Showing posts with label Surat Cinta #26. Show all posts
Showing posts with label Surat Cinta #26. Show all posts

09 February 2012

Tiga Paragraf Pertama

Diantara sunyi aku menyatukan tiap kata yang mungkin tidak akan berani aku utarakan sambil menatap matamu. Ah, mungkin bagimu surat menyurat seperti ini adalah hal konyol dan menggelikan, tapi entah kenapa malam ini, jemariku bersemangat memecah namamu menjadi tiga paragraf pelahir rona di pipiku yang masih terasa perih. Harusnya surat ini aku kirim tiga hari lagi, biar pas diterima 30 hari setelah sapa pertama kita di dunia maya. Aku masih ingat pakaian yang kamu kenakan saat pertama kali berjumpa, kemeja putih dan celana abu-abu yang membuatku kecil hati karena ukuran pahamu ternyata lebih kecil dari milikku. Namun ada satu hal yang tidak akan bisa aku lupa, binar di matamu, aku mengagumi tatapmu. Aku menemukan senyumku di dalam matamu, senyum yang sempat hilang terlumat cerita terakhir yang kutulis.

Entahlah cerita apalagi yang aku baca di lembar kali ini. Satu yang aku yakin, akan ada namamu di cerita kali ini. Halaman baru, kisah baru, dan semoga senyum baru. Akan kutapaki dengan lebih hati-hati, kubaca tanpa perlu membalik halaman sebelumnya, terus baca hingga dia kelelahan menuliskan namamu di ceritaku.

Pada bahumu, aku pernah meletakkan penat yang seketika kamu ganti dengan cerita-cerita menenun senyum. Untuk senyum-senyum yang sekarang menggantung di wajahku tiap kali dinding-dinding imajiku melukis parasmu, aku mengucapkan terima kasih. Terima kasih, kamu! Entah apa yang kamu rasa saat membaca surat ini, yang pasti aku sedang bimbang untuk memberikan surat ini atau tidak ke kamu. Rasanya mau kuhentikan surat ini, malu.. tapi jika kubandingkan dengan hangat yang kurasa ditiap kali aku bersandar di bahumu, tiap kali jemari kita bersatu.. Ah, aku sudah pernah bilangkan, kalau aku suka matamu? tambahkan dua lagi, aku kecanduan bersandar di bahumu, jemariku menemukan nyaman terpeluk jemarimu.

Baiklah, sebaiknya kusudahi surat ini, pipiku makin merona tiap kali kata perkata kuketik. Oiya, aku masih hutang peluk, semoga bisa kubayar di kota yang sedang kamu pertimbangkan untuk datangi akhir minggu ini. Ya, semoga kali ini cerita yang baik, entah akan terjatuh atau tidak, semoga kali ini baik.

lain kali, ajak aku ke kantormu, di sana Senjanya cantik.


E



Oleh:

Diambil dari: http://ekaotto.tumblr.com

Ayah, apa kabar?

Ayah...
Apa kabar?
Lama sekali kita tidak bertemu muka,
tak juga sapa saling terucap di kali terakhir kita bersua,

Ayah...
kutulis surat ini padamu,
karena ingin kusampaikan rindu yang menumpuk di kalbuku,
rindu dari ubun-ubunku yang rindu akan belaimu yang tak pernah ku ecap sekalipun,
rindu dari tanganku yg tak pernah menjabat erat tanganmu untuk kucium

Ayah...
tak pernah ada yang ku minta darimu,
tak juga sesuatu pernah kau minta dariku selain pergiku dari hidupmu,
namun kali ini saja, ku mohon padamu ayah,
Jadilah penerima ijab dari lelaki yang meminangku,


Tertanda,


Anakmu...
Yang tak pernah kau harapkan adanya....



Oleh:

rindu yang kelelahan

Dengarlah sayang,

Aku menulis surat sebanyak-banyaknya, bohong kalau tak mengharap balasan. Tak semuanya untukmu, sih. Tapi yang untukku tak ada. Apa itu artinya suratku tak layak dibalas?

Katanya doa yang berbalas adalah yang ikhlas. Kadang Dia membalas kalau memang baik bagiku, tak jarang membiarkanku kecewa dengan berbagai tanda tanya dalam kepala. Tapi kau bukan Dia.

Wanita terlalu banyak menuntut mungkin menurutmu. Padahal cukup mudah – beri kejelasan padaku, maka aku akan menurut. Setidaknya pada hal-hal tertentu.

Aku bukan perayu, apalagi bila tanpa embel-embel rasa itu. Kepadamu, aku hanya tak mau terlalu merendahkan diriku, pun bukan ingin menjualnya terlalu mahal. Kau mengerti hal ini, cuma pura-pura tidak.

Sedang kubuat tanggalan – batas akhir penantian. Tentang kapan kau akan segera kuabaikan. Hatiku mulai kelelahan. Meski kita tak sedang kejar-kejaran.

Engkau selalu ada di sana,
Dalam ruang hatiku, untuk selamanya…

Balas suratku,

Ika


Oleh:

Surat Singkat

Hi.
You don’t know as I don’t know you. And we don’t have to know each other anyway. Just wanna say, congratulation. You are his new girl now. Be good. Do your best or you’ll end up like me.. Regretting yourself why didn’t you do your best that you can do.
Well, congratulation once again.
Sincerely,
You-know-who. (I swear I’m not Voldemort)




Ucapan Terima Kasih

Terima kasih untukmu yang telah menerbangkan kupu-kupu dalam perutku setiap hari.

Terima kasih untukmu yang sesekali memperkuat hatiku dengan goresan-goresan dan juga sayatan.

Terima kasih untukmu yang akhirnya membuat kepala batu ini mau sedikit mengalah.

Terima kasih untukmu yang memberi melodi dan elegi dalam ceritaku.

Terima kasih untukmu atas keringat dan air mata yang jatuh hanya untukku.

Terima kasih untukmu yang sanggup membuat gadis manja ini berkorban.

Terima kasih untukmu atas keberanian dan perlindunganmu

Terima kasih untukmu atas malam-malam yang kita lewatkan di dalam ruang, antar hati dan pikiran.

Terima kasih untukmu yang membuatku membedakan yang mana lelaki bajingan dan lelaki yang hanya ingin terlihat seperti bajingan.

Terima kasih untukmu atas segala ocehanmu, nasihatmu, dan yang paling aku suka.. ya cemburumu. Seperti anak kecil yang tidak rela mainannya dipinjam oleh orang lain.

Dan yang paling penting

Terima kasih untukmu yang telah membuka mataku.

Bahwa kita harus percaya cinta itu sederhana.

Sesederhana caramu mencintaiku.

Terima kasih :)



Kepada Yang Terkeren Sedunia

Surat cinta hari ke 26 untuk

Pria dengan kulit sawo matang yang telah menurunkan marga Siahaan nya pada saya.

Terima kasih untuk bertahun-tahun kasihmu pada saya sehingga selama 13 tahun bersekolah sejak kanak-kanak kau selalu mengantarku tiap paginya.
Dan siangnya selalu menantiku keluar dari pagar sekolah dan bersanding diatas motor vespa hijaumu.
Untuk segala hujan maupun panas terik yang menyebalkan namun kau tepis untuk dapat mengantar-jemput kedua bocah kecilmu hingga mereka SMA, hingga saatnya kuliah mereka harus terpencar-pencar jauh darimu.

Kau yang telah mengajarkan kaki-kaki kecil ini dulunya untuk bisa lincah mengendarai sepeda roda 4 hingga perlahan-lahan mahir mengendarai roda dua.
Hingga rasa penasaran sang bocah itu kelak menimbulkan luka dan memar karena keingintahuan mereka mengeksplor si sepeda.

Untuknya yang selalu siap sedia menunggu saya di stasiun, terminal, maupun bandara ketika pulang dari tanah rantau.
Menyambut si anak rantau ini dengan senyumannya, dan sekejap peluknya.
Yang tak enggan menyambut tanganku membawakan tas berat itu untuk kau bawa.
Yang selalu menanyakan hal-hal yang kuanggap sepele saat ku di tanah rantau.
Sekedar 'Sudah makan inang?' 'Sudah berdoa sebelum berangkat?' 'Hari ini kuliah sampai jam berapa?' atau 'Masih ada duitnya?'

Untuk pria yang kini telah genap berusia 56 tahun, yang rambutnya sebagian besar telah memutih.
Yang tiap kali saya pulang ke rumah untuk berlibur ia selalu meminta membersihkan alis matanya dari rambut-rambut putih yang mulai menghiasi alis itu.
Teleponnya yang tiap minggu selalu mengantri sehabis mama berbicara panjang lebar.
Atau meneleponku pagi-pagi sekali sebelum berangkat kuliah.
Yang selalu mengingatkanku untuk tak lupa memanjatkan doa pada Yang Kuasa sebelum berangkat kemana- mana.

Kepada Bapak, yang pesannya sebelum saya berangkat ke tanah rantau masih selalu kuingat dengan jelas.
Jangan lupa berdoa, ingat pergi ke gereja ya inang, katanya.
Orang yang selalu kubenci kata- katanya yang terkadang menurutku terlalu rewel, namun sekarang kusadar makna kebawelannya.
Orang yang kadang terlalu tegas menurutku, tapi kutahu pasti pesan kasih sayangnya padaku.
Dia yang tak pernah mengijinkanku pulang terlalu malam, yang kadang menurutku terlalu membatasi kebebasanku.
Tapi kini kutahu dibalik semua itu ia menyimpan banyak kecemasan akan segala kegiatanku saat jauh darinya

Dialah yang selalu melindungi keluarganya dengan rengkuhan tangan- tangan kokohnya.
Yang berjuang menghidupi keluarganya dengan sepenuh tenaganya, dengan segala daya kreatifitasnya.
Untuk bapak yang paling cool sedunia...
Yang hanya akan kupeluk tiap tahun baru atau tiap ulang tahunnya, dan kucium pipinya namun terkadang enggan menerima ciumnya di pipiku, geli kataku. Geli karena kumisnya terkena pipiku, hehee.

Untuk bapak terkeren sedunia, J.R .Siahaan
Surat hari ke-26 ini kutujukan padamu.
Satu-satunya orang di dunia ini yang saya panggil Bapak :)
Terima kasih karena hingga saat ini kau masih mempercayaiku untuk bisa belajar mandiri di tanah rantau, dan membiarkanku belajar dengan sendirinya akan kehidupan ini.
Terima kasih untuk mengajarkanku banyak hal, bagaimana caranya berterima kasih, bertahan hidup di kerasnya Jakarta, caranya hidup bersyukur meski berkecukupan, yang selalu mengajarkan pentingnya arti tolong menolong.

