10 February 2012

Surat Yang Tak Tersampaikan

Hei, Aku baru lihat kalender.

Ini tanggal 8 Agustus yah.

Seingetku ini adalah hari terakhir kamu kursus pajak. Selamat yah, Hari ini awal baru juga buat kamu. Semoga kamu segera dapet kerja.

Rencanarencana kita setelah kamu selesai kursus, kandas sudah. Kita memang tidak bisa memprediksi apa yang terjadi di depan. Berencana tidak ada salahnya.

Seperti yang kamu bilang, kamu harus belajar sendiri, belajar mandiri, belajar tidak bergantung pada siapapun. Kamu hanya perlu sedikit tegas dengan dirimu sendiri dan berani memilih. Jangan terlalu lemah dan mudah menyerah. Harus mulai bisa menggunakan apa yang kamu punya untuk maju ke depan. Jangan selalu berpikir “kalau…”, mulailah dengan “aku akan…”

Masa lalu memang pahit. Tapi akan lebih pahit kalau kita diam saja hari ini. Aku percaya kamu
bisa lebih baik dari sekarang. Perjalanannya mungkin agak berat, tapi suatu hari nanti kamu akan terharu melihat betapa kamu berhasil melalui masamasa sulit dan bisa bertahan.

Jangan terlalu takut mencoba. Jangan takut gagal. Jangan lagi dibayangi masa lalu kamu yang selalu membuatmu tidak berharga. Hidup itu tentang cara kita bertahan dan menikmatinya. Dan kamu lebih berharga dari yang kamu pikirkan.

Selamat melangkah!


dikirim oleh @omemdisini di www.penyairduamusim.blogspot.com

Bagaimana Angka 18-mu?

Teruntuk sahabatku, Bernita Nur Cahyani

Hai, bagaimana kabarmu setelah enam jam tak bertemu denganku? Masih sehat kan? Alhamdulillah jika iya

Oh ya, untuk ketiga kalinya aku ingin menyerukan, selamat ulang tahun!

Mungkin terdengar aneh menyerukan kalimat itu lewat sebelas hari dari ulang tahunmu, tapi tak apa, kan? Masih tetap istimewa kan jika yang menyerukannya adalah aku?

Awalnya surat ini memang terrencana dibuat dan dikirim di hari dimana aku dan tiga orang –yang mungkin tidak perlu disebut namanya, tapi kalau tidak salah namanya Zakiyah, Ain, dan Aden- menumpah ruahkan tepung di bajumu. Namun terkadang takdir suka melawan omongku. Alhasil, surat ini baru bisa dibuat dan dikirim hari ini. Tepat di hari dimana kado sederhana untukmu kusampaikan tadi sore. Sepertinya hanya bagian itu yang sesuai dengan rencana semula.

Oh ya, bagaimana kadoku? Mengecewakan atau membuatmu tersenyum senang? Maaf jika bungkusannya jelek. Aku memang terlalu pede untuk melakukannya sendiri.

Seperti judul surat ini, aku ingin bertanya, bagaimana angka 18-mu? Bagaimana rasanya memenuhkan 18 x 365 hari? Apakah biasa-biasa saja? Tentunya menyenangkan lebih berkuantitas banyak dibanding menyedihkan kan? Yes, I hope so. Ah, bahkan aku belum menyelesaikan angka enam belasku, sementara kau mulai menginjak angka sembilan belas? Ah, ini tidak adil. Tapi tenang, usia hanyalah angka mati yang difungsikan untuk memenuhi kolom biodata. Jadi, kita masih bisa jadi jodoh, kok. *kedip manja* *dikeplak Aden* *lirik Zakiyah*

Untuk sahabatku yang (diharuskan) makin dewasa,

Di harimu tahun ini, ada berapa banyak doa yang kau panjatkan? Adakah namaku kau selipkan di dalamnya? Apa pun doamu, asalkan itu sesuatu yang dibaikkan dan diridhoi Sang Pencipta, aminku selalu tertuntun di belakangnya.

Aku punya sebuah pesan untukmu :

Tetaplah seperti itu, ketika menjadi lebih buruk adalah mudah dan menjadi lebih baik adalah susah.

Kamu makin dewasa ya. Kalau kekanak-kekanakan, nanti aku akan susah membedakan mana Bernita, mana Naufal –ponakanku. Tapi jangan terlalu dewasa. Nanti aku akan susah membedakan mana Bernita, mana ibunya Bernita. Yah, pokoknya terserah deh…

Cukup sekian ya, terima kasih telah membaca surat aneh ini. Untuk selebihnya, kita bicarakan langsung saja kalau kamu mau.



Untuk @bernitanc

Dari teman yang kau bagi meja dengannya



Oleh:

kepada Rabu dan Sabtu ku yang dulu

hey..
apa kabar kalian ?
aku harap kalian tetap disana, jauh beberapa tahun kebelakang dari tempat aku menulis saat ini.
semoga tidak pergi kemana-mana, dan tidak beranjak sejengkal pun, tetap disana, tetap bersama kegembiraan kita yang dulu.

masih ingat aku?
aku yang begitu menyukai kalian.
begitu mencintai kalian melebihi hari yang lain..
aku..
yang selalu berharap kalian datang lebih cepat.
aku, yang dengan tidak sabar menunggu pukul 17.00

rabu, dan sabtu.
entah kenapa kini aku sangat rindu.
dua hari yang selalu menjemputku pada kebahagiaan.
kebahagiaan sederhana milik gadis kelas 6.
tidak peduli seberapa sulit pr sekolah.
tidak peduli malasnya mencuci sepatu perintah ibu. tidak peduli.
karena yang selalu aku inginkan,
rabu segera datang. dan sabtu segera kembali.

betapa menyenangkan masa maa itu.
dimana disetiap ceritanya selalu ada janji kegembiraan.

masih mau kah kalian mengundangku lagi dalam keindahan senja yang kalian miliki?
aku benar-benar merindukan itu.
merindukan dia.
merindukan teman-teman.
bahkan sampai belasan tahun terlewati..
bagiku.. kalian tetap menjadi hari favorit. tetap jadi dua hari spesial.

terima kasih untuk guru les ku yang telah memilih kalian menjadi hari kewajibanku untuk datang ke tempat itu.
tempat aku belajar bahasa asing.
tempat aku belajar kata 'apple' , 'house' , and bla bla blaa.
tempat aku belajar banyak hal bersama teman-teman.
tempat aku belajar mencintai kamu.
rabu, dan sabtu.
hari yang selalu aku nanti.
kalian tahu kenapa? ah aku rasa kalian sudah tahu alasannya.
baiklah..

sebab di hari itu.
ada cinta dari dia untukku, yang lalu ku balas setulus yang aku mampu.
juga disetiap celoteh dan tawa teman-teman.
ada cinta dihatiku yang tidak bisa padam.
dan tidak pernah terselesaikan.
hingga sekarang..
bahkan hingga kalimat terakhir dalam surat ini selesai kutulis.
sepanjang itukah aku mencintai dia?
sejauh inikah??


nb : untuk seseorang yang berada satu kelas dengan ku diruang les itu. satu satunya orang yang menjadi alasan mengapa aku menyukai kamu, rabu dan sabtu ku yang dulu.



Oleh:

15month

hai @atikafaizah
tertulis sebuah surat untukmu ketika semua tanganku telah letih seharian beraktifitas,ketika mataku telah lelah seharian berjaga menatap semuanya,ketika telingaku telah letih mendengar semua jenis bunyian yang setiap saat akan berubah sesuai iramanya,namun hatiku tak pernah lelah untuk menyayangimu,oleh karena itu kutuliskanlah sebuah surat cinta ini untukmu
disini aku tak ingin berkata banyak
besok adalah hari dimana umur hubungan kita telah beranjak menjadi 15 bulan atau sebut saja 1th 3 bulan,itu bukanlah waktu yang sebentar sayang,seandainya saja kita menanamkan pohon bersamaan hari jadian kita,mungkin pohon itu sudah tumbuh menjulang setinggi tubuh kita,sayangnya kita tidak menanamnya :)
pada malam ini aku merasa kembali ke masa awal kita menjalin hubungan dulu,setelah kita resmi berhubungan yang disebut dengan pacaran,aku dengan sejuta rasa maluku bertemu denganmu,kutatap wajahmu yang berseri dengan mata indahmu,kamu tersenyum penuh makna kepadaku,seakan senyum mu berkata "tolong jaga aku"
sampai saat sekarang ini aku terus berusaha semampuku untuk menjagamu,mungkin penjagaanku tak sama seperti lelaki lain,aku mempunyai caraku sendiri untuk menjagamu dengan penuh kasih sayang
selamat 15 bulan sayang,semoga hubungan kita semakin membaik semakin saling melengkapi
susunan kata sederhana penuh makna untuk penutup suratku ini

aku sangat menyayangimu ATIKA FAIZAH



Hope you all the best, friend

Hi, you. (You know who you are, girl)
Well firstly, I wanna say how are you?
Hope you’re fine. Well, I’m kinda miss you actually. But I know it isn’t right. So I choose to not miss you.

Time flies so fast since that incident. Yeah. That incident. You fooled me twice, my friend. And it isn’t right. How could you betray me, my friend? Do I so that unimportant to you? I thought you were my best friend. But I was wrong. Truly wrong. Its not about him, its about you. I put my big trust on you, girl. You know exactly who am I. I can’t stay mad at you. But when you betrayed my trust. You lie to me. I can’t stand it. Why? Why you did that?
I don’t mind about your relationship. It’s you both two rights. But, why its really hard to say? To admit that you’re two in love? Once you lie to me, I won’t ever trust you. In fact it’s twice. No, no. No my friend. I’m done.

I hope all the best for you two. I miss you, really. But I don’t want to be fooled any longer. I heard that your uncle just passed away, eh? I’m truly sorry to hear that. May your uncle rest in peace. O:)


Regards,
Your (ex) best friend.



Oleh:

Surat Teguran

Nomor : 27/30HariMenulisSuratCinta/09022012
Perihal : Surat Teguran
Lampiran : 1 (Satu) Teriakan Rindu Dalam Diam

Kepada:
Yang Tersebut Pelanggar Hati
di Kotak Terlarang

Dengan berat,
Saya melayangkan surat teguran ini kepada Anda atas beberapa pelanggaran yang seluruhnya Anda lakukan tanpa Anda sadari yaitu sebagai berikut:

1. Selalu menjadi aktor utama dalam mimpi saya tanpa pernah saya pinta dan bahkan saya tidak pernah bisa merencanakan mimpi-mimpi saya namun Anda sesuka hati selalu hadir di dalamnya. Anda melanggar ketenangan tidur saya. Walaupun senang namun saya gelisah karena Anda hanya bisa ada di mimpi saya saja.

2. Merusak konsentrasi saya secara berkala setiap hari dengan kehadiran Anda secara nyata di depan mata saya. Anda itu siapa berani-beraninya merusak konsentrasi saya. Pelanggaran Anda berat sekali karena apa saat Anda merusak konsentrasi saya maka tugas-tugas yang sedang saya kerjakan—yang notabene juga menyangkut masa depan Anda—juga akan terhenti seketika.

3. Membuat suasana hati saya kacau balau jika seharian semesta memaksa saya dan Anda selalu bersama dalam jarak dekat. Pelanggaran berat karena bahkan saya sendiri pun sulit mengatur suasana hati saya sendiri namun Anda tanpa pernah saya ijinkan selalu sukses meriuh-rendahkan suasana hati saya tanpa bisa saya kontrol.

4. Membuat saya menjadi makhluk paling iri sedunia karena dengan hebatnya dia bisa memilikimu tidak hanya di dunia mimpi api juga di dunia nyata. Dia yang justru menjadi aktris utama dalam setiap mimpimu. Pelanggaran yang sangat berat yang Anda lakukan terhadap hati saya.

Saya menegur Anda karena kehadiran Anda—yang walaupun tanpa pernah Anda sadari—mengganggu kelancaran hari-hari saya. Saya menegur Anda bukan karena saya tidak suka kepada Anda tapi saya lebih menegur diri saya sendiri yang sangat takut jika menjadi terlalu suka kepada Anda.

Demikian surat teguran ini saya layangkan. Sekali lagi, saya menegur Anda sama sekali bukan karena kesalahan yang Anda lakukan tapi karena pelanggaran yang saya ciptakan sendiri sebenarnya. Semoga Anda bisa mengapresiasi surat teguran ini lebih lanjut agar saya tidak lanjut berhalusinasi tentang pelanggaran-pelanggaran lain yang saya ingin langgar sendiri. Terima kasih.


Di Garis Pelanggaran, 9 Februari 2012
Pelanggar yang Tetap Ingin Dilangga


Surat Spesial

Surat Cinta hari ke-27 ini kutulis dengan segenap daya tenagaku.
Maafkan saya jika ternyata kata-katanya tak lagi indah untuk dibaca. Mungkin di hari ini, kata yang sarat keindahan itu telah sirna dari otakku, gudang kata sastra itu tak lagi puitis untuk saya tuliskan disini, atau memang daya kreatifitasku telah memudar perlahan.
Dari jauh kukirimkan surat ini melalui tukang pos khusus, berharap disana kau dapat menerima langsung surat ini di tanganmu yang kokoh itu.
Harusnya mungkin saya yang mengantarkan surat ini langsung padamu, memastikannya kau menerimanya sendiri.
Tapi saya tak bisa menjawab keusilan bicaramu yang pasti akan bawel sekali mencibirku dengan tertawa-tawa jahil bertanya-tanya mengapa di jaman teknologi canggih seperti ini saya masih menuliskan surat tertulis tangan kepadamu? Ah tapi kamu tak tahu sensasinya saat menulis surat ini, saya menumpahkan segala emosi saya ke dalam tulisan ini.
Kau bisa lihat sendiri goresan tinta ini saling bersangkut paut bersatu padu membentuk makna yang akan saya sampaikan khusus kepadamu.
Saya juga yakin ketika kau menerima sepucuk surat ini di sepan rumahmu, kau akan mengernyitkan dahimu dan berkali-kali membolak-balik amplop kecil ini memastikan ia tak salah kirim. Tapi saya yakin kau juga pasti setengah-mati-penasaran saat surat ini tertulis dariku untukmu, pasti kau ingin tahu isinya dan buru-buru membacanya.

Sudahlah, namamu itu selalu menjadi tujuan utamaku saat menulis. Jadi, segera kukirimkan surat ini yang saya tulis dengan huruf terindah yang pernah kubuat. Kapan terakhir kali kau menerima surat? Pasti ketika belasan tahun lalu ya? Saya sengaja ingin kembali ke masa dulu, membuat orang- orang merasa dihargai ketika ada pesan pribadi sampai ke tangan mereka melalui secarik kertas yang telah ditulisi, melalui surat.

Kau harus tahu pengorbanan saya ketika menulis secarik surat ini untukmu. Saya menulisnya, memilihkan kata-kata yang seperti kubilang, sudah berkurang kadar keindahannya, namun masih kupilihkan diksi yang mudah kau mengerti, berharap kau bisa tersenyum setelah membaca surat ini. Kupilihkan tinta yang jelas, agar kau dengan segala cahaya yang kau dapat di kamarmu bisa membaca surat ini. Kuambil amplop yang terbaik, dengan warna yang kau suka, meski untuk mencarinya saya harus berkeliling kota terlebih dahulu, tapi tak apalah. Kupastikan lem yang menempel di amplop itu begitu rekat, agar pesan rahasia yang kutuliskan didalamnya tidak ada yang membacanya sebelum kau, termasuk tak dibaca oleh si tukang pos. Dan tak kalah lagi susahnya, saya harus pergi sendirian mencari kantor pos terdekat dari kota kecil ini, memilihkan perangko khusus agar bisa sampai lebih cepat dari surat- surat lainnya. Semuanya kupilih khusus untukmu.

Untuk kamu, yang disana. Yang mungkin bertanya- tanya dari awal membaca surat ini hingga sampai ke paragraf ini, apa sebenarnya pesan yang kukirimkan padamu. Sabarlah, sebentar lagi akan kuceritakan padamu. Sebelumnya, bisakah kau keluar sebentar atau melongoklah dari jendela kamarmu. Lihatlah langit malamnya, Itulah langit malam terindah menurutku, kutangkap gambaran itu untukmu, semoga kau melihat langit yang sama denganku. Disini yang saya lihat, ada semburat awan jingga di sekeliling bulan penuh yang bersinar terang. Indah sekali, andai disana kau langsung menerima surat ini. segera kabari saya kalau kau juga menemukan langit malam yang sama indahnya ya.

Hmmm, ngomong- ngomong tanggal berapa sekarang? Saya sudah merindukanmu.
Tak perlu kau balas rindu ini, cukup balas saja suratku, segera!
Kutunggu suratmu sebelum kedatanganmu kemari.
Sudah terima pesanku kan?



Oleh:

Heart-Shaped Tentacles

Seandainya aku ini ubur-ubur, dan kamu adalah seseorang yang sedang asik snorkeling di danau tempatku tinggal, aku akan berusaha keras supaya bisa menyengatmu. Aku akan berenang cepat kearahmu, kemudian menjulurkan tentakel-tentakelku. Menyentuh sedikit saja permukaan kulitmu, kemudian meninggalkan tanda kemerahan, mungkin sedikit perih. Tidak bermaksud untuk menyakitimu, hanya sedikit kenangan supaya kamu bisa selalu ingat denganku.

Tapi aku tidak bisa menyengatmu. Nematositku sudah mengalami evolusi akibat keunikan tempat tinggalku. Rumahku ini adalah danau di tengah pulau. Tidak ada predatorku disini, makanya aku tidak lagi butuh kelenjar penyengat sebagai pertahanan diri.

Aku selalu berenang bersama teman-temanku. Tidak perlu takut dengan kami. Apalagi denganku. Bergeraklah kearahku, aku akan senang sekali. Aku akan membiarkan kamu memegangku, asalkan tidak terlalu keras. Tubuhku sangat lunak, aku mudah terluka. Datanglah kepadaku, aku akan mengelitikmu dengan tentakel-tentakelku.




Lihat tentakel-tentakelku. Gendut dan berwarna orange. Perhatikan dengan seksama, tentakelku berbentuk hati. Iya, aku ini penuh cinta. Dan cinta ini mau kuberikan semuanya untukmu.


Oleh:

Surat kepada (calon) pemimpin kota kami

Tidak banyak yang bisa kami katakan disini wahai bapak yang katanya akan memimpin kota kami. Pernahkah tuan berjalan ke pelosok kota kita? Jauh ke dalam lorong-lorong jalan raya. Disana masih ada anak-anak yang tidak bersekolah. Alasannya sederhana, orang tua mereka tidak mampu.

Tidak banyak yang bisa kami suarakan disini wahai bapak yang katanya akan memimpin kota kami. Semuanya jelas lebih kompleks daripada memberi para supir bentor berupa subsidi, dan mereka akan memujamu sebagai dewa? Katakanlah mereka hanya mengambil apa yang ada didepannya saja. Karena beginilah keadaan kota kita, wahai tuan. Masih banyak orang yang tidak mempunyai penghasilan yang layak.

Tidak banyak yang bisa kami tunjukkan disini wahai bapak yang katanya akan memimpin kota kami. Lihat jajaran ruko itu? Rumah berupa toko yang tuan kira sebagai lambang modernitas kota kita. Bukan tuan, kami tidak semodern itu. Kami hanya membutuhkan banyak ruang terbuka. Untuk sejenak melepaskan kesal kami, karena keadaan hidup. Entahlah kalau berita itu benar tuan, ketika katanya tuan juga mendapat jatah dari satu unit ruko yang baru terbangun. Maka kami tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Tidak cukup senyum tuan yang terpampang di sudut kota. Kami bosan tuan, tanpa diberi tahu sekalipun. Itu adalah hari-hari besar agama kami. Kenapa tuan tidak menjadi model saja? Kami capek tuan, seolah-olah harus berebut perhatianmu. Supaya daerah kami diperhatikan. Tahukan tuan, bahwa kami yang akan memilih tuan nantinya?

Sudut ini, jalan itu, daerah ini, sektor itu, ah tuan. Itu hanyalah sebagian kecil dari seluruh kota kita. Pernahkah kau berjalan kesana tuan? Atau tuan hanya mendengarnya dari orang-orang? Pertunjukan memang masih lama tuan, sederhana saja permintaan kami. Tolong buat kota kami menjadi lebih nyaman lagi dihuni.



Oleh:

Cappuccino Late

ia manis, lembut, dan menyegarkan. ya.., seharusnya, jika t itu tidak menghilang dan melarikan diri.



Selamat waktu bagian matahari memanggang dunia.
Bagaimana kabar kamu disana, wahai seseorang yang seringkali menjadi sasaran brutal dari surat tak bertanggung jawab yang aku panahkan?
sudah, skip saja semua basa-basi ini. aku tau kok, kalo kamu ga bakal ngejawab pertanyaan klasik itu.

wahai pemimpi besar,
Bagaimana dengan celengan impian kita dulu? masihkah kamu menabung impian-impian baru disana? atau celengan imajiner berlabel kita itu telah kamu kubur dan hancurkan?
whatever-lah dengan benda khayalan itu. aku hanya ingin nge-flash back sedikit tentang mimpi-mimpi kita, atau mungkin.., kamu saja? entah lah...

mr.coffee,
dari hamparan lelaki yang aku kenal, baru kamu yang setiap nge-date-nya berasa wisata kuliner, atau tepatnya wisata coffee. Masih inget ga sih, dulu kita kayak kucing beranak, berpindah-pindah dari cafe, kedai dan tempat sejenisnya cuma buat nyari benda yang bernama coffee. bahkan demi segelas coffee, jarak yang jauh banget rela di jabanin. hahha.. gila emang. dan terlebih lagi, hampir semua tempat yang ngejajahin coffee di kota kecil ini menyimpan jejakan kaki kita.

Masih lekat di otak ku tentang kamu yang selalu bercerita tentang masa depan, tentang kamu dan coffee, dan tentang aku yang terselip di dalam nya. Setiap teguk coffee yang kita minum mengandung banyak kisah yang kamu suguhkan. terutama, kecintaan kamu terhadap coffee, impian merajut cinta bersama nya, dan memiliki rumah untuk coffee tersebut.

