02 February 2012

"My Lovely Mother"

Hi Mother!! :D

Sebelum aku melanjutkan ini semua, aku mau minta maaf dulu untuk beberapa hal. *senyum manis*

Pertama, maaf karena aku tidak menulis surat pertamaku untukmu di proyek kali ini. Bukan apa-apa, dan tanpa maksud tertentu untuk mengesampingkanmu. :) Pasalnya, sebelum memulai proyek gila ini, aku baru saja menyelesaikan beberapa bait yang mungkin bisa dikategorikan sebuah puisi untukmu. Aku tahu sudah sampai padamu dan kamu menyukainya, Thank You... :) Sejujurnya, menuliskannya menghabiskan banyak kata-kata yang harus bagaimana kujelaskan benar-benar dari hatiku, hehe.. :P >>> "Dia part II"

Kedua, maaf karena saat ini kugunakan kata 'aku' dan 'kamu' untuk berkomunikasi denganmu. Meski melalui tulisan, aku tahu Ibu tak pernah menyukai ini. Ibu dengan segudang etika dan tata krama yang kental sekali sejak dahulu sedikit membatasi kata 'aku' dalam berkomunikasi, kurang sopan, begitulah opinimu. Hal inilah yang membawaku pada kebiasaan menggunakan kata saya dan nama panggilanku sendiri saat berkomunikasi dengan siapapun. Terima kasih Bu, kebiasaan ini membuatku berbeda dari yang lain. Dan aku menyukainya... :)

Aah, hal ini mengingatkanku pada perdebatanmu dengan ayah beberapa waktu yang lalu. Bagi ayah kata 'aku' bukanlah masalah sopan atau tidak sopan, tapi tentang kesepakatan orang-orang/masyarakat yang pada akhirnya menetapkan di pikiran mereka sebagai kata yang sopan atau sebaliknya. Itu cuma sugesti berwujud afirmasi yang menjadi kebiasaan. Aku setuju tentang hal ini, tapi juga setuju sama Ibu. Berhubung udah seperti itu, gak ada salahnya juga kan kalau menggnakan kata-kata yang udah tersugesti sopan dipikiran banyak orang? :)

Emm, aku benar-benar bingung harus menulis apa di surat yang berlabel cinta ini untukmu. Kalau tentang aku yang mencintaimu, aku yakin telepati itu sudah sampai sejak dulu, belum berhenti sampai detik ini dan InsyaAllah akan terus berlanjut hingga akhir nanti. Yaa., aku memang jarang sekali, atau mungkin belum pernah bilang 'I love you' dan semacamnya secara lisan langsung padamu, Ibu pasti sudah sangat mengerti aku kan? Sifat cuek, diam, dan sedikit dingin yang Ibu Ayah turunkan ini benar-benar seperti menjadi karakterku. Bahkan bukan cuma padaku, ini ada di setiap diri kami, aku bahkan terbilang yang paling ramah kan? Haha, Tenanglah bu, akan selalu hadir kata-kata itu di kalbu, dan tak pernah putus dalam do'aku. :')

Sebagai putri pertamamu, aku mungkin belum menjadi yang kamu harapkan. Masih banyak, bukan. Terlalu banyak hal-hal yang kulakukan dan membuatmu kecewa kan? Terlebih dengan kondisiku sekarang. Aku yang sok sibuknya gak ketulungan, sedikit sekali meluangkan waktu dirumah. Kampus seperti menjadi tempat utama yang kadang aku sendiri tak mengerti kenapa. Kepulanganku yang selalu larut sudah pasti membuatmu sangat khawatir, wajahku yang sering sekali cemberut akibat lelah juga pasti mengusik pikirmu, kemudian pola makan yang tak teratur, sikap marah-marah gak jelas yang kuderma dengan adik-adiku, semuanya pasti membuatmu banyak menghela napas kan? Meski Ibu gak pernah marah, sikap dan tatapan diammu itu menjelaskan semuanya. Itu memang kesalahanku. Dan aku masih terus berusaha meminimalisir kebiasaan-kebiasaan buruk itu. Maaf Bu.. maaf... :'(

Oia, sejujurnya aku sangat mengagumimu. Meskipun aku sering meledekmu dengan sebutan 'Miss Etika', itu cuma satu dari caraku memujimu. Semua aturan dan etiket yang kerap meluncur sebagai deretan repetan untukku itu sebenarnya sangat menyenangkan. Itu spesial. Namun kadang kalau melihatmu dan memperhatikan diriku, kadang aku merasa tak cocok menjadi putrimu. Ibu itu seperti sosok perempuan yang sebenarnya. Sangat ahli di setiap bidang yang digeluti makhluk bernama perempuan. Memasak. Masakanmu selalu mendapat nilai antara 8-10 di lidahku, aku rasa ini juga karena bumbu ajaib yang selalu kamu hadirkan disetiap masakanmu. Kasih sayangmu. Dan yang paling membuatku kagum adalah kemampuanmu dalam membuat berbagai kerajinan tangan, menjahit, menyulam, mengkait dan kegiatan kerajinan tangan lain yang belum kukuasai sampai saat ini, meski sudah sering kali kamu ajarkan padaku. 'Malas'ku ini kadang sangat keterlaluan kan Bu? =.=a


Emm., aku juga sangat menyukai diskusi-diskusi panjang kita. Meski mungkin akan lebih cocok disebut sesi curhat ataupun ngerumpi bareng, karna kita sama-sama perempuan. :D Maaf. kalau kadang aku sok tahu dan sedikit menasihatimu, apalagi soal beliau dan dia. Hahaha.., Ibu pasti mengerti maksudku kan? :D Aku harap ini akan terus jadi kebiasaan kita sampai nanti. Aku benar-benar menikmatinya, kita terlihat seperti anak dan ibu yang kompak. :) Oia, meski aku selalu cerita semua tentangku, hari-hariku, teman-temanku, dan kejadian-kejadian yang menimpaku. Aku memang kerap merahasiakan cerita seputar kisah pribadi itu. Bukan karena tak percaya, terlalu canggung untuk membicarakannya denganmu, aku malu. Tapi aku janji, suatu hari nanti pasti kuceritakan semuanya, bahkan detailnya kalau perlu. :D

Terakhir, tetap semangat bisnis tupperwarenya ya mother! Dibantuin kok, Hehe.. :D
Intinya masih sama, Aku sayang ibu slalu karenaNya... :)





No comments:

Post a Comment