kasih telah mengenalkan saya kepada kota yang membuat saya tidak mampu menolak merindukannya.

Satu lagi, saya suka diam-diam mengunjungi blog yang kamu rahasiakan itu, tempat kamu menyimpan puisi-puisi kamu. Di sana, saya seperti duduk berbincang bersama kamu di hadapan jendela yang berisi langit yang tidak mudah ditebak kehendaknya.

Barangkali kamu sudah bangun. Saya harus berhenti menulis dan menemani kamu minum teh. Selamat pagi, Saudara.

Makassar, 23 Januari 2012

- Aan

p.s. Sampaikan salam saya kepada teman-temanmu, ibu-ibu penjual nasi kuning dan para tukang becak itu. Sampaikan juga hormat dan rindu saya kepada teman-teman yang sering mentraktir saya makan dan menemani kita ngobrol di The Street.



Oleh:

Diambil dari: http://hurufkecil.wordpress.com

"teruntuk kamu,anak menteng" ( @BarackObama )

hai selamat pagi!obama!
Oh maaf mungkin aku lupa aku diIndonesia dan kamu jauh di USA sana..
Atau mungkin sedang berada di negara lainnya dengan air force one mu ! enjoy
Kamu mungkin gak akan pernah baca surat ini dan pastinya kamu gak pernah tau siapa aku..
Tapi satu yang pasti,aku pengagummu..
Aku sangat menyayangi caramu saat memberi beberapa penggal kata penyemangat di pidatomu..
Kamu,muda,berbakat,cerdas,pemimpin dunia!sungguh hal yang sangat aku cintai..
Mungkin aku bilang,aku sayang dengan caramu sifatmu dirimu,obama..tapi aku tak akan pernah mencintai negara yang kamu pimpin amerika
Amerika itu punya 1000 hal yang membuat dunia tersenyum tapi juga punya 1001 hal yg membuat dunia menangis..
Perang di afganistan,membunuh rakyat sipil yg tidak ta apa-apa..kenapa kamu melakukan itu..
Negara mu sudah punya segalanya,tapi kenapa maniak menguasai ketamakan terus menghiasi dirimu..
Tapi,ya itu kamu,amerika bukan obama..
Walaupun aku tau,semua kebijakan itu ditangan dirimu obama,tapi aku tau disatu sisi kecil kehidupanmu,kamu menginginkan keindahan,perdamaian,seperti yang pernah tertananm disetiap pidatomu,sosokmu penuh arti..
Berbagai aura positif kamu keluarkan..
Sorot matamu,penuh aksi,entah itu hanya sandiwara diatas panggungmu atau realita hidupmu..
Tapi aku sangat suka melihat sosokmu,sebagai pemimpin dan mantan anak menteng,kamu hebat!have a nice day obama,bapak presiden :)


Oleh:
Diambil dari: http://fadhilindrapraja.blogspot.com

Kau Pohonku, Aku Akarmu

Disela rintik hujan yang mengiringi kita. Kau datang tiba-tiba, berhembus lembut bagaikan angin yang menerpa wajahku. Tiba-tiba pula kau mengusikku dengan kehadiranmu. Semua tentangmu serba tiba-tiba. Kau pun tak hanya membuatku terusik, tapi juga menggangguku sangat.

Kau layaknya pohon yang rapuh. Daunmu kering dan layu. Tak lagi hijau namun menguning. Batangmu pun rapuh dan hampir patah sedikit demi sedikit. Akarmu tak lagi bisa menjangkau dimana air yang kau butuhkan berada. Tak ada gairah untukmu hidup. Kau yang sedang kehausan dan membutuhkan penopang yang kuat untuk mempertahankan hidupmu. Kau begitu memprihatinkan bagiku. Menyedihkan. Aku tak kuasa melihat semua ini. Kondisimu yang tak mampu untukku menatapmu dalam-dalam. Tapi, kuikhlaskan, untuk tetap berada di sampingmu. Karena kau memintaku.

Meskipun kau pohon yang rapuh dan hampir punah. Tapi bagiku kau tetap adalah pohon yang kuat. Kau tetap bisa melindungiku dari rintik hujan oleh daunmu yang rimbun dan lebat. Kau mampu memberikan kesegaran untuk mataku oleh daunmu yang hijau. Kau mampu memberikan sandaran untukku jika ku terlelah dan letih. Kau pun mampu menjadi tempatku menuang segala carut marut pikiranku dengan mengukirnya di batangmu. Dan menjadikan namaku abadi di sana.

Disela rintik hujan itu, aku dibawah naunganmu. Kerapuhanmu membuatku ingin tetap bertahan di sampingmu. Menyemangatimu dalam dera kehidupan yang tak mendukungmu. Memupukmu dalam-dalam dengan kasih sayang agar kau kembali kokoh. Menyirammu dengan nasehat-nasehat dan saran yang kau butuhkan agar dahaga kehausanmu hilang berganti. Menyinarimu dengan cahaya ketulusan dan keikhlasan yang terdalam untuk mencerahkan dan menghijaukan kembali daun-daunmu yang layu dan menguning. Tak hanya itu yang aku lakukan. Karena aku benar-benar ingin menjadi akarmu yang kuat. Sekuat dirimu yang dulu.

Hai pohon. Tahukah kau. Sejak kau memintaku menjadi akarmu. Betapa aku bahagia. Aku senang. Semuanya bercampur baur dalam hatiku. Aku pun tak bisa merasakan dengan hitungan jari tentang rasa yang aku rasakan saat itu. Karena kau yang memintaku.

Hai pohon, kini akulah akarmu yang kuat, yang mampu menopangmu untuk bertahan hidup. Tapi aku bukanlah akar yang sempurna bagimu. Karena kau tahu aku hanyalah sebagian dari tubuhmu. Tapi aku tak akan pernah lepas untuk mengokohkanmu, asalkan kau pun mendukung usahaku.

Hai pohon, akulah akarmu, biarkan aku bertahan denganmu di dalam kehidupan ini. Jangan pernah kau rapuh lagi seperti dulu. Karena kau lah satu-satunya yang menaungiku. Tanpamu pun aku pasti akan rapuh. Tak ingin aku kehilangan dirimu. Bagiku kaulah pohon yang langka. Bagiku pula kau tercipta khusus untukku dan tak ada yang bisa menyamaimu. Meskipun semua pohon itu sama, tapi hanya kau lah satu-satunya yang terbaik. Justru dikala kau rapuh itulah, aku peduli padamu.

Hai pohon, tegaklah kembali. Semangatlah kembali. Menguatlah kembali. Dan menghijaulah kembali. Aku di sampingmu. Permintaanmu aku terima. Ikhlas dan tulus sebagai akarmu yang kan selalu tertanam abadi dengan bagianmu yang lain. Begitupun juga namaku yang telah kau ukir penuh dalam setiap batangmu dan di setiap lembar hijaunya daunmu.

Aku menerima permintaanmu sebagai akarmu dan itulah janjiku, pohonku. Karena kaulah kini pohonku yang kuat kembali.

Dari
Akarmu



Oleh:

Diambil dari: http://funnie.blogdetik.com