Big hugs,
your 20-y.o-little girl,
Hanna Siahaan

Ps: kutulis surat ini dari tanah rantau, kapan bapak mau main ke tempatku merantau? Tahun depan sepertinya aku sudah (akan) kembali ke ibukota ;)



Oleh:

The Dearest @scifo4

Kepada kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, (diulang sampai kata “kamu” tertulis 31 kali).


Ya, surat ini ditulis untuk kamu semua. Entah namanya surat massal atau apa, yang penting satu buah surat ini ditujukan untuk kamu, kamu, …. , kamu –tanpa menyertakan “kamu” yang lain.

Kita dipertemukan di sebuah bumi dengan ukuran yang lebih sederhana, namanya smansa –sekolah menengah atas tercinta kita. Aku sendiri tidak yakin, jika smansa tidak ada, apakah kita akan pernah bertegur sapa?

Pada mulanya, kita dipertemukan oleh kejahilan guru-guru BK yang entah sengaja atau tidak, menggabungkan kita dalam sebuah ruang kelas. Kala itu, kita bernama sebelas ipa 4, hingga deret 365 hari menggantikan namanya menjadi dua belas ipa 4 –kita sekarang. Entah mau berganti nama seratus kali atau puluhan juta kali, bagiku tak akan ada bedanya. Komposisi kita akan tetap sama.

Lewat surat sederhana ini, ada satu hal yang hendak dan memang harus kukatakan :

Terima kasih.

Terima kasih untuk apa? Ah, itu akan jadi pertanyaan terkonyol abad ini. Atau barangkali kalian memang telah benar-benar menjadi penganut teori lupakan kebaikan kita, ingat kebaikan orang lain. Jika iya, maka biarkan aku sedikit menggelitik impuls memori kalian.

Terima kasih untuk segalanya. Untuk kebaikan, kebanggaan, tawa, kesenangan, kebahagiaan, rasa nyaman, pemahaman, ketenangan, keceriaan, dan hal-hal lain yang kulupa namanya –tapi masih teramat jelas untuk kurasa. Aku sendiri tak tahu, kenapa kalian bisa begitu mudah membuatku mengembangkan tawa. Kecuali jika kalian ternyata personil srimulat. Jadi, bagaimana bisa pipiku yang mengusut seperjalanan menuju sekolah, tetiba menjadi kelu karena terlalu banyak menebar tawa yang diuntai dari canda yang kalian bawa? Ah, kalian teramat canggih untuk menjelmakan kata menjadi tawa.

Tentu, tak lupa terima kasih juga untuk duka dan kesedihan yang terkadang datang menyelinap. Namun percayalah, ia lebih sering memerankan diri sebagai pelajaran ketimbang sebagai sebuah penyesalan.

Kalian, pernahkah mendengar kata perpisahan?

Ah, bahkan kata itu cukup ngeri dan nyeri untuk dibayangkan. Tapi, masing-masing dari kita telah meramalkan, bahwa dalam hitungan bulan kata itu akan jadi sesuatu yang kita sesalkan. Kita akan memencar langkah, entah ke kota seberang, ke kota tetangga, ke kota nun jauh di sana, atau bahkan ke negeri seberang. Kita, yang telah mengkhatamkan tiga tahun proses belajar dengan melewati destinasi dua-huruf dan enam-huruf. Mohonku hanya satu, jika kelak entah itu sepuluh tahun lagi, atau tiga puluh tahun lagi kita telah menjadi orang yang berbeda –syukur jika masih sama, kita masih ingat bahwa kita pernah hidup dalam satu masa.



Teruntuk @scifo4 , tempat dan teman menaungku memintal ilmu

Dariku, satu dari 32-mu



Oleh:

Maaf Terlambat

Dalam surat ke-26 ini aku sempatkan untuk membalas suratmu.

Perkenalkan gue, Jai Dewer. Bisa dibilang orang yang cuek dan jarang sekali malu. Katakan saja 4 Februari kemarin gue ulang tahun, dan memang benar gue ulang tahun tanggal segitu. Saat itu gw sedang di Makassar menjadi rombongan anak nekat yang ikut nonton lomba, soal apa itu lebih baik diabaikan dulu karena untuk cerita itu akan gue catat besok.

Hari ini biarkan gue fokus untuk membalas surat dari lo. Surat yang lo kasih judul selamat ulang tahun dengan menggunakan google translate dari bahasa hindi. Mungkin itu karena lo terinsipirasi dari nama twitter gue yang pake bahasa hindi?

Gue lupa sebenernya lo pernah janji menulis surat saa gue ulang tahun, tapi terimakasih banyak karena lo inget soal janji lo itu. hehe.

Ya, memang pertemuan pertama kita itu aneh. Saat interview ALSA, gue masih habis begadang dari gathering ALSA 2008 dan 2009 tiba-tiba harus interview lo yang cerewetnya minta ampun, ditanya soal berita sama pacar lo sekarang eh malah cerita tentang gosip bang ipul. Unik memang lo.

Niat ngeliat brigitta eh dalam waktu sekejap lo udah ngibrit karena majikan brigitta keluar, dan gue cuma bisa tatap-tatapan manja dengan pemilik anjing sebelah rumah lo itu sungguh ngebuat gue heran kok ada ya manusia kaya lo.haha

Banyak deh kejadian aneh waktu itu, tentang peliharaan lo yang namanya aneg-aneh, atau kisah-kisah ga tau malunya lo. cewe gila memang.