Sebut saja cappuccino, sesuatu yang sangat kamu cintai jauh sebelum kamu mengenal aku, sesuatu yang selalu mengisi waktu senggang dan menemani mu, bahkan sesuatu yang selalu kamu sapa sebelum kamu menyapa ku di pagi hari. ah, benar-benar sesuatu yang membuat aku cemburu.

oh iya,
terima kasih atas segelas cappuccino latte yang telah menyelamatkan tubuh ini dari ancaman hawa dingin. bukan hanya itu, ia juga melelehkan bongkahan es yang menyelimuti hati ini, hingga hati itu hanyut bersama lelehan es dan terdampar pada dermaga mu.

aku masih menyimpan memoar asal usul cappuccino latte. ah.., kamu terlalu romantis saat itu jika harus aku bandingkan dengan saat ini. masih sangat jelas rasanya, saat kamu mengatakan cappuccino latte adalah buah cinta, antara kamu dan aku, kamu si cappuccino dan aku si caffe latte. it's cappucicno latte, perpaduan pahit yang menyegarkan dengan manis yang lembut serta menghanyutkan.

Dear Mr.Coffee,
bersama ini, ku lampirkan undangan yang kesekian dari ku. bukan undangan yang besar, hanya undangan kecil dan biasa. Tidak ada yang mewah dari undangan ku ini, benar-benar sederhana. aku hanya mengundang mu untuk minum coffee berdua di tempat ku. Jika dulu kamu yang selalu menyajikan cappuccino latte untuk ku, maka kali ini biarkan aku membalas nya. aku akan menyuguhkannya untuk mu. oh iya jangan sampai lupa dan salah ya tempat nya. masih ingat kan? ya, di hati ku.

p.s :
aku tau, sama seperti undangan lainnya, undangan kali ini tak akan kamu gubris atau pun baca. begitu pun cappuccino latte buatan ku, ia tak tersentuh, membusuk, dan mengering. Cappuccino latte ku telah kehilangan satu 't' karena lelah menunggu mu datang dan menghirupnya. ia telah dingin, basi, dan berbau. sekarang, jangan kamu panggil lagi ia 'Cappuccino latte' tetapi 'Cappuccino Late'.

ia pahit, ia menyakitkan, ia menjijikan. it's not cappuccino latte, but cappuccino late.

Besties

Apa kabar?

Semoga kesehatan selalu menjadi bagian hari kita. Tiba-tiba saya rindu masa sekolah dulu. Mulai dari SD, SMP, SMA, kuliah. Rasanya apa yang kita lakukan akan dapet pemakluman dari orang dewasa. Kalau kita nakal mereka pasti bilang “ah, nakalnya anak-anak, biasa itu.”

SD, masa saya berkenalan dengan seorang wanita jagoan bernama Eryyannata dan gadis lembut nan baik hati Ida Aprilianti. Dari kelas 1 kami tak pernah terpisah sampai kelas 4 ketika saya dan Ery sudah beda ekstrakulikuler. Lalu, kelas 4 saya kembali membentuk trio kwek-kwek bersama Ika dan Yudha. Untuk Ika, saya masih komunikasi berarti kalau dihitung kami bersahabat selama hampir 14 tahun. Wow! hanya memang sepertinya harus jarang pergi bersama seperti dulu karena kesibukan kerja masing-masing.

SMP, kenal dengan Azizah, Diyah, Wihda. Mereka teman jenius yang saya punya. Berurutan selalu menempati peringkat 1,2,3. Tapi diyah tidak akan terganti di peringkat 1. Hai Diyah, semoga keluargamu sehat-sehat semua… Sudah isikah perutnya? hihi saya senang kalau ada ponakan baru. Untuk Azizah, maafkan saya sudah kehilangan nomer hpmu. Saya selalu berdoa suatu saat kita bertemu di tempat yang tak terduga atau mungkin di pesta pernikahan saya. Wihda, terakhir kali kita ketemu pas kamu pinjam buku. Kamu cerita tentang kisah cinta yang mengejutkan. Saya belajar ikhlas dari kamu. Terima kasih. Yakinlah, ada cinta baik untuk kamu yang baik.

SMA, bertemu deni, irfa, putih, novi, anjar. Di sini pertama kali saya dapat julukan Chibi karena rambut saya mirip Chibi Maruko Chan. Ah! saya begitu rindu kalian. Terutama di IPS 3 membolos sekelas waktu pelajaran Sosiologi. Kangen bakso mami. Kangen DPR (di bawah pohon rindang). Kangen mencontek berjamaah waktu pelajaran akuntansi.

Kuliah, bagaimana saya bisa melupakan kalian : Dian, rizka, yannies, ayu, prita, putra, yudith, renta, wee, vicaris, iqbal, sufi, kiki, intan. Terima kasih telah menjadi kelompok belajar yang menyenangkan. Begadang Teori Ekonomi Mikro II untuk UAS pas ujian malah buyar hapalan rumusnya. Ikut kepanitiaan demi biar bisa deket seseorang. Ah! Saya memang payah jadi teman kalian. Kalianlah yang hebat bisa membekas di hati saya. Terima kasih. Sukses buat semuanya.

Xoxo

Hani



Selamat menempuh kehidupan baru

Setelah lama ingin ku katakan, tapi malu kulakukan.
ucapan terimakasih yang terlihat mudah diucap
atas perhatian kebaikan dan materi yang diberikan
terlalu baik memang dan itu memanglah kewajiban saudara untuk saling memberi

Dulu,
aku masih kecil rumahku tak beda jauh dari jarakmu
aku berlaripun tak butuh buang waktu
bermain, tidur di antara kalian, merusuhkan suasana
tapi kalian tak pernah mencoba menghalangiku
malah aku mau tinggal bersama kalian
terkadang kalau aku sampai ketiduran aku pasti di gendong pulang ayahku

beberapa waktu lalu,
ketika kamu sudah sukses menjadi seorang wanita seutuhnya
menjadi sekretaris sukses menjadi wanita karir yang hebat
aku tetap diajak bercanda dan tak jarang aku dibelikan sesuatu yang bukan nominal kecil
baik, baik sekali. memang seperti kakaku
dan tak jarang banyak yang bilang kita mirip

sekarang,
setelah kamu menikah dan baru saja melahirkan
selama itu pula kita jarang bertemu
ya aku mencoba memahami posisimu sekarang yang bukan lagi wanita single
bukanlagi seorang kakak yang banyak waktu seperti dulu

tapi, aku terlalu sedih. aku merasa tak diperhatikan lagi
merasa diacuhkan bahkan dilupakan
jarang 'hang out' bersama lagi, aku yang iseng main ke kantormu
dan banyak hal yang tak bisa aku lupakan atas kebaikanmu
sekarang aku mengerti kamu adalah seorang ibu sekarng, yang harus menjaga anak dan lebih memperhatikan suami yang jelas lebih penting dariku.

by the way, selamat ya kak atas kelahiran putra pertamanya kemarin.
aku turut bahagia, aku telah menjadi sorang tante sekarang.
aku hanya berharap, suatu saat aku akan membalas segala kebaikanmu yang tak terlupakan..

tertanda,


sepupu terdekatmu.


cita-citaku (mungkin) kamu

Aku bosan selalu berkhayal tentang kamu.
suatu saat kita Pacaran, lalu kamu melamar aku dan kita menikah.
kita menikah secara sederhana, hanya keluarga, tetangga dan sahabat-sahabat terdekat kita yang datang.
kita berbulan madu ke 2 negara pertama kita ke Swiss sesuai permintaanku dan kita ke Paris tempat yang kamu suka.
lalu setelah 1 tahun kita menikah, kita punya anak yang lucu,
Anak pertama kita laki-laki. sangat tampan seperti kamu.
saat anak pertama kita berumur 7 tahun dia punya adik. seorang perempuan. sangat manis.
beranjak dewasa anak-anak kita sangat pintar dan suaranya merdu saat bernyanyi, seperti kamu. kita bangga punya mereka.
lalu kita lihat anak-anak kita menikah.
lengkap rasanya kebahagiaan kita.

banyak khayalan aku tentang kamu.
tapi mungkin terlalu jauh untuk jadi nyata.
karena kita memang beda. bedaaa sekali :)
tapi cita-citaku (mungkin) kamu. kalau tidak tercapai, mungkin Tuhan punya rencana lain untukku :)



Oleh:

dear "i"

teruntuk "i"

hai i,
apa kabar? udah lama ya kita ga ketemu, saking udah lamanya aku ga lagi ngitung kapan terakhir kita ketemuan.
masihkah kamu ingat sama aku? ingat semua tentang kita? ingat bagaimana awal pertemuan kita?
ya, kamu cukup membekas dihati aku selama beberapa tahun.
hmm..kamu tau ga ? aku cukup kaget loh swaktu kamu salam sama papa, entengnya aja kamu manggil "papa" . kamu aneh banget ya! beneran!
apapun itu aku kesal sama kamu, kamu seenaknya aja datang dalam hidup aku dan seenaknya aja kamu pergi dari hadapan aku! kamu tau hal yang paling aku "benci"?? tiap kali aku berusaha untuk melupakan kamu, slalu kamu datang dengan entengnya! ya enteng! :\

dear i,
kita udah lama ya ga ketemu, kangen sebenernya.. tapi ntahlah, aku takut tiap kali harus bertemu sama kamu.
seharusnya aku ga kayak gini juga ya. akunya aja yang salah untuk mengambil sikap.
akunya aja yang ga pinter buat menetralkan kondisi saat itu. jujur loh, pengen banget ngobrol lagi sama kamu, chating gila-gilaan lagi sama kamu. tapii.. ya sudahlah..
ngomong-ngomong maaf ya aku sempat bikin kamu "cemburu" waktu di BDI. aku ga ada niat. sungguh. aku juga ga suka liat tatapan kamu kayak gtu dari jauh waktu ngeliat kearah aku. maaf bangeet.. :(
sekarang giliran aku yang cemburu kekamu :\


untuk kamu i,
maaf untuk perasaan yang ada ini. maaf karna aku udah salah untuk menilai kebaikan kamu. aku hanya merasakan kenyamanan disaat ngobrol bareng kamu. aku hanya kagum dengan smua pola pikir kamu slama ini. dan kekaguman itupun ternyata membuat aku salah kaprah.
hmm.. ada suatu hal yang pengen aku tanya ke kamu. apa kamu ngerasa tulisan-tulisan yang slama ini aku tulis di blog ini adalah untuk kamu? sehingga kamu sengaja menghindar dari aku?
skali lagi maaf untuk perasaan ini. janji secepatnya aku bakal hilangin rasa ini untuk kamu.




ps: Tuhan.. lain kali jangan hadapkan aku dengan pria berinisial "i" lagi :D



Oleh:

Senin Malam

Kedah, 9 Februari 2012

Untuk kamu,

yang tiada malam terhitung tanpa namamu disebut

lampu jalanan kian benderang.

jangkrik-jangkrik saling sapa di rerumputan.

sepoi angin tiup semua tirai ke kiri, ke kanan.

menebal bayanganku di tembok, dalam kamarku yang kurang cahaya.

telinga penuh senandung lagu-lagu cinta.

betul, hanya kamu yang ada dalam pikiran.



hey kamu, selamat malam.. :))

Dari saya,

yang selain Senin malampun, saya pikirkan kamu



Oleh:

Cinta Kadaluarsa Part 3 : Simfoni Lirih

Kepadamu kisah kasih lirih

Jejak-jejak kakiku berserak di pantai. Sepasang kaki, Aku hanya sendiri. Menatap sunyi ombak yang menepi. Angin hilir mudik menemani hati yang terusik. 2 tahun masih belum cukup untuk membuka hati yang tertutup.

Kamu telah pergi meninggalkan segala hal termasuk aku, kecuali satu : hati. Aku makhluk egois yang tidak ingin mengembalikan hatimu, anggap saja kita remis. Namun, aku tidak peduli, karena satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan menyimpan hati. Hatimu, hatiku, hati kita satu namun usang penuh debu.

Saat ini aku kembali mengecap rasa itu saat kita duduk berdua disini, kamu menyandarkan kepalamu di bahuku, aku memelukmu yang mengigil beku. Merasakan getir nafasmu, menahan sakitmu. Aku hanya bisa membisu, pelukku memang bukan antibiotik bagi penyakitmu, tapi itu cukup untuk menenangkanmu.

Dua jam sebelum itu, kita masih berdebat di kamar tempatmu dirawat. Aku tidak setuju untuk memenuhi keinginanmu pergi ke dermaga tempat biasa kita melepas rindu. Keras kepalamu tak mampu ku bendung, kamu ingin ke dermaga entah dengan atau tanpa aku.

Akhirnya tibalah kita disini. “Aku hanya ingin menikmati senja”, bisikmu kepadaku. Aku masih memelukmu, menjaga agar angin tidak menusuk kulitmu. ”Senja. Pantai. Kita. Sempurna bukan? Aku ingin menikmati setiap senja denganmu, karena senja itu adalah siang dan malam yang bergabung. Dan jika kita menikmati senja hingga usia senja, bumi hanyalah roda bagi kita berdua yang menggerakkan kaki kita untuk berburu senja dipenjuru dunia”, lanjutmu lirih. Kamu memang ahli beranalogi, meluarkan kata-kata metafora yang aku tak tahu artinya.

Senja telah lewat, malam sekilau kawat. Aku masih memelukmu erat yang tertidur di bahu. Nafasmu mulai ringan. Tenang. Mataku memejam, menahan air mata yang ingin berontak namun gagal karena hatiku yang bergejolak. Aku menggendong tubuhmu yang kini terbaring di pemakaman.

Disini, masih terekam jelas, nafas terakhirmu yang kamu buang dalam pelukanku. Ketidakadilan itu nyata, kamu ingin menikmati senja bersama hingga tua, namun ternyata jingga tidak pernah tiba di singgasana. Otakku bagai kotak pandora, menyimpan kenangan-kenangan kita dan kemudian memutarnya dengan seketika.

Disini, aku mencoba untuk merasakan kehadiranmu untuk sekedar memaknai kamu ada meski kita berbeda dimensi jiwa. Menyebut namamu seperti mantra, sepenuh jiwa aku memanggilmu untuk menyatakan bahwa hati ini masih milikmu. Kamu tak pernah tiba, meski malam membahana.

Angin yang memelukku lembut ini pasti kamu. Selamat dua tahun cinta, jutaan senja menunggu untuk kita lewati bersama. Tadi pagi aku meletakkan bunga lily di peraduanmu, bunga kesukaanmu.

“aku memujimu hingga jauh, terdengar syahdu ke angkasa

rintihan hatiku memanggilmu, dapatkah kau dengar nyawa hidupku?”

~JD~



Kamu yang Memilih Masa Lalu

Teruntuk kamu,


Langit selalu biru, awan selalu putih, bintang selalu gemerlap, bulan selalu terang. Begitulah setelah kamu singgah di hatiku.

Kamu membawa warna-warni keceriaan pada hatiku yang terkotak pada dimensi abu-abu.


Seketika semuanya sirna. Minggu ke dua di bulan lalu. Seseorang dari masa lalu mengajakmu kembali merajut rindu. Dan kamu memilih meninggalkan aku.

Pagi selalu sendu, senja selalu muram, malam begitu pekat. Begitulah setelah kamu pergi lagi dari hidupku.

Napasku sempat terhela.

Berbahagialah disana. Tapi jika suatu pagi kamu merindukan cintaku, bawalah serta seluruh kopermu. Tinggallah selamanya di hatiku.


Kasihmu,
@faninovaria



Ketika Bosan

Hey kamu, tahu tidak rasanya bosan?
Kalau saja kamu bisa membaca perasaanku sekarang, lantas menganalisanya, inikah yang namanya bosan? Aku sendiri tak paham. Bosan. Satu kata sederhana. Lima huruf saja. Tapi buatku pribadi, bosan merupakan salah satu dosa besar yang bisa kita lakukan sebagai manusia. Manusia hina yang mencinta. Tapi apa kita punya kuasa untuk mengatur rasa? Katanya tuhan maha membolak-balikkan perasaan hambanya. Lantas salah tuhankah bila kita merasa bosan?

Bosan yang suatu hari muncul itu tentu bukan salahku apalagi salahmu. Mari kita salahkan saja bosan yang biru itu. Aku terlalu mencintaimu untuk merasa bosan terhadapmu. Dan kalaupun suatu hari nanti bosan itu berhasil merajai sukmaku, tak akan aku biarkan ia masuk ke ruangan istimewa tempat kamu bertahta. Kamu harus percaya.

Tentu aku berharap kamu akan berperang sama sengitnya bila kelak bosan itu mampir ke hatimu. Kita manusia yang mencinta tentu berharap mendapat balasan yang -paling tidak sama- kan? Atau malah mencinta macam teori ekonomi, dengan modal seadanya berharap mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Tenang saja, aku bukan tipe yang nomor dua. Aku tipe kuno yang mencinta sepenuh hati dengan risiko disakiti.

Biarlah. Biar aku titipkan hatiku ini untuk dipertaruhkan oleh keadaan. Bila nantinya bosan, atau dosa-dosa lainnya datang dan memporak-porandakan apa yang kita punya, paling tidak ada keindahan yang bisa aku ingat tentang kamu.

Jangan bosan ya.


Avatar Twitter

Hai kamu, yang mejeng di avatar twitter-ku!

Kapan kita ketemu lagi?

Ya, bertemu denganmu memang tidak segampang memencet nomer telefonmu, tentukan destinasi bertemu dan kita langsung bisa mengobrol di tempat destinasi kita itu

Waktu kita bertemu itu, aku tidak sempat bicara banyak, banyak sekali hal yang ingin kusampaikan namun tak sempat terucap

Kau sedang terburu-buru dan aku gugup sekali

Kamu mungkin bukan alien berusia 900 tahun yang ‘menculik’ku dan mengajakku keliling galaksi naik kotak polisi biru

bukan juga seorang detektif konsultan yang merupakan satu-satunya di dunia dan aku bukan asisten sekaligus doktermu

bukan juga seorang penyihir terpilih yang mengalahkan dia-yang-tak-boleh-disebut-namanya

Kau hanya manusia, human, muggle, remaja biasa dengan mata cokelat hazel dan bersuara indah

tapi, love,

kamu telah mempertemukanku dengan teman-teman dan sahabat yang tidak bisa kudapatkan dari kesempatan atau tempat lain

3 tahun! 3 tahun aku mengenal mereka dan yang kami alami bersama sangat menakjubkan

Karena mereka, aku berani mengunjungi tempat yang tidak pernah kukunjungi sebelumnya dan mendapat pengalaman yang tak bisa kulupakan

Karena mereka, aku melalui hari-hari yang penuh tawa dan kesedihan bersama, walaupun tidak setiap hari

beberapa dari mereka belum pernah kutemui sebelumnya, dan kami hanya berbincang melalui berbagai situs jaringan sosial, namun, bagi kami, kami adalah keluarga

sebuah keluarga yang terbentuk bukan karena ikatan darah, melainkan dari satu kesamaan, kesamaan diantara sekian banyak perbedaan kami

yaitu, kamu…

ya, kamu…

Mungkin saat aku bertemu kamu, kamu bahkan sudah lupa denganku, kau bahkan mungkin sudah lupa namaku 10 menit setelah pertemuan kita.

tapi tidak apa-apa, aku tidak menyalahkanmu, pasti banyak orang yang pernah kautemui, dan terlalu banyak, bahkan konyol jika aku berharap kau masih ingat padaku

Dan aku juga bodoh, menulis surat cinta padamu dalam bahasa yang tidak kaumengerti

bagaimanapun, terima kasih…

terima kasih untuk semuanya…

because of you, I’ve met those amazing people that I’ve never met before…


Salam sayang,

Indy (sekarang, coba ingat-ingat namaku ya, anggap saja tantangan! hihihi)


Dari Aku Untuk Kalian

Halo anak-anakku,
Apa kabarnya kalian? Kuharap kalian selalu bersemangat dan tidak ada yang mogok-mogok sekolah atau malas mandi ya...


Anak-anak, maafkan aku ya, kalau akhir-akhir ini sering tidak sabaran. Rasanya semakin sering ya aku terdengar mengomel di kelas. Itu perasaanku. Semoga saja yang kalian rasakan berbeda dan hanya terdengar aku yang senang bercerita. Maafkan aku jika ada di antara kalian yang merasa sedih. Sungguh aku tidak ada maksud membuat kalian bersedih.


Anak-anakku, pelukan yang tiap pagi kuberikan pada kalian adalah setitik kecil ungkapan rasa sayangku pada kalian. Semoga perasaanku sampai pada kalian dengan selamat dan tidak tersesat. Pelukanku setiap pagi sebagai caraku mengirimkan semangat pada kalian yang masih dilanda kantuk. Pelukanku setiap pagi kuharap mampu membuat kalian nyaman berada di dalamnya. Karena aku yang mendapat balasan dekap dari kalian pun merasakan semangat dan kenyamanan berada di dalamnya. Terima kasih.


Anak-anakku, terima kasih telah membuat mata, hati dan pikiranku terbuka luas melihat setiap detil keunikan kalian. Belajar semakin banyak dan semakin dalam untuk membimbing kalian. Ya, aku banyak belajar dari kalian, sayang. Aku belajar bagaimana caranya mengajar. Aku belajar bagaimana caranya bersabar. Aku belajar bagaimana caranya berkomunikasi dengan lebih baik lagi. Aku guru kalian yang menjadi murid kalian dalam sekolah kehidupan.


Terima kasih, telah sudi berada dalam kehidupanku. Terima kasih telah sudi mengisi hari-hariku dan menghiasinya menjadi semakin cantik. Anak-anakku yang hebat, teruslah semangat. Di tangan kalianlah dunia ini akan berjalan dengan lebih baik. Tetap senyum ketika datang ke sekolah ya, jangan mogok dan menangis lagi. Semua akan baik-baik saja. Sampai bertemu lagi besok di sekolah. Jangan lupa selalu peluk aku ketika datang.


Kelas Awan


Peluk sayang, rindu dan cinta yang banyak,
Aku, ibu Kika guru kalian di kelas, murid kalian di kehidupan.
@hotarukika


SURAT CINTA UNTUK RANGGA TYASPUTRA

Selamat pagi!
Tenang saja aku bukan penguntitmu. Aku hanya pengagummu. Pengagum yang setiap pagi menunggumu menyapaku. Pengagum yang setiap malam berkutat dengan harapan kau menepuk pundakku. Membelai rambutku. Jika suatu saat nanti aku tiba-tiba terjatuh di jalan tanpa sebab, kaulah yang patut disalahkan. Kau mendorongku di dalam pikiranku.
Tak pernah ku tatap dalam-dalam matamu. Aku terlalu penakut. Takut membeku dalam dinginnya matamu. Jika suatu malam ketika kau berpeluh, kubuatkan kau segelas susu hangat, maukah kau meminumnya?
Maaf, tak bermaksud ku meminjam namamu di hatiku. Jangan merasa terganggu karena aku tak akan mengganggumu. Aku tak berharap kau membalas suratku ini. Cukup senyum saja ketika membacanya. Maka aku akan tersipu.
Sampaikan salamku untuk kekasihmu. Katakan padanya ada seorang calon adik ipar menunggu dipeluk oleh kakaknya di rumah.

salam,