31 January 2012

Surat Untuk Mama (Aja)

Ma,
Pagi ini 25 Januari, mama berangkat ke Ujung Pandang, maaf ya aku ga bisa ikut nganterin mama ke bandara, karena aku harus kerja dan belum bisa ambil cuti lagi.
Aku tahu mama bangun pagi-pagi sekali menyiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat, nasi, lauk, bahkan teh manis juga kopi untuk di rumah, tapi aku yang selalu benci dengan perpisahan yang bahkan hanya untuk sementara, satu minggu saja, tak berani bangun lebih cepat. Bukan apa-apa, walaupun mama hanya berangkat satu minggu, aku merasa tetap takut menghadapi keadaan di mana harus melihat mama bersiap-siap, packing dan segala macam yang terus memperjelas keadaan selama seminggu ke depan mama ga ada di rumah. Dan bodohnya saat membuat surat ini di kantor pun, airmata ini berdesak-desakan ingin segera membebaskan diri dari kungkungan rongga mata yang memenjaranya. :( :( :(

Ma, jikalau, seandainya,  mama baca surat ini mama pasti akan ngetawain aku ya kan? Soalnya bukan sekali dua kita beda pendapat, yang di akhiri dengan "Ya udah bagusnya gimana menurut kamu aja."
lalu pernah pula kita hanya saling diam ketika pembicaraan kita tak menemukan titik tujuan yang sama.
Tapi tetap saja, entah kenapa, siapa yang memulainya, tetiba kita sudah duduk lagi berdua, sambil makan bersama, atau sekedar minum kopi saat aku pulang dari berkerja ataupun hanya sekedar obrolan sepintas sebelum aku ke kamar dan ketiduran... Kita pernah selisih paham ya ma, karna hal-hal sederhana, dan oleh alasan sederhana pula kita kembali bisa bersikap seperti biasa bahkan tanpa mengingat kembali apa yang telah terjadi sesaat sebelumnya. :)

Apapun yang terjadi, oleh sebab apapun, kapanpun, kita saling mencintai kan Ma?
Oleh karena itulah perpisahan yang sementara denganmu seringkali membuatku merasa kehilangan, banyak hal yang akan aku rindukan Ma, bukan hanya perhatianmu yang terselip dari setiap teguranmu, bahkan sekedar omelan kecil karena sikap dan sifatku yang seringkali acuh pada hal-hal detail yang Mama inginkan dan yakin bisa kulakukan dengan lebih baik lagi.
Lalu ketika ingat tak ada masakan Mama di meja makan untuk sementara saat aku pulang kerja, kembali menambah kesedihan dan melenyapkan semangatku sejak bangun tadi pagi, Mama tahu kan kalau aku cerewet soal makanan? Tahu kan apa-apa yang aku sukai dan makanan apa yang tidak akan aku makan meski sudah tersaji di meja makan? Ahhh, Mama memang Ibu paling Te-O-Pe dech
Sewaktu merantaupun saat kangen kita bisa ngobrol di telpon berjam-jam lamanya sebelum memutuskan tidur ya Ma?

Ma, baik-baik ya di sana, cuaca sedang tak menentu seperti ini, seperti yang mama sering bilang ke aku, jangan telat makan, biar ga masuk angin, dan usahain biar cepet tidur ahh ini yang selalu bikin aku khawatir kalau Mama berangkat, karna Mama pasti akan susah tidur selain di rumah sendiri.:(
Tenang aja segala sesuatu di rumah pasti akan baik-baik saja, Papa akan aku buatkan sarapan, kopi dan berusaha bangun lebih pagi supaya sempat memasak sebelum berangkat ke kantor, aku juga ga akan pulang terlalu larut malam, secepatnya setelah keluar kantor aku langsung pulang deh :P
Aku juga ga akan tidur larut malam, segala urusan krucils akan aman dan ga akan ketiduran ketika sedang mengerjakan pekerjaan di rumah :D

Ma, kita saling mencintai tapi jarang sekali mengucapkannya secara lisan ya Ma? Tapi we love each other right?
dan aku baru bisa menyelesaikan suratnya hari ini tepat lima hari setelah memulainya
aku sayang mama, dan rasa sepi tanpa mama membuat aku berpikir semoga Tuhan memberikan umur yang panjang agar aku bisa punya lebih banyak waktu dan kesempatan untuk membahagiakan mama.
Aku sayang mama ga lebih kurang dari rasa sayangku pada papa, dan lebih darirasa sayangku pada diri sendiri, selamanya.




Palembang, 30 Januari 2012
Teruntuk mama tercinta, setiap sudut rumah sepi tanpamu ma, tapi tidak dengan hatiku meskipun ketika engkau jauh.





oleh @lia3x

diambil dari http://lia3x.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment