06 February 2012

Kala Cinta Menggoda

Pagi ini babe saya masang lagu “Kala Cinta Menggoda” nya Chrisye di playlistnya. Begitu denger, saya yang lagi minum ampe nyaris keselek. Ok universe, I got your message loud and clear. Terus apa yang harus saya lakukan? nyanyiin lagu ini di depan yang bersangkutan? Ga mungkin lah. Orangnya nun jauh di Paris van Java. Mau nyanyi-nyanyi lagu ini keras-keras di depan umum? ogah ah. Entar saya disangka gila. Emang situasi ini udah bikin saya gila dalam beberapa poin, tapi ya ga gila ampe segitunya juga. Menyetop kegilaan ini dengan lagu? Ah, gimana bisa? lha wong di lagu ini juga dibilang kalo panah cinta udah menusuk, berarti ga bisa distop. Yaudah deh universe, saya kirimin surat aja ya buat yang bersangkutan pake lagu ini. Yah, meskipun dia ga punya twitter, tapi kali aja dia dibimbing tangan-tangan gaib untuk akhirnya baca surat saya ini.





Buat: godaan dari cinta



“Sejak jumpa kita pertama, ku langsung jatuh cinta..

ga juga deng, aku ga langsung jatuh cinta ama kamu, kang. Mengakui kamu ganteng, iya. Terus seiring berjalannya waktu, dengan penuh jalan berliku, akhirnya aku baru jatuh cinta padamu



Walau ku tau kau ada pemiliknya..

Iya, aku tau pemilikmu, kang. Cantik. Dari awal kita ketemu ampe sekarang masih aja kamu ama dia? Awet bener. Salut deh kalo gitu. Tapi aku bisa mencium nih, kamu diambang perpisahan ya? kenapa?



Tapi ku tak dapat membohongi hati nurani..

He-eh kang. Susah tau ngibulin hati nurani. Dia jenius sekali. Radar anti-boongnya lebih canggih dari yang punya polisi. Jadi aku ngaku deh, kalo terbersit rasa seneng tau kamu mau putus. Lhoooo…



Ku tak dapat menghindari gejolak cinta ini..

Nah, siapa yang bisa kabur dari cinta? Susahnya begini nih kalo Cupid buta, dia ga tau mana yang mesti dipanah mana yang engga. Jadilah aku bergejolak cinta ama kamu.



Maka izinkanlah aku mencintaimu..

Boleh ya, kang? Janji deh, aku ga nakal.



Atau bolehkan aku sekedar sayang padamu..

Yaa…kalo ga boleh, sayang juga boleh. Sayang kan lebih yahud dari cinta



Memang serba salah rasanya tertusuk panah cinta

Noh, kerjaan si Cupid buta! aku jadi serba salah begini. Ini itu salah. Yang bener cuma cinta ama kamu doang udah.



Apalagi aku juga ada pemiliknya..

Ok. drama dimulai. Tapi lupakan mereka -pemilikmu dan pemilikku- sejenak. Atau kita jodohin aja yuk mereka berdua. Kan asik tuh.



Tapi ku tak mampu membohongi hati nurani

Tuh kan..ujung-ujungnya balik lagi ke hati nurani. Mau udah ada pemiliknya kek, mau belom, tapi kalo cintanya ama kamu, gimana?



Atau biarkan ku mengharap kau sayang padaku..

Boleh kan kang? yaa…namanya juga ngarep. Kan ga dilarang.



Laraning lara ora kaya wong kang nandang wuyung. Mangan ra doyan, ra jenak dolan, neng ngomah bingung..

Pokoknya mah ini aku pisan lah kang. Ga enak makan ga enak maen (eh..iya ya?). Bukan cuma di rumah doang, di mana-mana juga jadi kayak orang ngengleng.



Ah..

prahara.







Dari:

yang digoda cinta

oleh: @sneaking_jeans
diambil dari: http://menyingsingfajar.wordpress.com

Hanya Itu

sekarang ini inginnya aku hanya satu, pergi melakukan hipnoterapi dan memperbaiki isi dalam diriku. membuang semua hal yang kutakuti dan memompaku untuk lebih percaya diri lagi.
cuman itu...
entah kenapa aku merasa ada yang salah dalam diriku dan harus segera di perbaiki. Entah kenapa lagi aku merasa hal yang harus diperbaiki itu akan menggurita dan mengganggu sistem yang lain bila tak di lenyapkan lebih awal. Hal apa itu? entah lah.. aku bingung.
yang pasti dan yang ingin kulakukan sekarang ini, pergi melakukan hipnoterapi.

salam,
dia yang bingung dengan dirinya sendiri.

oleh: @tariquinn
diambil dari: http://dwimentari.webs.com

Tetep Sayang Meski Berantakan

:Denpasar, di salah satu ruang kamar kos-kosan deret empat memanjang. Gerbang pagar besi yang tak pernah dikunci. Pintu kamar tertutup. Cahaya sore digantikan lampu neon 20 Watt yang sama terang. Semilir angin dari kipas angin. Televisi yang tak dinyalakan. Duduk di atas kasur kapuk tanpa ranjang, ukuran single bed, dengan masing-masing satu guling dan satu bantal tipis dengan dibalut sprei motiv klub kebanggaan Manchester United. Berantakan ditumpuki beberapa tas kerja.

Banner besar terlipat hasil undian grandprize ulangtahun ke-2 United Indonesia Chapter Bali masih tergeletak sembarangan di lantai. Masih belum dipajang karena terlalu besar. Tiga botol Agua, dua masih berisi dan satunya setengah isi. Satu galon aqua besar. Di sampingnya sebotol madu Sumbawa tersegel rapat. Dua buah koper ukuran besar sedang saling bertindih. Lemari kecil tertutup, menyembunyikan pakaian-pakaian kusut. Beberapa pakaian lain rela bergantung di balik pintu kayu. Batik merah yang baru dipesan, tapi kegedean.

Lantai keramik putih sedikit berdebu, kadang-akadang disapu. Korden hijau, cat tembok kuning krem. Jam dinding merah menyala, tegas menunjuk angka enam dan empat. Stop kontak T menyambungkan kabel Tivi, kipas angin dan stop kontak lainnya. Stop kontak lainnya menyambungkan kabel laptop. Si sampingnya terhampar sajadah coklat yang belum dilipat. Di sisi kiri terdapat tumpukan kardus-kardus bekas, pakaian kotor dalam keranjang. Di seberangnya ada kamar mandi dengan bak yang tak di isi. Bocor, yang cukup diganti dengan selang air grojogan.

Ini, salah satu surat cinta yang tak tahu harus ditujukan kepada siapa. Kepada diri sendiri mungkin, karena tak mungkin mengalamatkan kepada kru “bedah kos-kosan”. Ah, berantakan sekali

oleh: 
diambil dari: http://wildworldwords.wordpress.com

Dear Felix

Dear @felix ,

Aku hendak jujur padamu. Sesungguhnya Lix, aku lupa kapan kita pertama kali berjumpa. Maaf, tapi aku tidak bisa mengingat kapan pertama kali aku memanggil namamu, pun kapan pertama kali aku menyapamu. Kepalaku yang kecil ini tampaknya tak mampu menyimpan detil sederhana itu. Tapi hatiku Lix, hatiku mengingat setiap detil kebaikan yang kau berikan padaku. Hatiku cukup luas untuk menyimpan setiap kenangan kehangatan yang kau berikan padaku.

Felix, aku masih ingat ketika kita masih sangat sangat muda, waktu itu kita masih baru masuk usia remaja, kita tak menyukai satu sama lain. Kita menghabiskan tiga tahun kita di sana, di SMP St. Thomas 3 dengan saling menyakiti satu sama lain. Kau dan aku gemar melemparkan kritik yang sekarang acap membuatku terperangah. Bagaimana mungkin kita bisa begitu kejam satu sama lain? . Aku tak habis mengerti mengapa dahulu sulit bagi kita untuk menjalin kata sahabat. Kurasa, erat kaitannya dengan karakter dan pribadi kita yang begitu berbeda. Selain itu, kurasa kita memang punya bakat terpendam menjadi nyinyir

Kemudian Lix, ada suatu masa ketika kita beranjak SMA. Tuhan tampaknya memang memiliki kesenangangan tertentu melihat kita bersama. Dengan kuasanya, Dia menuliskan namamu dan namaku di barisan daftar murid yang diterima di SMA Negeri 4 Medan. Ya ampun Lix, ada beberapa ratus sekolah di kota kita tercinta itu, tapi di antara ratusan sekolah, toh kita terdampar pada satu komplek yang sama. Tuhan pun tak tanggung-tanggung, tak hanya ditempatkan satu sekolah, kita juga diletakkan dalam kelas yang sama.

Sayangnya pengalaman buruk semasa SMP membuat kita memilih untuk saling menghindar. Bahkan setelah kita masuk pada pelayanan yang sama di Paduan Suara dan Persekutuan Iman Kristen, kita tak jua mencair dan melebur selayaknya kawan lama. Mungkin di beberapa kesempatan aku dan kau tertawa atas lelucon-lelucon bodoh yang kita lontarkan satu sama lain, tapi tak pernah lebih dari itu. Kau dan aku memilih untuk tak terlibat terlalu dalam dalam kehidupan masing-masing. Kurasa kau bernafas lega ketika di kelas dua, kita tak lagi ada di ruangan yang sama. Hanya saja, lagi-lagi, tampaknya Tuhan tak suka kalau namamu disingkirkan dari hidupku. Tahun berganti, kelas dua terlewati dan kembali, Dia membuat kita sekelas.

Bagaikan semangkuk mie, dia membuat ceritamu dan ceritaku acap terkait. Hingga masuk pada satu masa, dimana aku menyadari aku menyangimu. Masa-masa itu adalah masa-masa kelas tiga.

Aneh sekali Lix, kita hanya menghabiskan kelas tiga selama satu tahun, tapi satu tahun itu tampaknya bisa merangkum enam tahun yang kita lewati bersama. Di sana kita saling mendukung, saling memacu, saling mengingatkan akan mimpi yang hendak kita lewati: Lulus SPMB!

Kau ingat, sepulang sekolah kita akan sangat bersemangat mengerjakan soal-soal prediksi ujian SPMB. Kita begitu bergairah menantang diri sekeras-kerasnya. Tujuannya hanya satu: masuk pada perguruan tinggi negeri. Prinsip kita saat itu, kalau tak lulus SPMB tak usah kuliah sekalian. Mantap bukan? Walaupun sebenarnya menurutku ini agak menyedihkan. Bagaimana tidak? Seluruh pendidikan dasar yang kita tempuh tak memiliki tujuan lain yang lebih besar selain: lulus SPMB.

Bersama-sama kita tenggelam dalam ketakutan sejuta umat SMA: tak lulus SPMB. Bahkan kita tak terlalu peduli pada UAN yang menjadi momok murid-murid di belahan lain Indonesia, kita hanya peduli pada SPMB, soal-soal SPMB, try out SPMB, dan kunci jawaban soal-soal SPMB. SPMB telah menjadi empat huruf yang membungkus dunia kita. Empat huruf yang menjadi fokus ketika kita berangkat sekolah ataupun pulang kembali ke rumah. Empat hururf yang membuatku dan mebuatmu semakin erat.

Empat huruf itu membuat kita menjadi lebih sering bersama. Untuk memenangkan mimpi kita pada huruf kata itu, kita memilih untuk mempercayakan masa depan pada satu instansi bernama: Bimbingan Belajar Medica. Entah apa magnet institusi itu. Tak pernah kita alpa untuk mencari bangku di ruangan-ruangan sempitnya. Bahkan sekalipun kita telah begitu lelah, tak ada niat sedikitpun untuk melalaikan tugas dan tanggung jawab untuk hadir di sana. Kita acap terkekeh-kekeh kala mengenang cara mereka memecut motivasi. “Ingat adek-adek, keringat orang tuamu, keringat ayah ibumu.” Kau adalah jagoan dalam menirukan motivasi-motivasi mereka, aku jamin tak ada yang bisa mengalahkanmu. Dalam guyonan, kita mengejek cara mereka mendorong kita. Namun jauh di dalam lubuk hati kita yang terdalam, kita menyadari bahwa kotbah-kotbah itu memang berhasil membuat kita berlari jauh lebih cepat, jauh lebih keras.

Di tengah-tengah sebuah perjuangan, Tuhan izinkan kita masuk dalam posisi yang sama: sama-sama anak janda. Kami begitu kaget menerima kabar bahwa ayahmu meninggal. Felix, aku ingat betapa kami begitu khawatir padamu. Ujian SPMB tinggal sebentar lagi, tapi kau masih harus bergelut dengan kenyataan pahit tentang ayahmu. Aku dan beberapa kawan menyiapkan scenario untuk menghiburmu, mewanti-wanti siapa saja untuk tak menyinggung kata ayah dihadapanmu. Tapi ternyata kekhawatiran kami tak beralasan. Kau secerah dan sesegar biasanya. Tawamu kembali membahana di lorong-lorong sempit Medica. Kembali kita berkejar-kejaran dengan waktu dan tantangan untuk lulus SPMB. Ah semangatmu Lix, aku masih menyimpan setiap rekamanan kenangan akan masa-masa itu. Bahkan, kita menemukan satu lagi lelucon di sela-sela padat dan penatnya jadwal bimbingan: status barumu sebagai anak janda. Sebuah kenangan yang berharga karena membawaku kembali pada satu kotak kecil yang kusimpan rapi di sudut hatiku: kesedihan menjadi anak yatim.

Kau adalah orang yang pertama kali membuatku tertawa atas status anak janda. Selama belasan tahun kehidupanku, aku selalu merasa tidak punya ayah adalah hukuman terberat yang Tuhan berikan. Kau mengajariku cara untuk menertawainya, kau membuatku mampu melihat bahwa tanpa ayahpun, hidup baik-baik saja. Aku hendak memberikan penghiburan terbaik untukmu, tapi justru kaulah yang meringankan hatiku. Bersama-sama kita membentuk Yayi: yayasan anak yatim Indonesia, tentu saja dengan aku sebagai ketuanya.

Ah, Felix, sudah hampir enam tahun sejak masa itu berlalu, tapi aku masih mengingat setiap detil tawa yang membuat Medica, tempat bimbingan kita, acap bergema. Aku masih menyimpan setiap detil ucapan yang membuat perut-perut kita berguncang

Lalu sekarang, di sinilah kita berada.

Waktu membuktikan betapa kita menjadi pribadi yang begitu berbeda. Aku telah melihatmu berubah, kaupun melihatku sebagai pribadi yang tak lagi di sana. Kita masing-masing melihat bagaimana Tuhan membentuk dan mengenyam masing-masing kita menjadi bejana untuk kemuliaanNya. Tentu jejak-jejak masa lalu masih membekas dalam kehidupan kita.

Aku ingat ketika aku pertama kali patah hati. (*blushing). Aku menangis histeris. Dari sederetan nomor yang ada, dari sejuta umat yang kukenal, aku hanya menghubungimu sembari menangis tersedu-sedu. Aku tak mengerti mengapa, kau begitu saja mampu membuatku tertawa. Kita menertawai kebodohan-kebodohan masa SMA dan tentu saja kedodolan-kedodolan sahabat kita. Kita telah menjadi pribadi yang tak sama, pribadi yang berbeda, namun aneh, perubahan itu yang membuat kita dekat.

Aku mengucap syukur untuk tiap kenangan baru yang kita jalin di Jakarta, untuk setiap cerita baru yang kita rajut bersama. Untuk satu geng baru yang kita bentuk: Geng Unyu Hura-Hura (walalupun kita harus mempertanyakan status dan keabsahan dari geng ini). Tapi setidaknya aku masih memilikimu dan Marantina di sini, di kota yang tak bisa dengan sepenuh hati kucintai. Aku juga mengucap syukur untuk setiap telepon yang diangkat, setiap sms yang dibalas, setiap pesan dinding yang diberi komentar dan setiap twit yang di reply. Seringkali kau hanya sejauh layar ponsel. Setiap kali aku berbeban berat, yang perlu kulakukan hanyalah menekan tombol-tombol pada telepon pintar. Dengan kepintaraannya, benda itu akan menghubungkanku denganmu.

Kau sering mengeluhkan aku yang moody, yang suka ngambek, yang cengeng. Aku pun acap mengeluhkan celetukanmu yang kadang tak ramah pada makhluk sensitif sepertiku. Tapi namanya juga manusia Lix, pelan-pelan berubahnya, jadi sabar sajalah ya. Pesanku, janganlah jenuh-jenuh mendengar ceritaku Lix. Janganlah jenuh-jenuh menghiburku kala aku menangis, janganlah lelah mendukungku kala aku jatuh – supaya besar upahmu di sorga *loh.



Ps: Ya ampun Lix, kita telah mengenal selama lebih dari 10 tahun. Kurasa aku memang berbakat merawat kawan-kawan lama. Maka tak heran kalau kau menikah nanti, kebayaku harus yang paling bagus


oleh: @rentalisa
diambil dari: http://merekamkenangan.wordpress.com

Kuku

Kuku, tahun ini setahun kita bersama sepeninggalan oma. Kamu semakin terbiasa hidup denganku. Awalnya kita canggung, aku takut sama kamu. Sementara kamu malu-malu, enggan untuk sekadar melihat aku. Kamu selalu sembunyi jika ada aku. Padahal aku sudah berusaha membuang ketakutan untuk sekadar menyapa kamu.

Sekarang setiap aku pulang, yang pertama aku cari ialah kamu. Kemudian kamu juga menyambutku dengan penuh suka cita. Seakan kita bisa saling bercengkerama tanpa berbahasa. Ayah dan ibu sering menertawaiku, jika kita sedang makan bersama dan aku terus mengajakmu bicara. Kamu sekarang semakin rakus, semua makanan yang ada di meja makan bisa kaulahap habis. Padahal dulu kamu pemilih, hanya mau makan daging ayam atau daging ikan.

Jika aku pulang, kamu pasti licin, kotor, dan bau. Padahal aku sudah meminta mbak untuk rutin membersihkanmu. Beberapa hari lagi aku akan meninggalkan kamu lagi, untuk sekitar 4 bulan ke depan. Kamu tenang saja, selama aku masih di rumah, setiap hari kamu pasti terlihat tampan untuk ukuran seekor kura-kura. Kamu paling senang jika aku gosok bagian rumahmu, matamu akan menyipit seakan-akan menikmati aliran air dan gosokan sikat gigi yang aku gerakkan. Setelah kamu bersih, aku membawamu ke luar, agar tidak jenuh hanya dalam akuarium dan air. Kita bermain sebentar saja, yang penting kamu menghirup udara lain selain bau air yang sering kotor karena kotoranmu.

Kamu itu lucu, kalau aku makan, pasti kamu ngeliatin aku terus. Giliran aku melirik balik, kamu pura-pura tidak melihat. Kita seperti sepasang kekasih ya. Aku suka kalau mengganggu kamu kalau lagi tidur, kamu akan ngambek dan bersembunyi di rumahmu. Hahahaha. Kamu baik-baik di rumah ya, aku akan meminta si mbak mengganti air kamu setiap hari. Aku sayang kamu, Kuku.


oleh: @sebutmawar
diambil dari:

Tukang Pos, Maafkan Aku

Pagi semua.

Hari ini, setahun yang lalu. Aku berhenti menulis surat cinta, karena pada waktu itu Aku sangat yakin kalau tanpa melanjutkan surat cinta, Aku akan mendapatkan dia yang kemarin.

Aku kira dia telah mengerti setelah beberapa surat yang ku tulis tahun lalu.

Menyangka bahwa nuraninya tergelitik.

Ternyata dugaanku meleset. Surat cintaku tak sampai 30. Dan dia menyisihkanku.

Ada benar juga sepertinya bahwa Aku bukan tipe pria pengejar tapi pria penggoda, begitu mudah menggoda, namun ketika derap kaki hati menuju langkah seribu Aku mulai kewalahan di ambang kekalahan.

Dan itu terjadi tahun kemarin...

Kepada tukang pos, maaf kalau tahun ini romansa hambar telah aku berikan ke ruang baca kalian.

Meskipun begitu, yakinlah akan ada masanya.

Aaaaaamiiiin.

oleh: @rizkymamat
diambil dari:

Ibukota Nggak Sebaik Ibu Kos

Hiya Bro! Adikku si beruang kutub!

Akhirnya, datang juga kesempatan yang selalu kamu mimpikan. Punya pekerjaan sesuai hasrat dan hobi. Mungkin di mata banyak orang ini bukan langkah yang besar, tapi aku yakin buatmu ini seperti pintu gerbang taman bermain luas yang terbuka lebar.

Nikmati setiap detik yang kau habiskan sebagai seorang pekerja rantau. Apalagi sekarang ada pengalaman baru jadi anak kos. Punya ortu baru, Pak Rozali dan Bu Ella. Pasangan ketua pengurus mesjid dan ketua RT, anggap saja mereka pelindungmu di sini. Ketulusan mereka terpancar begitu jelas. Jangan ragu membalas kebaikan mereka dengan amal perbuatan yang mulia.

Dek, sebagai kakak yang sedang meniti “karir” sebagai istri dan menata rumah tangga, jujur saja tak banyak yang bisa kuberikan untuk membantumu. Sekedar kecerewetan pengingat untuk menjaga kesehatan, atau mungkin oleh-oleh seperangkat alat pembersih kamar, secuplik perhatian yang bisa kuhadiahkan untukmu.

Kau sudah dewasa, sudah saatnya bangkit, melompat, dan melesat ke angkasa. Adakalanya dalam perjalanan kita mengalami jatuh-bangun dengan beberapa lecet dan luka. Yah, dari rasa sakit dan kegagalan, kita akan belajar makna dalam dari sebuah kemenangan. Saat hari terasa begitu penat dan berat, ucapkan saja dalam hati, “Wajar dong, Dit. Ibukota nggak sebaik Ibukos.”

Jikalau Mamah meneleponmu dengan frekuensi tinggi dan kekhawatiran melewati ambang batas, maklumilah saja. Kita sama-sama tahu, kecemasan yang ditunjukkannya berbanding lurus dengan rentetan doa yang ia kumandangkan pada Yang Maha Kuasa.

Hari ini kala perdana kau berkarya di Jakarta. Semoga sukses, adikku sayang. Tetaplah semangat untuk taklukkan masa depan.



PS: You can always count on me and my hubs if you need someone to talk or just a silly company



Love,
Big Sis

Sepasang Mata

Aku terpaku mengamati wajahmu. Bukanlah hal yang luar biasa untukku. Aku biasa mengamati wajah-wajah di sekitarku. Tetapi menjadi hal yang tidak biasa saat yang kau amati adalah kau. Ya, kau. Tidak ada yang istimewa darimu. Kulit sawo matang, rambut hitam legam yang lebih sering acak-acakan dari pada rapi, mata sayu dengan kornea cokelat tua seperti orang sakau dan tubuhmu yang jauh dari atletis. Bukan, aku tidak sedang mengolok-olokmu. Atau posturmu. Maaf kalau aku terlalu blak-blakan. Tapi begitulah aku adanya.
Sebenarnya yang sedari tadi aku aku herankan sekaligus aku amati adalah matamu yang gelap dan dalam, seakan menggambarkan kekelaman dan kegalauan di hidupmu yang luar biasa. Entah apa itu, dan entah kenapa aku begitu peduli. Padahal kita baru saja mengenal, masih bisa dihitung dengan jari-jari di kedua belah tanganku baru berapa jam yang lalu kita baru saja berpisah. Baru saja kita kebetulan bertemu dan berkenalan secara tidak langsung. Kau temannya si anu temanku dan aku pun temannya si anu temanmu itu. Apalah itu.
Ada getar aneh di hatiku sampai-sampai aku begitu terpaku melihatmu. Ah, aku sendiri tidak tahu. Mengapa rasanya aku ingin sekali menyelam ke dalam pedihnya matamu itu dan berbuat sesuatu untukmu. Berbuat sesuatu untuk meredakan gejolak hatimu, menemanimu berbagi kekelaman yang kau rasakan. Perasaan apakah ini? Apakah hanya sekedar rasa simpatik? Ataukah cinta? Entahlah, aku bukan ahli dalam masalah seperti itu.
Namun, perlu kuakui. Kau adalah lelaki aneh pertama yang mengaduk-aduk hatiku. Kau membuaiku dalam tatapanmu yang dingin dan dalam itu. Aneh memang, kau tak banyak bicara namun rasanya matamu mampu menjelaskan semuanya. Semuanya. Perasaanmu, kehidupanmu, kepedihanmu. Mungkin hanya perasaanku saja. Mungkin ini hanya perasaan sepihak saja. Mungkin juga hanya gejolak sesaat. Entahlah, aku tidak tahu. Berusaha tidak mau tahu, tapi tatapanmu itu seakan mengekor ke dalam mimpiku, berkelbat sesekali dalam pikiranku dan membuatku sulit untuk tidur malam tadi.
Ah, senyummu juga. Senyum termanis yang pernah kulihat. Dari sosok acak-acakan sepertimu, dari orang yang tampak tidak peduli dengan sekeliling--berkebalikan denganku. Senyum dan tawa palsu yang kau tunjukkan pada teman-temanmu untuk menutupi segala asamu yang terpendam.
Kau, lelaki dengan sepasang mata coklat yang tua, yang mampu memikat hatiku dalam gelapnya malam. Mencurinya tanpa jejak untuk kuambil kembali. Lelaki dengan senyum dan tawa palsu termanis yang pernah kulihat.
Bolehkah aku menggantungkan asaku padamu, hei, kau pemilik sepasang mata kelam?

untuk sepasang mata yang mengaduk malamku.

oleh: @saraahaghnia
diambil dari: http://uncoloursky.blogspot.com

Untuk Tuhan


Tuhan, tiba-tiba aja selama dua hari ini tepat tengah malam, aku selalu ketakutan memikirkan masa depan. Masa depan yang masih abu-abu. Masa depan yang sebenernya udah aku rangkai sedemikian rupa dalam pikiran. Tentang akan menjadi wanita sukses dan kaya, membanggakan orang tua, adik-adik dan keluarga.


Masa depan yang jadi harapan dan doa banyak orang. Masa depan yang bakal nentuin akhir hidup aku. Tapi sayang, sering kali aku yang emang mudah merasa terintimidasi ini jadi sebegini takutnya ngebayangin betapa masih kaburnya masa depan aku nanti.


Tuhan, yang aku takutin adalah saat mimpi-mimpi besar itu tidak jadi kenyataan kelak. Aku sih berharap ga akan trjadi seperti itu. Tapi dibalik rasa optimis, ntah kenapa ada rasa pesimis, skeptis, dan tidak percaya diri yang begitu besarnya. Yang menelanjangi keyakinanku dalam beberapa malam ini.


Tuhan, maaf ya aku terkesan mengadu hanya disaat susah. Aku, benar-benar hanya “merasa takut”.


oleh: @ridyafirsty
diambil dari: http://postingsecret.tumblr.com

A Letter From St. Bartolomeus

Dear Kristo,

Akhirnya aku menuliskan ini. Ini adalah surat jawaban. Jawaban yang aku tulis untuk rasa penasaranmu yang berawal dari fan mail yang kau kirimkan beberapa hari lalu di inbox tumblrku.

Sebelumnya, aku mau meminta maaf karna hanya untuk menjawabnya saja, aku menyuruhmu menulis surat. Dan ternyata kau gigih yah. Kau benar-benar serius dengan rasa penasaranmu. Dan akan aku jelaskan di dalam surat ini, mengapa aku ingin kau menuliskannya dalam bentuk surat.

Pertama-tama, terimakasih sudah berkunjung ke gudang artwork –ku yang tidak seberapa di Deviantart itu. Jujur saja, kalau matamu jeli, sebenarnya tempat itu sudah penuh dengan sarang laba-laba. Karena sudah lama sekali aku tidak merawatnya sejak aku memasukan karya terakhirku.

Di dalan fan mail dan juga surat yang kau tuliskan, rasa penasaranmu jatuh pada dua buah fotografi yang terpampang di sudut bawah Deviantart page milikku. Dan ini bukan fotonya :


1.   Hear The Bells
 



2.   Ave Maria
 



Dan ya, foto ini aku ambil di Gereja Katolik St. Bartolomeus Bekasi, yang memang kemungkinan besar adalah gerejamu. Dan rumahku, berada tidak jauh dari situ.

Dulu aku mengmbil foto ini untuk keperluan portofolio yang harus segera aku berikan pada klien.

Aku suka dengan gereja ini. Ah entah, bukan suka, tapi jatuh cinta. Dulu aku bersama almarhumah adikku suka mengunjunginya di kala sore tiba. Tanah kosong di dekat gereja itu membuat hamparan langit terasa sangat luas. Melihatnya sangat menyenangkan. Orang-orang yang ada di gereja itu juga ramah. Bahkan aku pernah berbincang dengan penjaga keamanan disitu, katanya kalaupun aku ingin di gereja itu sampai malam dia tidak akan melarang.

Aku tidak pernah mengikuti misa disana, karena aku adalah seorang protestan. Tapi mungkin bila suatu hari kau mengajakku mengikuti misa disana, dengan senang hati aku akan datang.

Sekian surat balasan dari surat penasaranmu. Semoga menjawab segalanya. Terimakasih, senang bisa mendapat teman yang sering beribadah di tempat favoritku melihat LangitSore.





Yang menyukai ornamen Katolik,

Priskila Eirene





oleh @heykila untuk @kristo_baskoro

diambil dari http://heykila.tumblr.com/

Variatio 23. a 2 Clav.

Untuk Ayah yang dimana.


Ayah, ayah.

Ayah dimana?


Katanya pergi melaut, mengambil ikan untuk Ibu dan Aku.

Hari sudah gelap, Kau belum pulang.

Ibu sibuk di rumah membenarkan itu kemeja saku

Aku menunggu bersama karang



Tapi Kau tak kunjung pulang

sudah beberapa tahun terbilang.

Kau sembunyikan dimana Ayahku, wahai laut?

Sedang kolibri masih rajin bersahut?