Anyway, selalu menyenangkan jika bisa mendengar cerita dari orang dan berbagi dengan orang lain. gue juga selalu senang bisa membantu lo atau hanya sekedar mendengar cerita lo dan gangguin lo. Apapun yang lo lakukan sekarang percaya aja untuk selalu menjaga hati lo. Selamat berbahagia ya @ichamahardika. Semoga langgeng dengan sahabat gue si atrie.hehe



Add a new spirit

hari ke-26

kepada @tholitho , @Anninda_mughniy , april, ade imas, farhanah , sugiri dan semua murid mister ali yang saya kenal

Mengenal kalian berarti suntikan semangat baru. Seragam SMA tidak membatasi ruang gerak. Saya jadi ingat film Ada Apa Dengan Cinta. Tau film itu? Film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo, Titi Kamal, Nicholas Saputra (si unyu unyu). Di situ ceritanya Dian berperan sebagai Cinta, ketua geng mading yang keren karena bacaannya udah Aku-nya Syumandjaya. Kalimat andalan adalah “JADI SEMUA INI SALAH GUE? SALAH TEMEN-TEMEN GUE?” sama “BASI! MADINGNYA UDAH MAU TERBIT!”

Nah! dari sini saya langsung keinget kalian nih. Kalian itu masih muda tapi dedikasi sama sesuatu yang disukai tinggi banget. (keinget mister Ali cerita ditegur Ninda gara-gara telat ngumpulin makalah) Ssst! jangan bilang-bilang mister Ali. Semoga dia nggak baca. Halah ditulisin gini juga paling dia baca. Pertahankan itu ya adek-adek!

Kalian tau mereka yang sukses adalah yang punya ketegasan terhadap diri sendiri? Suatu saat saya membayangkan kalian jadi pengusaha atau menteri atau seniman. Apapun pekerjaan dan cita-cita kalian harusnya berdasarkan minat. Biar kalian bisa mempertanggungjawabkan pilihan kalian itu. Tsaaaah! bahasanya berat ya…

Anyway, saya menulis ini memperingati 10 tahun film AADC

Saya pikir kalian lah the next generation of AADC yaitu AADS alias Ada Apa Dengan Smanic

Tetep semangat dan have a nice day



Teruntuk kamu yang paling SOK!

Teruntuk kamu yang sok hebat,
jangan songong ya, mentang-mentang baru aja kelar tour lagi. emang kamu fikir iri gitu sama kamu? hahaha.. jangan bodoh, sama sekali gak akan pernah iri sama kamu.

dasar kamu itu sok keren ya.
emang di kira keren gitu bikin tato aja pake anastesi total, harus di ruangan khusus, dan banyak orang yang ngerjain. emang kamu pikir tato kamu itu bagus gitu? hebat? istimewa? cuihhh~! ga sama sekali, yang ada jelek, aneh, menjijikan.

kamu itu bener-bener sok banget ya, sok kuat!
sok sempurna, sok baik, sok bahagia, sok ceria, sok sabar, terutama... kamu itu sok pinter dengan tubuh kamu sendiri. Lihat kan sekarang hasil sok pinter kamu?! ngerepotin banyak orang! jangan kamu anggap dengan menyembunyikan semuanya bakal menyelamatkan kamu dari kepalsuan besar yang udah kamu bangun. bodoh! nol besar!

lihat.., lihat sekarang...
semakin lama semakin besar, semakin ga bisa kamu tutup-tutupi lagi, dan semakin terkuak semuanya

sayang, kenapa sih ga jujur dari dulu, kalo kamu itu ga seperti kelihatannya.
kalo kamu itu ga baik-baik aja, kalo kamu itu bukan manusia super, kalo kamu itu juga bisa sakit. Seharusnya kamu ga perlu tour ke rumah kesakitan itu terus, ga perlu tidur beralaskan seprai putih, ga perlu ada benda asing masuk ke nadi kamu, ga perlu ada tato-tato menjijikan yang menjalar di tubuh kamu, ga perlu maksa-maksain bulatan pahit itu masuk ke kerongkongan kamu. seharusnya ga perlu itu semua! ya... seharusnya, jika kamu jujur dengan keadaan kamu sedari dulu.


dari aku, bagian terdalam mu.


-your alter ego-



Bunny, Sahabat Pertamaku

Hai Bunny,

Dimana kamu sekarang?

Apa kamu masih ingat aku seperti aku ingat kamu?

Waktu itu, tahun 1993, pertama kali aku berkenalan denganmu, dan aku bahkan tidak ingat dengan jelas kali pertama itu

Ya, maklum, saat itu aku masih seorang balita berusia 3 tahun

Kau berbentuk seperti Bugs Bunny, tokoh kartun itu. Tapi ah, nevermind, Bugs Bunny di kartun itu kan menyebalkan, dan karakternya sama sekali tidak mirip denganmu

Yang aku ingat, lalu kamu dan aku selalu bersama-sama. Ke mall, ke restoran, kemanapun kamu selalu kuajak. Mama dan Papaku, Om dan Tanteku bahkan pengasuhku ingat betul pertemanan kita saat itu.

