20 January 2012

Kepada Sepasang Mata

Hari ke-6

Bintaro, 19 Jan 2012 11:28AM

Kepada sepasang dua bola yang selalu bertautan.

Hai, apa kabar? Pasti kamu jengkel karna aku menanyakan kabarmu seperti itu, jelas-jelas aku tau kamu sedang dalam keadaan yang memprihatinkan. Jelas-jelas aku tau kamu berada dalam titik jenuh yang melebihi kadar titik jenuhmu.

Ya, oleh karna itu kini aku mengirimimu surat. Surat cinta? Mungkin lebih tepatnya surat permintaan maaf yang dibungkus dengan cinta.

Maaf. Aku sangat meminta maaf.

Maaf, aku selalu menyajikan makan malam yang sama untuk mu. Yaitu semua tentang pria yang kucintai itu. Hingga malam berakhir makan malammu tetap sama. Yaitu pria itu. Semua tentang dirinya—bagaimana dia berkativitas hari ini, bagaimana dia menyapa kekasihnya, bagaimana dia kesal, bagaimana dia sangat bersemangat, bagaimana dia mengeluh. Semuanya kupelajari melaluimu. Maaf membuatmu jenuh.

Maaf, aku melalaikan fisikmu sehingga membuatmu semakin lemah. Selain menyajikan makan malam untukmu dengan menu yang itu-itu saja, ternyata sajian makanan dariku itu hanya semu. Kamu harus berulang kali kuhadapkan pada semua tentang pria itu lewat layar ku. Tiap hari, tiap waktu, dan tak berhenti. Itu menyakitkan bukan untukmu? Karna kamu tidak kuhadapkan pada sesuatu yang nyata. Kondisimu melemah sehingga kini membuatmu harus menggunakan kaca yang lebih tebal. Maaf, menyakitimu.

Maaf, karna sekali lagi aku harus memaksamu. Ah tidak, kali ini aku memohon, bertahanlah. Bertahanlah dengan sajian ku ini. Karna sulit sekali rasanya bagiku untuk keluar dari candu nya. Bertahanlah sampai saat yang ku nantikan. Sampai kamu melihat hal yang begitu indah—saat beberapa bunga mawar merah tepat berada di depanmu dan yang membawakannya adalah pria yang pasti sudah kamu hafal wajahnya.

Jangan marah ya? Jangan ngambek setiap pagi sehingga membuatku terlambat bangun. Tanpamu, duniaku hitam. Sebagai permintaan maafku, hari ini dan hari berikutnya aku akan memanjakanmu. Tiap sore pukul 18.00, aku tunggu di loteng rumahku. Mari bersama-sama menikmati senja yang mendayu-dayu setiap harinya. Senja yang menenggelamkan sakitmu. Dan senja membangun kembali cinta antara kamu dan aku.

Peluk dan cium.

Pemilikmu.





Oleh:

Diambil dari: http://musimsemi.tumblr.com

No comments:

Post a Comment