03 February 2012

Kepada: Tersangka Bulan Mei

Hai..
Selamat menikmati sejuk di awal Februari.
Sore ini, rumahku masih dinaungi mendung. Tak terlalu gelap memang, tapi cahayanya sama sekali tidak mampu meluluhkan awan. Tiba-tiba aku ingat bulan Mei tahun lalu. Tengah Mei tepatnya. Ya, kamu bukan Mawar, yang biasanya jadi tersangka, atau korban pelecehan seksual, melainkan tersangka bulanan yang masih terus kukejar. Entahlah, aku belum jengah, apalagi angkat tangan tanda menyerah hanya karena belum menangkapmu.

Hey, tersangka..
Masih ingatkah kamu saat misi pertama berhasil kamu jalankan? Hebat! Aku salut. Bahkan aku belum pernah bertatap muka denganmu. Teknologi yang membuat kita tidak seperti musuh. Dingin, sangat dingin bahkan. Makanya aku berani mengambil sedikit panasmu untuk menyembuhkan dinginku.

Misi kedua juga berhasil kamu taklukkan. Sungguh tak kusangka, kamu secepat itu mengisi peluru demi aroma rindu. Lalu, misi ketiga, keempat, kelima, sampai misi yang entah kali keberapanya kamu siapkan untuk memburu sesuatu. Aku berharap, bukan aku yang kamu buru. Jika sekarang adalah Februari, maka telah delapan bulan sudah kamu membuat lingkaran setan di setiap sudut mata kanan-kiriku. Pantas saja, tidur malam pun berat rasanya.

Lama-lama, panasmu menumpuk dalam darahku. Makanya saat orang-orang bertanya tentang kamu, wajahku mendadak merah. Mungkin kamu berseliweran di sela-sela nadiku. Mungkin. Menurutku, kamu bukan lagi tersangka, tapi terdakwa lebih tepatnya. Kamu tak perlu duduk di kursi pengadilan dan menjalankan proses pembuktian ‘praduga tak bersalah’, karena aku yakin, kamu pelaku utamanya. Pelaku utama tersangka tunggal. Buatku ini cukup.

Kamu, selaku pelaku utama, jangan pura-pura tak punya dosa, lalu tiba-tiba enyah entah menepi ke pulau apa. Lari dari kenyataan ya? Pengecut! Akhir-akhir ini, aku hanya bisa menemuimu lewat mimpi, bukan adu senjata lewat kata-kata yang biasa kita lakukan setiap saat. Sebegitu ternodakah aku? Sampai-sampai satu huruf darimu sangat mahal dijual. Ah, biasanya juga kamu obral. Nggak usah terlalu sok nggak kenal!

Baiklah. Semoga senjata kita kembali berguna nantinya, amin.


Untuk: pelaku utama, terserah kamu, mau apa.




oleh @idhaumamah

diambil dari http://idhaumamah.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment