30 January 2012

Variatio 16. Ouverture. a 1 Clav.

Untuk  teman-temanku yang entah malam ini tidur dimana,

Kita dicipta

Untuk dunia atau entah untuk siapa

pekat di muka, peluh di baju

kuyup, dengan waktu yang menderu

hempaskan lajunya

biar jiwa memuntah , menggila

ini jalan, kita hajar tanpa indra

biar terantuk saja, patah juga tak apa

sebab tak salah, di dunia atau di surga

sama saja.






oleh @MungareMike

diambil dari http://mungaremike.tumblr.com/

One in the Morning

Dear, you.
———————————————————————

It’s one in the morning and I miss you more than I should.
It’s the subtle reminders that make the nights so hard.
Maybe it’s how the television flashes your face in the space where the smiles should rest, or maybe it’s the areas in the voices that remind me of yours, either way, I still feel you in the static.

I swear I’m moving on.
I still clutch my pillow every night, pretending you’re not gone.
I know I have every reason to walk the lonely road away from you, but I have yet to enjoy a step.

Maybe this isn’t as easy as I hoped it’d be.
Maybe I still feel you carved into my veins.
Your arms belong around my waist, your hands belong in mine.
I’ll love you ‘til my last breath shakes loose from these punctured lungs.
Break my bones and leave me dry.
This was never what I planned.

——————————————————————
Me. A man, who can’t be moved.




oleh @kyogas (Asta Kinan Prayoga)

diambil dari http://kyogas.tumblr.com/

Hei, twinnie!

hei, twinnie! salahkah aku bila aku menanyakan kabarmu?

semoga kau baik-baik saja. semoga kau selalu berada dalam lindungan Tuhan. aku di sini baik-baik saja, meski cuaca mulai tak mampu ditebak, meski kesibukan mulai menyabotase waktu luang.

hei twinnie! salahkah aku bila aku menulis surat untukmu?

maafkan aku. maafkan aku yang sudah lancang mengganggu waktumu dengan mengirimkan sepucuk surat yang absurd. aku menulis surat karena aku rindu, dan karena dansa jemari di atas keyboard lebih mampu berkata dibandingkan sepasang bibirku.

hei, twinnie! salahkah aku bila aku merindukanmu?

aku rindu. kita memang belum pernah bertemu langsung. tapi aku rindu. aku benar-benar ingin bertemu. doakan aku bisa ke tempatmu ya? ehehe.

hei, twinnie! salahkah aku bila aku mengakui sesuatu?

satu, aku mengakui bahwa kau temanku. bukan, bukan teman. kau keluargaku, saudara kembarku. teman terbaik yang aku punya. meski kita jarang bertemu … tapi kau bisa merasakannya kan? merasakan sebuah koneksi antar hati yang tak terlihat? iya kan?

dua, aku mengakui bahwa aku menyayangimu. mungkin terdengar basi. tapi, sebenarnya aku tak mudah mengungkapkan rasa sayang loh. hanya pada orang tertentu saja. jadi, kamu spesial buatku :*

tiga, aku minta maaf selalu membuatmu resah, terkadang menghilang tanpa jejak, terkadang tidak ada ketika kau membutuhkan. tapi … kau tahu? ketika kau sedih, aku juga merasakannya. kita saudara :””

dan yang terakhir … aku mencintaimu, seperti saudara kandungku, keluargaku sendiri. meskipun kita tidak berasal dari rahim yang sama, meskipun hanya melalui perantara dunia maya kita berjumpa, tetapi aku mencintaimu dan menganggapmu saudaraku sendiri :)

kau boleh ragu kalau mentari adalah bintang. kau boleh ragu kalau bumi berputar. kau boleh ragu akan jujur dan dusta. tapi jangan pernah ragu kalau aku mencinta.

jangan pernah lupa bahwa aku selalu menyayangimu :”)

hei, twinnie! sekali lagi, maafkan aku yang sudah seenak jidat merusuh dengan sepucuk surat tak jelas ini. jaga dirimu baik-baik, ya?

salam sayang,
ichi-mu :”)





oleh @_michelia untuk @annavalois

diambil dari http://ichiaisyah.blogspot.com/

Tetesan Air Mata Bunda

Bunda,

Harum rambutmu selalu kuingat. Aku tiap kali memelukmu sambil mencium harus rambut harummu dari belakang. Aku selalu menangis tiap kali merasa kau sedang merasakan sakitmu itu, Aku ingat kau terbaring tak berdaya dengan pandangan kosong. Aku suapi kau dengan bubur dan tiap kali kau tertidur selalu ku bisikan rasa cintaku padamu.

Aku merasakan tidak akan pernah sempurna bila satu hari tanpa melihat wajahmu itu. Kau sangatlah berarti bagi hidupku hingga aku sebesar ini. Aku Mencintaimu dan menyayangimu.

Kau pernah ingat aku tak pernah mau merayakan Hari ulang Tahun. Karena itu bisa mengingatkan umurku dan umurmu. Semakin mengingat umur aku akan melihat kau pun akan semakin tua. Aku selalu tidak dapat menahan melihat air matamu, karena dengan menangis seseorang akan terlihat jelek dan menua. Aku pun selalu memperhatikan rambutmu agar tak pernah berubah memutih.

Namun sayang, aku pun akan terus tumbuh besar. Dan Suatu hari aku pun akan meninggalkan mu dan menjalani hidup bersama oang lain yang ku cintai. Bunda, Rasa cintaku simpanlah pada tiap sudut hatimu.

Semoga kau cepat sembuh dari kankermu, dan  terus hidup dan berjuang. Jangan pernah memalingkan wajah walau wajahmu terlihat tua.

Dari
Anakmu





oleh @KucingPerez

diambil dari http://kucingperez.tumblr.com/

Ternyata

Kepada Yang Ternyata Masih Milik Oranglain
Dimanapun Kamu
Bandung, 29 Januari 2012


Hai jelek? Gimana masih cape? Maaf ya aku bikin kamu tambah cape lagi gara-gara harus baca surat ini.

Aku inget, mulut kamu ngomong apa waktu kamu cerita tentang semua orang yang pernah masuk dikehidupannya kamu. Kamu ceritain semua kenangan kamu sama dia, dia dan dia. Buat aku itu jadi poin plus, soalnya aku bisa ambil kesimpulan dari cerita kamu itu. Dan denger semua cerita kamu bikin aku sedikit lega. Berarti gak ada masalah dong kalo aku deket sama kamu? Gak akan ada yang jealous. Soalnya kamu bilang kalo kamu lagi sendiri.

Kamu tau gak? Ternyata yang hari ini cape bukan kamu doang. Aku tiba-tiba jadi ngerasa lemes. Padahal aku gak ngerjain apa-apa. Seharian ini aku cuma dirumah ngerjain tugas, main notebook sama nungguin sms kamu doang. Terus lemesnya disebelah mana? Waktu aku baca mention dari pacarnya kamu yang bilang kalo ternyata kalian itu belum putus. Waahh kejutan sekali ya? Telinga sama mata aku seneng dengernya. Tapi nggak sama hati aku.

Jantung aku serasa berhenti sepersekian detik. Sebagian dari aku ngerasain remuk dan sebagiannya lagi gemetar dan aku gak bisa kuasai tubuh aku sendiri. Aku kesulitan mencerna apa yang baru aja aku tau. Otak aku coba replay lagi cerita kamu waktu itu. Aku gak salah denger kan?
Dan sekarang aku bingung harus percaya siapa. Banyak kemungkinan pernyataan kamu atau dia itu bener.

Kamu! Kamu harus tanggung jawab sama apa yang udah kamu perbuat. Kamu udah buat aku gak mau minum susu yang udah ayah buat sebelum aku berangkat sekolah cuma gara-gara kamu gak kasih kabar dari siang sampe pagi. Kamu udah buat aku gak mau tidur gara-gara kamu sampe tengah malem belum juga pulang ke rumah dan gak bales sms aku. Dan parahnya lagi kamu udah buat aku simpen semua harapan aku di kamu. Kamu harus tanggung jawab!!

Kenapa sih, disaat aku udah yakin sama perasaan aku malah kamu buat ancur? Kamu mau tanggung jawab? Sekarang kalo aku tanya: Maksud kamu itu apa? Kamu bisa jawab? Kamu bisa jelasin? Atau lebih bagus lagi kalo kamu bisa bikin aku tetep ceria biarpun kamu masih sama dia. Semua yang udah kita lewatin mau aku buang kemana?

Kalau emang ini kenyataannya. Oke! Aku coba buat terima. Terimakasih, terimakasih dan terimakasih.
Sia-sia selama ini aku coba buat berjalan pelan. Ternyata kamu malah buat aku jatuh juga.

" Terserah hati mau kemanapun dia berlabuh.
Aku biarkan dia bebas memilih pelabuhan yang ia suka, sekalipun..
Dia menjatuhkan jangkarnya untuk orang yang salah "


Yang Kamu Panggil 'Jeyek'





oleh @natasyagee

diambil dari http://gigipunyarahasia.blogspot.com/

Terperangkap di 10 bulan lalu, Hari ke-16

Sebuah surat ucapan cinta untuk @hsnpr yang 10 bulan lalu di tanggal 19 Maret memberikan efek cairan kimia yang disebut orang chemistry, demi kelancaran sebuah drama paskah. Abang yang memberikan dampak yang berbeda dalam hidupku. Terimakasih untuk 10 bulan lalu, dalam waktu yang singkat namun membawa efek yang berlebih untuk kehidupan aku, kita berdua.

   Hai bang, sekarang abang pasti lagi kecewa berat ya? karena tim bola kesukaan abang kalah 2-1? haha. Tenang bang, biasa kalah itu unutk tim-tim yang sering menang, aku juga yakin abang gak sedih-sedih banget pastinya, karena abang pendukung setia.
Bang, aku sempat tersentak dengan sms abang pagi ini "de', habis kerja mau kemana? jalan yuk?". Wah, pasti ada yang mau diceritain nih, seperti biasa kalau abang sms aku. Yah, tanggal 27 sudah lewat dan itu adalah hari bahagiamu besama dirinya yang sekarang. Pasti ada sesuatu.. haha. Akhirnya kau jemput aku, kita pergi ke Lembang ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi, padahal sudah berapa tahun kita ada di Bandung ini? *God!

   Akhirnya, di hari itu entah mengapa kita habiskan bersama tawa yang tak kita dapatkan dari mereka. Kau dengan masalahmu aku dengan masalahku sekarang, tapi ketika kita bertemu berdua rasanya begitu banyak yang ingin ditumpahkan dan masing-masing menyiapkan hati dan telinga untuk mendengarkan. Sesampainya di Lembang kita memutuskan untuk makan di Tahu Lembang, jelas-jelas harga makanannya pasti lumayan, tapi waktu aku bilang " abang yakin mau makan disini?" dengan pasti kamu bilang "kita coba aja, yuk!" waaaw.. dari dulu setiap tempat yang belum pernah aku kunjungin selalu perginya sama kamu, karena kamu berani. Menikmati makanan sederhana, tahu susu dan kita tidak minum sama sekali, hanya menghabiskan waktu, hujan, dan hati yang tercurah untuk di dengarkan. Setelah kehausan, kita memutuskan untuk pergi keluar dan mencari minuman. Kita minum bajigur yang hangat sekali. Selanjutnya hujan turun semakin deras dan Lembang semakin dingin terpaksa kita berteduh lagi berdua disana, kembali bercerita satu sama lain mulai dari calon pasangan yang diinginkan, keluarga, pertumbuhan rohani dalam keluarga, kembali merencanakan surprise untuk dia yang kau sayang saat ini, membicarakan tetang bagaimana kita bisa jalan-jalan sejauh itu hanya untuk membuang penat. Lalu kamu mulai lagi isengnya "ini kita ngerayain 10 bulan kita gak jadian ya nin.. hahahaha" .. Zzz pelis deh! *hati-hati bikin gue jatuh cinta lagi!

   Hujan reda dan kita pun pergi bang. Betapa baiknya Tuhan kita gak usah bayar parkir *Hahaha.
Kemudian kita merencanakan untuk pergi ke De ranch yang memang kita belum pernah sama sekali masuk kesana dan ternyata seru banget. Naik kuda, jalan-jalan berdua di arena De ranch yang luas, poto-potoin aku, tas aku dibawain waktu aku mau naik kuda, dibilangin temenmu prewed laah, dan masih banyak lagi yang kita lakuin di De ranch tapi rencana kita minum susu murni gak jadi bang, yaah. Tapi, senangnya aku bang!!! main gombal-gombalan sama kamu, rebutan bayar jajanan, berharap parkiran gak bayar lagi *ups banyak lah. Dan aku cuma bisa mengucapkan terimakasih untuk kebahagiaan yang aku dapatkan dari kamu bang. Terlebih aku mengucapkan terimakasih karena kamu satu-satunya laki-laki dewasa yang ketika terjadi "rasa" itu mau membicarakannya secara 4 mata dan malahan kamu selalu bantu aku mengembalikan kepercayaan diriku lagi bahwa "aku berharga dan patut diperjuangkan" dan itu bukan karena kecantikanku atau kemampuanku, tapi memang karena aku berharga. Kamu juga mau benar-benar menjadi abangku, masih mau ngeladenin aku ketika aku menjadi sosok adek buat kamu. Thank God i have u brother.

 Setelah 10 bulan lalu kita mengakhiri sesuatu dan memulai lembaran baru untuk dapat berteman baik. Kita berhasil bang. Kita punya hari "anniversary gak jadian" ini. Kamu selalu ingat tanggalnya dan selalu mengingatkan aku tentang hari dimana kita berbicara 4 mata, hari yang kamu bilang menjadi titik balikmu. Bahkan aku saja kadang melupakan tanggalnya. Thanks for fake celebrate anniversary with me. Terimakasih untuk perhatian yang kamu kasih sama aku. Sayangnya, senangnya kita tidak bisa benar-benar kita nikmati karena kita bukan berjalan bersama mereka yang kita sayangi saat ini. Tapi cukup nyaman untuk bersenang-senang dan melepas penat.

Angin, kemarin aku selalu membayangkan seandainya itu semua ku lakukan bersamamu.. pasti akan lebih menyenangkan. Aku masih rindu.

Sekali lagi terimakasih karena memberikan kenangan dan membiarkan aku terperangkap dalam kenangan 10 bulan yang lalu, dimana pernah ada cerita diantara kita. Tuhan memberkatimu brader! ^^






oleh @nintafryani untuk @hsnpr

diambil dari http://stepon-sepatuninta.blogspot.com/

Selamat hari jadi, Sayang.

Selamat pagi, sayang.
Hai selamat merayakan hari jadi kita yang berbulan-bulan. Sudah ke 32 harusnya hari ini.
Kamu dimana?
Aku masih mencarimu dan tetap tidak menemukan kamu diluar sana, aku hanya menemukan kamu di dalam. Di dalam hatiku dan pikiranku.
Bagaimana kamu dengan pacar barumu sekarang? Ku dengar katanya pacar barumu memang jauh lebih baik dariku. Iya orang-orang yang bilang padaku, orang-orang lebih banyak membicarakan dia ketimbang aku.
Tapi mereka tak pernah tau. Aku lelaki yang tak suka dibandingkan, aku bukan pecundang. Mereka hanya tidak pernah tau kan bagaimana sewaktu kita bersama? Iya kan?
Aku rindu kamu lagi El, aku coba menghubungimu tak pernah aktif nomormu, kau ganti nomormu itu? Aku cek akun facebook dan twittermu tak tampak ada update darimu, kemanakah kau? Menghilang.
Sudah setahun sejak kita putus El, dan hari ini tepat di 32 bulan kita, aku merindumu lagi. Hari ini aku mengingat semua tentang kamu, sudah sebulan sejak aku benar benar galau akan kamu.. Ku pandangi semua fotomu, ku baca ulang semua pesan singkat yang aku simpan di handphoneku, ku baca semua email darimu. Laki-laki macam apa aku ini? Aku cengeng!
Semua pemberianmu masih aku rawat baik-baik, jam tangan pemberian darimu ketika aku ulang tahun masih aku gunakan. Bantal dan jaket darimu aku gunakan pula.
El, pedulikah kau dengan rinduku?
Jarak memisahkan kita terlalu jauh. Aku rindu sorot matamu yang teduh, tatapanmu yang selalu menghanyutkan aku, tawamu, senyum mu yang manis. El, dengar aku, aku rindu kamu...
Tapi tuhan memisahkan jarak kita terlalu jauh El! Kau tidak disini lagi! Kita sudah berbeda sekarang, apa yang kau dapat dari pacarmu yang kata orang-orang lebih baik dariku itu? Kau dapat kematian, lihat El! Kau dibunuh dia, sudah kubilang waktu itu aku suruh kau tinggal, biar aku yang antar kau pulang malam itu. Jika kau nurut padaku, sekarang aku akan ada di depan rumahmu El. Sekarang aku ada didepanmu, di depan makam mu yang basah dan ini hari ke 7, tepat 32 bulan kita tapi kau sudah tidak ada. Surat ini untuk kamu, yang sudah 20 bulan bersamaku, dan kini kamu pergi. Kecelakaan itu telah membawa kamu pergi dari sisiku untuk selamanya El. Pacarmu itu, biarkan jadi musuhku sepanjang hidupku, aku benci dia yang telah membuat kau pergi. Tenanglah disana El, tidur yang nyenyak, aku rindu kamu disini, aku berdoa untuk kamu selalu, Sayang.
Aku sayang kamu, Ellina. Tapi tuhan lebih sayang padamu.
Semoga kau tenang disana..

Tertanda, aku yang selalu menyayangimu dan masih mendatangi makam mu.

Mario.





oleh @maharaniflen

diambil dari http://maharanifln.blogspot.com/

Aku bakal kangen kamu, Nyet

aku sedih, tapi bagaimanapun, semua yang kamu tinggalin, harus ikhlas kan?
termasuk aku.
mau menyesal bagaimanapun ga ada artinya.
harusnya aku iya-in aja waktu kamu mau ngelewatin tahun baru bareng aku.
kalo aku tau aku bakal ga bisa liat kamu lagi. buat selama-lamanya.
kalo katanya dengan inget kejadian2 lucu bisa bikin tersenyum, itu ga berlaku di aku.
yang ada, aku malah diem murung, menarik nafas dalam2, malah bisa sampai meneteskan air mata.
janjiku buat senyum seharian kalo kamu balik, kayanya malah kebalikannya.
aku malah ga bisa senyum 'ikhlas' waktu liat kamu buat yang terakhir kalinya kemarin.
tapi ga denganmu. kamu tersenyum.aku ga tau apa artinya.
tapi sepertinya kamu tersenyum supaya orang-orag yang kamu 'tinggalin' juga bisa senyum kaya kamu.
entah sama siapa lagi aku cerita. cerita yang bener-bener ga ada rahasia.
yang semuanya bakal terucap tanpa kebohongan kalo aku udah cerita ama kamu.
plus pake 'bumbu' nyeleneh ala kamu. ga pernah serius.
raut mukamu itu lho, yang bisa bermuka datar walaupun lagi ngelucu.
ah. aku bakal kangen.
atau sama siapa lagi aku minta di ajarin main poi,
atau nge dance 'super junior' yang bikin aku sakit perut ga bisa nahan ketawa.
atau, aku minta buatin kopi sama siapa lagi? hehehe.
masih inget waktu kamu bilang 'ini adalah hari es jeruk sedunia'.
kamu bener-bener konyol. tapi aku bakal kangen itu.
harus aku kemanain si Leonardo Kura?
aku ga mau nyimpen dia di lemari. tapi kalo liat dia pasti ingetin aku ke kamu.
kamu yang humoris itu, yang aku ga bisa lupa.

tapi kenapa kamu ga cerita? ga mengeluh? kalau kamu nyimpen semuanya sendiri.
ga bisa dan belum mampu untuk berontak.
ah, bukan. aku ingat kamu pernah bercerita tentang itu semua.
mungkin  hanya aku yang kurang peka.
aku minta maaf.

kesalahanmu sudah aku maafkan. aku harap kesalahanku juga demikian.
'hutang'mu sudah aku anggap lunas, aku harap begitu pula 'hutang'ku.

kamu lihat aku sekarang kan? sudah tersenyum bercampur air mata.
ikhlas melepas kepergianmu.

(Rest In Peace I Gusti Bagus Eka Diaksana: 1 Juni 1985 - 26 Januari 2012)





oleh @neenaboobo

diambil dari http://neenaabooboo.blogspot.com/

Unromantic Letter

hai @gitoabimayu,

gimana perkembangan kabarmu git?semoga terus membaik ya.
anyway karena ngebaca ini surat cinta jangan pernah mikir aku cinta kau git, aku ga homo. ini surat cinta sebagai teman. dan mungkin teman teman yg lain akan terwakili di suratku ini.
iya, udah lama kita ga ngumpul ngumpul kan?udah lama kita ga bercanda bercandaan. sejak kau sakit ya beginilah kita sekarang. kami juga ga gitu sering ngejenguk, ya bisa dibilang super jarang malah. tapi sebenernya kami khawatir dengan keadaan kau git.
semoga kau bosan ya netap di rumah sakit, semoga penyakit kau juga ga betah bersemayam di tubuhmu yg semakin mengurus. kita juga ga bisa nyalahin Tuhan mempercayai kau buat memperlihatkan salah satu kuasa-Nya kan?
udah hampir satu tahun kan ya?awalnya kau mulai sering ga datang sekolah, kami taunya kau cuma sakit perut biasa. lama kelamaan ternyata kami, dan juga kau baru tau, itu ternyata radang ginjal. kau juga makin jarang masuk sekolah. trus ternyata ada tumor di ginjalmu. dan semakin lama, saat kami tau lagi kabarmu, ternyata itu kanker ginjal.
percayalah, kami semua kangen bersenda gurau denganmu git. ngumpul ngumpul lagi. ketawa ketawa lagi. ini cuma test dari Tuhan untukmu, git. jangan pernah nyerah. dan kita semua jadi tau kan, kesehatan itu mahal harganya. hidup juga cuma sekali, kita juga harus lebih menghargai jatah waktu yg diberikan Tuhan kepada kita.
sekian dulu git, semoga kau cepat sembuh ya.

dari temanmu, dan teman dari teman temanmu.




oleh @ktagana untuk @gitoabimayu

diambil dari http://superagazzino.blogspot.com/

Kepada Waktu

Kepada jutaan detik, menit, dan jam yang telah berlalu tanpa hendak kembali…
Dari yang selalu menyesalimu, dan ingin kamu kembali lalu membeku…

Entah sudah berapa banyak hati yang menangisi betapa menyesalnya membiarkan sang waktu berlalu terlalu seenaknya. Betapa sang waktu berlalu tanpa mengenal kompromi. Entah sudah berapa butir angka yang bergulir tanpa mau berhenti pada jam analog kami. Entahlah….
Detik, entah sudah berapa kali kamu berkumpul lalu berubah menjadi menit. Pun sudah berapa kali menit berkumpul untuk kemudian menjadi jam. Kumpulan jam yang menjadi hari selalu kami lalui tanpa jeda. Ada kiranya kalian memberikan kami ruang, rehat sejenak, dan menata ulang serpihan kejadian yang berujung penyesalan.
Sudah 19 tahun aku menapaki bumi bundar ini. Tapi kamu tahu? Angka belasan yang tahun depan akan berubah dengan kepala dua, bahkan bukanlah waktu yang cukup untukku mengelilingi bumi bulat ini. Betapapun kulihat waktu hanya terdiri dari 12 angka dalam 1 putaran. Sangat berharga.
Aku yang beranjak besar bersama sepupu-sepupuku. Kami yang menata tahun-tahun emas kami bersama, kini sudah menapaki jalan setapak menuju cita kami. Tidakkah kamu lihat betapa kamu sangat sering melewatkan perkembangan kami satu sama lain? Tidakkah kamu iba melihat kami yang berkembang tanpa saling betul-betul mengenal satu dan lainnya?
“Waktu berjalan sangat cepat, bahkan terlalu cepat. Banyak moment yang sudah kita buat, lalu terlupa. Banyak kisah yang sudah tertinggal, sementara waktu tidak memberikan izin untuk kami mengambilnya, kembali”
Dengar kan? Sudah berapa juta hati yang menangis, hancur, lebur, tak terukur karena butiran-butiran waktu. Sudahkah kamu melihat ada berapa banyak butir airmata yang terjatuh karena menyesal? Menyesali waktu yang berjalan terlalu cepat. Pasti belum.
Aku, bahkan sempat menitikan setitik bening saat melihat sepupuku yang seumuran denganku, kini sudah menjemputku untuk pergi. Menyetiri kami. Lihat kan betapa banyak waktu yang telah lewat bahkan aku tidak tahu bagaimana jatuh-bangunnya dia belajar mobil.
Sudah terlalu banyak waktu yang terbuang. Lantas bisakah aku mendaur ulang waktu-waktu tersebut? Bisakah aku membuang waktu-waktu berharga tersebut pada tempat yang tepat? Bisakah?
Satu pinta manusia yang sangat sederhana, “Bisakah aku kembali pada masa di mana semuanya tidak serumit sekarang? Lalu bisakah aku membekukan semua moment sederhana namun berharga itu?”
Detik, menit, jam…
Biarkanku pungut serpihan kalian, lantas kubawa pulang,
Biarkan kubekukan kalian, lalu kunikmati segala kesederhanaan kalian jengkal demi jengkal,
Dan biarkan kumulai kalian kembali pada masa terindah itu, biar kutata kembali langkah-langkah kecil agar tak ada lagi waktu yang tercecer….
Mau kah?
Kau kembali?
Memberikanku kesempatan?
Yang kedua?

Tertanda,
Yang meleburkan, membuangkan, dan memungut serpih demi serpih dirimu.
Teruntuk,
Detik, menit, jam, kembalilah…




oleh @nisfp

diambil dari http://wordsroom.blogspot.com/

Untuk pria jomblo gembira.

Hallo dek, apa kabar ? Bagai mana yogyakarta ? hehehe. Rindu sekali aku kesana, besok kalau kesana lagi kita makan bareng lagi ya dek. Pesen kopi aceh yang ternyata gak enak itu lho, hahaha. Besok - besok makan tempat lain lah dek, jangan di tempat kemaren yang pas kita datang malah mati lampu huahaha. Pertanda apa aku gak ngerti dah, tapi yang pasti aku belajar banyak deh dari kamu.

Bener banget deh kamu memang bukan bocah dan se alay ketawa kamu kalau di chat bbm ( wakakaka ), ya ampun dek haha. Gak kenal maka gak sayang kali yah, tapi yah gak sayang juga sih dek haha. Yah inti nya menilai orang lain gak bisa dalam waktu singkat, itu yang aku pelajari dari kamu. Karna emang bener apapun yang di gambarkan orang lain gak selama nya itu emang gambaran dia. Yah seperti apa yang udah pernah aku kenal, banyak banget yang menggambarkan diri mereka sempurna, keren, tinggi tapi tidak mampu membuktikan banyak yang mereka gambarkan. Apa lagi di dunia maya, apa sih yang gak bisa di bikin ? Takut apa kalau mereka aja gak bisa liat kita, cuma dari suara dan gambaran itu lagi. Dan apapun itu masa lalu, seperti yang kamu bilang dek. Tidak semua nya hal buruk, ya semua balik ke cara pandang kita lagi aja kali yah dek. Apa mau memanadang itu dari sisi buruk nya atau ambil semua sisi baik nya, semua hanya proses di mana ada sosok baru kita di masa sekarang. Semua apa yang ada di masa lalu tidak harus di sesali bukan, apa lagi di benci karna kita emang pernah ada di masa itu, yang bahkan pernah ada alasan untuk kita berkata " saya bahagia ".

Gimana dek udah punya pacar belum ? Masa orang keren gak punya cewe mulu sih ? hahaha. Aku masih inget banget waktu kamu bilang " Cinta sama balas budi itu beda tipis, karna kadang ada yang mempertahankan satu hubungan yang bahkan sudah tidak di inginkan karna pasangan nya terlalu baik ". Emmm, oke deh dek tapi aku rasa semua balik lagi ke kita nya, kalau menurut aku yang selalu datang dari hati itu baru bisa di bilang cinta. Yang cuma balas budi kebaikan, yang nama nya nyakitin, bohong dan mengatas nama kan cinta sebagai alasan nya itu gak bener kalau menurut aku dek. Eh cie baiklah kita bahas besok aja di jogja sambil ngopi lagi, hahaha.

Sukses lho dek buat banyak hal yang jadi tujuan kamu. Lulus kuliah dengan hasil yang baik, meningkat kan lagi kualitas ibadah kamu lagi. Dan bisa lebih baik tentu nya, ah jadi kangen aku dek sama kamu dan suasana yogyakarta. Kangen kita bahas tentang band kesukaan kita juga Captain Jack, hahaha. Mau download lagu - lagu mereka di album yang pertama susah banget yah dek, modem akika nya itu lho rumpita sekali. Besok di jogja bagi kamu aja yah dek, ahahaha. Eh cie kemaren abis ngisi acara, kembali lagi nih sama dunia musik nya ahai.. ya gak apa - apa dek siapa tau dapet jodoh di acara musik begitu kan keren hahaha.


Sebener nya aku juga senang dengan sikap kamu yang sangat santai dalam menanggapi beberapa hal, ya emang bukan berarti di abaikan tapi lebih di bawa untuk menyenangkan aja. Biar gak jadi beban dan di perlihatkan berlebihan kan. Nah aku sedang belajar seperti itu dek, apapun yang berlebihan emang gak pernah menghasilkan yang maksimal. Yah semua emang harus selalu seimbang, dalam hal apapun kan yah dek. Ada masa di mana kita harus menyeimbangkan antara hal yang datang dari hati dan bertindak dengan akal sehat. Idih bahasa aku dong yah dek, lagi seneng belajar nulis nih dek, hahaha. Inti nya terima kasih banyak dek, buat semua waktu nya kemarin di jogja. Waktu yang tidak terlalu lama tapi kasih banyak hal baik, kasih pandangan baru yang datang dari pemikiran hebat kamu. Tentu semua orang punya pemikiran hebat nya masing - masing, dan itu yang akan membawa kita ke masa yang kita pilih. Walau pasti nya akan selalu membutuh kan saran dan pendapat lain dari orang - orang yang menyayangi kita. Terima kasih pria yang masih betah menjomblo dan selalu santai berkata " gembira " . Semoga besok ketemu di jogja kita punya banyak bahasan baru, suasana baru dan pemikiran hebat yang baru. Dan satu lagi semoga kita sudah punya pacar huahahahaha.



 Ini dia cowo yang mengaku diri nya jomblo dan bahagia nama nya Fajar ( @jackfajar )




Perempuan,

Rahmawati





oleh @OdetRahma untuk @jackfajar

diambil dari http://suratcintaperempuan.blogspot.com/

Semoga Harapan (masih ada)

Senja, segera setelah membaca suratmu, aku berlari menuju pantai itu, aku mengejar, berdoa di sepanjang jalan agar kamu masih berada di sana. Tapi, tidak.. tidak ada kamu di sana, hanya bulan merah jambu seperti yang kamu ceritakan di dalam surat yang tersisa. Senja.. aku menangis, ditemani angin sepoi yang aku yakin saat itu berbahagia bisa menyentuh wajahmu yang cantik lagi.

Aku belum sempat memelukmu disaat terakhir kita berjumpa tujuh bulan lalu, aku menangis Senja.. menangisi perbuatanku yang kini mengacaukan cerita kita. Entah apa rencana Tuhan kepada kita, katamu aku harus bersabar, bertanggung jawab dan katamu kamu akan tetap setia menunggu, katamu cerita kita tidak akan pernah berakhir selama kita masih bisa berharap. Jika bukan karena kamu, entah apa mungkin aku masih bisa berdiri di sini, sendiri. Aku percaya semua kata-katamu, Senja.. aku akan menuruti semua harapan-harapan yang selama ini kamu bekali ditiap langkah yang sekarang sendiri aku tapaki.

Sayangku.. kehamilan istriku sudah memasuki bulan kedelapan. Apakah janji kita masih sama? Apa kamu masih mau menerimaku lagi nanti setelah semuanya selesai di sini? Pertanyaan macam apa ini? Aku benar-benar lelaki brengsek. Satu hari sebelum pernikahanku, aku sudah berniat untuk meninggalkan istriku sendiri setelah dia melahirkan anak kami, dan masih berharap kamu mau menerimaku, setelah apa yang aku lakukan selama ini. Aku benar-benar brengsek.

Senja, bagaimana kabar ayah dan ibumu? Apa mereka masih membenciku? Pasti, ya.. pasti mereka muak mengingatku, aku membuat mereka sakit hati dengan menghamili sahabat anaknya sendiri di bulan-bulan menjelang pernikahan kita. Aku bodoh. Benar-benar bodoh.

Senjaku, aku sangat ingin bertemu denganmu. Membelai rambutmu, mencium keningmu, menggenggam jemarimu, memelukmu, mencintaimu dengan baik, tidak lagi menjadi bajingan dan membuatmu bersedih. Aku akan mencintaimu setiap hari seolah matiku besok, seolah tidak akan pernah lagi aku bisa memelukmu dikemudian hari. Mencintaimu dengan penuh dan tanpa perlu lagi ada air mata serta penantian disela-sela cerita kita. Menghargai tiap detik yang Tuhan beri saat kita masih bisa bersama. Semoga, Senja.. semoga saat itu akan segera tiba. Aku ingin mencintaimu dengan baik, mencintaimu dengan jiwaku.



“If I had no more time, no more time left to be here, would you cherish what we had? Was it everything that you were looking for? If I couldn't feel your touch, and no longer were you with me, I'd be wishing you were here to be everything that I'd be looking for.. I don't wanna forget the present is a gift, and I don't wanna take for granted the time you may have here with me, 'Cause Lord only knows another day is not really guaranteed...

So every time you hold me, hold me like this is the last time. Every time you kiss me, kiss me like you'll never see me again. Every time you touch me, touch me like this is the last time. Promise that you'll love me, love me like you'll never see me again..”

Senja, kita harus terus saling percaya.

Eros

#NowPlaying Alicia Keys -Like You'll Never See Me Again-

(part.4 bersambung...)

Oxymoron

Hey. Apa kabarmu? Aku selalu baik-baik saja. Kuharap kamu tidak.
Maaf, apakah kata-kataku tadi terlalu kasar? Menyakitkan? Kalau iya, terima sajalah. Toh sudah sepantasnya kamu terima itu dariku.
Ingat cerita masa lalu kita. Berapa kali kamu melukai aku. Entah sudah berapa puluh kali aku katakan tidak lagi bahagia denganmu. Dan tidak kamu hiraukan. Akupun sama bodohnya karena tidak kunjung melepaskan diri dari kamu.
Siapa kekasihmu sekarang? Apa dia lebih baik dariku? Aku harap tidak. Biar kamu menyesal karena telat menyadari bahwa tidak ada yang lebih baik dariku. Aku sekarang masih tetap memilih menyendiri. Aku lebih suka begini. Lebih menyenangkan. Aku tidak ingin mengalami hal yang sama berulang kali.
Ah, sudahlah. Buat apa aku menulis surat panjang-panjang untukmu. Kusudahi sajalah surat ini ya.

Tertanda,
Aku.
P.S : Sesungguhnya aku menuliskan surat ini karena aku rindu. Aku begitu mencintaimu hingga tak menginginkan orang lain selain kamu.


Oleh:

Si Tukang Ojek Payung

Untuk anak kecil yang memayungiku kala hujan sore itu

Halo dik, masihkah kamu membebani tubuh mungilmu dengan dingin demi sekeping logam atau selembar uang seribu dan duaribuan? masihkah kamu disana, di bawah jembatan perkasa yang dengan angkuh mengangkangi jalanan ibukota? masihkah kamu menanti hujan datang, mendekati perempuan-perempuan yang takut kebasahan seperti aku? masihkah kamu menyisihkan uang-uang yang kamu kumpulkan untuk membantu orangtuamu? Lalu kamu kemanakan PR-PR mu? Sudahkah dikerjakan dik?

Sore itu kakak ingat pembicaraan singkat kita. Saat kamu berjalan memayungi kakak yang ingin menyeberang jalan, menanti angkot untuk pulang. Kakak ingat jawabanmu yang sederhana, begitu jujur tanpa dusta. “Seneng kak, bisa main hujan trus dapat uang” begitu katamu. Ah seandainya pikiranku masih sesederhana itu. Aku malu, bahkan uangmu masih kamu sisihkan untuk membantu orangtuamu membayar sekolah yang katanya gratis. Tapi uang yang pernah aku raih dengan jirih payahku bahkan tidak pernah aku berikan untuk membantu membayar kuliahku. Malah untuk menyenangkan diri sendiri. Malu aku.

Terimakasih ya dik telah mengingatkan. Terimakasih untuk pembicaraan singkat dibawah payung. Terimakasih telah mengingatkan kesederhanaan yang selalu membawa kebahagiaan. Jangan sering-sering main hujan. Belajar yang benar agar kelak penerusmu tidak perlu menanti hujan demi selembar uang recehan.




A LOVE LETTER TO YOUR MOM

Dear ibu,
Apa kabar? Semoga harinya menyenangkan yah. Semoga ibu dan bapak sehat selalu :)
Aku memberanikan diri menulis surat ini untuk ibu, mudah mudahan ibu dapat sedikit mengenalku dari surat ini. Seseorang yang mencintai anak ibu.

Sebelumnya, aku mau mengucapkan terima kasih, karena ibu telah begitu baik membesarkan anak lelaki yang tidak kalah baiknya dari ibu. Dia selalu bercerita padaku, bagaimana ibu selalu penuh kasih sayang kepada siapapun, kepada anak anak ibu, kepada sahabat sahabat mereka. Ketika dia menceritakan hal hal kecil yang ibu lakukan, matanya berbinar, seperti aku dapat melihat ibu yang cantik melalui matanya.
Aku makin penasaran untuk bertemu dengan ibu. Tetapi, terkadang aku merasa gelisah, lantas bertanya lagi padanya, apakah ibu bisa menyukaiku, sayang? Dan dia dengan penuh kasih selalu menjawab, ibu akan menyukaimu. See, anak ibu memang nomor satu yah :)

Ibu, aku mau mengaku…aku terkadang sangat bawel padanya, apalagi kalau dia mulai terlalu sibuk dengan pekerjaannya, kadang dia lupa makan, kadang makan sembarangan, membuat khawatir saja. Mengingatkan dia untuk istirahat, anak ibu sangat workaholic, dia seseorang yang berdedikasi dan bertanggung jawab. Demikianlah mengapa aku jatuh hati padanya.

Ibu, jika kita bertemu, aku ingin bertanya banyak hal, seperti bagaimana meng-handle anak ibu yang satu ini kalau dia mulai keras kepala, aku butuh berguru pada ibu. Boleh yah bu? Aku janji, aku akan menjadi teman ngobrol yang menyenangkan. Dari cerita ceritanya sih, aku yakin kita bisa menjadi tim yang kompak bu :)

Ahh, aku jadi tidak sabar bertemu ibu. Sampai ketemu yah bu.

Pelukan hangat,
Dari yang mencintai anakmu

Oleh:

Do You Remember Me?

Hi, apa kabar (teman lama)? Kuharap baik, dimanapun kamu berada. Karena aku tidak ingin kamu membaca surat “aneh” ini dalam keadaan tidak baik. Aku takut kalau nantinya surat ini akan terlihat lebih aneh :p . Ah, mungkin seharusnya terlebih dahulu aku bertanya padamu, apa kamu masih mengingatku, teman sewaktu kanak-kanakmu dulu? Semoga iya -dan lantas kamu akan makin tertarik untuk membaca surat ini. Kalau pun tidak, kusarankan padamu untuk melanjutkan membacanya, hingga setidaknya akan ada harapan kecil yang akan menyenggol ingatanmu, dan mengembalikan sosokku dalam pikiranmu. Yah, intinya apapun yang terjadi, kamu harus menyelesaikan membaca surat –yang sudah susah payah kubuat- ini.

Apakah ini surat cinta? Sesungguhnya tidak. Bahkan kalaupun iya, aku tidak pernah berharap “cinta” itu tertuju padamu. Bukan karena apa-apa, tapi aku bisa jadi gadis terkutuk bila itu terjadi. Jika bukan kamu, maka masa lalu lah yang sebenarnya tempat “cinta” itu menuju. Iya, aku cinta pada masa itu, masa yang akan terlalu romantis jika aku menyebutnya sebagai kenangan, tapi tak apa kan? Aku sendiri tidak tahu pasti kapan pertama kali kita bertemu, dan bagaimana ceritanya kita bisa menjadi teman. Yang pasti (dulu) aku temanmu, (dulu) kamu temanku.

Oh ya, selain satu kelas, dulu kita juga adalah tetangga yang terpisah delapan rumah dan sebuah jalan. Kau ingat, dulu pernah pada suatu siang sepulang sekolah, kau berdiri di depan rumahku sambil berkali-kali meneriakkan namaku sampai aku menampakkan diri, hanya untuk berkata bahwa esok hari kau ingin meminjam uangku? Belum sempat aku memberikan tanggapan, kau berlari pulang ke rumahmu. Aneh tapi lucu. Aku sendiri tidak tahu, yang kamu katakan waktu itu adalah janji, perintah, atau malah ancaman? Keesokan harinya, benar saja, aku meminjamkan sebagian dari uang sakuku yang hanya seribu rupiah untukmu. Katamu, uang jajanmu habis dan kau akan mengembalikannya esok hari. Tapi, bagaimana hari sebelumnya kamu bisa tahu bahwa kamu akan kehabisan uang? Atau kamu memang menyengajanya? Ah, ya sudahlah. Itu hanyalah peristiwa sebelas tahun silam yang seharusnya kita kenang dengan tawa, bukan dengan pertanyaan rumit macam itu. Mmm… Sampai bagian ini, kamu sudah mengingatku kan?

Tamat TK kamu pindah rumah. Sebenarnya tidak terlalu jauh, masih dalam satu kota. Tapi itu mengakibatkan kau takkan sesekolah lagi denganku. Dan kita juga tak pernah saling mengunjungi. Oh ya, asal kamu tahu, kamu adalah teman laki-laki pertama dalam hidupku. Bukankah itu teramat spesial?

Dan sebelum aku menutup surat ini, aku ingin minta maaf karena sekitar lima tahun yang lalu, aku menangkap sosokmu dalam bus yang kutumpangi. Tapi jujur, aku tak punya keberanian untuk menyapamu duluan. Dan akhirnya, pertemuan pertama dan terakhir selama sebelas tahun itu aus begitu saja. Mungkin jika kelak kita dipertemukan kembali, kita harus saling menyapa. Lalu biarkan gulir-gulir napas dengan sendirinya melayarkan cerita. Terima kasih telah mau membaca surat ini. Dan maaf jika suratnya terlalu panjang


Oleh:

Kepada Yts..

Kepada Yts. Guru kehidupanku..
dimanapun berada..

Yang tersayang, ayah..
Beberapa hari ini aku sedang menyukai sebuah lagu berjudul Butterfly Kisses yang dinyanyikan oleh westlife, boyband favoritku (masih ingat kan yah, dulu aku suka nyanyi-nyanyi depan tv, karaoke lagu-lagu mereka). Ayah tau gak, lagu itu bercerita tentang apa?
Oke! Dengerin sebentar ya ceritanya...

Jadi lagu itu kaya curhatan seorang ayah. Dia meluapkan semua perasaannya tentang anak perempuannya. Saat anaknya masih menjadi gadis kecil, hingga menjadi seorang gadis remaja yang cantik, sampai dimana hari anak perempuannya itu harus mengganti nama belakanganya, dari nama ayahnya menjadi nama suaminya. Hari itu dia menikah. Ayah tau gak, perempuan itu bilang apa kepada ayahnya? Dia tidak lagi mengatakan apa yang dikatakannya dulu saat menjadi gadis kecil ataupun perkataan saat dia menjadi gadis remaja, yang dia katakan adalah "Apakah gaun pengantinku cantik, ayah?" "Ayah, jangan menangis"

Yah, walaupun aku belum sampai pada tahap apa yang dialami anak perempuan itu, tapi rasanya, kalau memaknai artinya akan menitikkan air mata. Lagu itu agak menyentil. Hanya sedikit berbeda denganku.

Ayah..
Gadismu ini dulu begitu cemburu ketika melihat banyak sekali kakak-kakak yang mencium tanganmu di tempat bernama sekolah. Aku kira, hanya aku dan ibu yang akan melakukan itu. Yang kutahu belakangan adalah ternyata ayahku ini seorang guru. Aku malu...

Ayah..
Hadiah saat usia tujuh belas tahunku adalah saat aku dibolehkan memiliki Surat Izin Mengemudi. Tapi yang paling hebat adalah ucapan selamatmu saat lulus sekolah dan lulus tes universitas. Aku tau, ayah sedikit nangis kaaaan?? Hihiiii, ketauan tuh.. Tapi ternyata aku menangis banyak yaaah.... Heheee....

Ayah..
Kalau nanti tiba saatnya aku harus mengubah nama belakangku, kalau tiba saatnya aku harus tinggal dengan pemimpin keluarga kecilku, kalau nanti saatnya aku harus lebih mendengarkan perintah suamiku, apakah ayah nangis dan merasa kehilangan gadis kecilnya seperti lagu Butterfly Kisses itu?

Ayah.. Akan tiba saatnya aku harus membagi cintamu kepada lelaki lain. Tapi tenanglah, aku akan mencintai lelaki yang hebatnya seperti ayah, yang setianya seperti ayah, yang jagonya seperti ayah. Nanti akan aku kenalkan kepada cucu-cucu ayah bahwa kakeknya adalah lelaki terhebat di dunia selain ayahnya.

Ayah..
Terima kasih untuk semua cintamu padaku, pada ibu dan adik-adik..
Terima kasih telah menjadi guru kehidupanku..


Salam sayang...


WHAT'S THE USE IN HAVING A BOYFRIEND?

Dear You,
In my lonely cold solitude nights, i keep asking to myself deep inside, almost cry:

"What if you have a boyfriend, but he's not available to have a dinner with you?
He doesn't have time to go anywhere with you?
How can 2 people who are not together and don't see each other, call each other boyfriend and girlfriend?
Then what's the use in having a boyfriend?"

*
And suddenly a soft voice whispering to me....

"Dear sweetheart, the answer is... People don't have boyfriend or girlfriend to be together all the time.
But they have boyfriend or girlfriend to know that there's still someone who loves them and cares about them."

*
Dear You,
Though we far apart, i'll always keep the promise inside my heart. That we'll always love and care each other. We'll always have each other. Though we far apart. Until the day we meet, again.....


Oleh:

Anjir! ini surat seharusny BUKAN untk @ekaotto ataupun @heykila

Demi apapun, seharusnya surat ini memang BUKAN untuk kalian.

Bisa sampai nyasar ke kalianpun, seperti bukan seharusnya. ah, terlalu berbelit-belit. Maaf!
SEHARUSNYA surat ini nyasar ke bajingan itu.
SEHARUSNYA postingan pertama ini mengandung amarah, kekecewaan, kebencian, dan... kesedihan.
tapi ya sudahlah.. maafkan saja yang telah tiada.
Sebajingan-bajigannya dia, aku menyayanginya meski Tuhan jauh lebih dari yang aku lakukan.


dear @ekaotto ..
uhm....erhm...ehem...
hai, kak! ya...jika boleh aku panggil kak sih. Meski bukan pake akun yang 'seharusnya'. ternyata lagi-lagi aku harus ngirim surat ini lewat perantara kakak lagi :)) sorry ya kalo ngerepotin :) ya, aku tau sih kakak repot jadi tukang pos dengan sekian banyak yang ngirim. dan ini satu lagi surat nyempil minta di anterin, bakal nambah muatan repot nya :)) sorry...

jauh sebelum ini, dua kali pernah kakak mengantarkan surat ku. satu, sehari sebelum aku 'terpaksa' tidur di seprai putih. satunya lagi, dua hari sebelum mereka 'mencincang dagingku". ya.., cuma dua sih, tapi salah satunya pernah kk sampaikan pada posCinta.. hahaha... aneh ya, hal itu ternyata bisa memberikan suntikan semangat sebelum aku... tak sadarkan diri, masuk ke ruang dingin, dan daging itu tercincang.
satu yang kegita, ini surat pertama ku untuk seseorang, oh tidak.. ini dua orang, sekaligus sehari setelah lama tak melihat matahari lagi :)

hei, kak @ekaotto ..
kakak itu ya (sok) cuek, (sok) galak, dan (sok) seksi. padahal emang seksi :)) baik, care, dan... (kali ini jangan ge-er) cantik! boleh aku bergabung dalam alter pemuja mu? pengagum dalam diam...
pencuri? inginnya aku seperti itu. dalam hening mengendap dan menghabisi semua barisan kata mu. ah... tapi kita sebangsa. gemini bukan? :) biar aku meminta izin. "dear kak eka. boleh aku menyimpan beberapa goresan tak bertinta mu? terutama yang satu itu.., ya..satu yg sangat indah. biar saja kakak penasaran. tak akan ku beritahu saat ini :))"

banyak yang ingin tertorehkan, tapi aku takutnya terlalu panjang kak. maaf selesai dulu ya :)

halo @heykila ,
entah rasa penasaran dari belah dunia mana yang kali ini membawa aku terdampar di rumah mu. saat pintu terbuka, semacam bukan aura kecerian yang menghampiri, ya tepat, sebaliknya. alunan melodi rumah mu benar-benar mendukung langit ku mendung siang ini, serta hujan. terutama, saat aku masuk kedalamnya dan ku dapati lukisan kisah mu, tentang dia, adik mu. aku mungkin tak kenal kamu, tak tahu kamu. tapi lukisan kata mu dengan sempurna membawa aku masuk ke dalamnya, seperti menjadi 'kamu' pada lukisan yang kamu buat.

terima kasih atas lukisan-lukisan yang indah itu. aah... aku speechless! tak ada yang lebih pantas aku ucapkan selain terima kasih! kini aku tau bagaimana untuk tegar. bagaimana untuk mengikhlaskan. bagaimana untuk kuat. dan... bagaimana untuk terus 'hidup'.
-TE-RI-MA--KA-SIH-!-


escape, disappear, reborn


-jingga pagi-


Terlambat Sekian Hari

Hei-hei-hei kamu @SutradaraTop !

Agak terasa little awkward saat tau ada nama 'perempuan hujan' lain sebagai penulis surat dengan identitas super rahasia yang melayangkan suratnya ke arahmu. Dan mungkin membuatku jadi seorang tersangka. Ini lucu.

Suatu ketika di hari ulangtahun kamu, aku sempat berniat membungkus kata-kata dengan kertas kado dan pita, yang akan kutitipkan via dunia maya. Rizki Saputra has being the nice guy for me, and of course I want to give him the nicest present!

Namun satu dan lain hal, tangan-tanganku kaku, enggan bergerak untuk menuliskan surat atau hanya mengirimkan seonggok kartu pos saja. Writer's block Ki, maybe. I don't want to give you my bad writing at that time, really, cause it's your special present - that's what I've thought. :)

Tapi, Tuhan berkata lain, ternyata ada sosok @perempuanhujan_ - yang notabene-nya penyuka hujan juga - menulis kata-kata cantik itu untuk Kiki. Waw, you must have been so lucky dear!

Kadang-kadang tulisannya sedikit membuatku iri, "Kandela, harusnya kan lo yang ngirim surat ke si Kiki buat ulangtaunnya, lah ko keduluan orang sih?" Haha, sosok @heykandela ini sesungguhnya merupakan seorang super duper egois yang berlindung di balik cerita hujan miliknya.

Satu hal yang bisa aku ambil titik tengahnya, entah siapapun itu sosok [at] perempuan hujan [bergarisbawah] dia adalah sosok yang jelas-jelas menyimpan sebuah rasa besar untuk kamu Ki. Bukan hanya seuntai kata untuk menjadi hadiah, atau hanya sebatas pesawat kertas yang melayang demi sebuah proyek 30 hari menulis surat cinta saja, maybe she's into you that much *sotoy* ! And I'm definitely defeated by her, as a rain lover and as a mate of yours.

Surat konfirmasi? Konferensi pers? *helo kandela who do you think you are. Heu-heu, bukan kali ya. Mungkin aku cuma menamakan surat ini, surat cinta yang terlambat sekian hari dan diwakili terlebih dulu oleh seorang pecinta hujan, yang mungkin merupakan seorang penghuni Planet Hujan lainnya. Mungkin nama Rizki berjodoh dengan sosok hujan kah? OK, we'll never know.

That's all dear Rizki :) Soon you're gonna meet her, the rain of yours.

#nowplaying Olafur Arnalds - Raein <3

Salam dari Istana Hujan :)

-penceritahujan-

Hello, Don't Say Good Bye

Hai, apa disana masih terlihat langit yang sama dengan disini?
Dapatkah terlihat indahnya bulan sabit dan kilau gemilangnya bintang- bintang di langit malam itu?
apa yang sekiranya sudah kulewatkan ketika saya sedang tak disana?
Hari ini, langit kembali menuturkan kisahnya kepadaku, masihkah kau dengar kisahnya?

Entah bagaimana, sungguh benar berkilau bulan sabit itu.
Di saat yang bersamaan saya berharap benar kamu dapat melihat apa yang terlihat disini.
Mata kita mungkin berbeda, tapi saya yakin langit ini masih sama, dengan yang kau tatap disana.
Dengarkan dia bercerita, mungkin dia akan memulai kisahnya sebentar lagi.
Kau tahu kenapa surat ini akhirnya kuarahkan padamu?
Saya pun tak tahu, jadi simpan sejuta tanyamu.
Ya, jangan pernah bertanya walaupun kau punya banyak.
Karena memang tak perlu ada alasan yang benar- benar bisa dinalar untuk hal ini.
Karena sebenarnya, kalau kau mau berpikir tak ada alasan untuk semua ini.
Tak ada alasan mengapa kita bisa bertemu.
Tak ada alasan mengapa di bawah langit yang sama ini masih ada saya dan juga kamu.
Tak ada alasan mengapa surat ini kutulis di saat langit malam sedang begitu indahnya.
Tak ada alasan mengapa saya mengingatmu ketika bintang berkedip manja dia atas sana.

Masihkah mau kau dengar nasihat terbaikku?
Duduklah disini, di sampingku dan dengarlah apa yang akan kukatakan.
Lihatlah langit, adakah tampak cakrawala berbatas disana?
Duduk, diam simaklah, jangan pernah beranjak sebelum kisah ini selesai dituturkan.
Sama seperti waktu awal, inilah akhir dari langit yang tak dapat kau sentuh.
Ia akan terlihat gelap, tak berpendar. Tapi di belahan langit lainnya, percayalah masih ada kilauan.
Disini bertabur bintang, disana yang entah berapa jaraknya dari tempatku, saya yakin kau menikmati alam yang sama denganku.
Ingat, jangan bergegas hingga embun datang di bunga bakung itu.
Ah ya, saya masih menyimpan kenangan bunga bakung itu.
Dan masih ada bekas tetes embun yang baru saja kau titipkan pesan di dalamnya.
Tapi sayang, saya terlalu bebal untuk bisa membaca.

Hello there, are you still here and there?
Mau bantu saya memaknai pertanda alam di langit malam ini?
Hai, sudah terima pesan saya? Saya melemparnya di antara bintang- bintang itu.


~Why forget me ?~

My sweet heart @hanavearrasyid …

Dear kamu…
Kamu yang selalu mengusik pikiranku
Setiap waktu
Hati ku bertanya
Kenapa kau menghapus BBM ku?
Apa kau sudah bosen denganku
Jenuh akan diriku yang tak bisa jadi sesempurna seperti yang kau inginkan

Apakah kau ingat waktu pertama kali kita kenalan?
Tepatnya di jl.twitter no.1 linimasa timeline kita
Lewat seseorang ku mengenalmu
Lewat seseorang juga hati ku berdegup kencang
Hingga ku tau
Perasaan apa yang kurasakan

Lalu kemudian kau meminta pin BBM ku
Awalnya aku ga mau
Karna ku tau
kau akan meninggalkanku
Tapi dalam hatiku berkata jika kuingin memilikimu
Milikilah dahulu koneksinya
Dimana ku bisa mengetahui kondisimu
Sifat kamu
Dan bagaimana cara menghadapi kamu…

Dan masih kuingat saat itu
Ku sering ke malang ke tempatmu
Dengan kesibukanmu yang terlalu padat
Aku takut mampir kerumahmu
Lalu ku pulang dengan harapan semu
Untuk kita saling tatap muka dan bertemu

Sudah lama kita berkenalan
Tapi tak kunjung juga kita saling berdekatan
Malah yang ada berjauhan
Dan kita saking sama2nya sibuk…
Kita lupa akan memupuk dan menyiram tanaman perasaan yg ku tau itu mungkin cinta…

Sekarang tanaman itu layu
Dan aku juga ga tau
Apakah kita bisa kembali akrab seperti dahulu
Saat2 kita saling memperhatikan
Saat2 kita saling mengingatkan
Dimana tdk ada keraguan
Tentang perasaan kita satu sama lain

Tapi kini kau sudah tidak ada di kontak BBMki
Dan ki akan selalu mendoakanmu
Supaya kamu diberi kesehatan dan rejeki melimpah

1 KEJUJURANKU : AKU CINTA & SAYANG SAMA KAMU

Maafkan aku yang telat bilang begini sama kamu


Oleh:

Untuk Janji yang Belum Terpenuhi

Izinkan aku meminta maaf kepadamu sebelum aku memulai surat ini.
Untuk semua janji yang dengan gagah beraninya aku teriakkan di hadapanmu, janji-janji yang aku bilang pasti aku penuhi suatu hari nanti. Kubilang kamu akan jadi yang pertama kuberitahu ketika cita-cita yang aku bagi di taman rumahmu waktu itu menjadi kenyataan. Lalu kamu tersenyum sendu dan setitik cairan bening mengiringi kepergianku. Saat aku meninggalkanmu sendiri di bawah temaram bulan malam minggu, untuk pergi sementara waktu. Sambil menyeka tangismu, aku berjanji akan banting tulang untuk mewujudkan mimpiku, mimpimu, mewujudkan mimpi kita. Dan waktu akan berlalu begitu cepat hingga tiba hari dimana semua janji yang kita tulis waktu itu menjadi realita.

Tapi sayang, aku rasa ada yang kita lupakan waktu itu. Bahwa seiring berjalannya waktu akan ada banyak hal yang berubah di luar kuasa kita. For better of for worse. Aku berubah, kamu berubah, perasaan kita pun akan berubah. Maafkan aku yang terlalu naif waktu itu, dan aku pun telah memaafkan kenaifanmu. Maafkan aku yang menutup mata pada kemungkinan akan kehilanganmu. Maafkan aku karena mimpi kita yang dulu satu itu kini harus kita kejar sendiri-sendiri.

Aku percaya bahwa pada dasarnya, pertemuan adalah perpisahan yang tertunda. Tentu bijak rasanya untuk tidak lagi melihat ke belakang dan berharap ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk mencegah perpisahan. Aku dan kamu sama, kita tidak dan tak akan pernah jadi sempurna. Tapi atas nama suka dan duka yang pernah kita bagi, izinkan kamu tetap menjadi bagian dari catatan kehidupanku. Aku tak akan memaksamu untuk menempatkanku pada tempat yang sama dalam catatan kehidupanmu.

Semoga kamu tak keberatan bila aku akhiri surat ini dengan seuntai doa sederhana. Semoga sejauh apapun kaki-kaki kita ini akan terpisah nantinya, sebaris senyum akan tetap hadir saat ingatan tentang janji-janji kita waktu itu melesat cepat ke relung jiwa. Semoga tuhan yang maha segalanya itu berkenan mempertemukan kita kembali saat setidaknya sebagian janji telah kita penuhi. Untuk saat ini, semoga Dia senantiasa memperhatikan semua yang kita pertaruhkan untuk menjemput impian.

Dari aku, yang mendoakanmu.



Kepada Rindu yang Tak Bertuan

Kepada rindu yang tak bertuan,
Hei, apa kabar rindu? Masih sajakah kamu selalu membayang-bayangi mereka yang sedang jatuh cinta? Masih saja kah kamu menghampiri mereka yang terpisah jarak, bahkan terpisah ruang dan waktu? Aku harap kamu baik-baik saja bersama mereka. Aku mohon, kamu jangan pernah membenci mereka. Walaupun mereka sepertinya kesal dengan kamu, tapi sebenarnya mereka sayang kamu. Berkat kamu lah, suatu kesempatan untuk bertemu dalam waktu singkat menjadi hal yang sangat spesial.

Kepada rindu yang tak bertuan,
Sungguh, aku sebenarnya sangat teramat bingung. Untuk apa kamu menghampiri aku? Sedangkan aku merasa saat ini sedang tidak jatuh cinta, juga tidak terpisah jarak yang jauh dengan orang-orang terdekatku. Aku bisa merasakan kehadiranmu di dekatku, tapi aku masih saja tak mengerti tujuan kamu hadir di sini. Beberapa kali aku mencoba mencari kesana-kemari, siapa tahu kamu menghampiri aku bersama dengan temanmu, yang biasa kamu sebut jatuh cinta itu. Tapi sampai sekarang aku tak menemukan jawabannya.

Kepada rindu yang tak bertuan,
Hei, tidak kah kamu tahu, seringkali aku berpikir, mungkin kamu saat ini sedang tersesat, atau salah arah, sehingga pada akhirnya kamu malah menghampiriku. Mungkin sebenarnya kamu harus menuju mereka disana, yang sedang jatuh cinta. Tapi kemudian kamu berada di persimpangan jalan, dan tak tau harus ke arah mana. Iya, memang terkadang aku menunggumu di dekat persimpangan jalan itu, menunggumu sendirian. Tapi aku tak menyangka, kamu akan datang juga kepada orang yang menunggumu sendirian. Bukankah kamu selama ini menghampiri mereka yang menunggu bersama pasangannya?

Tapi bagaimanapun, aku sangat berterima kasih kepadamu, hei rindu-yang-tak-bertuan. Terima kasih atas segala rasa gelisah, uring-uringan yang tak perlu, rasa cemas yang aneh, dan semua warna abu-abu yang kamu bawa akhir-akhir ini. Aku minta maaf, aku sering mengusirmu dengan paksa. Aku hanya tidak ingin, kedatanganmu hanya akan mencairkan kristal-kristal di pipi, sama seperti dulu saat kamu menghampiriku bersama dengan temanmu yang bernama jatuh cinta itu. Aku hanya tidak ingin kedatanganmu hanya akan menimbulkan rasa yang seharusnya tak boleh ada. Aku hanya tidak ingin kedatanganmu akan membuat hubungan dengan teman-temanku akan semakin buruk. Sungguh, aku tidak membencimu, aku hanya takut pada pikiran-pikiran burukku, yang bisa saja terjadi ketika kamu menghampiriku.

Kamu boleh tetap disini, sampai kapanpun kamu mau, sampai kamu menemukan objek tujuanmu yang sebenarnya. Dan kalau memang ternyata kedatanganmu kesini untuk aku, semoga kamu segera menemukan tuanmu. Semoga kamu tak lagi memberikan aku kristal-kristal cair itu lagi, saat kamu sengaja membawa temanmu, si jatuh cinta itu kesini. Semoga tuanmu juga telah mengikuti peta yang benar, sehingga dia tidak tersesat, hingga perlu berpura-pura mampir disini demi mengetahui dan mencari kembali tempat tujuan yang sebenarnya. Semoga….


Salam,


Calon perindu yang bertuan



Surat Pesanan

Halo @siimutii

Sesuai permintaanmu, surat cinta kali ini ku tujukan untukmu. Hari ini matahari menyapa terik di kota jogja, bagaimana dengan kotamu disana?

Oh iya, bagaimana dengan anak-anak pena bangsa? Masih suka berkunjung kesana? Sampaikan salamku kepada mereka ya, anak-anak pemegang masa depan bangsa.

Anyway, bagaimana kehidupanmu disana? Sudah normal atau memang selalu abnormal? Lama juga kita tidak bertemu rasa, terakhir kita malah berkutat dengan kegagapan menggunakan skype yang sama-sama ga paham. Kalau aku sih selalu cerdas jadi cepat paham. Jangan dongkol baca pernyataan barusan.

Kamu ini sedang di bandung atau di kampung? Cipare village i mean.

Sebenarnya aku ga tahu harus nulis apa hari ini, makanya aku nulis surat buat kamu aja supaya nepatin janji, kan laki-laki dilihat dari bagaimana dia menepati janjinya. Tapi memang, surat ini jauh dari kata romantis, bahkan puitis pun tidak menyentuh nyaris.

Tapi yang penting surat ini sampai untukmu dan kamu membacanya, sampai bertemu di suatu hari nanti ya, saat kamu dan aku berhasil meraih titel formal dan menaklukan dunia sebenarnya yang sebentar lagi menyapa. Hingga saat itu tiba, hapus dulu kata menyerah dan putus asa dari kamusmu karena yang ada hanya mimpi didepan mata yang harus kita gapai.

Akhir dari suratku ini jangan lupa sampaikan salam untuk ayah dan ibu, serta icha dan irin. Nanti kalau aku pulang pasti aku datang kesana untuk berkunjung.

Semangat!!!



Mr ‘Dirty-Little-Secret’

Hey, hot guy! (That’s what I call you). Yes.. It’s been a while we don’t hang out together. And yes, baby. I miss you. I miss you so much. Where have you been? You’ve gone..

You’ve gone since the last time we met. The last time you came to my house. I remember that day.. You keep texting me since morning just to meet me. I was confused. Cos.. You know. I WAS with somebody else that day. I just don’t want to let him down because of this.. Because of this relationship.

Talking about this relationship, actually I don’t exactly know what we are. Yes. We met, we went for some dates, we kissed, we teased, we were having fun together.. It might be an open relationship. But the different is, no one knows. They have no idea if we really often to hang out together. We keep this for ourselves. And evetho’ I know that you have this kinda ‘relationship’ with the other girls..

You often say that this is our ‘Dirty Little Secret’. Yea, babe. I remember when we suddenly met each other amongst our friend, we pretend like there’s nothing happen. I’ve ever felt so sad. I mean, with everything that we did. When you met me, (and them) you act like there’s nothing happen. You pretend that every memories are never exist. But as you said before, I’ll keep this for us. And yes, I can’t be selfish anyway..

I was in love with you before, but when you completely disappear, I finally get over you and go out with someone else. But why are you coming back again? You say it won’t ruin my relationship my boyf but I just can’t. I don’t want to fall in love (again) with you. We’re too different. I’m afraid when I fall deeper, you pretend that.. We’re just friends. I won’t do that, darling. I don’t want to be a fool one anymore.

I’m sorry. You were the funniest part of my life. But I think that’s enough. Thanks for the ride these months. Take care, there.



Oleh:

Surat Pengunduran Diri

Kepada:
Kamu di akhir abjad.

Dengan ini, aku mengajukan pengunduran diri untuk tidak lagi mencintaimu. Kamu tau artinya witing tresno jalaran saka kulino? Pepatah Jawa itu mengatakan bahwa cinta datang karena terbiasa. Kita terbiasa bersama. Dulu. Saat waktu memang memaksa kita untuk selalu bersama. Saat ternyata semesta menakdirkan kita untuk bisa bersama. Dulu kita bersama karena kita sama walaupun tidak berdua. Sebenarnya tidak benar-benar sama. Aku jadi mencintai kamu tapi kamu tidak pernah bisa mencintaiku karena kamu tidak pernah tau aku mencintaimu. Iya, kita tidak sama. Makanya dulu kita bersama, sekarang tidak.
Kukira pepatah itu berlaku untuk kita berdua. Ternyata aku saja yang menjadi korbannya. Kebersamaan kita memang dirancang untuk dulu saja dan memang tidak akan pernah akan menjadi apa-apa. Sayang aku terlambat menyadarinya. Four years of my wasted life loving you. Yeah you're my favorite waste of time. Bahkan saat kita tidak pernah bersama lagi. Dan setahun lalu saat Tuhan berbaik hati mempertemukan kita kembali, rasa itu sudah tidak ada lagi. Enough. Aku mengundurkan diri mencintaimu. Buang-buang waktu.
Tuhan mengijinkan aku bersamamu di suatu waktu tapi tidak di setiap waktu dan di sepanjang waktu. Aliran waktu saat kita tidak bersama justru perlahan meredupkan cintaku kepadamu. Waktu menyadarkanku ternyata aku hanya mencintai kebersamaan kita dulu, bukan mencintai kamu. Aku mungkin tidak ingin kita seperti dulu. Agar tidak ada lagi tresno yang menhinggapiku lagi saat menghabiskan waktu bersama kamu. Euforiamu cukup tiga tahun dan mencintaimu cukup empat tahun. Aku tidak membiarkan waktuku kini untuk melupakanmu karena kebersamaan kita dulu tidak akan pernah terlupakan. Aku membiarkan waktuku kini untuk mencintai dia. Aku mengundurkan diri secara resmi terhitung sejak pertemuan terakhir kita untuk mencintaimu mengharapkanmu.
Sekian surat pengunduran diri ini aku layangkan. Semoga kita akan selalu bersama. Kamu bersamanya dan aku bersamanya. Jadi saat waktu kembali mempertemukan kita, aku tidak lagi berharap kita harus bersama. Terima kasih.

Salam,
Sahabatmu



kepada tuan sapardi djoko damono

Yth. Tuan Sapardi Djoko Damono,



Januari tahun ini hujan rajin sekali mengunjungi Makassar. Kemarin pagi dia tidak datang dan saya tiba-tiba mengingatmu—dan salah satu puisimu, Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari. Saya sungguh menyukai puisi itu. Setiap kali melihat bayangan sendiri, saya mengingat dan mengucapkan puisi itu dalam hati.

Saya nyaris tidak menghafal satu pun puisi yang pernah saya tulis, tetapi puisi Tuan itu saya hafal di luar kepala. Jika mengabaikan bentuk asli puisi itu dan menjadikannya paragraf, maka beginilah puisi itu:

Waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang. Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan. Aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang. Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan.

Sebuah puisi yang nampak sederhana dan singkat. Tetapi, sejak pertama kali membaca puisi itu, saya jatuh cinta. Saya masih kecil waktu itu, Tuan. Puisi itu pula yang membuat saya ingin sekali bertemu Tuan. Anehnya, setiap kali kita bertemu, saya selalu lupa mengatakan soal puisi itu.

Saya ingat pertemuan pertama kita, di depan toko buku di sebuah mall yang amat mewah di Jakarta. Saya lihat pengumuman di internet tentang sebuah peluncuran buku dan Tuan yang menjadi pembicara di acara itu. Saya buta dan membenci Jakarta, Tuan. Sore itu, saya memberanikan diri ke acara itu. Saya ingin bertemu dengan Tuan.

Sesaat setelah acara selesai, saya membeli buku kumpulan puisi Tuan yang baru terbit. Kolam. Bukan cuma karena saya memang sangat mendambakannya, tapi karena saya berharap buku itu bisa jadi alasan saya berbicara dengan Tuan. Sungguh, saya gugup waktu itu.

Saya berdiri di sudut, melihat Tuan melayani orang-orang yang meminta tanda tangan dan foto bareng. Saya tidak membawa kamera waktu itu. Saya tidak punya, tepatnya. Saya menunggu hingga tersisa satu orang yang meminta tanda tangan, kemudian saya mendekat. Saya ingat, tangan saya gemetar ketika menyodorkan buku Kolam untuk ditandatangani. Tuan bertanya sambil mendekatkan kuping ke wajah saya. “Kepada siapa?”

Ketika saya menyebut nama saya, Tuan seperti kaget dan berbalik memeluk saya. Saya lebih kaget dan bertambah gugup. Tuan bilang pernah membaca sejumlah puisi saya di koran dan menyukainya. Sore itu Tuan membuat waktu dan mengajak saya bicara tentang puisi, dan mengajak saya menginap di rumah Tuan. Pertemuan pertama dan sore yang indah, Tuan.

Pertemuan kedua kita terjadi di Kebun Raya Bogor. Saya dan Tuan sama-sama diundang membacakan puisi di acara Utan Kayu International Literary Biennalle 2009. Acara pembukaan acara sastra itu diadakan di Kebun Raya Bogor. Saya dan Tuan juga seorang penyair Korea masuk dalam kelompok yang sama. Kita membaca puisi masing-masing direkam dengan dua kamera video. Saya dapat giliran yang terakhir. Tuan yang pertama.


Malam-malam berikutnya, bersama beberapa penyair dari sejumlah negara lain, kita sering bertemu di Salihara. Saya dapat giliran membaca puisi pada malam ketiga, Tuan pada malam terakhir. Saya gugup membaca puisi di depan Tuan.

Oh, iya, saya ingat salah satu puisi yang Tuan baca adalah yang saya ceritakan di awal surat ini. Saya sudah membawa kamera saat itu. Saya pinjam kamera teman saya. Saya punya beberapa gambar Tuan.

Setelah peristiwa itu, kita beberapa kali bertemu. Terakhir kali, kita bertemu Juni tahun lalu di acara Makassar International Writers Festival 2011. Saya senang karena bisa berbincang lebih banyak hal kala itu. Saya jatuh cinta pada kesederhanaan dan keakraban Tuan bahkan kepada orang-orang yang baru menulis puisi seperti saya. Terima kasih, Tuan.

Saya pernah menulis sebuah kwatrin yang terinspirasi dari puisi Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari milik Tuan. Sebagai penutup, saya ingin menuliskan kwatrin itu di sini:

kwatrin tentang bayang-bayang
seorang pria tua pada suatu petang

dia berjalan bersama bayang-bayang
di suatu petang sambil bertanya ragu:
aku yang membuat bayangan panjang
atau bayangan yang memendekkan aku?

Itu satu puisi-empat-baris yang buruk. Maafkan saya, Tuan.

Terima kasih telah dan terus menulis banyak puisi untuk dunia dan kehidupan. Saya banyak belajar dari puisi-puisi Tuan. Jaga kesehatan, Tuan.

Hormat saya,

Aan


Untukmu, Malaikat Hujan

Menuju hatimu, 29 Januari 2012

Untukmu, sebab dari lamunan dan diamku

Aku memutar otak, berharap wajahmu kembali berotasi dalam jutaan sel yang berada otakku. Aku berharap bayangmu kembali mengalir menuju otak kanan, lalu bermuara di otak kiri sehingga aku bisa menghasilkan tulisan. Tahukah kamu kalau aku membutuhkan waktu beberapa menit untuk sekedar mematung dan terdiam? Hanya untuk mengingatmu kembali, hanya untuk mereka-reka kata-kata yang pasti, agar bisa menggambarkanmu dalam persepsi.

Tak ada yang bisa memastikan bahwa pada akhirnya takdir mengecoh kita. Takdir meluruhkan asa dan harap, menjebak kita pada suatu lini masa yang biasa kita sebut pertemuan. Siapa yang bisa menyangka? Aku yang iseng menuruni tangga kala itu tiba-tiba saja bertemu pandang denganmu. Ada detik saat kita saling mengunci tatapan. Detik itu juga, perhatianku kau renggut habis. Daya tarikmu layaknya gaya sentripetal, menembus batas yang tak terjamah logika. Sepotong sore yang begitu sempurna dan desah hujan yang melemah benar-benar mengundang resah. Dalam sosokmu, kupendam rasa penasaran dan tawa. Pada segalamu, tak kutakar lagi.

Aku yang masih mematung, kau tinggalkan begitu saja. Kamu melanjutkan langkahmu menuju lantai dua, tanpa pikir panjang, aku menerobos langkahmu, menuju kelasku. Langkahku berhamburan tak karuan, kusandarkan rasa terkejutku pada bangku, sementara wajahmu masih berputar-putar dalam anganku. Kelas yang riuh tak mampu menggugatku untuk melupakan beningnya matamu. Kau mungkin memang tak merasakan hal yang sama denganku, kita jelas berbeda, karena pertemuan pertama kita tak diselipkan kata-kata, cukup dengan tatapan mata.

Tahu-tahu, kamu memasuki kelasku, dengan rambut yang lepek dan baju yang agak basah. Tapi tetap saja, ketampananmu tak pudar oleh luruhnya benang-benang hujan yang mencoba untuk menciumi tubuhmu. Mataku terbelalak, mulutku merancau diam-diam, jadi kamu guru bahasa Indonesiaku yang baru? Semuda kamu? Pria kelahiran tahun 1991? Teman-teman lesku menatapmu dengan tatapan "gusar", karena bagi mereka, kamulah pria paling tampan yang mengajar pelajaran bahasa Indonesia. Dan... hanya pada saat jam pelajaranmulah mereka bisa duduk diam dan memerhatikan. Memerhatikan kerlingan matamu, gerak bibirmu, dan bisikan malaikat yang berasal dari pita suaramu. Berlebihankah? Ah... bukankah setiap orang yang sedang jatuh cinta selalu melebih-lebihkan perasaannya?

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tibalah masa-masa Ujian Nasional, aku menyimpan rasa khawatir pada setiap mata pelajaran yang akan diujikan nanti. Saat itu, aku kelas 9 SMP, dan setiap kali menatap senyummu di tempat les kala itu, rasa khawatir yang membuncah tiba-tiba saja menyerah lemah. Andai saja waktu tak menyekap tatap, kita tentu bisa bertemu setiap hari. Sayangnya, jam pelajaranmu hanya satu kali dalam seminggu. Apakah kau tahu usahaku untuk memperoleh quality time bersamamu? Dengan terus bertanya tentang Ejaan yang Disempurnakan, dengan terus membuatmu bingung pada pertanyaan-tanyaanku. Bagiku, wajahmu yang sedang bingung sekalipun tetaplah wajah yang ingin terus kutatap. Jangan salahkan aku, jika geliat kangenku merambah bayang-bayangmu. Menggelitik sadarku dari bias wajahmu. Andai pertemuan kita bisa terus-menerus terjadi. Sayangnya, hal itu hanyalah mimpi yang menyentuh bibir pagi.

Dan... Saat ini, sudah lebih dari 3 tahun aku tak merasakan bias matamu. Sudah seratus sembilan puluh lima hari, aku tak melihat sosokmu. Dimana sosokmu saat ini? Dimana rumahmu saat ini? Apakah kau masih mengingat aku? Si bocah ingusan yang diam-diam memerhatikanmu. Aku tak pernah lupa caramu menulis dan menghapus papan tulis. Aku tak pernah lupa caramu membolak-balik buku. Aku selalu ingat cara berpakaianmu. Aku selalu ingat suaramu yang menggelitik lembut gendang telingamu. Bagaimanapun itu, semua hal tentangmu tak pernah kecil dimataku.

Mungkinkah kamu membaca surat ini? Sepotong surat tak logis dari seseorang yang sering membiarkan bayangmu tetap berotasi diotaknya. Sejumput kata-kata yang bercerita tentangmu. Tahukah kamu bahwa jemariku juga merindukan kamu sebagai seseorang yang ingin sekali ditulis olehnya?

Aku hanya ingin melihat senyummu yang jujur seperti waktu itu. Aku hanya ingin kembali merasakan bening matamu menggerogoti indra pengelihatanku. Inginku hanya satu: menjalani apa yang kuyakini sebagai kata hati. Berjalan lurus ke rumah hatimu, dan setia menjaga satu rindu atas namamu, tak lebih.

Semoga kita bertemu lagi, Meidy. Dan semoga kamu tetaplah pria menakjubkan yang rela basah oleh hujan senja, kala itu kau begitu memesona.

dari muridmu
yang lebih senang menatap senyummu
daripada menatap papan tulis bisu