31 January 2012

Hei @Anggarief, Mari Tertawakan Hidup!

Hujannnnnnnnnnnnnnn…
Hujan untuk sang Fajar Bumi.


Dear,
@Anggaarief, Kekasih Sajakku..

Belum semenit hujan turun di langit kotaku, jiwa ini menjadi sangat merindukanmu. Entah kapan terakhir celoteh kita bersambut. Hei, kemana saja kamu? Terlalu sibuk bermain dengan Hujan dan Senja di kotamu? Hei, aku merindukan sajak-sajak kita! :’)

Hei bagaimana langit di kotamu pagi ini? Apakah serupa dengan milik kotaku? Hujan turun dengan begitu bersemangat, mendinginkan hati yang pilu. Harusnya kamu ada di sini, menikmati setiap rintik dan ritme air langit itu bersamaku. Lagi tawa dan canda kita saling bercumbu. Berharap rintiknya juga sedang menyejukkan kotamu.

Hei Pria Pecinta Senja, bagaimana kabar hidupmu? Bagaimana hatimu? Fine? Ahh serupa dengan hatiku. sepertinya.. Hidup ini lucu! Seperti kata kamu, Tuhan bercandanya suka kelewatan. Iya, Tuhan bercandanya suka nyakitin juga. Hei, hati ini… Okay! Hati ini baik-baik saja. Juga seperti kata kamu, semua akan baik-baik saja. Aku percaya itu. Hei, haruskah aku mempercayaimu kali ini? Okay, aku akan memantapkan hati untuk yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Karena Hidup ini tentang semua kebaikan semesta, kan?! Semesta mengatur hal-hal baik untuk kita, kan?

Hei, bagaimana dengan milikmu? Hatimu! Apakah sudah benar-benar sembuh? Jangan biarkan luka itu menganga semakin lebar. Ambil air hujan, rona senja, sajak basa-basi kita dan juga senyumku untuk mengobatinya! Jiwa yang tergambar jelas oleh senyummu itu terlalu kuat untuk digempur cidera luka, bahkan yang sekuat dentaman bom sekalipun. Hatiku punya keyakinan hebat tentang jiwamu. Pastikan kamu punya keyakinan yang sama dengan yang aku miliki.

Jangan biarkan sajak indah kita tercipta dari secuil hati yang pekat karena pilu. Aku yakin, Semesta lebih menginginkan senyum dan semangat kita. Hei, maaf aku belom bisa berada lagi dekat denganmu. Kota kita belom mau mendekat. Ingin rasanya memberikan bahu ini untukmu, pun untuk setiap tangismu. Dan ingin sekali rasanya menyewa bahumu untukku.

@Anggarief, Pria Pecinta Kata..
Mungkin ini akhir pesanku saat ini, pagi ini, waktu pembuka senja kita. Kata-kataku selalu merindukan sajakmu, sebanyak dengan aku yang selalu menginginkan pertemuan selanjutnya dengan kamu. Celoteh, cerita dan canda yang semakin mesra kala kita berjumpa.

Hei mari kita tersenyum. Aku di sini selalu siap berbagi tawa termanisku untukmu! Well bagaimana kalau kita tertawa saja!?! Mari tertawakan kesedihan kita! Mari tertawakan hidup!!




Bye now kamu!


Salam,
Kekasih Sajakmu.

PS : Aku mau kamu membalas Surat Cinta ku ini. luangkan waktumu untuk membuatkan sajak dalam sebuat Surat Cinta. XD










oleh @nilaayu

diambil dari http://nilaayu.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment