Kedah, 30 Januari 2012
Dear kamu,
yang sudah berhari-hari namamu absen di ponselku
Selamat sore..
Kedah sore ini mengingatkan saya banyak hal tentang kamu. Tentang kita, tepatnya. Jika jam menunjukkan pukul 3 seperti ini biasanya kamu sedang menonton film serial favorit kamu, ditambah semangkuk mie kuah ayam bawang dengan uap panas masih mengepul. Sedangkan saya biasanya baru saja pulang kuliah, sedang berbelanja di supermarket di samping kampus.
Semestinya, gak ada surat untuk kamu hari ini. Juga besok. Mungkin juga besoknya lagi. Kamu terlalu banyak bolos mengabari hati saya yang saban hari tunggu kabar kamu. Tapi pernahkah kamu, untuk sekali saja, menerka-nerka tentang saya?
Bagaimana kabar saya?
Apakah saya memikirkan kamu?
Masih tebalkah rindu-rindu saya?
Belum berdebukah cinta saya?
Pernahkah?
Tapi belum.. Belumlah luntur nama kamu. Masih saya polesi dengan kenangan lalu dan kangen yang bertubi-tubi. Kadang, saya coba hitung kenangan kita. Kangen saya pada kamu juga pernah saya coba hitung. Tapi, angkanya selalu hilang ditengah jalan. Sepertinya terlalu banyak, sampai-sampai saya bisa jatuh tertidur saat menghitungnya.
Kedah sore ini memang gak secantik kenangan kita. Kedah sore ini terlalu sepi, gerah, gersang. Mirip perasaan nyaman saya yang hilang. Yang kamu curi cuma-cuma saat kamu gak lagi inginkan kita saling mendekat.
Kangen dinyamankan oleh adanya kamu itu sesak, asal kamu tau saja.
Dari saya,
yang belum nyaman jika belum ada kamu
dikirim oleh @idrchi di http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/post/16753770450/surat-nomor-tujuhbelas
No comments:
Post a Comment