Aku ingat hari itu, dimana versi anak 4 tahun dari diriku dengan ceroboh meninggalkanmu di bangku saat kita jalan-jalan ke Ancol dengan orangtuaku

Mama cerita betapa sedih aku menangis saat aku sadar kau tertinggal

Tapi beberapa hari kemudian, saat aku di rumah nenek dan sedang mengadakan tea party dengan teman-teman kita yang lain, kamu kembali

Mama cerita bagaimana polisi bekerja siang dan malam mencari kamu yang tersesat. Akhirnya mereka menemukanmu, sendiri dan ketakutan, dan mengembalikannya kepadaku

Aku tidak ingat pasti kejadiannya, tapi saat itu aku sangat bahagia

Sampai aku berumur 7 tahun, aku punya banyak boneka lain, aku punya teman-teman sepermainan, kamu tidak lagi kuanggap sebagai Bunny yang dulu. Aku ingat kamu protes karena tidak mengerti permainan dandan dan mix and match pakaian yang kulakukan bersama Barbie-barbie ku

Tapi kamu masih ada disana, kau bermain bersama boneka-bonekaku yang lain. Mungkin aku lebih senang bermain dengan beberapa dari mereka ketimbang denganmu

Bunny, maafkan aku

Begitulah persahabatan, terkadang seiring berjalannya waktu, kita menemukan teman yang lebih mengerti kita, atau punya pikiran yang lebih sejalan dengan kita, sehingga tanpa kita sadari kita menghabiskan waktu dengan teman kita itu, dan mulai jarang menghabiskan waktu dengan teman lama kita

Sampai suatu hari di tahun 2001, saat itu rumahku direnovasi, dan dipindahkanlah semua barang-barang dari rumah lama ke rumah kontrakan yang kami tinggali selama rumah kami direnovasi.

Lalu aku tidak ingat bagaimana kejadiannya, ada beberapa yang tertinggal

termasuk kamu

Lalu aku tidak tahu ada dorongan apa, akupun mencarimu keesokkan harinya di rumahku yang sedang dikosongkan untuk direnovasi

Tapi kamu sudah tidak ada….

Sepertinya ada salah satu pekerja yang tidak tahu apa yang sudah kita lalui bersama (ya, aku tidak menyalahkannya karena ia bukan pembaca pikiran)

lalu ia membuangmu

Bunny-ku,

Selamat tinggal (atau haruskah aku berkata sampai jumpa lagi? Karena aku percaya tidak ada kata “selamat tinggal)

kau meninggalkan aku lagi untuk kedua kalinya, lagi-lagi ini karena kesalahanku sendiri

Aku tidak menunggumu lagi, karena sekarang aku tahu kau tidak akan kembali lagi

Bunny-ku,

Boleh dong aku berharap kamu jatuh ke tangan gadis (atau anak laki-laki) kecil lain

Lalu mereka menyayangimu seperti aku dulu?

Dan mau bermain denganmu

dan memperlakukanmu dengan baik, walaupun rumah mereka mungkin tak senyaman rumahku?

Bunny,

Om dan Tanteku yang kebagian tugas jadi Mama-Papaku di siang hari saat Mama-Papaku yang asli sedang bekerja saat aku kecil dulu, sering sekali menceritakan persahabatan kita dulu

Beberapa dilebih-lebihkan sepertinya, banyak yang agak memalukan, dan sebagian besar bahkan tidak aku ingat

Ya, mungkin aku tidak ingat secara detil kejadiannya, namun perasaan itu, ikatan yang kita miliki, masih aku ingat hingga sekarang perasaannya

Sekarang usiaku 21 tahun 6 bulan

aku sudah berkenalan dengan banyak manusia yang menjadi temanku selama hidupku

Tapi, Bunny, kamu selalu punya tempat spesial di hatiku

Maukah kamu bertemu denganku sekali lagi? Dan kita bermain seakrab seperti kita 19 tahun yang lalu?

Salam Sayang,

Indy, sahabat human-mu



Surat Pengingat

Nomor : 26/30HariMenulisSuratCinta/09022012
Perihal : Surat Pengingat
Lampiran : Tepukan Keras Di Pipi Agar Terbangun Dari Mimpi

Kepada:
Yang Teringat Seorang Pengingat yang Ternyata Tidak Pantas Diingat
di Ingatan Seorang Pelupa

Dengan ingat,
Mengingat banyaknya hal yang kita lalui bersama sekian lama, tidak mungkin aku tidak mengingatmu sebagai bagian dari setiap ingatan di otakku. Mengingat semua gerakmu, mengingat setiap senyummu, mengingat segalanya tentang tawamu memaksaku untuk menginvansi otakku hanya berisi tentang kamu.
Mengingat segala rupa kenangan dan angan-angan kita selama kita bersama membuatku enggan untuk tidak mengingatmu barang sedetik saja. Melupakanmu itu sulit. Mustahil untuk dilakukan jika setiap sel di otakku sudah terpatri dengan namamu.
Aku ini pelupa. Sangat pelupa. Kamu pengingat, pandai mengingat segalanya. Tak pernah luput mengingatkanku apapun itu setiap waktu. Membuat otakku jadi tanpa sadar selalu mengingatmu. Tak ada ingatanku yang tidak berisi kamu. Aku lupa bagaimana menjadi pelupa jika ada kamu sebagai pengingatku di sisiku.
Itu dulu. Kubilang itu dulu. Saat ingatanku sepertinya lupa aku isi dengan hal-hal lain selain kamu. Itu dulu saat kamu masih mengingat aku yang tidak pernah lupa akan dirimu.
Sekarang aku tidak mau mengingat yang dulu itu lagi. Kamu itu pengingat yang selalu ingin diingat tapi tidak pernah mau mengingat. Tidak mengingat aku karena kamu sekarang berkarat di ingatan seorang gadis lain. Kamu sekarang berubah menjadi pelupa karena mudahnya kamu melupakan kenangan dan angan-angan yang kita cipta dulu. Kamu lupa segalanya yang kamu ingatkan kepadaku. Kamu cuma ingat dia. Sungguh, kamu sekarang justru membuatku menjadi pengingat yang luar biasa. Mengingat dengan detail setiap memori yang merekan kebersamaan kita dulu. Mengingat bagaimana kamu semudah itu kamu meninggalkanku. Mengingat hal-hal yang semestinya aku lupakan secepat kilat namun justru semakin membekas hingga kini.
Aku memang pelupa yang tidak pandai melupakan kamu pengingat yang seharusnya tidak pantas diingat.

Di Ingatan yang Terlupa , 8 Februari 2012
Ingatku,

Pelupa yang Tidak Pandai Melupakan


(021) untuk Dua Minggu Lagi

Dear Mr. Right @Elfadhs , again and again :)




Suatu pagi, setengah jam lagi menuju angka delapan, tiba-tiba telepon selularku berbunyi. Nol-dua-satu, angka depannya. Aku tahu betul nomor itu. Nomor yang mengharuskanku pindah dari kamar berwarna merah muda ini. Nomor yang mengharuskanku hidup mandiri, dan nomor yang mengharuskanku pindah ke ibukota.

Mendadak bayangan itu datang menghampiri. Kamu yang selalu menemani aku, aku yang bisa menjangkaumu cukup dengan satu kali angkot saja dengan biaya tiga ribu perak, dan kamu yang bisa mengantarkanku pulang saat itu juga. Ketika aku pulang bekerja, aku langsung menghampiri rumah nomor tiga di jalan sempit itu. Memelukmu hangat, yang selalu diwarnai senda gurau serta binar mata jahilmu itu.

Dua minggu lagi, aku harus terbiasa untuk sulit mendatangi rumahmu, terbiasa untuk hanya berhubungan denganmu via dunia maya dan telepon genggam, bahkan mengasah batin serta alam bawah sadarku untuk mengirim pesan telepati untukmu. Haruskah?

Jarak bukan masalah, itu katamu. Dan itu pula yang keluar dari mulutku beberapa waktu yang lalu. Lagipula hanya dua jam waktu tempuh ibukota dengan rumahmu tercinta, tiga jam paling lama. Tapi, tapi, tapi?

Entahlah, saat aku ingat jarak 120 kilometer ini, mendadak air mataku berebutan untuk keluar dari rumahnya. Aku pasti rindu semuanya, rindu caramu mengejek badanku yang tak proporsional, rindu kejahilanmu yang menyebalkan, rindu wajahmu bila sedang menakut-nakutiku, dan rindu binar matamu yang tiba-tiba muncul di depan rumahku, memberi kejutan manis sederhana - hanya dengan kedatanganmu.

Dan saat kamu menjalani tugas akhirmu, aku tidak berada di sana, fisikku tak hadir untuk sekedar memberi senyuman penuh semangat, ataupun bernyanyi ceria seperti yang biasa aku lakukan. Aku tak bisa menjadi seorang kamu dua tahun lalu, yang setia sekali mengantarku meskipun waktu sudah menunjukkan pagi buta. You'll always be there for me, but I can't be there for you, it hurts.

Hari Sabtu-Minggu menjadi hari yang pasti aku nantikan. Hari dimana aku bisa bertemu kamu, menceritakan kisah-kisah baru yang mendominasi waktuku kelak. Mungkin mengobrol tentang kantorku, tugasmu ataupun masa depan kita. Dan hari Senin menjadi sebuah beban untukku, karena aku kembali sulit bertemu denganmu. Maaf kalau nanti aku sering menangis ya, aku kangen.

Satu yang ga pernah berubah. Kamu selalu jadi Mr.Right yang selalu mendominasi hampir seluruh pikiranku. Semoga kamu pun selalu begitu.

Semoga Tuhan memang mengikatkan benang merah di jari manisku dengan jarimu ya? Sekarang, saatnya mengejar impian masing-masing. Aku di sana, dan kamu di sini.

Baik-baik ya kamu di sini. Salam titik dua bintang setiap hari.

#nowplaying Andien - Pulang :)



surat buat tiwi

buat tiwi,
adek mas yang pengen banget suatu saat bisa ketemu lagi . .
hmm, udah setahun lebih yah sejak terakhir kita ketemu,
apa lagi kamu pamitan pulang ke Balikpapan cuma sms! ckckck TER..LA..LU!!!
ah sudahlah :) *skip*
wie,
apa kabarnya?
ada cerita apa?
ndak ada cerita tentang orang rumah kah?
pacar gimana pacar?
siapa nih temen-temen barunya?
terus siapa yang ngeselin kamu hari ini?
ada cerita apa aja selama kita ga ketemu?
wie,
masih banyak hepi-hepinya daripada murungnya kan?
ato . . sebaliknya? … KAPOOK!! hahaha :D
..
tiwie ndak pengen cerita-cerita kah? … *nunjuk-nunjuk batu depan sekret*
wie,
sehat-sehat yah?! :)


Happy B’day… Kak julio

Hai kak @ragilFW…
Apa kabar?
Masih nge-block twitterku ya?
Please dong Unblock :D

Pasti saat ini sedang bahagia banget
Sudah 3 x nya aku mengucapkan selamat ulang tahun bagimu ketika kita pertama bertemu di tahun 2010 tepatnya di malang

Tapi sekarang sudah tahun 2012
Dengan diriku
Yang masih setia menunggumu
Tanpa hitungan waktu
Dengan harapan ku dapat cintamu

☺ You are very special in my heart , from the beginning until now I still love you do not count the time nor the length of the Earth is rotating ☺

Aku tidak tau kenapa dan aku selalu akan bertanya kepadamu : mengapa kau membenciku ??
Tapi ku tak peduli akan hal itu
Yang bisa ku mengerti akan dirimu adalah yang penting kamu bahagia dengan orang2 yg selalu kau cintai dan mencintaimu
Karena hal itu akan selalu membuatku bahagia ketika ku melihatmu di account virtualmu

Selamat ULANG TAHUN my memory sweet “Febriliant Wahyu”
Terimalah Kado ~ Surat Perasaan Cintaku yang akan selalu setia menunggumu tanpa mengharapkan balasmu
Dirimu terlalu indah untuk dikenang


Oleh:

Stay Young, Romo!

A birthday is just the first day of another 365-day journey around the sun. Enjoy the trip!
~ Anonimous

Dearest Romo,
Happy birthday! No matter how much candles you have to blow out on your birthday cake today, it doesn’t mean your getting older. Your getting better instead.
Aku selalu melihat Romo sebagai seorang lelaki muda dan tampan. Dengan keceriaannya yang tidak pernah kunjung habis dimakan lelah. Kegembiraan yang selalu dibagi dengan ikhlas pada kita semua disekitar Romo. Lelaki yang membuatku jatuh cinta.
Terimakasih Mo. Untuk sekian puluh tahun yang kita bagi bersama. Untuk setiap detik penuh kebahagiaan yang dilimpahkan kepadaku. Untuk dukungan tanpa henti darimu. Terimakasih sudah selalu ikut antusias dengan hal-hal yang tengah kukerjakan.
Terimakasih untuk kesetiaannya mendengarkan aku bercerita. Tentang kesenanganku menulis. Tentang hobiku memasak. Tentang rencana-rencana kecil di masa depan. Semoga suatu saat akan terwujud semuanya, dan jika tiba waktu itu aku pasti akan mengajakmu turut merayakan keberhasilannya.
I feel blessed being your daughter. Your wisdom, your patience, it teaches me a lot about life. And I am beyond thankful having a great man like you as my father.
Think young, act young, stay young, Romo. We still have years coming ahead us we have to face together. Once again, Happy Birthday.
A lot of kisses and a bunch of hugs,
Kakak Echi



Oleh:

Kau ini siapa?

Teruntuk ..
Ah siapa lagi kalau bukan kamu.

Hai selamat malam,
Pasti kau bingung kenapa aku menyapamu dengan selamat malam.
Karena memang ini sudah malam kak.
Aku menuliskan surat ini tepat di kesunyian sebuah kamar kecil tempat ku menaruh harapan dan menjemput impian.
Aku menuliskan ini di kamas kos ku.
Dan jujur saja, ini kali pertama aku melakukannya.
Karena selama ini aku menulisnya di rumahku, ah bukan, lebih tepatnya rumah orang tuaku.
Dan aku suka suasana di sini, walaupun kadang aku benci karena harus merasa sepi sendiri, tapi aku suka suasana sepi yang kadang mampu mengoyak inspirasi dan menghantarkanku untuk memainkan jemari.
Jadi ….
Apa kabarmu malam ini?
Rasanya beberapa hari ini kita jarang sekali ya berpapasan di lini masa?
Bahkan kalaupun berpapasan kita sama sekali tak saling melempar sapa?
Ah kita berdua kenapa ya kak?
Ah tunggu, bukan kita berdua, mungkin aku, atau kau?
Tunggu-tunggu..
Apa maksudku dengan “kenapa” ya kak?
Memangnya kita selama ini kenapa?
Aduh, maaf ya kak, aku memang suka tak tau diri begini, bercakap itu ini seperti sudah yakin sendiri.
Kak, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu.
Kau ini sebenarnya siapa?
Kau sehebat apa? Kau seistimewa apa?
Pasti kau bingung kan kenapa tiba-tiba aku bertanya seperti ini,
Sebenarnya pertanyaannya ini sudah muncul sejak beberapa hari yang lalu.
Selama liburan ini aku lebih banyak menghabiskan waktuku di rumah sambil menonton televisi.
Mendengarkan banyak lagu-lagu, baik lagu sedih, ceria.
Tapi hanya ada satu hal yang membuatku bingung, sampai-sampai aku bertanya, “Kau ini siapa kak?”
Kau ini siapa sampai sampai semua lagu yang kudengar selalu membuatku teringat padamu?
Baik itu lagu sedih ataupun lagu terceria pun, hanya akan ada satu nama, satu senyum, dan satu orang yang muncul di benakku, ya tentu saja kau.
Kau ini siapa kak?
Apa jangan-jangan semua pencipta lagu di dunia ini mencipta lagu karenamu?
Apa semua lagu ini terinspirasi darimu?
Kau ini sebenarnya siapa kak?
Kenapa semua lagu-lagu itu mengingatkanku padamu?
Meskipun tak seluruh lirik lagu itu mengingatkan ku padamu, pasti akan ada sepenggal lirik yang akan memaksa otak dan hatiku memunculkan satu nama.
Ya namamu tentunya.
Tunggu,.tunggu ..
Tak cuma lagu saja yang begitu …
Terkadang film film televisi (Ftv) juga begitu..
Selalu saja memaksaku berangan berharap dan mengingat dirimu.
Kau ini siapa sih kak?
Kenapa kau bisa seistimewa itu?
Sampai-sampai para sutradara pun membuat FTv tentangmu?
Tapi tidak hanya itu saja.
Ada hal-hal lain yang selalu berhasil membuatmu muncul di pikiranku.
Setiap aku melewati beberapa tempat, memori-memori yang ada di otak seolah kembali bangkit dan menghancurkan memori-memori terbaru dalam pikiranku.
Memori lama itu muncul dan kembali menjadi memori baru yang membuatku selamanya mengingatmu.
Sudahlah kak, kau jujur saja?
Kau ini siapa?
Sampai-sampai aku bisa mengingatmu setiap aku melewati tempat-tempat itu, padahal di depan tempat-tempat itu tidak ada monumen atau tugu yang berbentuk dirimu atau serupa wajahmu.
Disitu tak ada tanggal pertemuan kita.
Lalu kenapa aku bisa mengingatku selalu?
Sampai-sampai saat aku mengenakan perfume beraroma vanilla ku itu tetap saja yang muncul di benakku itu kau.
Sudahlah kak, kau jawab saja pertanyaanku.
Kau ini siapa?



SURAT BALASAN UNTUK SI MEONG

Semarang, 8 Februari 2012


Dear Meong,
Senang sekali bisa berkenalan denganmu..
Apa yang aku tulis, adalah apa yang aku rasakan. Tidak dilebih-lebihkan, tidak dibuat-buat..
Mungkin karena aku menulisnya dengan hati, maka bisa sampai ke hati yang membaca. Salah satunya seperti meong :)

Perjalanan hidupku adalah catatan harian yang tak akan pernah sama setiap detiknya. Kadang suka, duka, sakit, nestapa, senang, tertawa..nah..itulah kenapa hidup itu dikatakan penuh warna. Tinggal bagaimana kita menguraikan warna-warna itu agar menjadi sebuah goresan yang bermakna dan berarti untuk orang lain.

Meong yang baik, aku sangat merindukan Papa dan Mamaku..Kalau Meong masih punya orang tua yang utuh, jangan pernah disia-siakan ya..Karena ga semua orang bisa merasakan hangatnya kasih sayang dan perhatian kedua orang tua mereka.

Sampai-sampai, setiap ada teman yang kehilangan orang tuanya. Aku seperti terlempar ke masa lalu, dan selalu berkata pada diriku sendiri "aku pernah melalui semua itu". Saat-saat tersulit ketika kaki mulai pincang karena kehilangan satu demi satu orang tuaku tercinta. Tak ada daya, tapi bukankah Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatNya?. Oleh karena itu, aku berusaha bangkit.

Meong, senang sekali ada orang-orang seperti Meong yang mau membaca tulisanku. Karena dengan demikian, aku punya teman berbagi, meski hanya lewat sebuah surat.

Sekali lagi, terima kasih Meong untuk surat yang telah kamu tulis untukku.
Salam kenal dariku juga ya.. :)


Dengan penuh hangat,
-heny-

Angga, Sotoy, Gun, Iwang, Chimot

Hei kalian,
Aku menemukan foto ini waktu buka-buka lagi album masa kuliah dulu. Konyol!




Ini Angga, Victor si Sotoy, aku, Gun, Iwang. Kalian masih ingat ini kapan dan dimana?!

Pikiranku melayang mengingat masa-masa itu. Masa di saat aku belum memikirkan mau jadi apa hari ini. Menjalani segalanya dengan santai, apa adanya dan sebahagia-bahagianya. Apakah kalian pun sama?

Kalian, konyolnya kita dulu ya, menuruti keinginan Victor yang butuh penyaluran menggambarkan duri-duri ikan yang entah apa maksudnya. Dan akhirnya dia menamai kita 'Geng Cucuk', sebutan yang cukup norak kalau diingat-ingat lagi sekarang. Apa ya visi dan misi kelompok tidak jelas ini sebenarnya? Hanya saling duduk berdekatan sambil bercerita hal konyol saat kuliah? Menyebutkan yel-yel tiap kali bertemu diiringi dengan derai tawa teman-teman lain sehimpunan melihat kekonyolan kita? Ya, mungkin hanya itu. Yang penting senang, yang penting tertawa.

Kalian, apa kabarnya sekarang? Ada dimana kalian sekarang?
Gun sudah bahagia dengan anak dan istrinya ya. Pasti.
Angga, selamat ya atas kehamilan istrimu, semoga sehat selalu.
Victor masih kerja di stasiun TV?
Iwang ada di mana?
Dan sang 'manager' Chimot yang dulu menolak untuk difoto, masih dengan kisah pilunya? Jangan lama-lama sedih ya, nanti cakepnya ikut luntur sama air mata.

Kalian, terima kasih ya, sudah meninggalkan kenangan indah masa kuliah meski itu berupa hal konyol. Tapi segalanya mampu membuatku tersenyum tiap kali mengingatnya. Semoga kalian selalu mengecap rasa bahagia. Doaku selalu. Dan doakan aku ya... Semoga kita bisa segera bertemu. Lagi.

Salam rindu yang membumbung,
Aku, si Aclog
@hotarukika