- rindu seorang anak di pesisir pantai Jawa yang tak sempat tertuliskan.








oleh @MungareMike

diambil dari http://mungaremike.tumblr.com/

Untuk inisial B.R.N dan S.S

Hari ini iseng banget ngegosok-gosok kuku kali aja dapet lotre hihihi...
eh ko tiba-tiba muncul 2orang nama berinisial B.R.N dan S.S ya...
Mmmh.. wangsit kah ini?? ahahhahaha..
Yang cowo si super kalem tapi spektrakuler cinta ukulele dan film, Rambut belah pinggir dan suka banget pake sweater atau kemeja fanel kotak-kotak.
Nah yang cewe tomboy tapi feminim , sesekali dipaksa pake high heels bisa lah ya walaupun cita-citanya pake docmart. Berkacamata , kaos gede lengan digulung dan sekarang mengubah rambut lurusnya jadi kriwel. hihihi....
Mereka sama-sama anak pangais bungsu, pembawannya sederhana , jarago pisanlah bahasa Inggrisnya, tweet mereka itu favorite aku loh ,  kayanya janjian deh sama-sama bikin acc twitter di tahun 2009,  pada cinta film, cinta musik, cinta seni, kurang lebih ya seperti itu, yang lainnya masih rahasia hehehhe..
Haii..Haloo...
boleh aku memperkenalkan kalian berdua?
pasti boleh donk, iya kan iya donk??
haiiiiiiiiiiiy Boiiii... haiiiy Ntiii.. :)
surat cinta ini buat kalian yang belum saling mengenal, buat kalian yang jomblo yang bahagia hehehehe...


dear @befiboi :
boiiiii.................. kenalin ini nti sahabat cewe terbaik mpe. Dia cinta kopi , kopi dan kopi. Buat mpe si Nti itu = "kopi" . Nti itu enak pisan diajak curhat, Dulu pengen banget punya gitar bass, kayanya cocok nih belajar gitar sambil ngopi bareng ya.. :)


dear @bontibonta :
nti, kenalin ini boi, salah satu sahabat cowo terbaikku juga sama sepertimu.  Dia sederhana, kalem dan suka musik. Buat mpe : si boi itu = "ukulele dan film" . Dia itu musisi  favorite mpe nih nti bisa liat di http://www.youtube.com/user/befiboi . Nti yang anak teater dan boi yang pecinta film asik kayanya ya ngobrol santai tentang film-film.. :)


Sedikit bocoran aja sih aku kasih acc kalian, untuk selanjutnya silahkan menghubungi twitter masing-masing, mungkin bisa tukeran acc fb, skypye, no hp, no sepatu , no rumah , no togel  atau nomer-nomer lainnya ahahahha...
Udah dulu yak, mau tugas lagi nih, kali aja ada pasangan yang nyangkut.
Semoga ya kalian inisial B.R.N dan S.S cepet ketemu, ngobrol asik ngobrol santai sambil nyanyi-nyanyi diiringin ukulele, asooooy kayanya (´⌣`ʃƪ)♥



Selamat saling mengenal ya, selamat sampai tujuan...




peace and love tapi ga pake (gaul)
_mpe_





oleh @mpe_eva untuk @befiboi & @bontibonta

diambil dari http://catatankeciltentangdia.blogspot.com/

Dasar perajut kata!

Halo abang Zarry :)
Mungkin hari dimana kamu membaca surat ini akan menjadi salah satu daftar teratas 'Hari Paling Membahagiakan Dalam Hidupku', sounds cheeeezzzyyy? Isokeh, no problem, sebab aku memang bukan perajut kata sepertimu. Namun harus ku akui, kamu sumber inspirasiku dalam menulis, Bang :)

Tak akan terhitung berapa banyak ucap 'terima kasih'-ku pada twitter karena telah mengajakku tersesat pada linimasamu. Twitter tak pernah sebegitu menariknya sebelum aku memutuskan untuk mem-follow akunmu. Kicauanmu memang sangat menawan mata, semenawan orangnya :p>
Terima kasih juga karena sering berbalas kata-kata dengan kak Rahne. Sungguh, kalian berdua sempat (atau seringkali?) membuatku iri sekaligus berharap nantinya pasangan yang beruntung mendapatkan aku bisa memanjakan mata dan jemariku seperti dirimu :)

"Duh, kamu, aku minta maaf yah. Sebenarnya selama ini aku sama Tuhan sering diem-diem ngomongin kamu.."


Itulah  sepenggal kalimat yang paling aku suka di antara sekian banyak kicauanmu yang aku favoritkan. Ya, memang benar, Zar, aku juga suka membicarakanmu dengan Tuhanku. Aku sering berdoa agar Tuhan selalu memberikanmu kemudahan dalam hidup sebagaimana kamu telah membuat banyak orang tergelak bahagia..

Ah Zarry, tetaplah menjadi Zarry yang ku kagumi, yang kucandu setiap deretan aksaranya, yang tulisannya bagai cerita pengantar tidur maupun suntikan semangat di pagi hari, yang kisahnya selalu mengundang tawa bahkan tangis haru..

Kecup jauh untuk @zarryhendrik,
Nay, pengagum keajaiban jarimu..



good time :)




oleh @nabilahyosa untuk @zarryhendrik

diambil dari http://naysamovila.blogspot.com/

Lebih Dari Itu

Terlepas dari tafsir subyektif antara saudara atau hanya sekedar teman. Kita tak pernah memikirkan bagaimana sebenarnya status yang sedang kita ikat. Aku, kamu, dan dia. Aku, Fika, dan Doni. Walau sebenarnya yah begitu. Kita tak bisa saling mengangkat satu sama lain sewaktu dia atau aku jatuh dan berdarah. Tapi siapa bilang tak bisa?! Kamu malah lebih merawat hati ku agar tak jatuh terlalu dalam oleh orang-orang sekitarku.
Dear, kamu..
Politisi, pelaku usaha, ataupun yang bergerak pada penegak hukum. Bukan kamu. Kamu tau porsimu yang tak pernah men-judge aku saat aku sedang cuek-cueknya atas kamu yang (mungkin) sedang butuh aku. Atau sedang butuh pukpuk dariku. Maaf ya, terkadang aku hanya ingin disibukkan oleh diriku sendiri. Tapi kamu, dia, selalu berusaha ada buatku. Kalian baik. Itu alasannya aku berani menyebut kita lebih dari teman. Kita lebih dari sekedar itu. Walau tak ada darahmu mengaliri darahku :’)

Terlepas dari kerasukan diri sendiri dan tuntutan obyektif, surat ini menggumamkan rasa terimakasih. Terimakasih segede-gedenya, Saudaraaaaa :))))

Dear you @FIKARST. Salam untuk @doniADP yah x))




oleh @omaafox untuk @FIKARST

diambil dari http://omaafranita.tumblr.com/

Surat Cinta Terakhir

ayah yang kusayang.
begitu aku mencintai dirimu, begitu aku menyayangi dirimu hingga aku tak bisa berkata tidak. kau memberikan aku semua keinginanku, memberikan aku yang terbaik. tak pernah sehari kau tak memberiku kasih sayang dan bergelimang materi.
ayah,
namun ada satu hal yang sebenarnya ingin kutolak. tapi inilah aku, aku yang bodoh, yang tak bisa berkata tidak padamu. aku tak pernah berani mengungkapkan ini padamu. aku tak kuasa melihatmu kecewa, melihatmu terdiam, melihatmu termenung. maka biarkan surat terakhirku ini yang menyampaikannya padamu.

ayah,
aku tak mencintai dia. laki-laki yang kau pilihkan untukku. aku mencintai laki-laki lain. dia pernah aku ajak kerumah, pernah aku kenalkan padamu ayah. tapi kau tak menyambutnya dengan hangat. kau langsung masuk ke kamar dan mengurung diri disana. bagaimana aku tega melihatmu seperti itu? aku ingat, aku masuk ke kamarmu dan meminta maaf. kau tersenyum kembali dan bercerita bila kau sudah menyiapkan calon suami untukku.

ayah,
seandainya kamu mau mendengarkan aku. sekali saja. aku tak mencintai pria pilihanmu itu. dia kejam. dia tak sepertimu, dia tak seperti pria yang aku sayang. dia selalu menyakitiku, dia selalu memukuliku ketika aku tak pernah mengabulkan permintaannya. bukankah sudah pernah kau tanyakan padaku kenapa wajahku lebam? itu karena dia menamparku begitu kerasnya ketika aku menolak diajaknya pergi. waktu itu aku sudah mencoba berterus terang bila aku tak bisa hidup bersama dia. tapi ayah malah berkata “lalu bagaimana nasib perusahaan ayah kalo kamu gak nikah ma Rio?”. aku tau, aku dijadikan tumbal demi keselamatan perusahaan ayah. aku juga mengerti, bila tak kau selamatkan perusahanmu, bagaimana dengan pendidikan dan kesejahteraan adik-adikku?
dan aku memilih diam. aku memilih menuruti semua kata-katamu dan permintaan Rio. demi ayah, demi kedua adikku yang masih membutuhkan segalanya untuk mendapat yang terbaik. sedangkan aku, merasa cukup dengan semua kasih sayang dan materi yang kau berikan.

ayah,
ini surat cinta terakhirku untukmu. aku sangat menyayangimu. sampaikan salamku untuk Yuda dan Yudi. aku ingin sekali menyusul ibu di surga sana. dimana bersama beliau aku selalu nyaman. sampaikan salamku untuk Rio, dia tak bisa lagi menyuruhku menuruti semua keinginannya. dan sampaikan salamku untuk Dimas, pria yang aku cintai.

ayah,
maafkan putrimu ini yang tak bisa membahagiakanmu lagi.

Yunita.



oleh @mareretha

diambil dari http://primariayu.wordpress.com/

Already Gone

Feelings change, memories don't - @luilliciousmey


Hari ini, tepat hari ketiga ratus sejak pertemuan kita.

Kamu apa kabar?
Saya tahu kamu sudah kembali ke kota ini, mungkin kamu tidak tahu, tapi saya sudah melihat kamu beberapa kali.

Bagaimana keadaan kamu sekarang?
Terkadang saya masih suka bertanya – tanya apa kamu masih setia dengan drama kamu itu.
Terkadang saya pun masih suka berharap kamu akan mengucapkan maaf itu dan memberi sedikit penjelasan.
Tapi kamu tenang saja, saya sudah tidak mengharapkannya lagi.

Hon, saya sudah berhenti mencari jawaban.
Saya sudah berhenti mencari kamu.
Walau saya masih belum bisa benar – benar menghilangkan kamu dari pikiran saya. Walau saya masih belum bisa menghilangkan kebiasaan untuk berbicara tentang kamu. Walau saya masih susah melenyapkan semua kenangan itu yang berjalan di pikiran saya selayaknya roll film yang terus berputar.
Tapi saya sudah selesai menyalahkan diri saya sendiri. Saya sudah selesai berharap akan bertemu kamu. Saya sudah selesai memikirkan bagaimana caranya mendapatkan semua jawaban atas pertanyaan tentang saya, kamu, dan kita.

Hon, waktu berjalan sangat cepat, iya kan?
Tidak lama lagi kita akan sampai tepat di hari ketiga-ratus-enam-puluh-lima dari waktu semua itu terjadi.
Dua kali saya melihat kamu. Pertama kali berakhir dengan saya yang panas dingin gemetaran dan menangis semalaman sampai saya lelah. Kedua kali saya melihat kamu hanya berakhir dengan perasaan kaget. Sudah hanya itu.

Hon, mungkin ini tidak penting dan tidak pernah terpikir oleh kamu, tapi saya sudah maafkan kamu, sudah sejak beberapa bulan lalu, dan saya juga sudah memaafkan dia, wanita itu.

Hon, apapun yang pernah terjadi di antara kita.
Saya hanya ingin kamu tahu, saya tulus melakukan dan mengatakan semuanya itu.
Saya tidak akan mengingat lagi semua sakit dan penolakan kamu.
Saya tidak akan mencoba mengerti mengapa kamu melakukan itu semua, tapi saya tidak akan menyimpannya lebih lama lagi juga.
Saya tidak akan mengharapkan bertemu kamu dan apalagi menerima permintaan maaf dan penjelasan kamu, karena saya tidak akan sanggup menerima sekali lagi perkataan menyakitkan dari kamu tentang kita.

Saya dan kamu mungkin kita mempunyai persepsi yang berbeda tentang kemarin.
Saya dan kamu mungkin kita mempunyai pemikiran yang berbeda tentang arti sebuah hubungan.
Saya dan kamu mungkin kita mempunyai alasan yang berbeda yang membuat kita berhenti di persimpangan jalan.

Saya sudah kembali berjalan di jalur saya. Kamu mungkin sudah sejak dulu berjalan berpisah dengan saya dan tanpa melihat lagi.
Saya masih suka mengingat tentang kita, hanya sebagian kenangan baik yang pernah ada di antara kita.
Dan yang tersisa sekarang hanya kenangan senyuman kamu dan pelukan kamu yang hangat ketika saya lelah.

Saya tidak tahu apa yang kamu bicarakan dengan wanita itu tentang kita.
Ahh.. saya juga tidak akan peduli lagi.

Hon, terima kasih pernah datang dalam hidup saya.
Terima kasih pernah mengisi hari – hari saya dengan senyuman, perhatian, dan pelukan hangat kamu.
Terima kasih pernah mengajarkan kepada saya tentang hati dan sekali lagi mengajarkan saya untuk tetap kuat sampai akhir.
Terima kasih untuk semua senyuman, tawa, kehangatan, air mata, kekecewaan, sandiwara, kebohongan, dan rasa sayang kamu.

Saya (masih) sayang kamu.
Semoga kamu berbahagia.




oleh @luilliciousmey

diambil dari http://luilliciousmey.blogspot.com/

Tersenyumlah

‘tersenyumlah meski kau terluka..’ tersenyumlah by naif.

halo @dadikwijaya

kamu adalah seorang yang sudah saya anggap seperti adik saya. yaa walau kita hanya berinteraksi melalui twitter. hehe

hujan deras. seharian. awan gelap. banjir. dan terjebak di suatu tempat.

siapa yang suka pada situasi itu? bahkan kitapun tidak suka meski terjebaknya di dalam rumah sendiri. tapi jangan pernah kuatir. alam yang bergemuruh selalu memiliki kepastian. jika ada hujan deras maka nanti akan ada masanya matahari bersinar hangat. jika ada awan gelap maka nanti akan ada langit cerah ceria. Tuhan menciptakan alam dan kepastiannya secara bersamaan.

begitu juga dengan rasa kecewa. tidak mungkin Tuhan membuat kecewa tanpa menciptakan sukacita setelahnya. jika ada tangis pasti akan ada tawa setelahnya. kadang kita perlu merasakan kecewa yang berat dan sakit hati untuk selalu ingat untuk terus bersyukur. maka jika hari ini kamu menangis berjanjilah pada Tuhan dan semestaNYA kamu akan tersenyum dan terus bersyukur.

kamu adalah saudara saya. saudara seiman. kamu sudah seperti adik saya. maka jangan bersedih yaa adik ku :) hehe

semangat yaa! teruslah melayani Tuhan hari ini, besok dan seterusnya. :)

Tuhan memberkati. selamat hari minggu. selamat melayani :D




oleh @kerisirek

diambil dari http://kriskroskres.tumblr.com/

Teruntuk @PepoNesta, Happy Pongol Day :*

Pepo!
dikala sang surya mulai memancarkan sinarnya, kita tahu bahwa disaaat itu pula rembulan berhenti bercahaya. kedua hal tersebut selalu terjadi tiap hari dan membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa seiring berjalannya waktu. usia kita, dia bagaikan panah yang lepas dari busurnya. selalu bertambah dan takkan pernah kembali.

Pepo!
sahabatku, tiada kado yang lebih berharga di hari ulang tahunmu, selain kata "selamat Ulang Tahun". tiada doa yang bisa kupanjatkan, sealain doa "semoga panjang umur dan bahagia selalu". tiada harapan yang bisa kurangkai dengan indah, selain harapan "kedewasaan mengantarkanmu menuju kesuksesan".

Pepo!
kau tau, kamu disana sendiri, sunyi senyap dan hanya berteman bayang-bayang, berkawan semangat dalam kerja keras ambil mencurhkan peluh dan pikiran hanya untuk mewujudkan impianmu. itulah hidupmu, teman, yang tak pernah kesepian. persahabatan tak kau artikan harus selalu berdektan, berteman bukan berarti tak pernah sendiri. mimpimu, mimpiku, mimpinya, dan mimpi mereka pastilah tak pernah sama. bolehlah jiwa bertaut, tapi raga biarlah berkelana mewujudkan mimpi-mimpi dengan kerja keras dan penuh kegembiraan. ah sudahlah. SELAMAT ULANG TAHUN, Teman :) Semoga HAPPY BIRTHDAY ya :)) teriring doa dan harapan, semoga impianmu terkabulkan.



NB : Makan-Makannya Kapan? padahal aku pas lagi di Surabaya ini loh :(



si Pongol, Telly :)




oleh @nggeme

diambil dari http://tellyteyoyetey.blogspot.com/

If

You may cut my tongue,
And I’ll wrote everything down

You may cut my hands,
So beside you, I will always stand

You can make me blind,
But I can still see you perfectly in my mind

You may cut my wings,
That won’t stop me to take you flying

You can take everything I have,
Because everything I am, God made specially for you.

The only thing you can’t take away from me,
is my feelings.

Because I already gave it to you from the beginning.

And if you ask me what would I want from you,
I want you to simply be happy.

Enjoy the day..
(written on December 6th, 2010)



oleh @NCLYS

diambil dari http://lampubiru.com/

Dear K to Z

Hey Krizt my darlih,

Sepuluh hari sebelum hari yang dijuluki penuh cinta itu tiba, ada surat cinta yang perlu kamu baca. Miliaran detik telah kubagi denganmu. Sebanyak itu pula rasa yang terlahir saat dua pola pikir kita mulai beradu. Bicara ini itu, sampai lupa waktu. Aku ingat jelas, dulu kita hanya punya satu topik untuk diutarakan. Topik yang selalu menarik dan mengusik. Mungkin 2009 adalah awal pertemuan dari persahabatan yang kita jalankan. Meskipun dulu kita belum bertemu, masih hanya lewat tegur menegur dengan kata lewat situs yang mendekatkan kita, tapi rasanya aku senang memiliki cerita untuk dibagi bersama.

Sebenarnya dulu pun kita belum sedekat sekarang. Ym yang paling berperan mendekatkan kita, iya kan? Dari ym kita mulai berganti ke ranah bbm. Dua puluh empat jam jemari kita seperti tak berhenti asik berkomunikasi. Jakarta dan Bali, seperti tidak ada jarak untuk menghentikan kita berbagi. Mungkin kamu sahabat jarak jauh yang paling terasa dekat. Sejuta emote peluk yang suka kau kirimkan rasanya seperti beneran. Aku paling suka saat dua hati kita mulai bercerita. Rasanya tak ada batasan dunia. Dan aku selalu kagum dengan cara berpikirmu, cara menasehati aku dan caramu menguatkanku. Aku ingat setiap masa sulit yang suka melilit pikiran kita berdua. Banyak doa mungkin benar jalan keluarnya, tapi dukungan dan obrolan yang terselip bahan untuk ditertawakan juga obat penceria hati yang kita hadiahkan.

Darlih, aku kangen sekali. Kali ini aku gantian yang membunuh gengsi, karena rindu ini sudah pada puncaknya dan nyaris mau meletus lagi. Aku kangen main-main ke Bali. Aku kangen pie susu yang kau kirimkan spesial dari Bali pakai tiki sebagai obat pereda hati. Aku kangen naik busway malam-malam tunjuk-tunjukkan objek yang selalu kunantikan. Aku kangen potret-an candid mu yang membuat mata ku tak berkedip sepuluh detik. Aku kangen di read-doang-bbm-nya sama kamu, darlih. Kamu juga pasti kangen di-brb-in-sama aku trus lama ga nongol-nongol lagi. Hahaha. Kangen hal-hal sepele yang justru bisa membuatku tak berhenti senyam-senyum memikirkannya. Kalau BB-ku tak bernyawa seperti sekarang, mungkin kamu orang pertama yang paling kurindukan. Ah sudahlah, lama-lama kamu bisa ke-geer-an terbang nyangkut ke jemuran orang.

Darlih, I just wanna tell you something. Youre my best friend. If someone break your heart, I'll break their arm. Jangan sedih-sedih, aku kirim sejuta peluk dari sini. I love you Pal! Thankyou for being there when no one can understand me.Thankyou @krizt_




oleh @lovepathie untuk @krizt_

diambil dari http://simpleloveable.blogspot.com/

Boleh?

Selamat sabtu sore yang gerimis kakak perempuan sore..... Dari aku yang juga sangat cinta sore dan langit senja dikala sore.
Kak Boleh aku bercerita sesuatu?
Aku lagi didaerah puncak, seperti biasa disini sangat dingin, dan seperti sore-sore sebelumya yang selalu berkabut.  Romantis deh kak' dipeluk kabut tipis :)
Ntar malem, dari sini bisa liat bukit bintang,
Kakak suka liat lampu kota dari kejauhan kan? Ayoooo sini kak' kencan sama aku, kita berbagi secangkir kopi hitam sambil liat lampu kota yang kelap-kelip dari kejauhan. Mereka berbisik dan mereka menari dalam diamnya udara puncak yang dingin. Ah... Kayanya  Lebih asik sambil di nyanyiin lagu dari nona ambon manise yang satu ini. Lagu emotions dari Destiny's Child , Boleh juga kak :)

"It's just emotions, taking me over
caught up in sarrow,lost in this song
but if you dont come back, come home to me darlin'
dont you know there's nobody left in this world to hold me tight,, dont you know theres nobody left in this world to kiss goodnight
goodnight, goodnight"

Kak Theo,,
Boleh aku panggil kakak dengan sebutan itu?
Stiap nemuin sore yang manis, aku selalu ingin bercerita sama kakak' tapi baru hari ini , di hari  ke 22 aku menyapa kakak.
K'Theo tau, aku pembaca setia blog kakak, aku tadinya pengen bikin tulisan 30harimenulissuratcinta macam salah satu lebel di blogmu, aku berniat diawali pada bulan november, banyak sekali yang pengen aku tulis tapi selalu ketunda karna banyak ini itu. Sampe akhirnya saat aku ga sengaja nongkrongin timeline, muncul acc kakak, pas aku baca ada tweet-tweet tentang proyek 30harimenulissuratcinta. Bukankah ini suatu kebetulan kan Kak' rasanya kaya dikasih jalan , makasih ya Kak'
Seneng banget aku bisa ikutan proyek yang spektrakuler ini.
Aku suka nulis, Aku suka beer,  tapi ga sejago k'Theo dengan tulisan-tulisannya yang mengandung bir itu hehehe..
Boleh aku mendengar cerita-cerita Kakak tentang serunya mengajar di kelas Public speaking Mu itu?
Boleh ceritakan padaKu indahnya maluku?
Boleh aku bertemu dengan dunia oranyeeeeeee Mu itu Kak?
K'theo kalo ketemu aku pengen dipeluk kakak Boleh?




oleh @mpe_eva untuk @perempuansore

dimbil dari http://catatankeciltentangdia.blogspot.com/

Cerita Anak Rantau kepada Tuhannya

Maafkan kelancanganku mengirim surat untuk-Mu. Aku tahu, tanpa aku ketikpun Kamu mampu membaca segala-galanya tentangku termasuk ketika saat ini di mana aku merindukan rumahku. Merindu seperti kebanyakan anak perantauan lainnya yang tengah belajar di kota orang.
Aku tahu, Kamu melihat aku. Begitu juga ketika aku menangis. Mungkin Kamu tak inginkan aku bersedih sampai menangis menghadapi segenggam sandungan yang aku sebut masalah. Kamu tahu aku bisa mengatasinya dan tanpa perlu menangis karena Kamu tidak akan pernah –sedetikpun- meninggalkan aku. Tak akan pernah Kamu melepas tanganku seperti yang mereka lakukan kemarin. Dengan segala kerendahan hatiku, aku mengemis perlindungan dari-Mu walau aku tahu, tak perlu aku mengemis karena sebenarnya Kamu Maha Pemurah dan Maha Pemilik. Lindungi aku di setiap langkah yang aku buat dalam tanah rantau ini dan di setiap napas yang aku hembuskan ke udara bebas. Maaf. Ampun. Mohon ampun aku ya Tuhanku. Maaf karena ketika aku merasa rapuh baru aku maju selangkah mendekat pada-Mu. Inilah Kamu, Tuhanku yang menjadi satu-satunya pelarianku ketika hampa. Ketika dunia menjauh, Kamu tetap di sini menemaniku dan mendengar segala keluh dan peluhku.

Tuhanku berilah penerangan di setiap jalan gelapku menuju pintu terang karena Kamulah Maha Pengabul doa dan akulah maha penakut. Di saat getir seperti, hanya kedua orang tuaku yang memenuhi kepalaku. Banyak kekhawatiran di sana. Rindu akan orang tua dan rumah adalah rindu yang begitu mengganggu dan hanya membuatku termangu. Aku selalu berdoa dalam setiap sujudku kepada Kamu yang lebih dekat dari nadiku untuk terus melindungi orang tuaku di saat tanganku tak mampu meraih tangan mereka dan di saat mataku tak bisa menjakau mereka. Tuhanku, berilah kesehatan lahir dan batin untuk mereka agar kelak mereka bisa melihat aku bertoga dan mendengar namaku bergelar. Panjangkanlah umurnya, agak kelak bisa melihat aku dipersunting jodohku. Agar kelak ayahku menjadi waliku di akadku. Tuhanku, bahagiakan mereka. Sisakan dua tempat paling mulia di sisi-Mu untuk mereka. Tuhanku, aku rindu mereka. Aku ingin pulang ke rumah. Sampaikan rinduku ini.





oleh @niaryuniyar

diambil dari http://tatyuniyarti.posterous.com/

Crush!


Kamu, @SutradaraTop :)
Perbolehkan jari-jariku untuk mengetik rangkaian kalimat yang akan bercerita tentangmu. Sebelumnya, coba kamu bayangkan keadaanku saat ini. Saat aku menulis ini di taman komplek rumahku. Masih pagi. Matahari masih sejuk tak membakar. Sesekali aku berayun. Tanganku masih sibuk dengan blackberry. Dan tiba-tiba suffle dipemutar musik memperdengarkan lagu Crush-nya David Archuleta. Sudah tebayangkan? Sudah bisa mereka-reka?

Dengar, Ky. Aku senang ketika kamu, menanggapi mentionku yg awalnya tak begitu penting. Berlanjut ke beberapa mention yang berakhir ketika kamu follow aku dan mendaratkan sebuah pesan di DM-ku. Kamu curhat!! x)))) HAHAHA
Aku mengagumimu atas kamu yg selalu mengatakan sesuatu tepat tanpa embel-embel. Simple just the you are. Timelinemu menunjukkan kalau kamu selalu merindu. Tapi sayang, untuk mengungkap rindu itu saja kamu gak bisa *pukpuk Rizky*
Aku mencintai tuturmu. Kamu baik. Setiap kamu bertutur lagi, aku ingin saja selalu menghadiahimu ribu-ribuan peluk. Melemparimu dengan milyaran senyum. Eh tapi, is it real or just another crush?? Ya tentu jawabannya, crush!
Untuk bertemu kamu saja, ah!! Tuhan memberi bentangan jarak. Lain lagi dengan posisiku sbg mahasiswi semester 4 yang menuntut waktu lebih banyak. Lalu, ku kembalikan pertanyaanmu, kapan ke Medan, Ky? =))
Rizky, jangan pernah menjadi hujan ya.. Aku tak suka bahkan disaat-saat tertentu bisa saja membencinya. Hujan berteman baik dengan petir yg menulikan aku. Aku takut petir. Menjadi pelangi saja. Pelangi yang tak biasa. Pelangi yang tak lagi berbentuk n tetapi u. Hehe..
Terakhir, aku menyukai caramu mencintai. Itu luar biasa! kamu mampu mengendapkan tetes-tetes rindu hanya untuk menunggu dia sendiri. Andai itu….untuk ku. Kyaaaaaa!!! *selfkeplak*
Eh bagaimana dengan valentine nanti? *keplak lagi*




oleh @omaafox untuk @SutradaraTop

diambil dari http://omaafranita.tumblr.com/

DATE 23, BECOMING 30 (OR 30 SOMETHING)

Dear 30 (something), this letter is dedicated to you :)

Dua hari ini banyak sekali temanku yang menginjakkan kaki mereka di Klub 30 tahun (an). Reaksi mereka beragam, ada yang antusias dalam arti positif, ada yang sedih karena sudah lebih tua (dan oleh karena itu usianya di dunia ini berkurang setahun lagi), ada yang biasa aja, “So what?”, kata mereka. Lalu aku mengingat kembali apa yang aku pernah tulis di suatu hari di tanggal 23, tanggal kelahiranku, tanggal dimana aku memasuki gerbang usia 30 tahun(an) itu.
*
Sepuluh tahun yang lalu bisa dipastikan aku tidak pernah membayangkan rasanya menjadi wanita 30an. Bahkan sampai 5 menit yang lalu pun begitu. Karena, mengutip lirik lagu "Apalah arti sebuah nama", aku juga berpikir "Apalah arti pijakan usia?" 10, 20, 30, 40 tahun.... yang penting kan bagaimana kita memaknainya bukan? Ada umur kronologis, ada umur mental. "30 tahun, ya ampun sudah tua ya?" Aku gak mau di komentarin seperti itu. Tapi "30 tahun, pastinya sudah lebih matang ya!" Nah itu dia yang aku mau.....

Capek nggak sih selalu diposisikan seperti anak kecil. Ketika menyangkut masalahnya orang lain, kita dituntut bersikap seperti orang dewasa yang dimintai nasihat bal bla bla. Namun ketika menyangkut hidup kita sendiri, beda banget.... Selalu dijaga, diatur, justru menjelang umur yang katanya seharusnya bisa jadi lebih dewasa... Duh, repotnya...

Kalau selama ini aku selalu menjadi anak yang manut, penurut, kompromi tingkat tinggi, penyelaras (yang kadang-kadang bikin makan ati malah), aku harus mulai bisa menentukan sikap dalam hal-hal yang menyangkut kelangsungan hidup aku. Dan ketika akhirnya aku mencoba, toh ternyata tidak sesulit apa yang menjadi kekhawatiran selama ini. "Mama gak akan memaksa. Itu hidup kamu, kamu yang akan menjalani. Yang pasti Mama Papa akan selalu berdoa dan memberi restu," kata kedua orangtuaku. Thank God, akhirnya mereka sadar juga bahwa anaknya telah 'tua' haha..

So, becoming 30... satu step dalam hidup yang harus dijalani. Semoga aku bisa memenuhi tahapan perkembangan usia ini succsesfully dengan keputusan-keputusan hidup yang seharusnya bisa dipertimbangkan dengan lebih matang lagi. Hidup adalah suatu kehendak bebas, tapi suatu kebebasan harus diselaraskan dengan tanggung jawab moral. Tanggung jawab moral akan mengawal kita pada kebahagiaan. Karena tidak ada orang yang memilih untuk tidak bahagia bukan?

Ah... sebuah renungan filosofis yang sepertinya hanya bisa direnungi oleh diri sendiri.
30 something, here i come... fully loaded. Yeayy!!
*
Dan buat teman-teman 30 tahun(an) ku di luar sana. You are not alone : )))



Oleh:

Di Balik Ukiran Sebuah Nama

Kepada: yang dalam namanya terukir aksara cinta.

Hey kamu, ya kamu yang disana.
Kamu yang namanya selalu terdengar begitu indah seperti sajak- sajak yang disusun penyair dahulu kala.
Yang dalam aksara dari tanganmu selalu mengalir inspirasi mahakarya.
Bagi saya, inspirasi terbesar itu justru muncul dari hidupmu.
Ketika kamu mulai berceloteh ringan mengenai arti hidup dan caramu memaknai nya.

Saat hidup tak hanya perkara benar atau salah, tapi juga bagaimana belajar dari pengalaman.
Kau tahu, justru saat kau sibuk berceloteh itu saya selalu sibuk mengamati sudut pandangmu.
Sudahkah saya katakan jika saya selalu menyukai saat- saat kau berdebat dengan orang di sekelilingmu.
Sekarang saya berhadapan dengan hamparan hijau nya sawah, kembali teringat beberapa mil jauhnya jarak tempatmu berada dengan tanah yang kupijak saat ini.
Masihkah disana kau merenda sastra, menyanjungnya dengan goresan- goresan buah pemikiranmu.
Adakah namamu masih mendengungkan lagu cinta yang paling saya sukai di dunia ini?
Apakah nama itu masih indah dan menyibakkan berjuta kenangan ketika saya membisikkannya di tengah sepinya malam?
Disini hampa ketika malam mulai beranjak, inspirasi untuk menjalin kata per kata seakan tak pernah mau berkawan denganku.

Hei nama yang terukir berjuta senandung cinta,
Masihkah mau kau menepati janjimu untuk satu soneta indah yang di dalamnya terabadikan sejuta momen indah?
Saya menunggu, di tengah hamparan sawah hijau ini, kutunggu janjimu hingga sawah ini menguning siap untuk dipanen



sebuah pengakuan

surat ini ditujukan bagi sahabatku, @fifahM



iya, sahabat.
aku tak pernah sembarangan memberi gelar kepada seseorang. aku juga tak pernah main - main dalam berkata - kata. ketika aku bilang aku 'cinta', maka ya, aku cinta. begitupula ketika aku berkata "kamu sahabatku." maka ya, kamulah sahabatku. titik.

dan itulah kamu, bagiku sekarang. kamu adalah seorang sahabat, yang di dalam hatiku selalu memiliki tempat. yang sejauh apapun aku berjalan dan berkelana, dalam ingatanku, kau akan tetap ada.
mungkin aku akan pergi meninggalkan sisimu, sesekali. tapi itu tak serta merta berarti aku berubah, dan berpindah hati. aku tetaplah seorang yang selalu ada untukmu, dan kau tetap akan jadi seseorang yang kucari di sekembaliku.

ketika aku menuliskan surat ini, aku mengingat - ingat kembali pertemuan pertama kita dulu, di rumah sahabat kita masing - masing, di sebuah acara. pada saat itu kita hanya bertukar senyum sebagai bentuk sapa. lalu Tuhan mempertemukan kita pada fakultas yang sama, membuat kita semakin dekat dan perlahan aku merasa terikat.

tahukah kau ciri - ciri seorang sahabat? yaitu seorang teman dekat yang dengannya kau tak segan menunjukkan rasa kesal, dan terkadang sesekali bertengkar. tapi diatas semua itu, sahabat tak pernah saling membenci, atau pergi. bahkan setelah pertikaian hebat pun, sahabat akan kembali mencari dan menemukan satu sama lain, dan bersenang - senang dalam kebersamaan lagi.
hey, bukankah itu yang kita lalui, beberapa bulan ini? :)

maka melalui surat singkat yang tak ada manis - manisnya ini, tapi aku berani jamin ini berasal dari hati, aku meminta kepadamu.
maukah kau memberiku gelar yang sama? ya, aku dengan rendah hati meminta.
panggil aku sebagai seorang sahabat, sama seperti bagaimana aku memanggilmu. kurasa ini bukanlah permintaan yang berat, benar?

oh ya, maafkan aku atas segala ketidakberadaanku di sisi. tapi tenanglah, aku akan menyimpan segala ceritaku untuk kubagi. senang maupun sedih, tak akan kunikmati sendiri. dan ya, dari sekian banyak orang - orang yang ada bersamaku sekarang ini, hanya padamu aku bisa begini. iya, aku janji.


dan satu hal,
terima kasih. tanpamu mungkin kehidupan kuliah akan sulit terjalani.

dari aku,
yang mungkin sering menyakiti, tapi rasa sayangku untukmu tak pernah aku kurangi.
isma resti.


Dari aku, yang telah gugur


Hei, kamu. selamat pagi!
ya, kamu! emang siapa lagi yang setiap hari nya hilir mudik di otak ini?
masih ga ngerti ya, kenapa kamu masih aja jalan-jalan di dalam sana meski telah di usir berkali-kali. dasar ga tau malu!

wahai soul collector!
tidak cukup kah jiwa mu sendiri yang di perangkap mati? atau kamu justru bahagia melihat banyak orang menjadi zombie? oh bukan, bukan banyak orang. tapi aku yang jadi zombie! puas, hah?
kamu senang kan, melihat aku hidup tanpa jiwa. aku berjalan kesana-kemari dengan tatapan kosong, hampa, dan hambar. aku bergerak tanpa bisa merasa. aku kehilangan keseimbangan jiwa, ketenangan telah tiada. ia pergi jauh dan terpenjara semu.

eh, maling!
balikin hati aku yang hilang. jangan setelah kamu ambil dengan paksa, terus saat kamu ga butuh lagi, kamu gantung-gantungin aja itu hati. udah.... kalo kamu ga perlu lagi sama hati yang kamu maling itu, balikin ke pememilik nya kenapa? ga berani balikin? atau... kamu emang lebih suka bermain-main dengan banyak hati manusia, mengantungnya sesuka hati, lalu membiarkan hati itu kering, dengan balutan darah dan nanah. Dasar sakit jiwa!

orang gila!
cukup kamu deh yang gila, jangan nyebarin virus kemana-mana. cukup kamu.... dan jangan bawa-bawa aku. ah, aku terlalu lugu, terlalu empuk jadi sasaran, terlalu mudah di cekoki berbagai virus, terlalu sabar untuk di sayati.

Cukup! aku sudah meradang, basah, bersimbah darah dan masih saja terus-terusan kau taburkan merica dan garam di atas nya. ini perih! sangat perih. Aku dedaunan kering yang berjatuhan pada kemarau panjang. lihat, itu aku. itu aku yang terlalu lelah untuk menunggu pergantian musim. itu aku yang letih bertahan pada ranting-ranting yang tak memberi ku nutrisi. Itu aku yang terlalu sabar untuk mencinta pohon yang bahkan tak memperdulikan aku ketika ku jatuh. hahaha... si pohon justru bersyukur aku gugur, mengurangi penguapan katanya.

ah~ dasar tak punya hati...
Si pohon terus berdiri dengan nyaman, menunggu dedaunan segar hinggap kembali. sedang aku? aku terus mengering dan tak bersemi kembali.





safe flight

hai @fathullahrazi @muhammaddelfin @phbowo
renungan panjang yang tak membuahkan hasil begitu sangat sia sia rasanya,telah ku peluk gitarku dan kumainkan beberapa kord yang kurasa begitu akrab dengan telingaku,dan kalian hanya diam dan sibuk dengan urusan masing masing
semenjak kejadian itu,kita sudah jarang berkumpul bersama lagi,mungkin ego telah mengalahkan kita menghancurkan kedekatan kita
seketika sena di gitarku serasa bicara,bahwa kita membutuhkan pembimbing untuk menjalankan proyek yang kita impikan ini,karna kita masih belum mempunyai banyak pengalaman untuk hal ini
apakah kalian tidak merasa bahwa hal yang kita lalukan tidak pernah tuntas itu dikarnakan kita masih belum pada satu pemikiran yang sama,belum pada satu tujuan yang sama,jadi yang tampak diantara kita hanya keegoisan yang membara saja
aku harap kedepannya kita bisa membuat suatu hal yang serius dan tidak dengan ketepaksaan serta lapang dada,aku yakin itu akan membuahkan hasil yang sangat indah,mungkin kalian kira aku agak belebihan.namun itulah yang seharusnya aku katakan sebelum semuanya berjalan sia sia
salam hangat "safe flight"


Hal Kecil Yang Mengingatkanku Padamu

Kepadamu yang terSayang,

Aku datang dengan sebuah bunga kering di dalam bukuku. Ini adalah bunga mawar yang pernah kau berikan padaku. Aku hampir melupakanmu, tetapi seperti biasa, hal kecil yang mengingatkanku padamu merasuk dalam hidupku.

Apakah aku akan bisa melupakanmu selamanya? “Tidak akan pernah!” jiwaku menangis. Kamu sudah menjadi bagian diriku. Tidak perduli betapa keras aku coba tuk melupakanmu, kamu selalu hadir bagaikan sihir yang menghantui mimpiku.

Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi. Aku tidak tahu kenapa kamu pergi. Aku pikir aku mengenalmu. Nyatakah cinta yang pernah kita bagi, ataukah itu semua cuma khayalanku saja? Mengapa kata-kataku tidak sampai kepadamu?

Saya pikir, kadang, sayalah yang membuatmu. Kamu hanyalah bagian dari khayalanku, tetapi kemudian saya temukan bagian dari dirimu yang membuktikan kita pernah hidup bersama. Bagaimanapun Aku telah kehilanganmu…

Kau bawa juwaku ketika kau pergi. Aku masih mencoba mencari diantara debu dan kenanganmu…


Oleh:

Jangan bosan, ya

Dear kamu,
Haduh, jangan bosan-bosan ya baca surat aku lagi? Mungkin ini udah yang ke sekian-ratus aku nulis surat buat kamu. Tapi sampe saat ini yang aku pikirin cuma kamu. Ga tau lagi mau nulis buat siapa?

Kamu apa kabar? Aku tau kamu baik. Aku bisa liat dari updatesmu baik di Twitter ataupun di blackberry contactku. Tapi kayanya kurang enak kalo ga dijawab langsung sama kamu. Pengen banget rasanya langsung tanya ini ke kamu. Ah, tapi pasti ga bakal dibalas. Atau mungkin ga bakal kamu baca. Ya, ya.. Aku ngerti lah. Kurang lebih..

Eh, kamu. Gimana kerjaan kamu sekarang? Yang rajin dong kerjanya. Dulu bilang kamu gak mau ngerepotin orang tua kan? Buktiin sama aku. Ya walaupun aku cuma bisa ngamatin dari jauh, at least kesuksesanmu selalu aku doakan dari sini.

Oh iya, aku bingung.. Kenapa sih kayanya kamu ga suka banget sama aku? Atau yang lebih menyedihkannya kayanya kamu jijik banget sama aku. Kenapa? Aku salah banget ya? Aku ga mau setelah hubungan kita disudahi, kita jadi bermusuhan gini. Gak enak lho. Ya.. Walaupun kita sama-sama tahu kalo aku masih ga bisa lepasin perasaan ini, tapi jangan benci aku, lah. Aku juga ga mau maksa kamu buat kita kembali kaya dulu, kok. Cuma kita serasa asing banget. Padahal dulu kayanya kalo ga berhubungan sehari rasanya ga enak banget.. Ya ya.. Time can be so cruel sometimes..

Ya.. Kurasa sampai segini aja suratku. Semoga kamu terus dan akan terus bahagia. Walau kamu harus ngebagi kebahagiaan kamu bukan sama aku. Tapi tetap, doaku mengalir terus buat kamu dan kesuksesanmu dimasa depan, yang rencananya ingin kau bangun bersamaku.

Salam sayang,
Mantanmu.


hai kamu

hai kamu
kamu sombong yaa sekarang
aku sms tapi nggak dibales-bales
yah aku tau sih ngapain juga kamu balas sms aku.
akukan bukan siapa-siapa kamu lagi.
ah aku kesal kalo harus mengakui kamu dan aku sudah berakhir.
aku kesal kalo harus mengakui kamu semakin jauh dariku.
aku kesal kalo harus menggatakan aku sungguh merindukanmu.
yasudahlah jika kamu nggak mau membalas sms-sms dariku lagi.
aku juga sudah pasrah jika memang tak bisa memilikimu lagi.
mungkin ini yang terbaik untuk kita.
semoga kedepannya hubungan kita membaik.
menjadi seorang teman tidak lebih sesuai keinginanmu.
aku mencintaimu teguh.
yah biarlah perasaan cinta ini aku pendam,
hingga terhapuskan oleh waktu


Oleh:

Pertemuan Kelima

Dear @mutiaamalia.

Hai, Mut.

Malam minggu tadi jadi pertemuan kelima sejak kita kenal dari dunia maya. Sejak pertama kita saling sapa lewat mention sekitar satu bulan lalu.

Bertatap muka kurang dari sepuluh kali dalam tiga puluh hari, tapi rasanya kita sudah cukup saling mengenal kebusukan dan aib dari masing-masing. Tak ada yang di tutupi, tak hanya menampilkan yang terbaik dari kita, tapi kita sama-sama mengeluarkan sisi terburuk dari diri kita. Dan lihat, semua itu justru menjadikan kita makin dekat.
Perbincangan awal yang terasa kaku di awal bertemu, perlahan hilang dan berganti jadi perbincangan akrab. Mulai dari membicarakan diri kita masing-masing, orang terdekat di sekeliling kita, mantan dan gebetan tak lupa dibicarakan. Sampai mengomentari orang yang lewat saat kita sedang makan. Apa yang lebih menyenangkan, dari selain makan gratis dan membicarakan orang lain seolah kita paling cantik dan tampan?

Terima kasih untuk malam minggu kali ini. Lain kali, jika memang masih ada kesempatan bagi kita untuk menikmati waktu bersama, tolong jangan membuat tertawa saat aku sedang minum. Aku tak ingin air yang ada di mulutku, kembali menyembur ke wajahmu :)

Sincerenly, @_FHMY.


Oleh:

Transmisi hidupku

Selayaknya mulai merambah ke dunia yang jelas bukan dunia ku tentunya, kedunia yang baru dimana aku bertemu wajah baru teman baru dan banyak cerita yang belum aku tau.
aku mencoba mencari jati diri yang belum sempat aku temukan di hari kemarin, mencoba menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya, menyelami kehidupan dan hari baru tanpa ada sesuatu yang mengganjal.
belajar menghargai satu sama lain, menghargai perbedaan keyakinan, menghargai suka-duka persahabatan dan keakraban yang mungkin belum tentu di dapatkan di tempat lain.

Tempat dimana aku menggali pengetahuan baru, menjadi seorang beranjak dewasa dan mengenal karakter baru dalam kehidupan, apalagi tempat aku sekarang ini, berisikan wanita seluruhnya, tidak seperti universitas biasa, bahkan karena peraturan yang cukup bahkan sangat ketat, aku gak pernah berani main- main dengan ini. berusaha menjadi lebih baik lagi demi masa depan.bukan hal mudah ya kan?

Tidak perlu terlalu serius hanya melakukannya dengan niat dalam hati. agar suatu saat aku bisa menunjukan pada dunia, duniaku dan duniamu tentunya aku pernah bertatih, terseret, terjungkal arus kehidupan untuk mendapatkan kebahagian seutuhnya, yang mungkin setiap orang mempunyai kesempatan yang berbeda.

mungkin akan kuceritakan kepada anakku kelak, bagaimana cerita seorang yang berarti untuknya untuk merasakan dan meceritakan jerih payah, agar nanti bukan hanya aku yang belajar dari kegagalan.
atau mungkin aku akan berkata, 'Ini ibu, tepat disebelah tante nunu dan yang senyumnya paling manis ini tante ghea' sambil menunjukan selembar foto yang mungkin akan ku simpan dan ku abadikan untuk ku tunjukan untuk anakku nanti.

pelajaran tentang persahabatan yang mungkin harus dipegang kuat dan mengajarinya banyak hal baru, dari pengalamanku dan calon suamiku kelak. sampai bertemu ya nak, biarkan sekarang aku yang berusaha dengan baik dan mati-matian mencari kesederhanaan dan calon ayah yang baik untukkmu.

tertanda,

aku, calon ibu.


Untuk Bayang

Selamat malam bayang.

Kuharap malam ini kamu terdiam di balik kegelapan. Jangan muncul dulu kecuali lampu jalan menyoroti siluetmu. Jangan ikuti aku dulu. Aku mau menyusuri malam sendirian. Boleh kan kamu menyingkir sebentar? Malam ini saja, aku benar-benar sedang tidak butuh teman apalagi bayangan.

Tahu kau kenapa? Jangan tanya lebih baik. Diam saja! Aku muak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dari muncul di kepala. Mereka semua sama saja. Tidak tahu sopan santun. Mengobrak-abrik hal yang nyata. Mempermasalahkan hal-hal yang seharusnya tidak dikhawatirkan. Menjerumuskan lebih dalam. Bikin tenggelam! Tahu kau?!

Makanya, mohon menyingkir sebentar. Aku ingin hanya aku malam ini. Sendirian.


Terakhir

Maaf jika suratnya tidak pakai basa-basi, menuliskannya sudah lagi tak mengasikkan seperti yang lalu.
Hati itu tidak pernah mau dipaksa kepada siapa dia akan pulang. Hati akan bergerak secara perlahan, menentukan dan memilih rumahnya sendiri. Hati saya dulu memutuskan untuk menjadikan kamu tempat tinggalnya. Ketika itu, hanya cinta yang bisa ditangkap indera penglihat.
Sebelumnya bersama kamu itu selalu menyenangkan. Membuat kedua sisi bibir saya bergerak ke arah yang berlawanan dan membentuk senyum. Dahulu merindukan kamu adalah candu bagi saya. Membuat saya terus ingin lagi dan lagi.
Tapi kini sudah tidak lagi.
Entah siapa yang berhenti lebih dulu. Yang jelas saya tidak lagi bisa merasakan hal-hal yang berhubungan dengan mencinta. Baik darimu kepada saya maupun sebaliknya.
Hati saya sudah malas pulang. Dia lebih suka bermain terus dalam rongga tubuh saya. Berusaha menyembuhkan sedikit demi sedikit luka-luka kecil yang dibiarkan menganga oleh kamu. Banyak. Sebagian sudah hampir busuk.
Kalau dulu mencintai kamu begitu menyejukkan. Maka sekarang rasanya terlampau dingin. Beku. Jika selama ini merindukan kamu rasanya sangat menggembirakan. Maka sekarang rasanya terlalu perih. Menyayat.
Waktu kita sudah habis.
Perpisahan terkadang menyakitkan. Tetapi dibaliknya kamu akan mendapati sesuatu yang selalu terlewatkan oleh matamu. Mungkin juga oleh hatimu.
Jangan marah pada Tuhan. Dia sudah beri kesempatan yang banyak buat kita. Banyak yang tidak kita manfaatkan.
Ini surat cinta terakhir saya untukmu. Menuliskannya tanpa cinta. Hampa.
Sampai jumpa di kehidupan yang lain.


Oleh:

Untuk Hujanku di Sore hari

Untuk Hujanku di Sore hari..

Hai.. Selamat sore, mudah-mudahan kamu membacanya juga saat sore..
Senang bertemu denganmu lagi sore itu.. setelah sekian lama kita tidak berjumpa..
Awal perjumpaan kita juga saat sore, kita menciptakan cerita itu juga saat sore dan hingga akhirnya kita memutuskan untuk berpisah dulu juga saat sore.. tapi aku tidak pernah menyangka kalau akhirnya kita dipertemukan di saat yang serupa, yaitu “sore hari”..

Hujanku, sekalipun kita tidak bisa bersama lagi kamu tetaplah hujanku yang selalu menentramkan hati setiap melihatmu. Dan memang tidak salah kalau aku memberimu nama “hujan”, karena seperti hujan kamu selalu mendinginkan pikiranku dan menentramkan jiwaku, mungkin tidak hanya aku yang merasakannya tapi pendampingmu sekarang juga.

Hujanku, tetaplah menjadi hujanku selamanya sekalipun aku tidak bisa memilikimu seutuhnya, karena cukup dengan melihatmu saja, kamu sudah memberikan ketenangan yang ku harapkan itu.. Terima kasih untuk semuanya ya.. =D
Ingat.. ini hanya panggilan sayangku untukmu dan aku harap kau tidak memberikannya untuk orang lain, karena sekalipun kisah kita sudah berakhir, kamu tetaplah “Hujanku di Sore Hari”, dan aku tetap akan menjadi “Embunmu di Pagi Hari”.. dan kenangan itu tidak akan berubah sampai kapanpun.

Eeehh,..tahu gak?? aku baru sadar dan tahu jawabannya sekarang, kenapa kita tidak bisa bersatu.. karena kamu adalah “Hujanku di Sore Hari” dan aku adalah “Embunmu di Pagi Hari”. Cuaca Pagi dan Sore memang sama-sama indah tapi tidak akan pernah sama dan tidak akan pernah pagi bertemu dengan sore… Kenapa kita dulu bisa menciptakan panggilan sayang itu ya?? Sepertinya memang sejak awal kita sudah diberi tanda bahwa kita memang tidak akan pernah bersatu.. Tapi sudahlah, semua kenangan yang pernah kita ciptakan bersama tetap kenangan yang terindah untuk selalu kita kenang.

Aku akan selalu merindukan titik-titik hujan darimu yang akan selalu membasahi jiwaku agar tidak kering setiap sore itu datang.. Dan aku akan selalu memberimu titik-titik embun pagi untuk dedaunan yang ada di balkon kamarmu agar selalu segar setiap kali menyongsongmu pagi hari.. See You Again.. =D



Dari EmbunMu di Pagi Hari
@Fadhie2




Oleh: