09 February 2012

Bunny, Sahabat Pertamaku

Hai Bunny,

Dimana kamu sekarang?

Apa kamu masih ingat aku seperti aku ingat kamu?

Waktu itu, tahun 1993, pertama kali aku berkenalan denganmu, dan aku bahkan tidak ingat dengan jelas kali pertama itu

Ya, maklum, saat itu aku masih seorang balita berusia 3 tahun

Kau berbentuk seperti Bugs Bunny, tokoh kartun itu. Tapi ah, nevermind, Bugs Bunny di kartun itu kan menyebalkan, dan karakternya sama sekali tidak mirip denganmu

Yang aku ingat, lalu kamu dan aku selalu bersama-sama. Ke mall, ke restoran, kemanapun kamu selalu kuajak. Mama dan Papaku, Om dan Tanteku bahkan pengasuhku ingat betul pertemanan kita saat itu.

Aku ingat hari itu, dimana versi anak 4 tahun dari diriku dengan ceroboh meninggalkanmu di bangku saat kita jalan-jalan ke Ancol dengan orangtuaku

Mama cerita betapa sedih aku menangis saat aku sadar kau tertinggal

Tapi beberapa hari kemudian, saat aku di rumah nenek dan sedang mengadakan tea party dengan teman-teman kita yang lain, kamu kembali

Mama cerita bagaimana polisi bekerja siang dan malam mencari kamu yang tersesat. Akhirnya mereka menemukanmu, sendiri dan ketakutan, dan mengembalikannya kepadaku

Aku tidak ingat pasti kejadiannya, tapi saat itu aku sangat bahagia

Sampai aku berumur 7 tahun, aku punya banyak boneka lain, aku punya teman-teman sepermainan, kamu tidak lagi kuanggap sebagai Bunny yang dulu. Aku ingat kamu protes karena tidak mengerti permainan dandan dan mix and match pakaian yang kulakukan bersama Barbie-barbie ku

Tapi kamu masih ada disana, kau bermain bersama boneka-bonekaku yang lain. Mungkin aku lebih senang bermain dengan beberapa dari mereka ketimbang denganmu

Bunny, maafkan aku

Begitulah persahabatan, terkadang seiring berjalannya waktu, kita menemukan teman yang lebih mengerti kita, atau punya pikiran yang lebih sejalan dengan kita, sehingga tanpa kita sadari kita menghabiskan waktu dengan teman kita itu, dan mulai jarang menghabiskan waktu dengan teman lama kita

Sampai suatu hari di tahun 2001, saat itu rumahku direnovasi, dan dipindahkanlah semua barang-barang dari rumah lama ke rumah kontrakan yang kami tinggali selama rumah kami direnovasi.

Lalu aku tidak ingat bagaimana kejadiannya, ada beberapa yang tertinggal

termasuk kamu

Lalu aku tidak tahu ada dorongan apa, akupun mencarimu keesokkan harinya di rumahku yang sedang dikosongkan untuk direnovasi

Tapi kamu sudah tidak ada….

Sepertinya ada salah satu pekerja yang tidak tahu apa yang sudah kita lalui bersama (ya, aku tidak menyalahkannya karena ia bukan pembaca pikiran)

lalu ia membuangmu

Bunny-ku,

Selamat tinggal (atau haruskah aku berkata sampai jumpa lagi? Karena aku percaya tidak ada kata “selamat tinggal)

kau meninggalkan aku lagi untuk kedua kalinya, lagi-lagi ini karena kesalahanku sendiri

Aku tidak menunggumu lagi, karena sekarang aku tahu kau tidak akan kembali lagi

Bunny-ku,

Boleh dong aku berharap kamu jatuh ke tangan gadis (atau anak laki-laki) kecil lain

Lalu mereka menyayangimu seperti aku dulu?

Dan mau bermain denganmu

dan memperlakukanmu dengan baik, walaupun rumah mereka mungkin tak senyaman rumahku?

Bunny,

Om dan Tanteku yang kebagian tugas jadi Mama-Papaku di siang hari saat Mama-Papaku yang asli sedang bekerja saat aku kecil dulu, sering sekali menceritakan persahabatan kita dulu

Beberapa dilebih-lebihkan sepertinya, banyak yang agak memalukan, dan sebagian besar bahkan tidak aku ingat

Ya, mungkin aku tidak ingat secara detil kejadiannya, namun perasaan itu, ikatan yang kita miliki, masih aku ingat hingga sekarang perasaannya

Sekarang usiaku 21 tahun 6 bulan

aku sudah berkenalan dengan banyak manusia yang menjadi temanku selama hidupku

Tapi, Bunny, kamu selalu punya tempat spesial di hatiku

Maukah kamu bertemu denganku sekali lagi? Dan kita bermain seakrab seperti kita 19 tahun yang lalu?

Salam Sayang,

Indy, sahabat human-mu



No comments:

Post a Comment