03 February 2012

Kepada Para Guru

kepada para guru di semasa hidupku,

halo pak guru, halo bu guru. surat ini tercetus begitu saja saat saya sedang melakukan kegiatan harian yaitu mandi. alangkah bodohnya saya tidak memasukkan kalian para guru ke dalam daftar orang-orang yang harusnya saya kirimkan surat di #30HariMenulisSuratCinta, mengingat betapa besar jasa yang telah kalian lakukan pada saya hingga saya bisa seperti sekarang ini.

maka izinkanlah saya dengan segala kekurangan dan kealpaannya menulis surat sederhana untuk kalian, sebagai wujud cinta dan terima kasih saya atas pengabdian tidak terbatas kalian. namun begitu, karena daya ingat saya yang tidak begitu kuat maka sebelumnya maafkanlah saya jika saya hanya akan mewakilkan surat ini kepada dua guru terbaik dalam hidup saya yaitu guru matematika kelas 6 dan guru bahasa indonesia kelas 9.

untuk guru matematikaku, anda adalah wanita yang sangat hebat. kegigihan dan ketegasan anda mengajar membuat saya mempunyai dasar matematika yang sangat kuat seperti sekarang ini. anda, yang walaupun dulu tinggal di rumah kecil sempit dan hidup pas-pasan, tetap bisa bertahan di kerasnya hidup dunia pendidikan. setiap belajar matematika saya selalu ingat dengan anda dan kecintaan anda pada setiap murid anda. yang membuat saya tercengang sebenarnya adalah komitmen anda untuk selalu memberikan yang maksimal di dunia pendidikan walaupun dunia itu memberi sedikit pada anda. tak heran jika selepas sekolah dasar saya mendengar kabar kalau karier anda bergerak cemerlang dengan pesat. luar biasa, bu. sungguh luar biasa.

untuk guru bahasa indonesiaku, maafkanlah saya yang menulis surat ini dengan huruf kecil semua. saya bisa membayangkan muka anda ketika marah dengan mimik jenaka penuh ekspresi. masih ingatkah anda kira-kira dengan saya? saya salah satu murid 'kesayangan' yang selalu anda panggil dengan sebutan 'butet'. setiap ada soal atau tugas ini itu, sayalah yang pertama sekali anda tunjuk untuk mengerjakan. saya ingat betapa awalnya saya membenci bahasa indonesia karena anda. tapi saya sadar, di detik pertama kebencian ada cinta yang mengikuti di detik berikutnya. dan ya, saya mencintai bahasa indonesia dan dunia sastra hingga detik ini, bu. walau nyatanya saya harus berakhir di dunia hitungan, dalam hati saya sastra tetaplah akan menjadi cinta pertama yang susah untuk dilupakan.

sebenarnya masih banyak sekali guru yang mau saya tuliskan di dalam surat maya saya ini. sayang sekali saya tidak bisa benar-benar mengirimkannya untuk kalian semua. tapi biarlah doa dan salam sayang serta rasa terima kasih saya atas kehadiran kalian dalam hidup saya ini Tuhan yang sampaikan kepada kalian.


salam sayang,

murid perempuan yang selalu salah kalian panggil namanya.




oleh @iybi

diambil dari http://mindwiththestory.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment