31 January 2012

Lihat, Aku Berhasil Mengalahkan Jarak

Buat kamu @riosalomo

Hai… Hi-hi-hi… Lucu juga ya aku malah ngirimin kamu surat. Maaf ya kalau judul surat buat kamu ini aku ganti. Soalnya yang ‘122 menit’ itu mau aku simpan dulu dan aku jadiin sesuatu yang lebih baik lagi sampai nanti waktu yang tepat akan aku publikasikan.

Ingat pertama kali kita kenal? Aku itu suka nyuekin kamu. Dari awal kita kenal aku itu sama sekali nggak pernah berpikir atau bahkan membayangkan kalau kamu bakal jadi salah satu orang terpenting dalam hidup aku setelah Tuhan dan keluarga. Malah aku dari dulu berusaha menghindar dari kamu. Tau kenapa? Iya, itu dia.. Aku nggak begitu suka dekat dengan laki-laki yang kulitnya hitam. Hmm, maaf ya.. Tapi itu dulu… Dulu, sebelum kita bisa sedekat sekarang. Alasannya sederhana kok. Aku itu dulu suka berpikir kalau kulit hitam itu berarti jorok, malas mandi, makanya meninggalkan daki sampe menghitam. Ahh, itu alasan dulu ya.

Aku sama sekali nggak pernah ngebayangin kalau kita bakal sedekat ini. Langsung menelepon kalau pengen curhat. Langsung ngajak ketemuan kalau ada yang pengen dibicarakan. Makanya orang-orang selalu mikir kalau kita itu pacaran. Kita selalu bersama di tempat-tempat umum. Mulai dari acara ulang tahun, peresmian galeri foto, perayaan Natal, bahkan saat aku liputan pun kamu mau aja nemenin aku. Makanya nggak heran baik papa-mamaku atau papa-mamamu sering mikir kalau kita ini pacaran.

Kita juga sering membahas masalah pacaran jarak jauh. Bukan untuk kita berdua. Tapi untuk kita masing-masing dan pasangan kita nantinya. Aku bilang kalau aku sebenarnya termasuk tipe cewek yang nggak bisa pacaran jarak jauh. Aku membutuhkan fisik, raga, dan kehadiran. Mau dibilang telponan berjam-jam, video call, atau internetan semalam suntuk, tetep aja rasanya nggak sama kalau nggak ketemu langsung. Aku perlu pelukan langsung. Bukan cuma ucapan, “Selamat pagi,” atau, “Aku rindu kamu.” Aku perlu fisik yang bisa kupeluk kalau aku butuh bahu. Aku perlu raga yang bisa menghangatkan aku kalau-kalau aku lagi terpuruk.

Lalu apa kamu ingat kalau kamu pun pernah berujar kalau suatu hari nanti kamu juga pasti akan pacaran jarak jauh. Boleh aku tau siapa rupanya gebetan yang kamu maksud? Msak kamu masih mau main rahasia-rahasiaan samaku? He-he-he…

Entahlah, aku bingung seperti apa nanti aku pacaran. Jujur aku nggak mau pacaran jarak jauh. Tentu kamu tau alasannya kan? Bukan aku yang nggak bisa menjaga perasaan. Ingat tentang pangeran masa laluku kan? Lihat, aku berhasil kan melawan jarak? Aku berhasil menjaga perasaanku selama 7 tahun dengan 4 tahun terpisah jarak. Tapi sayangnya itu tidak di kedua belah pihak.

Lagi-lagi entahlah. Aku sebenarnya enggan untuk menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Tapi kalau suatu saat nanti ternyata Tuhan mempercayakan aku untuk hubungan tersebut, aku yakin aku pasti menang melawan jarak. Aku juga pernah baca kalau distance never kills love. Doubts do it. Iya, bukan jarak yang membuat hubungan kandas. Keraguan yang mematikan hubungan itu.


dikirim oleh @Judika_judik u @riosalomo di http://judikabm.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment