03 February 2012

Variatio 20. a 2 Clav.

Untuk Zyr istriku,



Sayangku, maafkan jika beberapa hari lalu Aku pergi tanpa meninggalkan sedikitpun pesan, Kau tahu apa yang Aku hadapi sepanjang hidup kita yang singkat ini. Betapa kata – kata yang kutulis terkadang lebih tajam dari pedang. Seperti kata beberapa orang; Kata adalah senjata. Dan di beberapa saat, dia bisa menjadi lebih berbahaya dari senjata apapun yang pernah dibuat oleh tangan manusia.

Sebagian dunia diisi oleh orang – orang munafik, dan kita adalah sebagian yang lain. Yang menjunjung kebenaran dan kejujuran melebihi diri kita sendiri.  Kau tahu betul Aku sayang, manusia yang tak punya apa – apa, selain kebenaran yang dia agung-agungkan dalam setiap tulisannya. Tapi kebanggaan itulah yang sebentar merenggutku dari sisimu sayangku.

Sayang, entah dimana Aku sekarang. Jika harus kugambarkan; maka ruangan berdinding tebal yang Aku tempati sekarang jauh lebih lembab dari gudang di belakang rumah kita, dan jauh lebih busuk baunya daripada bangkai tikus yang mati tenggelam di selokan. Tapi inilah harga yang harus dibayar oleh seorang manusia yang tak punya apa – apa selain keinginan dan niatnya yang tak tergoyahkan, bahkan untuk sebuah perpisahan.

Maka kutitipkan padamu Kirk dan Joseph, tolong besarkan mereka sebagai lelaki yang kuat. Manusia – manusia perkasa yang meninggikan kebenaran lebih dari apapun. Yang mempertaruhkan nyawanya demi sesamanya. Biarlah mereka tumbuh laksana pohon – pohon Oak yang tabah menentang angin, dan hati adalah akar yang kuat mencengkram bumi. Dan jangan lupa pula sampaikan kecupan penuh cinta dariku pada mereka, makhluk  kecil yang sudah mengajarkanku apa itu belas kasih dan pantang menyerah hanya lewat tatapan mata polos sepasang anak yang belum sampai lima tahun umurnya. Betapa ayahnya sungguh bangga pada mereka. Jauh,  jauh sebelum mereka tumbuh dewasa dan menjadi manusia seutuhnya di kemudian hari.

Dan untukmu Zyr Sayangku, mungkin ini adalah surat terakhir yang bisa kutulis, dan cinta terakhir yang bisa dinyatakan walau lewat tulisan. Kau tahu, bahwa perasaan itu tak terjamah, dan lebih hebat dari kalimat apapun yang pernah manusia ciptakan. Aku takkan kembali padamu sayang, maaf. Mungkin malam itu adalah malam terakhir kita bersama – sama di meja makan. Aku mengakui, bahwa tak ada perempuan yang lebih pandai memasak darimu, yang lebih pintar, yang lebih gigih, yang lebih setia pada suaminya selain Kau.

Tapi di sinilah Aku sayang, di dalam ruangan lembab dan muram. Aku babak belur dihantam, hingga mungkin jika Kau melihatku, takkan bisa mengenal. Tolong jangan Kau tanya kenapa Aku harus lakukan ini, karena Aku akan lebih dahulu menjawab. Mungkin teman – temanmu sedikit lebih beruntung memiliki suami yang bisa mencukupi semua hasrat hati istrinya. Tapi suamimu ini, adalah suami yang rela mempertahankan apa yang diyakininya, bahkan itu berarti harus dibayar dengan nyawa. Dan jika alasan itu tak kunjung cukup bagimu sayang, maka ingin kukatakan lagi: Aku dengan tulus menerima ini semua. Karena apa lagi yang bisa diberikan seorang ayah pada anak – anaknya selain pelajaran yang harganya tak ternilai? Aku, manusia yang sampai matinya akan teguh pada keyakinanya. Lebih baik Aku berakhir seperti ini sayang, daripada seumur hidup menanggung malu pada istri, anak, dan terlebih pada diriku sendiri. Sungguh bangganya Aku, bangganya Kau, bangganya Kirk dan Joseph; bahwa Ayah mereka memberi sesuatu yang tak semua Ayah mampu beri.

Sayangku, sampai bertemu di lain waktu. Salamku untuk semua, terutama untuk Kirk dan Joseph. Ingatlah selalu: Cinta tidak buta sayang, dia melihat lebih dari apa yang bisa kita lihat. Cinta tidak gila sayang, di lebih waras dari semua kewarasan yang bisa manusia terima.





Ah, ada bunyi senapan masuk lewat lubang angin. Mungkin itu teman sebelah kamarku. Mungkin berikutnya giliranku.



Suamimu yang keras kepala, Manuel








oleh @MungareMike

diambil dari http://mungaremike.tumblr.com/

Hadiah untuk Sahabat Kecilku yang akan Menikah

“Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya — Sahabat Kecil (Ipang)”

Kepada @_MYRN Mymy sahabatku yang akan menikah minggu depan,

Rasanya luar biasa bahagia menerima undangan resepsi pernikahanmu melalui event invitation di Facebook. Sahabatku semasa SD dan SMP akan menjalani peran barunya sebagai seorang istri. Sebagai perempuan, kamu telah naik level ke tingkat yang lebih tinggi, hal ini agak membuatku iri :D. Eits, tolong jangan artikan kata ‘iri’ ini sebagai konotasi yang negatif ya, My. Aku jadi hanya lebih termotivasi dengan rasa iri ini. Kapan ya aku bisa menjalani peran baru sebagai seorang istri dari seorang lelaki yang mencintai aku dan aku cintai?

Menurut pendapatku pribadi, peran sebagai seorang istri adalah peran yang tidak mudah untuk dijalani. Butuh keberanian untuk menjalani komitmen seumur hidup dengan satu pria, kesetiaan kepada keluarga, kesabaran membina rumah tangga dan tanggung jawab ganda jika kelak nanti mempunyai anak. Hingga saat ini aku masih berpikir, apakah aku bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku kelak?

Itulah mengapa aku iri sama kamu, My. Kamu lebih berani untuk mengambil keputusan menjadi seorang istri. Sementara aku, masih saja bergelut dengan ketidakyakinan pada diriku sendiri. Aku pengecut ya, My?

My, lelaki itu beruntung sekali menjadikanmu seorang istri. Selain cantik, kamu juga pintar, multitalented person dan memiliki kepribadian yang baik. Perempuan seperti kamu sulit loh dicari jaman sekarang ini. Aku bilang begini bukan karena aku sok mengenalmu, tapi karena aku benar-benar mengenalmu sejak kita dari SD dulu. Dari SD hingga SMP banyak lelaki yang suka sama kamu, tapi kamu baru memutuskan untuk pacaran ketika kelas 2 SMP. Di SD kita berada di kelas yang sama dan pernah duduk satu bangku bertiga dengan Nurul juga, masih ingat dia gak? Kita sering latihan pramuka, main bersama ketika pulang sekolah waktu rumahmu masih berdekatan dengan rumahku. Dulu aku pernah tidak sengaja menjatuhkan kacamata milikmu, ituloh kacamata boong2an yang buat gegayaan doang, hahaha. Aku nangis karena merasa bersalah, kamu nangis karena liat kacamatamu pecah. Tapi setelah aku minta maaf, kita berpelukan, dan kuganti kacamatamu dengan uang dari celengan. Seminggu kemudian, kamu sudah pakai kacamata baru yang lebih bagus dari yang sebelumnya kupecahkan. Kamu itu sudah dari SD jadi trendsetter. Kiblatnya mode anak perempuan. Setiap pakai barang selalu lucu dan bagus, bikin anak-anak perempuan lain pengen punya juga. Saat masuk SMP yang sama, kita berganti haluan. Dari anggota pramuka dan Paskibra beralih menjadi anggota klub basket. Sayangnya kita tidak lagi dipertemukan dalam kelas yang sama, tapi hal itu tidak membuat persahabatan kita menjadi renggang. Kamu selalu bercerita sedang dekat dengan siapa, suka dengan siapa, sebal dengan siapa bahkan kamu masih bercerita tentang si Chobey kelincimu yang lucunya minta ampun! Udah nggak ada ya dia sekarang, My? :(

Selepas SMP, ternyata kita memilih SMA yang berbeda. Aku memilih untuk melanjutkan di SMA 8 (dan masih setia di jalur perbasketan :D) sementara kamu memilih untuk melanjutkan di SMA 5 (berganti haluan menjadi pemandu sorak alias cheersleader). Sayangnya semenjak itu, intensitas pertemuan dan pembicaraan kita semakin berkurang. Aku dan kamu telah menjalani kehidupan di lingkungan yang berbeda. Hal ini berlangsung hingga kita kuliah dan hingga kini telah bekerja. Kita tidak pernah lagi dipertemukan Tuhan di tempat yang sama. Tetapi, ketika kita secara tidak sengaja ataupun sengaja bertemu seperti di reuni 2 tahun lalu, kita selalu kembali terbuka tentang kehidupan masing-masing, akrab berbincang tentang masa lalu ataupun masa yang sedang dijalani. Kebersamaan kita membawakan banyak cerita untuk kukenang. :)

Raden Myrna Dewi Karina Anggraeni a.k.a Nanazh a.ka Mymy, sahabatku, selamat ya atas pernikahanmu dengan pria bernama Davien Havian. Balikan dengan mantan dan bertahan hingga ke jenjang pernikahan berhasil kamu buktikan, My! :D

Semoga kelancaran dan keberkahan meliputi hari-hari sebelum dan sesudah hari pernikahanmu nanti. Semoga menjadi keluarga yang bahagia, saling setia hingga maut memisahkan kalian berdua. Untaian kata berupa doa dariku mengiringi kebahagiaanmu, sahabat kecilku. Tidak sabar melihatmu menjadi pengantin wanita yang pastinya sangat cantik. Sampai bertemu minggu depan ya, My.

Salam sayang dan kangen setengah mati,

Sahabat kecilmu, Dini.




oleh @naminadini untuk @_MYRN

diambil dari http://berceloteh.tumblr.com/

Kurang Asem!

Dear kamu yang Asem

Aku kangen berat sama kamu. Menyebut namamu saja liurku sudah menetes bagaikan anjing yang terkena rabies. Membayangkanmu saja aku sudah seperti orang hamil yang ngidam namun tak terpenuhi sehingga kalap sekalap-kalapnya.

Kamu itu selalu menjadi makanan favoritku yang utama, entah karena ibuku yang pintar membuatmu sehingga aku jatuh cinta padamu pertama kali beliau membuatkan Sayur Asem untukku entah ketika aku umur berapa, aku sudah tidak ingat, Ibuku selalu dan seringkali memasakkan aku kesukaanku, ya itu kamu!

Selama aku hidup di perantauan, aku belum sekalipun merasakanmu. Aku rindu sekali seperti rindu untuk bertemu pujaan hati. Aku ingat suatu hari ketika ibuku memanggilku dan bertanya padaku, “coba di rasa’in dulu, apa kurang asemnya?”, kata beliau, dan aku menjawab, “udah cukup, udah pas, ma “.

Beliau selalu menyuguhkanmu dengan sambal terasi yang pedas, ikan teri dan tempe goreng, ah! aku merasa sudah di langit ke tujuh! sayang sekali beberapa bahan untuk membuatmu tak kutemukan disini walaupun ada seseorang dari temanku ingin membuatkan aku namun dia selalu meminta maaf karena tak menemukan buah melinjo, daun salam juga labu siam di toko asia manapun di kota dekat rumahku. Aku pun pernah diberikan beberapa sachet untuk membuatmu instant ketika dia baru pulang mudik ke tanah air, namun tak sama rasanya.



Aku juga teringat kalau kamu itu juga favorit ayahku ketika beliau masih hidup, mungkin karena beliau orang sunda dan kamupun berasal dari sana dan mungkin juga pertama kali aku ingin merasakanmu ketika aku melihat beliau begitu menikmatimu walaupun terlihat bintik-bintik kecil keringat dikeningnya beliau tetap melahapmu dengan begitu mesra.

Aku pun masih ingat ketika berulang tahun di negara Singa, orang tua seorang temanku membuatkan aku Sayur Asem yang lezat sekali! aku begitu terharu makan bersama mereka yang begitu baik memasakkanku kamu. Aku kangen kamu sampai-sampai perutku berteriak saat ini menginginkanmu, menulis surat cinta ini padamu membuatku lapar. Lapar untuk melahapmu.

PS: Kalau aku nanti pulang, bersiap-siaplah untuk menyambutku karena makanan pertama yang ibuku sudah janjikan untuk menyambut kedatanganku adalah kamu.




oleh @NonaHujan_

diambil dari http://strangerinengland.tumblr.com/

Dua Dalam Diam

Untuk yang duluan memilih diam.

Surat ini kusampaikan karena aku tak mau menahan semua rasa yang tak bisa kuberikan lewat diam. Surat ini tak punya suara. Mereka hanya seonggok kata yang (mungkin) tidak bisa menyogokmu bersuara. Ramuan kata yang dibuat jemariku ini memang tak punya suara, tapi mereka punya rasa. Mungkin semacam rasa yang bermacam-macam karena diammu yang menghadirkan. Semacam rasa yang saling berteriakan. Semacam rasa yang membuatku geregetan. Kurasa mereka perlu disampaikan karena hanya disini aku bisa bersuara dalam diam. Aku tau kita sedang sama-sama sibuk dalam diam. Diam yang mungkin (tidak) mengasyikan. Entahlah, tapi diammu menyadarkanku, aku rindu suara itu. Kecintaanku pada ceritamu, pada suara yang menyatakan kehadiranmu.

Diammu itu menghawatirkan. Sedang dihampiri dukakah kamu hingga senyummu pun tak kelihatan. Diammu itu selalu kupertanyakan. Apa diammu itu justru adalah jawaban? Diammu itu seperti meragukan. Apa ada salah yang telah kulakukan? Diammu itu seperti menghanyutkan sehingga aku ikutan diam.  Aku tak ingin mengusikmu, hanya diammu justru yang mengusikku. Apa justru diammu karena suaraku tak keluar lebih dahulu? Mungkinkah begitu? Sungguh, aku tak bisa membaca kodemu. Karena garis transparan itu sudah menjadi garis pekat yang susah dilewati. Jujur surat ini kusampaikan karena aku sudah tidak tahan. Ingin bangun lalu pergi menemukan kita sudah tidak saling diam-diaman. Aku takut lama-lama diammu itu membuat posisiku tergantikan. Karena diam sudah seperti teman. Kita memang dua dalam diam. Tapi surat ini bukti aku bersuara hari ini, menyatakan rasa yang sejak lama rindu ingin lagi ku bagi.

Ps : Tolong jangan lama-lama diam. Aku lebih cinta ketika kamu memunculkan keberisikan.

Tertanda pengirim tanpa nama.




oleh @lovepathie

diambil dari http://simpleloveable.blogspot.com/

Dear Sahabat Sajakku @indygofera

Hei terimakasih untuk Surat Cintamu yang pertama dan itu untuk aku. Walaupun kau memulainya ketika hari sudah berjalan cukup panjang, hari ke-20. Entah apa yang Semesta lakukan hingga akhirnya mempertemukan kita kembali dalam suatu celoteh tengah malam. Bahagia rasanya bisa kembali berbagi cerita denganmu. Kemana saja kamu? Kamu tau?, Aku merindukan sajak basa-basi kita! Rindu ini sangat dalam hingga aku tidak mengerti harus mencarimu kemana.

Hei kenapa memakai mantan? Bahkan tidak terlintas sedikitpun untuk membuang ‘kamu’ di Alam Kata-kataku. Aku merindukan sajakmu!, sajak kita!!

Tentang @Anggarief.. dia memang kekasih kata-kataku. Aku bahagia memiliki dia dalam sajakku. Aku berbagi banyak dengan dia!, juga bersama Senja dan Hujan. Dan kamu? Kamu itu Sahabat Kata-Kataku! Jadi lengkap sudah hidupku! Aku memiliki Kekasih juga Sahabat untuk Kata-kata dan Sajakku.

Hei, aku merindukan setiap detik kata yang terucap manis dari imajinasi kita berdua. Jangan pergi jauh-jauh dariku! Semoga Semesta membawakan hidup yang baru untukmu yang tidak membuatmu memiliki hubungan yang rumit dengan kertas-kertas di atas meja kerjamu. Sempatkanlah menyapaku di Timeline. Ato sesekali bolehlah colek aku dengan Sajakmu.

Hei Sahabat Kata-kataku..
Aku bahagia untuk kita berdua. Yang semakin dewasa dan matang dalam membawa diri. Itulah tujuan orang hidup di dunia ini. Menjadi baik untuk sesama dan mulia untuk Sang Maha Pencipta. Semoga kita selalu bisa menjadi baik. Amin.



Hei @indygofera!,
Tetaplah berkarya dalam sajak. Mari kita selesaikan project ini hingga hari kasih sayang itu tiba. Oia, sebentar lagi Adzan Magrib berkumandang. Mari menikmati sajian buka puasa kita hari ini. Semoga menu di meja makanmu seenak di meja makanku. Sajian istimewa dari Sang Mama. :)


Salam,
Nila Ayu.





oleh @nilaayu

diambil dari http://nilaayu.tumblr.com/

Happy Birthday, Nan!

Dear Yunan Haris,

Happy Birthday, Selamat Mengulang Hari Kelahiran!


Hey, kaget gak gue kirim surat? terserah deh lo mau kaget atau gak, yang penting gue keren. Ya, kan?! :p


Yunaaaan, selamat bertambah umur. 23 kan? Ah, lo lebih tua setaun dari gue. Tapi kita beda beberapa bulan doang sih :p . Gimana rasanya menjadi 'tidak muda' lagi? Gue yakin lo sekarang udah pantas tuh ngelamar cewek. Si 'putri banten' mungkin :))

Nan, kalau boleh tau, apa sih harapan lo di usia baru ini? kalau boleh nebak nebak nih, mungkin lo berharap untuk pekerjaan yang terbaik, masa depan yang gemilang, hidup sejahtera, pendamping idaman, atau mungkin lo berharap bisa nikah taun ini? SAMA! gue juga bakal ngarep gitu di usia seperti lo. Eh, kecuali untuk point 'nikah taun ini' ya :))

Nan, kadang hidup emang gak sejalan sama pemikiran, sih! Tapi disitulah tantangannya, disitulah kita harus  tunjukkan "who am I" . Jangan pernah lelah kemudian menyerah. Pasrah-lah kepadaNya dan berjuanglah dengan apa yang kita punya. Gue yakin suatu saat, mungkin beberapa tahun lagi, gue ketemu lo sebagai sesorang yang sukses di bidang nya. Dan anggaplah itu harapan, bukan sekedar mimpi tanpa jalan. :) Jadi, sekeras apapun perjuangan lo saat ini, jangan pernah lo merasa lelah dan jengah, teruslah berkiprah!

Nan, terus jadilah seseorang yang bisa dibanggakan, minimal oleh keluarga lo. Jadilah seseorang yang selalu  bisa diandalkan oleh mereka yang sayang ke lo. I wish the best for you! For your life, your dreams, and your way to reach the better future! 

Once more, Happy Birthday!




oleh @lionychan untuk @yunanharis

diambil dari http://callmeasamajesty.blogspot.com/

[Seharusnya] Kemarin-Kita-Tiga-Puluh-Tujuh-Bulan

Hey,kemarin aku taro laundry di teteh, langganan kita. Ya kayak biasa aja aku cuma taro di timbangan terus aku bilang sama teteh, “aku tinggal ya teh”. Eh teteh bilang, “iya, joko kan?”. Aku cuma bisa diem aja, dan inget kamu. Kamu apa kabar? Kalo baca twit-twit kamu bikin aku ngenes. Kenapa harus dengan cara nyiksa diri sih pelampiasannya? Iya, pisah setelah punya hubungan lama itu bukan hal yang gampang. Tapi buktinya aku kuat, kamu harus lebih kuat dari aku.

Kamu harus bisa buktiin kalo kamu bisa tanpa aku. Kamu sendiri kan yang bilang kamu mau tunjukin ke aku kalo kamu bisa berubah. Kamu bisa sukses, dan bikin bangga semua orang. Aku percaya kok sama kamu. Aku yakin kamu itu orang yang bisa hebat. Asal kamu serius kamu pasti bisa dapet IPK yang jauh lebih tinggi dari aku, bahkan mungkin kamu bisa lulus cum laude.

Skripsi kamu gimana? Udah ada progress kan? Aku yakin kok, [mudah-mudahan] kita bisa lulus bareng tahun ini. Terus kita sama-sama ngejar apa yang kita mau. Aku yakin kita bisa wujudin semua keinginan-keinginan kita. Aku yakin kamu bisa beli apartment dan bisa punya mobil pribadi. Kayak mau kamu, dulu. Semangat ya! Deadline outline sebentar lagi. Maaf aku udah nggak bisa nemenin kamu lagi, tapi aku bener-bener yakin kamu pasti bisa!

Oya, hari ini tanggal dua. [seharusnya] kemarin-kita-tiga-puluh-tujuh-bulan. Kapan ya tanggal satu akan jadi tanggal istimewa? Tanggal satu tahun baru nanti nggak ada lagi acara tiup lilin. [mungkin] nanti akan ada tanggal-tanggal yang lebih istimewa, buat kamu , dan juga buat aku. Buat kita masing-masing. Kamu pasti bisa buktiin ke orang-orang kamu pasti bisa banggain mereka. semangat ya.





oleh @nandaindrih untuk @jokosu_gie

diambil dari http://nandahadiyanti.wordpress.com/

Si Mungil

hai mungil,
yang ada dalam perutku. yang sedang hobi menendang aku. di dalam sana hangat kan nak? di dalam sana gak kelaperan kan ya? kalo kakak kelaperan, pasti nendang ibu. tapi sekarang kakak anteng. lagi tidur ya sayang?

kakak mungil,
sudah 7 bulan kakak ada dalam perut ibu. makin hari perut ibu makin besar. dan ibu makin sayang ma kakak. apalagi ayah. tiap kali ayah berangkat dan pulang kerja, selalu kakak yang dicium dulu. trus kakak nendang perut ibu. kakak seneng ya dicium ayah? seneng ya kalo diajak ngobrol ma ayah?

hari ini ibu ma eyang mau beli baju, popok, dan perlengkapan bayi yang lain. nanti ibu beli warna yang netral aja. sengaja selama ini kalo periksa hamil ke dokter, ibu ma ayah gak pernah tanya dan gak pengen nanya kakak itu cewek ato cowok. biar surprise maksudnya. tapi kakak pengen dibeliin warna apa? ada spesial request gak kak pengen barang apa? hehe.

kakak,
nantinya kakak bakal dimanja lho ma eyang. baik eyang dari ayah ato ibu. karna kakak cucu pertama eyang. gak rela deh ibu kalo nanti kakak dibuat rebutan ma eyang-eyang itu. hahaha. untungnya eyangnya tinggal gak satu kota. bisa dibuat rebutan beneran kalo eyang sama-sama tinggal satu kota. tapi nanti kakak gak boleh jadi anak manja ya. gak boleh cengeng. harus kuat. harus bisa membuat semua eyang bangga.

ibu janji ma kakak. bakal sayaaaang banget ma kakak. ibu bakal ngejagain kakak mungil dalam perut ini sampai kakak lahir dan menghirup udara sendiri. ibu dan ayah bakal ngasih yang terbaik untuk kakak. kakak jangan nakal ya. kakak baik-baik ya di dalam perut ibu. kalo minta apa-apa, langsung tendang ibu aja.

love u si mungil dalam perutku.





oleh @mareretha

diambil dari http://primariayu.wordpress.com/

Perpaduan Berbahaya

Hai,

Maaf ya, saya menyurati kamu. Kamu ga kenal saya. Saya pun ga pernah menyangka akan menulis surat kepadamu. Bahkan ketika Pos Cinta minta kami menulis ke selebtwit, saya juga ga berpikir untuk mengirimimu surat. Ini semua hanya gara-gara saya mengamati timeline kamu semalam.

Kamu lucu sekali. Tweet kamu selalu segar. Saya tahu kamu sejak dua tahun lalu, ketika kata-kata puitis kamu, surat-surat manis kamu berjalin erat dengan seorang selebtwit yang lain. You two are tweet-darling of the twitterland. Sampai banyak orang mengharapkan itu bukan hanya ada di dunia maya. Ya, ya, kamu sudah tahu itu.

Sekarang, saya baru sempat memperhatikan kamu sebagai seorang individu. Kamu itu perpaduan berbahaya antara paras yang ganteng dan pribadi yang konyol. Kamu juga romantis, saya rasa, tapi selalu kamu tutup dengan kekonyolan yang manis. Kamu pasti tahu, perempuan-perempuan muda ini dengan mudahnya akan lumpuh dengan kata-katamu. Mereka akan bertelut malu-malu bersemu kamu cumbui dengan kata. Yeah, kalau kamu ga jadian sama pasangan puisi kamu itu, mereka akan menginginkan kamu untuk diri mereka sendiri.

Kamu harus hati-hati. Kata-kata kamu, tweet kamu yang lucu dan manis itu terlalu memikat. Tapi ga tau deh, apakah dalam kehidupan sesungguhnya kamu selalu begitu? Mereka mengkhayalkanmu. Perempuan-perempuan ini sanggup memaafkan kamu berkali-kali, menganggap kekonyolan kamu itu hal yang cute yang sanggup menceriakan hari mereka. Follow kamu di twitter itu memabukkan, tak mau berhenti.

Tapi kenyataannya, kamu kan cuma seorang, dan kamu manusia biasa. Tapi kenyataan pula bahwa tidak semua kami ini cukup dewasa untuk menyadari itu. Atau belum… dan kadang harus mengalami sakit dulu untuk mencapai kesadaran.

Hati-hati, Zarry, kamu membuat banyak anak-anak perempuan patah hati.

Ya, ini surat untuk @zarryhendrik. Bukan surat cinta.




oleh @Lily4R

diambil dari http://lily4poems.wordpress.com/

Aku Ingin Menikah


Gaun putih, berbahan lemas panjang menutupi kaki, sepertinya terbuat dari sutra akan terlihat cantik. Aku akan diet dan olah raga dulu dua bulan sebelum hari itu datang, agar lenganku lebih sedap dipandang. Sederhana saja, jangan terlalu banyak detail dan payet, polos akan jauh lebih baik.

Aku mau pakai sepatu merah, jangan terlalu tinggi, cukup tujuh senti saja, taukan aku tidak suka mengenakan high heels layaknya perempuan cantik lainnya. Ujungnya yang runcip, polos saja, dari bahan kulit sintetis palsu juga tidak apa.

Rambut panjangku boleh diurai? namun diberi aksen gelombang besar. Boleh pakai hiasan bunga berwarna putih kecil? aku mau, boleh melingkar di sekitar kening atau sekedar jepit mungil di bagian kanan atas.

Aku tidak mau pakai kacamata, pakai softlens warna cokelat tua yang biasa aku kenakan akan membuat mataku lebih besar, eyeliner jangan lupa, warna hitam. Riasannya jangan tebal-tebal, cukup bedak, blush on merah muda, pensil alis berwarna senada dengan warna rambutku nanti, dan lipstik warna merah. Ah.. jangan pakai eye shadow, aku kurang suka, tapi kalau dipaksa, aku pilih warna cokelat muda untuk dibagian depan hingga tengah, hitam dibagian sudut belakang, dan tentunya glitter putih sedikit disudut depan, seperti dandananku sehari-hari.

Aku mau bawa bunga, 26 mawar merah cantik yang senada dengan warna sepatu. Dua puluh enam taukan kenapa? karena itu tanggal lahirku. Aku suka angka 6 (enam), bentuknya seperti seorang ibu yang sedang mengandung, aku mau tidak lama setelah hari itu tiba, aku jadi mirip angka 6, mengandung. Anak kami, aku dan lelaki yang akan ada di sampingku, menyebut nama lengkapku binti nama bapak yang setelahnya diiringi ucapan "sah" dari teman-teman, keluarga, dan ibuku.

Jika harus pakai kebaya, aku tidak mau warna putih, kebaya putih kurang cantik, aku mau warna merah atau cokelat muda saja. Aku memilih warna merah karena aku suka benda-benda berwarna merah, sedangkan warna cokelat muda aku pilih karena aku lihat para model di majalah fashion terlihat cantik mengenakan kebaya warna tersebut, cocok dengan kulit perempuan Indonesia.

Pestanya boleh sederhana saja? Keluargaku, keluarga dia, teman-teman kita. Jangan di taman, aku suka sih taman, tapi aku takut tetiba hujan turun atau matahari terlalu gembira melihat perayaan cinta kita, kasihan ibu.. dia tidak kuat panas, Dita juga alergi air hujan, badannya bisa bentol-bentol tiap kali kena air hujan. Di sebuah ruangan, entah gedung, rumah, atau apalah, dengan suhu udara yang baik, dekorasi kursi berwana putih dan harus ada piano serta gitar akustik. Aku mau dengar sahabatku Steno bermain piano, Gatot main gitar dan Ina, Ema, Meiske bernyanyi. Wandy bisa berdansa dengan pacarnya, mungkin Ikal dan Kiki juga sudah punya pacar saat hari itu tiba, jika masih belum juga, mereka harus berdansa berdua.

Musiknya gak boleh musik-musik yang biasa Gatot dan Steno dengerin, jangan yang berisik, mereka harus latihan memainkan lagu-lagu cinta. Akan ada dansa, lalu menari ceria setelahnya. Aku mau berdansa berdua dengan para sahabat lelakiku satu persatu, kemudian menari ceria dengan para perempuan cantik yang selama ini selalu mendengarkan kisah cintaku. Sahabat.

Dia, lelaki itu.. entah siapa, semoga selera berpakaian kita sama, agar setidaknya kita tidak perlu bertengkar karena saling keras kepala atas model dan warna pakaian apa yang akan dikenakan. Semoga dia juga cukup romantis dan sederhana, agar pesta kecil namun indah ini akan berjalan dengan sempurna. Dan aku yakin, pada hari itu, dia akan menjadi lelaki tertampan di mataku sampai rambut kita mengabu, sampai hanya tutup usialah penyebab kita terpisah.

Aku suka yang berlengan besar, aku suka dipeluk. Aku mau dipeluk lengan besar yang hangat. Sudah itu saja.

Jadi, Pak.. sudah bolehkan aku menikah?


Bapak janji ya, harus menyaksikan pernikahanku dari surga. Boleh terharu, tapi jangan nangis.. nanti gantengnya ilang.


Kecup,

Anakmu.





Oleh: @ekaotto



Bercerita Pada Angin

kepada angin.

hadirmu begitu cepat. datang tanpa dikira pergi tanpa dirasa. seperti angin yang berhembus baik pagi, siang, senja maupun malam. berarti banyak bermakna banyak berasa banyak.

aku suka bercerita padamu, angin. tanpa beban semua terucap. tanpa beban semua terlugaskan. apa yang tidak bisa kuceritakan kepada manusia bernyawa ku lontarkan semua kepada mu, angin. aku tahu ini akan menjadi sangat sia-sia karena kamu tidak benar-benar mendengar apalagi memberikan timbal balik sesuai keinginan. tapi bercerita denganmu jauh melegakan daripada diam membiarkanmu sia-sia tanpa dimanfaatkan.

kepadamu, angin, ku ceritakan tentang keresahan dan mimpi-mimpi yang tidak mereka mengerti. kepadamu, angin, ku ceritakan tentang rasa yang tidak ku pahami bahkan tidak kamu rasakan. kepadamu, angin, aku bercerita tanpa peduli kamu mengerti atau malah acuh tidak peduli.

angin, bawalah keresahan dan mimpi-mimpi itu dalam petualangan menuju keabadian. sampaikan kepada semesta biar mereka juga ikut merasa. sampaikan pula pada Pencipta biar DIA membaca dan berkenan hati untuk membantu mewujudkannya. angin, terima kasih banyak telah mendengar banyak cerita tentang keresahan dan mimpi-mimpi itu.

dalam hembusanmu, aku berdoa semoga ini semua nyata.




oleh @kerisirek

diambil dari http://kriskroskres.tumblr.com/

Waktu

Kapan ya kita bisa bertemu lagi? Aku ingin merasakan sekali lagi, tersesat dalam matamu. Nyamannya duduk disebelahmu, tanpa bicara satu patah kata pun.

Buatku, satu-satunya hambatan adalah waktu. Waktu selalu terburu-buru ketika aku sedang bersamamu. Aku tidak tahu dia punya urusan apa sampai sebegitu tergesa-gesanya mau pergi. Yang jelas, begitu dia pergi kitapun dipaksa untuk berpamitan. Berpelukan dan berkata sampai jumpa.

Coba saja waktu mau sedikit lebih santai.

Waktu tidak seperti aku yang selalu ingin kembali ke tempat yang sama. Atau ke daerah yang punya kenangan di setiap belokannya. Sekedar untuk merasakan sekali lagi yang pernah ada. Dia tidak pernah mau putar arah. Sekalinya dia salah pilih jalan, ya dia jalani saja apa adanya.

Jadi kapan kita bisa bertemu? Mungkin kali ini kita bisa buat perjanjian lebih dulu dengan waktu. Supaya dia beri kita sedikit kelonggaran. Setelah baca surat ini, coba kamu telpon dulu dia. Bicarakan dengannya. Nanti baru kamu beritahu aku kapan kamu akan datang.

Setuju? Kabari aku ya.




oleh @heyechi

diambil dari http://flanelmerah.tumblr.com/

Kepada: Tersangka Bulan Mei

Hai..
Selamat menikmati sejuk di awal Februari.
Sore ini, rumahku masih dinaungi mendung. Tak terlalu gelap memang, tapi cahayanya sama sekali tidak mampu meluluhkan awan. Tiba-tiba aku ingat bulan Mei tahun lalu. Tengah Mei tepatnya. Ya, kamu bukan Mawar, yang biasanya jadi tersangka, atau korban pelecehan seksual, melainkan tersangka bulanan yang masih terus kukejar. Entahlah, aku belum jengah, apalagi angkat tangan tanda menyerah hanya karena belum menangkapmu.

Hey, tersangka..
Masih ingatkah kamu saat misi pertama berhasil kamu jalankan? Hebat! Aku salut. Bahkan aku belum pernah bertatap muka denganmu. Teknologi yang membuat kita tidak seperti musuh. Dingin, sangat dingin bahkan. Makanya aku berani mengambil sedikit panasmu untuk menyembuhkan dinginku.

Misi kedua juga berhasil kamu taklukkan. Sungguh tak kusangka, kamu secepat itu mengisi peluru demi aroma rindu. Lalu, misi ketiga, keempat, kelima, sampai misi yang entah kali keberapanya kamu siapkan untuk memburu sesuatu. Aku berharap, bukan aku yang kamu buru. Jika sekarang adalah Februari, maka telah delapan bulan sudah kamu membuat lingkaran setan di setiap sudut mata kanan-kiriku. Pantas saja, tidur malam pun berat rasanya.

Lama-lama, panasmu menumpuk dalam darahku. Makanya saat orang-orang bertanya tentang kamu, wajahku mendadak merah. Mungkin kamu berseliweran di sela-sela nadiku. Mungkin. Menurutku, kamu bukan lagi tersangka, tapi terdakwa lebih tepatnya. Kamu tak perlu duduk di kursi pengadilan dan menjalankan proses pembuktian ‘praduga tak bersalah’, karena aku yakin, kamu pelaku utamanya. Pelaku utama tersangka tunggal. Buatku ini cukup.

Kamu, selaku pelaku utama, jangan pura-pura tak punya dosa, lalu tiba-tiba enyah entah menepi ke pulau apa. Lari dari kenyataan ya? Pengecut! Akhir-akhir ini, aku hanya bisa menemuimu lewat mimpi, bukan adu senjata lewat kata-kata yang biasa kita lakukan setiap saat. Sebegitu ternodakah aku? Sampai-sampai satu huruf darimu sangat mahal dijual. Ah, biasanya juga kamu obral. Nggak usah terlalu sok nggak kenal!

Baiklah. Semoga senjata kita kembali berguna nantinya, amin.


Untuk: pelaku utama, terserah kamu, mau apa.




oleh @idhaumamah

diambil dari http://idhaumamah.blogspot.com/

Kepada Para Guru

kepada para guru di semasa hidupku,

halo pak guru, halo bu guru. surat ini tercetus begitu saja saat saya sedang melakukan kegiatan harian yaitu mandi. alangkah bodohnya saya tidak memasukkan kalian para guru ke dalam daftar orang-orang yang harusnya saya kirimkan surat di #30HariMenulisSuratCinta, mengingat betapa besar jasa yang telah kalian lakukan pada saya hingga saya bisa seperti sekarang ini.

maka izinkanlah saya dengan segala kekurangan dan kealpaannya menulis surat sederhana untuk kalian, sebagai wujud cinta dan terima kasih saya atas pengabdian tidak terbatas kalian. namun begitu, karena daya ingat saya yang tidak begitu kuat maka sebelumnya maafkanlah saya jika saya hanya akan mewakilkan surat ini kepada dua guru terbaik dalam hidup saya yaitu guru matematika kelas 6 dan guru bahasa indonesia kelas 9.

untuk guru matematikaku, anda adalah wanita yang sangat hebat. kegigihan dan ketegasan anda mengajar membuat saya mempunyai dasar matematika yang sangat kuat seperti sekarang ini. anda, yang walaupun dulu tinggal di rumah kecil sempit dan hidup pas-pasan, tetap bisa bertahan di kerasnya hidup dunia pendidikan. setiap belajar matematika saya selalu ingat dengan anda dan kecintaan anda pada setiap murid anda. yang membuat saya tercengang sebenarnya adalah komitmen anda untuk selalu memberikan yang maksimal di dunia pendidikan walaupun dunia itu memberi sedikit pada anda. tak heran jika selepas sekolah dasar saya mendengar kabar kalau karier anda bergerak cemerlang dengan pesat. luar biasa, bu. sungguh luar biasa.

untuk guru bahasa indonesiaku, maafkanlah saya yang menulis surat ini dengan huruf kecil semua. saya bisa membayangkan muka anda ketika marah dengan mimik jenaka penuh ekspresi. masih ingatkah anda kira-kira dengan saya? saya salah satu murid 'kesayangan' yang selalu anda panggil dengan sebutan 'butet'. setiap ada soal atau tugas ini itu, sayalah yang pertama sekali anda tunjuk untuk mengerjakan. saya ingat betapa awalnya saya membenci bahasa indonesia karena anda. tapi saya sadar, di detik pertama kebencian ada cinta yang mengikuti di detik berikutnya. dan ya, saya mencintai bahasa indonesia dan dunia sastra hingga detik ini, bu. walau nyatanya saya harus berakhir di dunia hitungan, dalam hati saya sastra tetaplah akan menjadi cinta pertama yang susah untuk dilupakan.

sebenarnya masih banyak sekali guru yang mau saya tuliskan di dalam surat maya saya ini. sayang sekali saya tidak bisa benar-benar mengirimkannya untuk kalian semua. tapi biarlah doa dan salam sayang serta rasa terima kasih saya atas kehadiran kalian dalam hidup saya ini Tuhan yang sampaikan kepada kalian.


salam sayang,

murid perempuan yang selalu salah kalian panggil namanya.




oleh @iybi

diambil dari http://mindwiththestory.blogspot.com/

Si Manis

Aku rasa ini bukan surat, jadi tak usah pakai kata-kata dengan hormat di pembukanya. Tapi aku percaya ini cinta. Kau baca saja sambil membuka mata.

Bukan salahmu kalau aku begitu tergila-gila. Membayangkan bibir kita bertaut hatiku begitu gembira – riang yang ganjil. Tak seperti ciuman kebanyakan. Apa kau merasakannya juga?

14 Februari ini aku inginkan kamu. Tak usah ciuman romantis, cukup dirimu dalam genggamanku. Kau sudah manis meski tak berdandan dengan terlalu banyak pita. Tapi tak apa kalau kau ingin terlihat lebih manis, aku tetap suka.

Sayangku, aku tahu kau tak bisa datang sendiri, harus ada seseorang yang mengantarmu. Malah kadang seikat bunga menyelip di sampingmu. Itu bisa kumaklumi. Aku tersipu mengulum manismu. Tapi maaf, terpaksa aku juga akan mengecup yang mengantarmu.

Ini memang rayuan, agar kau datang kepelukan, lalu kita pun berciuman. Dear cokelat, si manis yang lezat.





oleh @ikavuje

diambil dari http://eqoxa.wordpress.com/

UNTOLD STORY about Me and Papa

Semarang, 2 Februari 2012


Dear Papa di surga,
Semalam aku sangat bersedih. Dadaku membuncah hebat karena rindu dengan kehadiran Papa di sampingku.
Aku tahu Papa galak, tapi itu semua demi kebaikanku..

Papa yang mengajarkan hal-hal "cowok" yang tidak kudapat dari Mama. Sejak aku kecil Papa selalu mengajarkanku bahwa perempuan itu tidak harus pintar dandan saja, tapi juga harus bisa segalanya.
Waktu aku kecil Papa membelikanku mainan mobil-mobilan, kelereng, layang-layang dan  bahkan mengajakku ikut berperan dalam merakit mobil mainanku, memasang tali di layang-layangku sehingga aku menjadi sangat menghargai apa yang dinamakan proses.

Bahkan saat aku duduk di bangku SD, Mama heran kenapa aku bisa membongkar pasang kipas anginku, membersihkannya, dan mengembalikannya ke tempat semula. Mama juga bingung, saat aku bisa naik ke atas genteng dan turun dengan selamat meski saat musim hujan mulai ketahuan ada genteng yang bocor.. :p
Papa orang pertama yang mencoba masakan hasil eksperimenku. Rasanya aduhai memabukkan, tapi Papa tetap memakannya dan hanya berkata "teruslah belajar memasak".

Papa yang mengajarkan aku naik sepeda, dan mengijinkanku naik motor saat masih duduk di bangku SMP. Ketika aku pulang dengan kaca motor yang hancur, Papa hanya diam menatap motor dan luka di kakiku. Jantungku hampir copot karena takut dimarahi Papa dan ketakutan akan hukuman-hukuman yang mengerikan. Tapi Papa tidak marah. Sekali lagi, Papa tidak marah sama sekali. Papa hanya ingin aku belajar dari kesalahan dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan Papa kepadaku.
Dengan langkah gontai, aku membantu Papa memeriksa motor itu dan berbulan-bulan menjadi santapan hangat Mama.

Papa membebaskanku bereskpresi, tidak seperti Mama yang takut ini itu..dan masih memegang prinsip bahwa perempuan itu harus "anteng" (diam). Papa yang mendukung semua "kegilaan"ku.

Tapi tidak saat usiaku menginjak 17 tahun, Papa tidak menyukai Pria itu. Hubungan aku dengan Papa sempat renggang. Ada rasa marah, takut, namun juga rindu terhadap Papa. Dan, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Pria itu memang bukan pilihan yang baik Papa.. Aku hanya membuang waktuku selama hampir satu tahun. Kuhempas kesedihanku seorang diri, malu sama Papa..

Saat raut mukaku setiap hari kusut dan tak bernyawa. Papa mendekatiku dan berkata " Ini harus dilalui, masih ada seseorang diluar sana yang akan menyayangimu dan membuat Papa rela melepaskanmu ". Seketika tangisku membuncah hebat. Aku malu, tapi juga sangat terharu. Papa masih peduli padaku padahal aku sempat membenci Papa.

Ingatkah Pa, saat aku mulai kuliah dan mencium tangan Papa. Papa selalu membetulkan tali bajuku yang tak beraturan, memijat kaki-kaki lelahku dan bertanya  apakah aku senang?
Hal-hal itu yang tidak akan pernah aku dapatkan dari siapapun juga Papa..

Hingga saat Mama meninggalkan kita..kita menangis bersama, menjadi satu team yang hebat untuk meredam segenap lara kita bersama. Tapi..kenapa hanya satu tahun kita menjadi team yang hebat Pa??Kenapa??
Setelah itu kenapa Papa meninggalkanku?

Apakah Papa merasa aku sudah kuat untuk hidup sendiri tanpa Papa? Seandainya Papa tahu perasaanku waktu itu hingga saat ini. Aku tak ada daya Papa..
Malam-malam tersulit pernah aku lalui saat air mata selalu turun dari mataku.

Tapi hanya satu yang membuatku masih mau melanjutkan hidupku. Aku ingin membuat Papa bangga..
Karena saat ini aku bukan siapa-siapa dan belum menjadi siapa-siapa. Aku hanya Heny, anak kecil Papa yang masih sangat nakal, rewel, dan manja.

Tiga bulan lagi, aku akan menikah dengan Pria pilihanku, yang semoga Papa berbesar hati dan ikhlas melepasku untuk hidup bersamanya..Sebelum Papa pergi, ingatkah Papa pernah berkata dia Pria yang akan menikah denganku? Semoga itu pertanda Papa telah memberikan restu Papa untuk kami..

Papa..
Aku sangat merindukan saat-saat kita bersama.
Saat tawa riuh dan isak tangis menjadi irama di kehidupan kita.
Semoga Papa bahagia disana dan suatu saat nanti kita akan reuni keluarga di Surga..


Datanglah di hari Pernikahanku Papa..
Itu akan menjadi kado terindah untukku seumur hidupku..
Datanglah dengan senyum mengembang yang aku rindukan..
Itu akan menjadi asupan semangat untukku seumur hidupku..



Dengan penuh kerinduan,
putrimu yang nakal,
-Heny-




oleh @henynanz

diambil dari http://henynanz.blogspot.com/

Surat Undangan

Kepada kamu di akhir abjad yang tiga hari lalu aku kirimi Surat Pengunduran Diri

Aku mengirimi surat pengunduran diri untuk mengharapkanmu dan mencintaimu. Tapi aku tidak mengundurkan diri untuk memikirkanmu di setiap waktu dan merindukanmu. Bahkan Ibuku pun rindu padamu.
Maka melalui surat ini aku mengundangmu untuk kembali menginjakkan kakimu di lantai merah rumahku dan membiarkan Ibuku melepas rindunya padamu. Tentukan saja waktu kunjungan sesukamu. Toh Ibuku selalu di rumah dan akan membukakan pintu untukmu seraya memberikan senyuman hangatnya.
Aku akan melihat dari dalam jendela kamar saja jika kamu datang nanti sampai Ibuku puas melepas rindunya padamu, puas mengorek semua informasi tentangmu, mengetahui kabar terakhirmu dalam dua tahun terakhir hingga akhirnya kamu beranjak untuk pergi.
Aku berharap jendela kamarku sanggup menahanku untuk tidak menyambarmu dalam pelukan.

Salam,
Sahabatmu





6 x 30 hari bersamamu

Selamat pagi, Kamu.
Sejujurnya aku bingung bagaimana menuliskan rasa untukmu dalam barisan kata-kata. Setiap hari kita berjumpa, merengkuh segala warna. Logikanya, kalau memang ada yang harus aku ungkapkan padamu, ya langsung saja diungkapkan, iya toh? Tapi entah aku yang memang pemalu, atau terlanjur merasa nyaman denganmu, diriku yang sebenarnya bawel ini bila denganmu mendadak bisu. Aku harap lewat surat ini bisa kubagi sedikit perasaanku supaya kamu tahu dan tak lagi meragu.

Aku mengenal kamu hampir seumur hidupku. Tapi tak pernah aku coba menggali keindahan dan keanggunan yang kamu tawarkan. Kamu datang dan pergi tanpa berpamitan, atau mungkin lalaiku yang selalu membiarkan. Namun kamu rupanya tak pantang menyerah. Mungkin memang Dia telah menakdirkan kita bersama dalam sebuah kisah. Entah yang mana.

Kurang lebih 180 hari yang lalu, akhirnya aku bulatkan tekadku. Aku punguti lagi kepingan hatiku yang berceceran di pinggir jalan sebelum kamu datang dan memelukku. Aku yang dungu ini tentu tak tahu bagaimana masa depan akan bertingkah laku. Tapi saat menatapmu aku merasa utuh dan apapun yang kelak terjadi aku pasti akan baik-baik saja selama ada kamu.

Terima kasih ya sudah melindungi dan menjadi bagian dari diriku ini.
Aku memang bukan laki-laki, tapi bila berjanji, aku senantiasa berjuang setengah mati untuk menepati.
Apalagi janjiku denganmu, kalau kematian memang harga yang harus dibayar, tentu akan aku penuhi.
Asalkan aku bisa tetap denganmu.



oleh @ichamahardika

diambil dari http://www.ichamahardika.com/

Surat untuk Calon Dokter



mereka hanya manusia biasa, biasa berada di antara pintu kematian dan kehidupan.


sedikit keraguan pada awal nya. tapi ya sudah lah, aku kirimkan saja :)

teruntuk seseorang yang selalu mengaku
dirinya istri ron weasley.
hello.... ini sudah dua ribu dua belas, masih kah ingin berkhayal tentang menjadi istri dari tokoh fiktif? bahkan sikuel film nya pun telah berakhir. sudah.. tinggal kan saja ia, tinggal bersama 2011 karena emang ga bakal muncul lagi toh di 2012? huahaha :))

jahat ya aku? :p
tenang saja, semua yang tertulis di atas sama fiktif nya dengan ron weasley itu sendiri :p
jadi masih tersinggung kah sekarang? kalo pun iya, cepat tanggalkan hati mu sekarang juga. karena caci maki akan lebih kejam pada tulisan setelah ini. haha... *evil laugh*

partus, arbotus, neonatus, dan bla..bla...bla..
seperti ny  tak lama lagi kau akan berhadapan dengan itu semua. selamat datang ya ke dunia per-koasan yang kejam, dingin, dan penuh dengan zombie-zombie berkeliaran. i mean, ga ada waktu buat tidur. selamat menjadi setengah hidup dan menambah jumlah kantung mata. atau mungkin perlu aku sebut panda? sepertinya tak ada yang lebih pantas menggambarkan dirimu nanti dengan kostum putih berlingkar hitam besar di mata. panda! haha... meski cuma satu kurang nya, ga ada panda yang ga gembul :p

hei,
jangan pikir aku iri ya dengan sidang, kelulusan, dan semakin dekat nya kamu dengan dunia per-ko-as-an. sungguh aku tidak iri, malah ingin aku tertawa terbahak-bahak, dan mengkasihani nasib malang mu. bagaimana tidak? tidur kurang, makan tak tenang, apalagi mau kayang. setiap hari nya akan di hantui dengan kertas-kertas status pasien yang harus di isi. suster-suster tua nan kejam pun telah menanti. oh iya, bukan cuma suster kejam yang ada di sana nanti, banyak juga residen-residen menyeramkan yang siap memarahi mu kapan saja. ini yang di sebut sebagai residen evil. huahahahah....

ga bakal ada lagi istilah begadang nonton dvd, apalagi nge-mall kesana kesini. ah~ aku yang dari sini hanya bisa ketawa ketiwi. sementara nanti kau disana tekekang dan terpenjara sepi.

jadi, setelah membaca itu semua, masih tetap maju menjadi dokter? masuk ke-dunia perkoasan meninggalkan status mahasiswa?

oh iya,
tau episode spongebob dimana ada sebuah hari kebalikan? anggap aja surat ini, surat ke balikan. semua yang menyinggung itu adalah kebalikan. mudah kan? tinggal balikan saja isi surat ini, tapi jangan baca nya sambil terbalik ya :))

anggap lah semua nya adalah kebalikan, senggaknya sampai aku menulis kata  "surat kebalikan". karena setelah nya adalah sungguhan.

dear seseorang yang semakin mendekati cita-cita nya
sungguh engkau berlangkah-langkah telah lebih maju di bandingkan aku yang masih begitu-begitu saja :)) ya cukup doakan saja, bahwa aku bisa mengekor jejak mu.
tak ada ucapan yang lebih pantas di banding ini "SELAMAT ATAS KELULUSAN NYA @IDH_WEASLEY.S,ked.". aku sangat meyakini bahwa kelak engkau akan menjadi dokter yang hebat :)

jangan marah ataupun tersinggung ya dengan surat ku ini. sudah aku peringatkan bukan di atas? jika pun kau membaca ini sampai akhir dan tanpa menanggalkan hati mu seperti yang aku perintahkan di awal. aaah... sungguh aku tau bahwa kau menyayangi ku, dan ini juga lah cara ku untuk mengungkap kan betapa aku sayang dan bangga pada mu :)) *eh, jangan mikir aku bukan lesbi ya*



titik dua bintang , titik dua tandak petik satu tutup kurung



@jinggaPagi
(seseorang yang kau tahu siapa aku sebenarnya :p )


diambil dari http://jinggapagi.blogspot.com/

2

Selamat pagi, kamis pagi.
Sangat cerah disini, mentari sudah muncul sejak pagi tadi.
Sudah sekitar 3 hari aku tidak menulis.
Persediaan ideku nyaris bisa disebut kritis.
Sampai akhirnya di hari ke 20 ini seuntai kenangan manis muncul di pikiranku ini.
Kenangan di tanggal dua, dua bulan yang lalu, tepatnya di bulan dua belas.
Dan hari ini tepat di tanggal dua, bulan dua, tahun dua ribu dua belas, aku akan menulis sebuah surat di hari ke dua puluh.
Ah, surat ini penuh angka dua ya?
Baiklah aku mulai saja surat ini.

Teruntuk,
Seseorang yang ada di surat hari ke 4, hari ke 9, dan hari ke 15.
Selamat pagi,
Apa kabarmu hari ini?
Baik kan?
Tentu saja, itu terlihat dari senyum dan wajahmu pagi ini, begitu manis dan segar.
Seperti anggur yang dipetik di pagi hari yang masih terbungkus oleh embun pagi.
Apakah kau masih ingat kejadian dua bulan yang lalu kak??
Tentang seorang gadis yang tidak manis, begitu nyinyis, dan berwajah sadis, yang sedari pagi menanyakan apa kegiatanmu hari itu, dimana kau berada saat itu.
Ingatkah kau pada seorang gadis berambut pendek, berwajah jutek yang beraroma serupa vanilla?
Ingatkah kah tepat tanggal dua, dua bulan yang lalu ada seorang gadis, yang terlihat sangat grogi deg-degan melihat mu dari kejauhan.
Kau tau tidak kak, saat itu, saat dua mata beradu, saat tangan saling berjabat, ada perasaan yang begitu menusuk disini, tepat dijantungku.
Saat kita bertemu, saat itulah semuanya menjadi semakin nyata.
Ah sudahlah, aku sudah terlalu sering menjelaskan tentang perasaanku.
Inti dari surat ini adalah, aku hanya bertanya, masihkah kau mengingat wajahku?
Masihkah kau mengingat setiap detail pertemuan itu?
Masihkah kau mengingatku dengan setiap detail di moment itu?
Kalau kau lupa aku bersedia mengingatkannya, aku bersedia menghabiskan waktu seharian berdua untuk membangkitkan semua kenangan.
Dan kalau kau mau aku bersedia mengulang setiap moment itu.
Aku bersedia menyisipkan kenangan itu, dalam sudut tersempit dalam pikiranmu.
Atau, kau mau aku menyisipkan nya di hatimu?
Ah sepertinya untuk yang terakhir ini agak sulit ya, hatimu sudah penuh dengan satu nama, atau mungkin dua nama, ya aku tak tau, tapi yang pasti akan sulit untuk memasukkan kenangan kecil itu, karena bahkan ruang terpojok dari hatimu pun telah terisi.
Tapi yang pasti kalau butuh kenangan itu katakan saja padaku ya?
Aku akan dengan segera membawakan sebentuk kenangan manis yang kusimpan dalam kotak kecil berwarna merah jambu bernama hati.

Tertanda.
Terserah mau kau sebut apa




oleh @fransiscaoktav

diambil dari http://fransiscaoktavia.tumblr.com/

Baiknya kamu.

Kamu yang begitu baik padaku..
Sejak kau mengajakku berkenalan..
Katamu kau melihatku saat mengantar temanmu, yang juga temanku, ke kos ku.
Aku tak menggubrismu, ku kira kamu siapanya temanku..

Tapi tak lama, kau add facebook ku, sms aku..
kita pun berkenalan..
Kamu menemuiku di kosku.. kisah pun berlanjut..
kita berkencan beberapa kali..

kamu selalu ada untukku..
saat aku ada masalah, kau langsung membantu..
dari jadi ojek, sampai kurir..

tapi kamu terlalu lama..
kurasa ku sudah berimu sinyal..
kau tak kunjung nyatakan..

maaf aku tak bisa menunggumu..
saat itu, ada yang lain muncul menarik hatiku..

maaf, aku memilih meninggalkanmu..
hatiku tak bisa menduakanmu..
aku pilih mengakhiri kisahku denganmu..

maaf, jangan pernah kau pikir aku cuma memanfaatkanmu..
aku tak bisa memaksakan hatiku menerimamu..

meski kini ku sendiri lagi, aku tak menyesal melepasmu..
semoga kau temukan yang terbaik..
jangan lupa undang aku saat pernikahanmu, ya..
kamu masih simpan nomerku, kan?
jadi tak apa, ya, kalau sekali-kali ku tanya kabarmu?
Tapi jangan berharap macam-macam.
Aku malas menjawab semua tanyamu.
toh, kita masih bisa berteman..





oleh @harumazizah

diambil dari http://rorumigirl.blogspot.com/