31 January 2012

Untuk Kekasih Pertamaku

Halo sayang apa kabar?

Baik-baik saja kan? Jangan lupa istirahat dan makan ya,,,

Karena tabiat belajar mu yang sungguh luar biasa, seringkali membuatmu lupa waktu.

Mungkin kau bertanya kenapa aku menuliskan surat ini kepadamu. Tumben, biasanya juga sms saja. Tapi hari ini tampaknya aku ingin banyak bercerita kepadamu, sedikit bercerita tentang kenangan kita.

Kau tahu, pagi tadi hujan keras di tempatku. Teramat keras sehingga membangunkanku dari mimpi yang indah. Kemudian aku beranjak menuju ke jendela, melihat rintik hujan saling susul menyusul jatuh ke bumi. Tampaknya mereka begitu bahagia. Seketika itu juga aku mengingatmu, mengingat kita. Katamu jika rindu itu seperti embun, pastilah hujan ini adalah jemlaan dari rasa rindu yang teramat besar.

Sabtu itu tepat pukul 11.00 kelas telah usai. Sepertinya kita malas untuk beranjak pulang, kita asyik bercerita pada sebuah bangku panjang di depan kelas bersama beberapa teman yang lain. 30 menit kemudian hujan deras mengguyur, beberapa teman segera pulang. Hingga sore menjelang, hanya tinggal kita berdua di bangku itu. Kita bercerita tentang banyak hal. Dari hal serius sampai ke hal remeh temeh, tapi menyenangkan. Sesekali aku bermain air, sedikit mencipratkannya ke arahmu. Matamu melotot, memasang muka marah. Tapi aku tahu itu hanya pura-pura dan aku pun tersenyum lebar sedikit menahan tawa. Tak sabar aku menunggu hujan reda, aku ingin pulang hujan-hujan sekalian bermain air. Kau bilang tidak boleh, air hujan bisa membuatku sakit. Katamu aku akan terlihat jelek jika demam, mukaku bisa merah seperti kepiting, belum lagi kalau aku terkena flu, aku akan bersin sepanjang hari, jadi anak ingusan. Aku menurut bukan karena percaya semua kata-katamu melainkan hari itu rasanya aku ingin berlama-lama denganmu.

Kenangan tentang kita dan hari hujan itu masih teringat jelas seolah aku bisa melihatnya dari mata jendela kamarku sekarang. Bagaimana tidak dari siang hingga menjelang malam kita menghabiskan waktu bersama. Lepas magrib kau baru mengantarku pulang, itupun masih diiringi rintik gerimis. Saat kau akan mengantarku, aku bilang aku bisa sakit kalau hujan-hujan. Tapi kau bilang ayah ku akan benci kepadamu bila kau memulangkanku terlalu malam. Dan seperti yang sebelumnya terjadi, aku menurut.

Sabtu itu adalah malam minggu pertama kita, dan rencana kita jalan-jalan sepulang sekolah batal oleh hujan. Aku sedih? Tidak, karena yang penting bukan dimana tetapi bersama siapa kan. Hehehe. Malam minggu pertama bersama kekasih pertama hanya dilewatkan dengan meliat air hujan saling berkejaran adu cepat menuju bumi. Hahaha, kenangan malam minggu yang aneh bukan. Hmmm kamu mungkin tidak percaya kalau kau kekasih pertamaku. Iya, kamu itu kekasih pertamaku. Memang sempat ada beberapa orang yang dekat, hanya sebatas dekat.

Terkadang aku tersenyum sendiri. Masih merasa heran dengan apa yang terjadi. Mungkin orang bilang kita seperti dua makhluk dari planet yang bener-benar berbeda. Namun Tuhan mempersatukan kita. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bukan apabila kita telah menyerahkannya kepada Tuhan?

Dan pagi ini seolah hujan mewakili rasa rindu kita. Aku tersenyum.

Kini kita terpisahkan oleh samudra. Tapi tak apa, itu kan demi masa depanmu, mmm masa depan kita juga kan? Hal itu juga demi membahagiakan Ayah dan Bunda, impian dan harapan mereka kepadamu begitu besar. Belajar yang baik ya, semoga cepat lulus dan cepat kembali. Jangan lupa berdoa, dan jaga kesehatan. Aku menunggumu di sini.

_kekasihmu_


No comments:

Post a Comment