Showing posts with label Surat Cinta #4. Show all posts
Showing posts with label Surat Cinta #4. Show all posts

19 January 2012

Kau alir, aku di hilir

teruntuk Rahne Putri @rahneputri

Kamu mengalir dan biarlah aku menjadi hilir..

demikian tertulis di catatanmu ( http://rahneputri.com ), kak. Maaf aku menyadurnya tanpa ijin darimu. Kupanggil kakak saja ya, sebab aku menganggapmu seperti itu. Seorang kakak perempuan.
Entahlah, aku juga tak mengerti kenapa pilihan nama tertuju padamu saat menulis surat untuk selebtwit. Kamu merasa selebtwit? Merasa saja ya, biar surat ini sesuai dengan tema (maksa dikit gapapa ya kak). Dari segala kata yang pernah kau tuliskan, aku selalu merasa tenang, seperti sedang dinasehati seorang kakak perempuan. Apalagi mengenai rangkaian puisi yang rentetan katanya seperti magnet beda kutub, saling mengait tak terlepas. Kau ramu dengan apa aksara itu, sampai membacanya aku menjadi terikat dan masuk dalam leburan perasaanmu. Atau aku hanya terlalu berlebih dan mendambakan seorang kakak perempuan saja?
Sebab akhir-akhir ini, kau jarang mengicaukan puisi di @rahneputri. Lalu aku mengintip melalui catatanmu. Di sana, aku selalu kau buat terdiam. Entah kata-katamu, entah dari rangkaiannya aku mengingat sesuatu, kenangan misalnya. Aku ini juga penyuka aksara, kak. Mengenal kicauanmu adalah anugerah buatku. Ada hal yang terus kupelajari dari sana.
Kalau aku mohon sesuatu boleh? Tulislah satu atau dua puisi di twitter setiap hari. Malam mungkin, sesaat sebelum tidur. Aku hanya rindu, bagaimana mendongengkan puisi pada aksara yang ingin kurangkai. Dengan puisi, aku mampu menyangkal sepi. Puisimu kak, menghibur dan mendamaikan aku dengan sendiri.
Aku membaca tulisanmu, untuk dan dari Zarry. Indah. Kalian ini pengantin di bait-bait aksara di pelaminan puisi . hahaha… Ayo berbalas kata lagi dengan si Jepri itu. Meski kabarnya Zarry sudah punya kekasih, balas membalas kata kalian masih kuanggap kata yang tercipta dari seroang kekasih pada kekasihnya. Kekasih puisi.
Semoga kau membaca surat ini. Aku penganggummu. Jaga diri ya, kak. Oh ya, kudoakan semoga cepat dapat pacar, supaya ada yang menjagamu dengan cara bahagia. Nanti seandainya kita bertemu, ijinkan aku menjabat tanganmu, tangan yang mampu menuliskan kata dengan indahnya.
aku di hilir, dekat pantai
menangkap alirmu
supaya tak hanyut sampai laut
Salam… :) 

oleh:

Tertanda, pengagum setia.

Hai!
Mungkin sosokku begitu nampak asing untuk kalian, namaku pun juga begitu. Sebelumnya perkenalkan, aku adalah satu dari ribuan pengagum karya kalian. Tulisan kalian begitu mengagumkan, sajak-sajak yang terangkai atas dasar realita kehidupan sehari-hari sebagai anak muda kebanyakan. Terutama, hati.
Kalian menyusun abjad menjadi suatu ungkapan perasaan banyak orang, yang mereka retweet sebagai tanda setuju.
Ketertarikanku terhadap sastra, sejak aku membaca tweet sajak @adimasimmanuel. Dimulai dari menyimak hadirnya di timelineku, memahami alur katanya, mempesona. Lalu aku mulai mengenal akun @tlvi, paras anggun selaras dengan sajaknya yang elok. Aku kagum. Tutur kata yang tersampai, sungguh sesuai dengan apa yang orang banyak rasakan, termasuk aku.
Aku selalu mendapatkan inspirasi dari sebait sajak kalian, terima kasih. Aku tidak akan mengenal kata bosan untuk terus membaca tulisan kalian, itu adalah kebiasaan baru yang menyenangkan buatku. Semoga saat aku besar nanti, aku akan tumbuh seanggun kak lolita dan handal bermain kata sepandai kak dimas :)
Tertanda pengagum tulisanmu, @ayuwiedya

oleh: @ayuwiedya
diambil dari: http://iceoreocoffee.tumblr.com

Surat Cinta Untuk Wira Triasmara

Assalamualaikum Wira..
Ksatria patah hati yang menjaga hatinya agar berhati-hati lagi dalam memilih hati.
Maaf..
Aku terlambat meletakkan @wira_panda di linimasaku.
Aku terlambat menemukan facebook atas namamu, Wira Triasmara.
Aku terlambat mendengar wirallstar mengcover lagu-lagu kesukaanku di soundcloud.
Tapi aku tidak terlambat membaca tulisan-tulisanmu di wirallstar(dot)blogspot(dot)com, karena kamu kembali membuat blog kan?
Hey, aku menunggu bukumu.
Aku rela bersaing dengan penggemar-penggamarmu yang lain untuk berebut tanda tanganmu.
Aku fansmu, bahkan sebelum bukumu terbit.
Tetap semangat menulis, Wira.
Oh iya, selamat!
Kamu hijrah profesi ya?
Sekarang kamu seorang copywriter. Benar?
Wuih, cakep deh wir.
Aku mahasiswa komunikasi, sama seperti kamu dulu.
Doakan aku segera menyusulmu ya.
Aku suka tulisanmu.
Jika ada kata-kata yang dapat menggambarkan lebih dari kata “suka”, anggap aku mengucapkannya.
Tulisan-tulisan patah hatimu itu, selalu menyentuh hatiku Wir.
Okey, ini berlebihan. Tapi percayalah, aku turut merasakan sedih yang kamu alami.
Cepat temukan hatimu, Ksatriaku.
Meskipun aku akan cemburu, tapi aku dilarang egois dalam mengagumimu.
Wassalamualaikum Wira..
Salam kenal, Ajeng.


oleh:
diambil dari: http://wadepuk.wordpress.com

surat cinta untuk si pengantar surat cinta

dear hari yang bertema,
Selebtwit ya hari ini....
Semenjak mengenal twitter persepsiku tentang selebriti berubah. Aku yang dahulu mengikuti akun para selebriti papan atas di negri ini kini tak lagi menganggap mereka selebriti. Mereka mengecewakan, karna tak seperti yang aku pikirkan, setidaknya itu yang aku nilai dari twitternya. Oke, memang tak baik untuk menilai seseorang hanya dari twitternya saja. Tapi darimana lagi aku bisa mengetahui selebriti secara dekat selain di twitter ini. Infotainment? ah, terlalu banyak bumbu, bikin enek. Twit merekalah yang bisa menjadi info paling nyata yang bisa kuperoleh, yaa kecuali kalo mereka membuat pencitraan di akunnya. Karena itulah, kini aku tidak lagi menjadi pengikut para selebriti. Tapi aku menemukan orang orang baru yang sangat pantas untuk diperbincangkan dan di-follow tentunya. Twit menarik yang mereka "kicau"kan begitu sayang untuk dilewatkan. Bukan hanya informasi, tapi ocehan ocehan mereka yang entah itu gosip, entah itu curcol, dari hati atau hanya sekedar pencitraan sungguh membuatku betah berlama-lama untuk memelototi lini masa. Dan aku, beserta ribuan follower lain juga pasti setuju bahwa mereka layak dianggap sebagai selebriti. Menjadi selebriti karena nge-twit. Selebtwit. Karena berdasarkan twitnya, mereka menarik dan inspiratif tentunya.
Dan ini yang membuatku bingung hari ini, selebtwit yang aku sukai ada banyak. Dan yang aku kirimi surat cinta juga tentu sangat banyak. Tidak mungkin aku bisa menulis surat yang begitu banyak. Bukan, bukan karena lelah atau tidak punya waktu. Tapi aku malu menitipkan surat cinta yang begitu banyak. Pak pos akan tertawa, atau bahkan mengernyitkan dahinya melihat begitu banyak surat wangi beramplop merah jambu yang kukirim. Bisa bisa aku dibilang playgirl, atau ganjen sih lebih tepatnya. Cih! Sorry mayori strawberry deh. 
Aku mengagumi @rahneputri yang manis dan puitis. Dan @zarryhendrik tentunya, si belagu narsis yang tampaknya sudah punya pacar sekarang dan pastinya banyak mendapat surat hari ini, hih! biarkan saja ia  hening sendiri membaca tumpukan surat itu. Aku menggemari @muhadkly, seorang pacar yang setia dengan tiang listriknya. Tapi tak apa, asalkan tiang listrik kuning belum melengkung aku masih boleh kok menyukainya #lanjutmarutkelapa. Aku mengamati @jonathanend si penyalahguna tagar yang gokil. Ingin kutulis surat untuknya agar ia tetap mempertahankan gelar #lemburunite dan kuceritakan tentang pekerjaanku yang tidak mengenal kata lembur dengan penuh rasa sombong kepadanya. Selebtwit berikutnya adalah @omabdi, di setiap ia muncul di timeline-ku aku selalu nyengir (terkikik malah), ia penyeletuk yang lucu. entah darimana si gendut ini mendapatkan bakat kocaknya itu, pacarnya pasti beruntung karena selalu terhibur setiap berada di dekatnya. Berikutnya, @shitlicious penulis cerdas yang skripsinya tak kunjung selesai. Ia spontan dan lucu. Aku sangat menyukainya. Dan tentu masih banyak selebtwit yang aku cintai TL-nya dan tidak bisa ku sebutkan satu-persatu.
Dan itulah yang membuatku bimbang hari ini. Aku labil menyangkut selebtwit, bahkan lebih labil daripada abege yang baru mengenal fesbuk. hummm tapi aku harus konsisten. Aku tidak mau menjadi tidak spesial karena mengirim ke banyak orang. Surat cinta itu spesial dan harus diberikan kepada orang yang spesial pula. Harus pilih dengan tepat dan konsisten dengan hatiku tentunya. Eh, ngomong-ngomong soal konsisten, ada satu akun yang belum kusebut. Akun paling konsisten yang pernah kubaca. Akun terunik yang pernah ku follow. Akun tanpa huruf besar satu karakterpun. Ya itu kamu @hurufkecil. Pak pos cintaku. 
Baru kusadari, belakangan ini kamu yang selalu menjadi pusat perhatianku saat aku sign in twitter ku. Bahkan tujuanku online, kurasa. Aku harus berterima kasih kepadamu karna kau telah menyampaikan perasaan ku kepadanya. Hatiku kini bebas karena rasa-rasa yang terpendam itu tersalurkan. Dan itu semenjak ada kamu pak pos cintaku. Kamu tau, sekarang bunyi "kring-kring pak pos" adalah bunyi paling menarik yang selalu membuat hatiku berbunga. Seandainya ada ringtone-nya, aku mau satu ;p. Aku selalu deg-degan menunggu pemberitahuan bahwa suratku telah masuk di favoritmu dan melonjak lonjaklah aku saat kamu RT suratku itu. Apalagi jika @poscinta, tempat kerjamu itu telah memberitahu bahwa suratku telah sampai, bahagialah aku. ingin sesekali rasanya ku ajak kamu ngopi ngopi sebentar di teras rumahku sambil bercerita, tapi kamu terlalu sibuk dan aku tak mau suratku terlambat sampai, hahaha...
@hurufkecil pak pos cintaku, lelahkah kau mengantar surat? Aku rasa tidak, karena kamu mencintai pekerjaanmu kan? Tapi sudahkah kau mengirim surat cintamu ke orang yang kamu cinta? Jangan hanya hubungan cinta orang lain saja yang kau perantarai. Tapi cintamu jugalah. Aku tidak mau hatimu diam-diam kelelahan karena cintamu tidak ada yang menyampaikan. Sini, biar kubantu. Tapi kupinjam sepedamu ya. Aku penasaran, orang seperti apa yang dicintai oleh si pengantar surat cintaku ini.         
Pak pos cintaku, bolehkan aku menulis untukmu. Biar saja kau me RT pujian, hari ini. Toh teman-temanmu tidak akan meledekmu karena kamu pantas untuk itu. Dan dengan malu-malu plus norak akan kukatakan ini dengan huruf besar padamu @hurufkecil  bahwa I HEART YOU PAK POS CINTAKU.  
Salam hangat penuh terima kasih, si pengirim surat yang tak pernah bosan menulis surat dan merepotkanmu setiap hari...
ps: jangan lelah mengantar suratku ya ;p
 

selebtwit yang terseleb

What’s up Bang Bernard Batubara a.ka @benzbara!
Sorry, sapaan awal dari suratku agak melenceng dari surat cinta yang kebanyakan memulai dengan kata “Dear blablabla”, dibawa seru aja ya, Bang. Abang pasti bertanya-tanya, “Nih anak siapa ya? Berani amat kirim surat cinta ke gw.” Abang juga pasti belum tau ternyata makhluk sejenis aku ada di permukaan bumi ini. Apapun yang Abang pikirkan, aku cuma mau konfirmasi aja, aku tau keberadaan Abang dari 3 tahun yang lalu. Kok bisa? Itu semua karena kemudian.com. Awalnya sih aku gak sadar kalau admin-nya @RadioGalauFM itu Abang, dan Abang ternyata si benz di kemudian.com, dan lebih okenya lagi kita temenan di Y!M udah lumayan lama walau tak pernah saling berinteraksi. Bukan begitu, be_rock9789? :)
Tau gak apalagi yang buat aku tambah bersyukur tau keberadaan Abang di dunia maya yang tak pernah nyata ini? Abang penganut kepercayaan LDR juga! Itu membuat aku merasa gak sendirian menjalani hidup yang penuh rasa rindu terhadap patjar tertjinta. Aku punya teman senasib sepenanggungan. Semangat ya, Bang!
Well, terimalah suratku yang singkat ini, sesingkat pidato kepala sekolahku waktu SD. Semoga setelah membaca surat ini, akun twitterku di-follow sama Abang atau @RadioGalauFM atau keduanya juga kuterima dengan lapang dada. Salam.
Kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi. Kalau ada umur yang panjang, bolehlah kita bertemu untuk pertama kali.

Karenanya, Lidah Saya Sexy

Selamat pagi, Mas M. Aan Mansyur..
Ingat sajak ini ngga Mas?
“Tiba-tiba begitu banyak kamu. Seperti hujan diluar kamar itu.”` -
@aanmansyur
Sebuah akun rekomendasi adik lelakiku. Saat itu dia bilang: “Bass, elo mesti follow, dia ini masa depan sastra Indonesia.”
Saya bukan orang sastra, hanya laki-laki yang suka membaca dan bekerja dalam lingkaran industri raksasa musik Indonesia yang sedang dilanda prahara ‘pencurian’ pulsa via RBT.
Entah kenapa adik saya itu menaruh namamu di urutan pertama ketika aku meminta rekomendasi akun-akun twiter untuk aku follow.
Saat itu juga aku follow kamu, Mas.. aku lupa kapan tepat tanggalnya. Yang jelas, aku mulai mengikuti timelinemu. Sampai suatu saat, hari Minggu 12/09/10 13:09 wib; tiba-tiba nafasku sesak sesaat, terhenti gerak jariku yang sedang menaik-turunkan timeline hari itu. Sepasang mata, satu hati dan satu pikiranku terpaku pada sajak diawal suratku kepadamu, sajak pendek yang kamu twit begitu saja tak, tak tertuju pada siapa-siapa.
Tiba-tiba begitu banyak kamu. Seperti hujan diluar kamar itu. Begitu sederhana rangkaian kalimatmu, Mas. Tapi begitu dalam artinya bagiku, bagi seseorang yang baru saja dipatahkan sayapnya, dibiarkan sendirian hatinya.
Aku mengetahui dengan pasti bahwa sajakmu itu bukan untuk aku. Sebuah sajak yang entah kau tujukan untuk siapa. Aku membacanya berulang-ulang. Dan setelahnya, aku merasa tak sendirian lagi. Hatiku ramai berkicau, bercerita dia tentang hal-hal yang pernah kulalui, menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana..
Kenapa aku bilang tak lagi merasa sendiri, ya karena aku jadi mulai berani menuliskan kicauan sederhana hatiku, lantas menuliskannya dalam seratus empat puluh karakter. Menulis, tekun setiap hari sampai hari ini. Sampai saat semalam ada yang berkata kepadaku via e-mail:
“Hey, kamu. Laki-laki dengan tiga malaikat di punggung, Lidahmu Sexy.”
Lantas dibawahnya dia tulis keterangan kenapa dia menyebut lidahku sexy. Nanti jika kita bertemu, aku ceritakan langsung kepadamu secara lisan tanpa tulisan. Dan aku rasa kamu akan menyukai ceritaku itu Mas.. ;)
Sampai disini dulu suratku ya, Mas. Aku mau berangkat bekerja, menemani syuting salah satu perempuan tercantik di negeri kita ini. Terima kasih sudah mau bersalaman dan berteman denganku. Semoga kamu senantiasa disertakan dalam setiap rencana baik Tuhanmu.
@aanmansyur sudah banyak merubah hidupku..
Oiya, aku sudah mereply e-mail tentang ‘lidah’. Aku balas dengan kalimat: @aanmansyur ß Karenanya, Lidah Saya Sexy…
Jakarta, 17/01/12
Seorang laki-laki; temanmu, pengagummu.

oleh:
diambil dari: http://dalamdekap1.wordpress.com

definitely in trouble

dear kamu, si komtung
(@asepsuaji)

pertama kali aku melihatmu di video youtube. tak sengaja. karena namamu muncul saat aku search 'standupkomediindonesia'. mana tahu aku dengan kamu. kemiripanmu dengan atlit tinju saja yang membuatku agak tertarik. pun awalnya hanya iseng membuka saja. namun ternyata gelagatmu di panggung menjadi semacam candu, membuatku ingin melihatnya lagi, lagi dan lagi.

bahkan sekarang pun aku suka tanpa sadar mengetik nama mu di kolom search.


kamu tahu, tak perlu lah menjadi atep, acep, cecep atau apapun itu. cukuplah menjadi @asepsuaji.
tanpa perlu ke fitnes buat dapet sixpack. ke tempat kursus biar lancarr ngomong inggris. atau bahkan operasi plastik biar bisa ganteng.
kamu nggak jelek, kok... cuman emang kebanyakan orang lebih ganteng aja dari kamu.


kemarin, kemarinnya lagi, beberapa hari lalu, terus ke hari-hari sebelumnya... selalu mantengin TL kamu. hehe kamu lagi galau? aku juga... haha meski mungkin dengan alasan yang berbeda.
tapi... galau itu mewakili galauku.

aku selalu tertawa membaca semua TL-mu. paling suka... mmm...
Tolong malam ini jgn datang dlm mimpi aku ya..Wkt bangun mngkn aku gk bs lupain km, tp tidur ini wktnya aku buat lupain km ok? Faham?(Smile)





kalo boleh nyontek perumpamaan lari yang di buat sama sammy (@notaslimboy), aku akan memodifikasi beberapa hal.

nge-fans pada mu ibarat lari marathon, lintasannya panjang, namun nggak selesai-selesai.
ingin melihat mu stand up langsung ibarat lari gawang. sulit, dan banyak halangannya.
bertemu dengan mu ibarat lari sprint, pendek, sesaat, namun membuatku terengah-engah karena deg-degan.
tidak menyukaimu namun tetap menikmati stand up comedy itu tak dapat dilakukan, sebab itu ibarat lari keluar lintasan.
dan semoga rasa nge-fans ku pada mu tidak seperti lari estafet, dimana pada akhirnya aku belum tentu tetap nge-fans padamu.


in your latest stand up:
'... kalo elo nge-fans sama gue, elo benarr2 dalam masalah...'

yeah, i choose to be definitely in trouble now.

last but not least... viva la KomTung!!

-dyas
(fans yang hanya bisa... nge-fans)


oleh:
diambil dari: http://winterwatermelon.blogspot.com

Kak Dimas

Teruntuk selebtwit favoritku, @adimasimmanuel. (Ciye!)
Hai Kak Dimas.
Kenalan dulu ya, aku Elisabeth.
Hm.. Mungkin kakak enggak kenal aku, ya berhubung aku emang nggak terkenal sih, hehe.
Terus, kok aku bisa kenal kakak ya?
Jadi, waktu itu aku ngelihat Kak @tlvi ngegodain kakak di timeline, jadi aku follow deh. Ternyata twit-twit
kakak itu lucu-lucu juga ya.
Eh, ada garingnya juga sih.
Sekalinya lucu sih lucuuuu banget. Sekalinya garing mah emang nggak ketolong garingnya.
Tau nggak kak, kalau aku lagi bad mood, aku pasti langsung ngintilin timeline kakak.
Kepo gitu deh, sampai-sampai twit-twit berhari-hari yang lalu juga masih seneng aku retweet.
Soalnya twit kakak itu emang kebanyakan bisa buat aku senyam-senyum kayak orang gila. =.=
Kakak berbakat jadi pelawak loh.
Hal lain yang ngebuat aku ngefavoritin kakak adalah karena kakak itu keren banget kalau ngebuat twit puitis.
Kakak pasti orang yang romantis ya?
Tapi kok nggak punya pacar? Hihi :p
Tapi kak, berhubung aku ngefans sama kakak, siapa pun yang nantinya bakal jadi pacar kakak, aku pasti dukung deh!
Tapi, jangan mesra-mesraan di timeline kayak @zarryhendrik ya! Langsung aku unfollow!
Oke deh, kak. Segitu aja ya. Maaf surat cintanya nggak so sweet, yang penting aku sayang selebtwit kayak kakak.
Itu saja udah cukup kan?
Oh iya, sekarang umur kakak berapa sih?
Yang ngefans, @elisabethym.

oleh: @elisabethym
diambil dari: http://floweringlife.tumblr.com

Surat Untuk Si Tukang Bikin Envy

Teruntuk mbak @TrinityTraveler

Selebtwit kesayangan? 
Siapa ya...oh ya, saya tau, mungkin selebtwit yang bikin kagum sekaligus bikin envy mbak @TrinityTraveler
Siapa sih yang nggak tau? Kalau nggak tau kemungkinannya ya pasti nggak pernah gaul di toko buku. Saya suka gemes kalo liat twit-twitnya mbak ini, selalu bikin mupeng. Bukan kutu loncat tapi kok hidupnya gampang banget loncat dari satu kota ke kota lain, dari negara ke negara lain. Jadi inget film Jumper, tinggal liat tempat disebuah foto, konsentrasi dan mak glezeeeet : "Walaaaa....saya sampai di negara X". Rasanya kayak hidup nggak ada beban, everyday is holiday.

Nggak tau sudah berapa ratus negara sudah dijajah. Doyan nyelam padahal saya berenang aja dengan bangganya cuma bisa gaya dadah. Belum lagi keajaiban-keajaiban yang didapat mbak ini, mulai dari dikasih tiket gratis sama orang lah, diundang sama ini itu ke negara ini itu buat menghadiri acara ini itu lah. Siapa yang nggak ngeces. Kaya pengalaman, hidupnya seru banget kan. Siapa yang nggak mau?

Mbak Trinity, saya salut banget sama mbak, berani banget. Selain itu juga suka ngasih tips-tips buat orang yang suka jalan, membantu banget, selain itu biar bikin pengeluaran jadi irit. Bukan salah mbak Trinity kalo akhirnya banyak yang terobsesi sama apa yang mbak lakukan. Nggak cuma itu aja, rasanya tuh kita dibukakan matanya buat ngeliat jalan ke negara lain itu nggak harus mahal, bikin pikiran kita jadi terbuka, bikin yang nggak berani akhirnya jadi nekat. hahahahaa. Tujuannya juga ke tempat-tempat yang nggak itu-itu aja alias tempat klise, tempat baru, rasa baru, dan selalu bikin penasaran baru. Tapi kadang nggak semua perjalanannya manis, paitnya juga ada. 

Sudah kerjanya jalan-jalan, tulisannya juga laku lagi. Hedeh, saya cuma bisa geleng-geleng kepala. Blog plus buku plus twitter sama dengan envy. Hahahaaa... Bukan destination yang bikin envy, tapi the journey.

Sayang, saya nggak seberani mbak Trinity, i'm not a good risk taker. Saya jadi penikmat cerita-cerita mbak aja deh. I'm a good reader! :)
Selamat membuat envy :)))))

dari yang suka baca tulisan mbak dengan penuh ke-pengen-an @antikagina
 

Untuk @rrdk_

Aku adalah yang mengintip malu-malu di balik ingatanmu.
Kamu datang layaknya kilat. Menyala terang, mengurai langit yang pekat. Menyambar pasang-pasang mata yang sekalipun tak sadar. Kamu tak enggan tampil berbeda walau harus mempertaruhkan nama. Kamu tak memutus asa juang walaupun harus kekeringan air mata. Mencari kabar tentangmu adalah membuka kotak pandora: kejutan apa lagi yang kamu buat?
Lama aku kehilangan jejakmu, hingga pusaran kata menyeret kita ke media yang sama. Namun aku tak sebanding untuk mampu bersanding, apalagi bersaing. Tinta putih di atas layar hitam kausuguhkan, cinta putih di atas kekaguman kautumbuhkan. Aku mengagumi caramu membongkar pasang aksara. Aku mengagumi caramu memaknai cinta, terutama menghidupinya.
Tetaplah di sana, menulis dengan jemarimu yang lincah. Biarkan tulisanmu tetap jadi kilat yang menyambar gemetarku. Dan biarkan aku tetap menjadi kilat di ingatanmu, yang hinggap cuma sekejap.

oleh: @agarkamutahu
diambil dari: http://agarkamutahu.wordpress.com

Laut Pada Pantai

"Hujan dan dedaunan menciptakan ribuan tepuk tangan kecil. Saya menciptakan satu senyum kecil dari balik jendela."

to: @hurufkecil
Hallo kak @hurufkecil, salam yah untuk jiwamu @aanmansyur :) pemilik serpih puisi yang diatas..
Aku adalah salah satu pengagum puisi-puisinya. Dan untuk puisinya, Bukan memaknai, bahkan hanya untuk membaca puisi kak @aanmansyur saja aku sudah tak mampu.. Deep, deep inside :)
Aku punya sekecil puisi untuk @hurufkecil, emang tak sebagus punya kakak.. Tapi ini khusus ditulis buat selebtwit @hurufkecil yg jiwa kak @aanmansyur tersimpan di dalamnya :)..

Puisi Laut Pada Pantai
Meskipun kamu tak pernah menyadari dan aku tak pernah mengatakan kepadamu, namun bagiku, kau adalah keindahan yg paling anggun yang diciptakan oleh Pemilik semesta untukku..

Thanks udah nyempatin waktu membacanya..
Once More, Thanks n bye :)

oleh:
diambil dari: http://dhani-yups.blogspot.com

Untuk Ownyet

Dear Ownyet,
Pertama kali kenal Ownyet setelah follow akun nya kak Lahne (gitu ownyet suka manggil Rahneputri kan ya?). Awalnya saya sempat bingung, ini apa beneran ada Monyet bisa ngetwit, trus jadi peliharaan virtual nya Rahne. 

Setelah beberapa lama follow akun ownyet, saya jadi menikmati cerita-cerita ownyet sehari-hari. Gimana ownyet suka ngepot kalo naek sepeda ke sekolah (yang ga naik-naik kelas nya itu) atau cerita ownyet pas sedang hedon ke SexybodatBar, atau bahkan kehebohan ownyet di kandang emas tweezoo dan berantem cama Pingu.

Jangan berhenti nge-twit ya onyet, karena somehow apa yang onyet tulis simply bisa bikin saya ketawa ngakak ga berhenti di tengah-tengah hari yang super menyebalkan. Dan terima kasih buat twit-twit nya yang sangat menghibur ya ownyet. 

Best Regards,
E

untuk @monyetsexy

oleh:
diambil dari: http://cutendah.tumblr.com

Ukhuwamu Mendekapku

karena beda antara kau dan aku sering
jadi sengketa. karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran. karena satu kesalahanmu padaku seolah
menghapus sejuta kebaikan yang lalu. wasiat Sang Nabi itu rasanya berat
sekali: “jadilah hamba-hamba Allah yang
bersaudara”. mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
menjadi kepompong dan menyendiri
berdiri malam-malam, bersujud dalam-
dalam. bertafakkur bersama iman yang
menerangi hati.

hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu
yang terbang menari melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah
mengambil cinta dari langit dan
menebarkannya di bumi dengan persaudaraan suci; sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.

* * * *

Salah satu yang pernah ditulisnya mengenai persaudaraan. ‘dalam dekapan ukhuwah’ judulnya. ukhuwan (persaudaraan) itu tak cuma diukirnya melalui tutur aksara. tak pula hanya dengan ucap siram rohani.

Seperti enggan melewatkan pemanfaatan tiap kemajuan teknologi komunikasi, ia pun menguntainya dalam jejaring sosial bersimbol burung pembawa pesan. tak pernah dibatasi siapapun menguntitnya, mengikuti setiap kata yang dikirimnya hanya dengan beberapa ratus karakter. kalau aku percaya: mulutmu harimaumu, maka darinya aku pun belajar tahu bahwa tuturku perangaiku serta pikirku penenangku.

Bukan soal seberapa besar beban yang terpikul di pundak. tak juga mengenai rezeki tersendat yang terasa. atau tentang peluh yang berakhir air mata. namun sosok itu mengajarkan aku dan ribuan pengikut (follower) lainnya bahwa bukan Tuhan yang tak adil. melainkan aku saja yang terlalu bebal menangkap dimana letak keadilan itu. sebab tak peduli bagaimana hidup memperlakukanku, tapi yang penting bagaimana aku memperlakukan hidup.

Ia bilang: lelah & payah, perih & sedih,
luka & kecewa, hilang & kurang, sempit & sakit; jadilah kebaikan dalam iman & senyum Ar Rahman. Yang kutangkap, dalam syukur semua terasa cukup dan nikmat.

Yeah, walau sukar tapi memang nikmat sekali ketika dapat mengucapkan kepada siapapun yang kita kasihi: aku menyayangimu karenaNya.

Guru (baca: ustadz) Salim, kita tak saling kenal. kau tokoh dan aku penonton. teruslah berlakon menebar ilmu dari langitNya. sebab masih banyak yang ingin kusaksikan dari pertunjukkanmu yang disutradarai DIA, dzat yang maha Besar, ini.

Terimakasih akhi, atas dekapan ukhuwahmu. Untukku, untuk kami, untuknya, untuk semua… :)


Barakallah ustdaz, akhi @salimafillah


ditulis oleh @diniharis



Ne!

Teruntuk, Rahne Putri. Suar terang di garis waktuku.

Hari ini kukirimkan kembali surat padamu. Semoga mata indahmu tak jenuh membaca tulisanku yang biasa dan terlalu sederhana. Namun ketahuilah, Ne; dirimu adalah jantung yang mendenyutkan arti; dari sekumpulan aksara mati dalam surat ini.

Ne, setiap kali mendapati potretmu lalu-lalang di linimasa, aku selalu meyakini; mungkin Tuhan mencitrakan engkau, dengan sebaik-baiknya, cinta; pati dari segala surya, cerlang bagi mata yang memandang. Hingga kekagumanku selalu bertambah padamu. Indahmu, selalu menautkanku dalam gambaran penuh pengharapan; untuk menatapmu lebih dekat, dengan lekat.

Meski sejujurnya, perasaanku lebih dari sekadar kekaguman. Aku tak bisa terus-menerus membohongi hatiku. Ne, Aku mencintaimu, dengan segenap asa yang tak terbilang, lewat puisi yang tak tertuliskan.
Walaupun sepenuhnya aku sadar, puisiku jauh dari indah. Namun di dalamnya kusediakan engkau tempat; yang bahkan lebih lapang dari dunia, luas tak berbatas serupa langit. Ne, dari sekian banyak cara meraih bahagia, aku pilih menjadi orang yang kau butuhkan; sebagai cinta. Pada puisi kehidupan yang mengisahkan masa depan, pada semua doa baik tentang kebahagiaan cinta.

Akan tetapi, semua terasa begitu muskil. Bahkan; Tuhan pun mungkin tersenyum dan terbahak. Setiapkali kusebut namamu dalam doa; memintakan takdir yang tak pernah Ia tuliskan. Belum lagi pada mereka-mereka yang memandang; pastilah mencibir, padaku yang tak pandai mengukur bayang-bayang diri.
Aku telah bercermin pada waktu; bukanlah cinta yang menorehkan pilu, tapi hasrat yang terlalu. Serta bukanlah takdir yang memisahkan cinta, tapi kebahagiaan kitalah yang memilih jalannya masing-masing. Aku tak ingin terlalu muluk, serupa pungguk yang mendamba bulan di langit tinggi.

Kita tak lebih dari lembaran kertas polos, bergantian ditulisi takdir, bercerita tentang luka dan bahagia. Dan untuk semua kebaikan cinta yang kelak kau tuju, Ne. Ambillah kebahagiaanku sebagai upahnya. Lalu biarkan semua menjadi kisah yang urung waktu tuliskan.

Cukuplah bagiku, mengagumi indahmu dari kejauhan. Pada semua kata yang kau rangkai dengan indahnya di linimasaku. Karena bagiku, kaulah sejatinya pujangga; ibu dari anak-anak kata, merawat mereka di rumah-rumah puisi, berjaga hingga kelak senja menutup hidup.

Aku akan selalu menantikan puisi-puisi terindahmu, meski mereka bukanlah untukku. Setidaknya aku tahu, bagaimana caramu merindu.

Sesungguhnya cinta tak pernah mengenal kata akhir. Karena baginya, semua adalah awal dari berbagai kebaikan. Aku takkan berhenti mencintaimu. Cinta ini akan selalu mengagumimu. Aku percaya dan meyakini, cinta akan menemukan kebahagiaannya, di hatimu.

Kepercayaan ialah caraku memerdekakan cinta, tumbuh dan berkembanglah, di sepanjang musim yang kau suka. Di sini, aku akan memandangi kuncup-kuncup cintamu dimekarkan waktu. Harum dan mewangi.
Kelak pada akhirnya, semua akan menjadi biasa. Kau bahagia bersama cinta, dan aku merawat luka yang kau tinggalkan begitu saja. Kau takkan mengenali apapun tentangku, kecuali hatiku yang selalu mengenali rindumu, Ne.

Kecup dan peluk, untuk @rahneputri. Rumah yang selalu menjadi tempat bagi rinduku berpulang.


oleh @benjalang

Bintang Bersayap


kepada @starlian

Waktu mikirin mau nulis surat ini sempat senyum - senyum dulu sih. Soalnya ga banyak selebtwitt yg ada dilist yang aku follow.

Terus aku juga ga yakin kamu mau disebut selebtwitt juga, tapi ini sifatnya subyektif. Jadi jangan marah sama aku ya, anggaplah ini kehormatan dari aku yang mengakuimu sebagai selebtwitt.
Pada akhirnya,inilah, surat cinta untuk sang bintang (versi aku).

Boleh dibilang ini surat cinta pertama ya, soalnya waktu dulu kita cuma taunya SMS cinta atau telepon cinta kan ? (serasa  mendengar judul lagu dangdut - ok, lupakan).

Anggaplah ini surat cinta pertamaku yang ada di waktu itu dan di masa sekarang.
Masih teringat dengan jelas awal dari segalanya. Sama seperti surat ini berpindah dari ketikan tanganku ke layar di depan matamu, begitu juga perkenalan pertama kita yang dimulai dari depan layar elektronik ini.

Saat kutulis surat ini semua bayangan masa lalu berkelebat sejenak di pikiranku. Mengingat hari - hari yang terasa berlalu begitu cepat, jarak - jarak yang panjang, dan malam - malam yang selalu muda, tak pernah berakhir.

Bahagia rasanya menemukanmu, sang penjalin kata. Membangun setumpuk imajinasi dengan kata - kata yang berdampingan. Saat bait - bait tulisanmu dan tulisanku saling berbalas.

Dan juga di waktu kegelapan. Ketika tak ada kata yang terucap, tak ada jemari yang merangkai kata - kata.
Kemudian semua terhenti, berakhir dan hanya ada kesunyian. Sampai kemudian seperti riak - riak air yang semakin membesar, seperti itulah kata - kata mulai kembali muncul. Kata - kata yang berbeda, tapi kembali mengalir diantara kita.

Terima kasih kepadamu yang pernah melintasi hidup bersamaku.

oleh @egbertz



Ingin Kubedah Isi Kepalamu

Kepada seseorang di Makassar: @aanmansyur a.k.a @hurufkecil

Kamu, yang baru saja merayakan berkurangnya jatah hidup sekali lagi. Ya, kamu di sana, yang terpisah oleh lautan di pulau seberang. Namamu? Aan Mansyur. Nama depanmu itu persis nama panggilanku. Bagus, setidaknya kita mirip.

Apa kabar? Meski baru sekali berjumpa, seolah telah lama kita dipertemukan. Entahlah, rasanya akrab setiap kali kutelusuri jejakmu di linimasa. Oh ya, akulah yang pertama kali menguntitmu karena jatuh cinta pada puisimu di harian terbesar negeri ini pada tahun 2010.

Puisimu itu sebenarnya terlampau sederhana. Tetapi menjadi bermakna karena pilihan diksi yang seksi. Menurutku. Hingga aku membayangkan jatuh cinta pada lautan aksaramu berkali-kali setiap hari.
Kubayangkan kamu sesosok seniman dengan rambut tergerai gondrong, urakan, cuek, mengepulkan asap nikotin tiada henti, dan bergelas-gelas kopi pengusir penat atau pemanggil inspirasi. Nyata yang kulihat tidaklah demikian. Aan yang tampak membuyarkan semua lamunanku.

Ajarkan aku cara menelanjangi puisi / syair / sajak / atau apalah itu namanya. Bagaimana bisa kamu menemukan satu kata yang bisa menerjemahkan satu kalimat? Mengapa setiap baitnya mampu membangkitkan gairahku? Lantas apakah kau mau bertanggungjawab atas orgasme aksaraku hingga ingin rasanya kupecahkan kepalamu. Kemudian kucari segala sebab yang menjadikanmu maestro.
Duhai pria dengan avatar tomat dan enggan memakai huruf kapital,

Apakah aku bisa menjabarkan segala tentangmu hanya dalam sebuah surat ini saja? Berlembar pun mungkin tak cukup. Oh, baiklah bila ini dianggap lebay dan aneh. Tetapi kamulah gerbang pertamaku untuk melangkah masuk ke ranah sastra lebih jauh lagi. Sebuah pulau yang tak asing bagiku namun tak pernah mau kudekati. Sastra selalu terlihat rumit dalam pusaran aksara yang tak lebih dari 30 huruf itu.

Hey Aan,
Aku memang sedang berjuang merayumu dengan kalimat berbelit dan memutar. Ingin menguji diriku sendiri apakah pantas kalimatku ini bersanding dengan kalimatmu? Begitu saja dan yah, sebenarnya tidaklah rumit. Hanya norak.

Ah!
Sebaiknya kusudahi saja surat cinta yang sudah membuatmu mual ini, ya? Tak ada gunanya pula aku memecah batok kepalamu. Hanya berisi otak berlendir seorang pria kurus berkacamata. Tak lebih. Mungkin kamu keturunan Socrates atau Plato. Entah!

Terima kasih karena kamu sudah menjadi guru renangku di kolam dangkal bernama twitterland. Setidaknya bila suatu saat aku harus ke lautan, tak akan tenggelam siasia.

Depok, Januari 2012.

Seorang penikmat tomat,
An.

ditulis oleh @andiana untuk @aanmansyur

H-7



Teruntuk Ksatria Patah Hati @wira_panda,

Hai, Wira Triasmara Surya ! Perkenalkan, aku satu dari ribuan followers-mu di twitter. Namaku Aisha (@aishaulia) atau yang lebih suka dipanggil dengan nama Ais. Ahh„ aku jadi membayangkan suatu hari nanti kamu akan memanggil namaku :’)

Bagaimana hari-harimu, Panda? Sudah bisa beradaptasikah di kantor yang baru? Aku rasa bisa. Karena jika kulihat dari rekam jejakmu di twitter, aku yakin Panda adalah tipikal orang yang mudah bergaul. Oh iya, aku harap kamu tidak keberatan jika kusapa dengan nama Panda. Karena menurutku panda adalah binatang yang selain bentuknya lucu dan menggemaskan, ia juga menyimpan sisi yang menarik. Apa kamu tahu kalau binatang panda itu tidak rasis dengan warna hitam serta putih yang ada di tubuhnya? Apa kamu juga tahu bahwa ternyata panda tergolong binatang pemakan daging tetapi ia justru memilih memakan bambu supaya dapat menyesuaikan dengan habitatnya? Apakah sama dengan dirimu, Panda? Hehehe.. becanda :D

Sebenarnya, tujuanku menulis surat ini adalah untuk sekedar mengungkapkan kekagumanku padamu. Iya, kagum rasanya lebih tepat untuk mewakili perasaan yang tengah membuncah di hati ini. Sebab kagum berbeda dengan cinta. Kagum berada di ‘letak’ tertinggi tak termiliki, sedangkan cinta itu ‘dekat’ dan harus memiliki. Kita, berjauhan bahkan tidak pernah saling mengenal maupun bertemu. Kamu tinggal di Bekasi, sedangkan aku di Surabaya. Berkat twitterlah aku menemukanmu. Meski aku tidak ada dalam linimasamu namun sesekali aku menampakkan kehadiranku di tab mention-mu. Maaf bila terkadang mentionku itu mengusikmu. Asal kamu tahu, ada setumpuk asa saat kutimpali kicauanmu. Ada senyum yang mengembang saat kamu balas mentionku. Sesederhana itulah kamu meniupkan angin kebahagiaan di relung hatiku. Aihh..
Jujur saja, alasanku mengikuti twittermu kala itu adalah karena mereka bilang kamu berparas rupawan. Sisanya, aku tertarik dengan kelihaianmu memintal kata menjadi gugusan kalimat yang bermakna. Aku pun menjadi pemuja rahasiamu. Persis seperti lirik lagu band idolaku:

Akulah orang yang kan slalu mengawasimu
Menikmati indahmu dari sisi gelapku
Dan biarkan aku jadi pemujamu
Jangan pernah hiraukan  perasaan hatiku
Tenanglah tenang pujaan hatiku, sayang
Aku tak kan sampai hati bila menyentuhmu
Mungkin kau tak kan pernah tahu betapa mudahnya kau tuk dikagumi
Mungkin kau tak kan pernah sadar betapa mudahnya kau tuk dicintai
Akulah orang yang akan selalu memujamu
Akulah orang yang akan selalu mengintaimu

(Sheila On 7-Pemuja Rahasia)

Di H-7 menuju pertambahan usiamu, aku ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih Panda sudah mewarnai linimasaku dan mengijinkan orang asing sepertiku mengenal sosokmu. Terima kasih telah menjadikanku pengintai yang paling konyol di dunia ini. Pengintai yang selalu ingin tahu kabarmu dari hari ke hari. Pengintai yang merasakan betapa dalam perasaan yang kau berikan pada mantan kekasihmu. Pengintai yang anehnya bisa cemburu ketika mendapati panggilan sayangmu terhadap sejumlah teman perempuanmu. Pengintai yang rajin mengunjungi blog-mu. Pengintai yang tiap mendengarkan suara cadel di soundcloud-mu tanpa sadar berkata dalam hati I wanna grow old with you, Panda! Pengintai yang diam-diam mencintai dari kejauhan. Tssaahhh.. :D

Sekian dulu surat dariku. Semoga kamu tidak muntah, takut, apalagi memblockku dari daftar followers-mu. Hihihi.. just remember this quote:

“It’s sweet when someone knows every single detail about you, not because you remind them, but because they pay attention”

Sampai jumpa di linimasa, Ksatria Patah Hati :) ! Ksatria yang  patah hati ditinggal mantan kekasih tapi juga sanggup mematahkan banyak hati di luar sana. Sukses buat peluncuran buku-bukumu yah ! \(^o^)/
p.s: Kalo gak sempet bales surat ataupun mentionku, coba Panda bales perasaanku :)) #eeaaa

Surabaya, 17 Januari 2012
Dari Pengintai/Pengagum/Pemuja/Penguntitmu,


Lovely Lexie

Untuk : Alexander Thian yang bukan mantan Olla Ramlan

Halo, Lexie. Pertama jangan marah karena aku lancang mengirimimu surat ini. Terlebih aku tahu kamu tidak suka dilabeli sebagai selebtwit. Maka baiknya kita ganti menjadi tweople yang paling menginspirasiku.
Linimasa milikmu adalah hal pertama yang aku lihat sebelum surya berhasil menyusup celah jendela. Menggelitik mataku dengan pemikiran-pemikiran ajaibmu yang seakan tak ada habisnya setiap hari. Menyentakku dengan hal-hal kecil yang menarik perhatianmu.

Dalam 140 karakter, ya karena aku tahu kamu juga tidak suka twitlonger. Di sana, di setiap tweet yang mengudara bersama kicau-kicau lainnya. Milikmu adalah yang teristimewa, untukku. Secara tak langsung tweetmu membentuk pola pikirku, membuka pandanganku dalam banyak hal. Rasanya ingin aku retweet semua tweet darimu. Tapi aku tahu kamu juga tidak suka RT abuser. Jadi untuk setiap tweet tersebut, terima kasih aku ucapkan. Terima kasih untuk membawa keceriaan tiap kali membacanya.

Terakhir, izinkan pinta dariku ini tersampaikan. Cepatlah terbitkan bukumu, karena sungguh dahagaku belum terpuaskan hanya dengan beberapa tulisan di Cerita Sahabat.

Dari : pecinta kata milikmu

@eigent

Si Pencipta Primadona Tokobuku & Linimasa

*Orchideous
"terimakasih ku untuk si pencipta primadona toko buku dan lini masa."-4

untuk beliau @alberthieneE 
yang terpintar di linimasa saya.

kalo boleh berprasangka, 
mungkin beliau yang tanpa sengaja mengutuk saya,
membuat saya jatuh cinta kepada semacam tata bahasa dan penyampaian makna,
dari beberapa karya dan riuh rendah linimasa, 
lewat bait-bait indah yang tersirat , lalu menjadi primadona di sana,
di toko buku favorit di kota serta lini masa saya.

beliau yang saya yakini merupakan pesan yang ingin disampaikan
oleh Tuhan kepada umat Nya,
tentang bagaimana pernah tercipta dan terlahirkan didunia,
tipikal perempuan cerdas  dimana di setiap tulisan nya,
hampir pasti mampu mewakili perasaan yang tak mampu dirangkai suara,
untuk diucap di beranda hati masing masing dari kita,
menjabar kisah, baik mengenai hati,
ataupun getir kegelisahan masing masing pasangan,
teramat pintar.

memang,
saya hanya kenal beliau dari beberapa buku yang dengan sengaja ingin saya jumpa, 
lalu kubawa pulang untuk saya baca.
sembari juga melalui lini masa yang lewati beranda, 
maka dengan berani pula menyimpulkan   
bahwa beliau " Alberthiene Endah "
merupakan guru, penggerak dan motivasi bagi saya,
untuk terus menulis,
serta memberanikan diri bermimpi, 
berlabuh seperti percapaian beliau, 
untuk paling tidak suatu saat kelak mampu terbitkan cerita,
yang tersirat rapi, bermakna serta bersampul pastinya.

*sekali lagi
terimakasih untuk beliau,
Si pencipta primadona toko buku & linimasa .
dari saya,
yang sangat ingin belajar banyak dari anda. 

ditulis oleh @edwinalv

To A Formerly-Torn-Inside Selebtweet: Kita Tahu Rasanya


Sedikit bingung mau mulai menulis dari mana dan bagaimana, bahkan awalnya juga ragu, ketika akhirnya gue memutuskan untuk menulis surat ini buat lo, the one and only, si selebtweet pemegang Mahkota Drama Queen #GembritAwards2011 : @omemdisini. Kenapa Omem? Selebtweet? Iya, bahkan setelah deactivate account, lo masih selebtweet. Followers lo emang 3 digit, tapi influential. Kenapa Omem? Kesamaan nasib, mungkin. Nasib? Nasib apaan? Ya gak jauh-jauh dari urusan drama, drama dengan alur “move on, letting go, hidup terus berjalan”. Cheesy, yes, but human. Drama apaan sih? Well, of course it’s improper for me to tell everyone about the ups and downs from a complicated story line about you here. All I can say is, we share the same story. Same script, different casts.

Eym, how are you anyway? Masihkah berkutat dengan pertentangan antara hati dan akal? Kalau masih, ya santai aja. Jalanin deh, take your time. What good is moving on if your common sense stays still? It might sound cliche, but yes, time is still the best remedy. It heals the wound but it can’t do anything with the scar that left. Don’t be bothered too much by “moving on” thingy. After all, moving on is nothing but a conceptual state of mind. The feeling, the pain, and the loss will never really leave. Jadi, kenapa mesti bersusah payah merangkak?

Eym, semua memang udah lewat, gak ada guna berharap yang enggak-enggak. Gue juga bukan mau mengungkit yang udah berlalu kok, cuma ingin berbagi cerita aja. Seperti obrolan kita dulu-dulu, sampai larut malam, mencoba saling membesarkan hati dengan cerita yang berputar di situ-situ saja. You know eym, you can’t blame people for losing feeling. If they lose it, they lose it. It’s not hard to understand. It does not mean they found someone else nor does it mean they cheated on you. They can’t just wake up one day and have a thought in their head saying ” I’m not going to like them anymore.”. You have to learn that people change and feelings change. But if you want to blame them for something, blame them for not trying. If the spark isn’t there anymore, there’s only a few options you could do, find the spark again or leave it as it is. After all, that’s just one person. You have your whole life ahead of you. You’ll eventually find a person that will stick around with you, there actually might be someone who is, you just have to try. Why bother on waiting for a has-been?

Eym, I’m not saying it’s easy, no I’m not. People should learn that when they look inside a broken heart, they will see the struggle it takes to get through all the crap in our life, all the lies, the bullshit and the times we wished we didn’t exist. But most of all, they should see how hard it was to let go of the assholes who acted like they actually cared.

Eym, not only us but a lot of people are a little damaged. Only some of us hide it better than others, but on some level we are all torn up. We take it out on others and beat through life with it, and then next thing we know, we’ll end up damaging someone else. Right, Eym? By the way, gue sok tau ya? Iya gue sok tau, kenapa gue bisa sok tau? Because I’ve been going through the same pain. Yes, I’m one of those people. Gue tau rasanya dikhianati, gue tau rasanya sakit disia-siakan, gue tau rasanya bengong di tengah keramaian hanya karena tiba-tiba teringat dia. Gue tau rasanya sakit mengorek-ngorek alasan, merangkak mencari tau kenapa dan apa yang salah. Gue tau rasanya marah, sedih, datar, bertanya-tanya, cari-cari kesalahan. I’ve been through it all. And so have you. Kita tau rasanya.

Eym, I feel like writing too much now. Let’s just end this letter before I can’t stop myself from bringing us out of the topic. And by the way, sorry for not sharing some advices nor solution. What advice anyway? It’s no use taking lesson from someone who shares the same experience as yours, nothing’s new, because you know how it feels. Oh ya, Eym, senang bisa berteman. It feels nice to know somewhere far out there, I have a friend to share this silly and boring drama with. See you soon, Eym.

January 17, 2012 ― Denny Ed

PS: You’ll never fall in love the same way. But, you will fall in love again :))

ditulis oleh @dennyed untuk @omemdisini