08 February 2012

Untukmu yang Menulis Surat Untuk Cinta

Hai..

Ingin kusapa dirimu seperti cinta. Tiba-tiba. Mungkin kau tak begitu kaget ketika menerima surat ini. Mungkin juga kau tak begitu terkesan dengan isi suratnya. Tapi karena sebuah tema di Hari Selasa yang baru aku tahu menjelang senja, aku terpikir untuk menulis ini untukmu yang menulis tentang cinta.

Ya, kau menulis tentang cinta. Dengan beragam kata yang dengan mudahnya membuatku turut merasakannya. Seperti ingin mengangguk setuju ketika di suratmu kau bilang cinta tak berwarna. Siapa yang bisa menebak warna cinta? Kalau memang bisa, dia pasti orang paling sok tahu yang pernah ada.

Cinta itu bening, seperti katamu. Menyesuaikan diri di mana ia tumbuh. Tapi tak menutup kemungkinan cinta akan tumbuh di tempat yang salah, atau di waktu yang tidak tepat. Itulah cinta. Selalu sesukanya. Kalau ditanya kenapa, tak akan ada yang menemukan jawabannya. Karena mencari tahu tentang cinta sama saja menghitung bintang di angkasa. Tak akan ada habisnya.

Kepadamu yang menulis surat untuk cinta,

Aku tahu kamu. Hanya sekadar tahu, karena aku follow twitter dan tumblr-mu. Tulisanmu sederhana, dengan kesan yang apa adanya tapi tetap penuh makna.

Ingat pernah menulis sesuatu tentang kisah di atas jemuran? Aku lupa judulnya. Tapi aku ingat kalau aku suka kata-katanya. Setelah menulis ini, mungkin aku akan segera membuka tumblr untuk mengobrak-abrik mencarinya.

Terakhir, sebelum jam kantorku berakhir.
Maaf kalau surat ini terlalu biasa. Dan maaf kalau surat ini hanya menyita waktumu untuk membacanya.

Tapi lagi-lagi tentang cinta, aku pun setuju kalau cinta bisa membuat seseorang lebih kuat dari sebelumnya.

Dari yang tersenyum ketika membaca surat “Teruntuk Cinta”

***




Balasan untuk surat cinta @Dear_Connie “Teruntuk Cinta

oleh @manggarlintang

diambil dari http://lintangnagari.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment