03 February 2012

UNTOLD STORY about Me and Papa

Semarang, 2 Februari 2012


Dear Papa di surga,
Semalam aku sangat bersedih. Dadaku membuncah hebat karena rindu dengan kehadiran Papa di sampingku.
Aku tahu Papa galak, tapi itu semua demi kebaikanku..

Papa yang mengajarkan hal-hal "cowok" yang tidak kudapat dari Mama. Sejak aku kecil Papa selalu mengajarkanku bahwa perempuan itu tidak harus pintar dandan saja, tapi juga harus bisa segalanya.
Waktu aku kecil Papa membelikanku mainan mobil-mobilan, kelereng, layang-layang dan  bahkan mengajakku ikut berperan dalam merakit mobil mainanku, memasang tali di layang-layangku sehingga aku menjadi sangat menghargai apa yang dinamakan proses.

Bahkan saat aku duduk di bangku SD, Mama heran kenapa aku bisa membongkar pasang kipas anginku, membersihkannya, dan mengembalikannya ke tempat semula. Mama juga bingung, saat aku bisa naik ke atas genteng dan turun dengan selamat meski saat musim hujan mulai ketahuan ada genteng yang bocor.. :p
Papa orang pertama yang mencoba masakan hasil eksperimenku. Rasanya aduhai memabukkan, tapi Papa tetap memakannya dan hanya berkata "teruslah belajar memasak".

Papa yang mengajarkan aku naik sepeda, dan mengijinkanku naik motor saat masih duduk di bangku SMP. Ketika aku pulang dengan kaca motor yang hancur, Papa hanya diam menatap motor dan luka di kakiku. Jantungku hampir copot karena takut dimarahi Papa dan ketakutan akan hukuman-hukuman yang mengerikan. Tapi Papa tidak marah. Sekali lagi, Papa tidak marah sama sekali. Papa hanya ingin aku belajar dari kesalahan dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan Papa kepadaku.
Dengan langkah gontai, aku membantu Papa memeriksa motor itu dan berbulan-bulan menjadi santapan hangat Mama.

Papa membebaskanku bereskpresi, tidak seperti Mama yang takut ini itu..dan masih memegang prinsip bahwa perempuan itu harus "anteng" (diam). Papa yang mendukung semua "kegilaan"ku.

Tapi tidak saat usiaku menginjak 17 tahun, Papa tidak menyukai Pria itu. Hubungan aku dengan Papa sempat renggang. Ada rasa marah, takut, namun juga rindu terhadap Papa. Dan, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Pria itu memang bukan pilihan yang baik Papa.. Aku hanya membuang waktuku selama hampir satu tahun. Kuhempas kesedihanku seorang diri, malu sama Papa..

Saat raut mukaku setiap hari kusut dan tak bernyawa. Papa mendekatiku dan berkata " Ini harus dilalui, masih ada seseorang diluar sana yang akan menyayangimu dan membuat Papa rela melepaskanmu ". Seketika tangisku membuncah hebat. Aku malu, tapi juga sangat terharu. Papa masih peduli padaku padahal aku sempat membenci Papa.

Ingatkah Pa, saat aku mulai kuliah dan mencium tangan Papa. Papa selalu membetulkan tali bajuku yang tak beraturan, memijat kaki-kaki lelahku dan bertanya  apakah aku senang?
Hal-hal itu yang tidak akan pernah aku dapatkan dari siapapun juga Papa..

Hingga saat Mama meninggalkan kita..kita menangis bersama, menjadi satu team yang hebat untuk meredam segenap lara kita bersama. Tapi..kenapa hanya satu tahun kita menjadi team yang hebat Pa??Kenapa??
Setelah itu kenapa Papa meninggalkanku?

Apakah Papa merasa aku sudah kuat untuk hidup sendiri tanpa Papa? Seandainya Papa tahu perasaanku waktu itu hingga saat ini. Aku tak ada daya Papa..
Malam-malam tersulit pernah aku lalui saat air mata selalu turun dari mataku.

Tapi hanya satu yang membuatku masih mau melanjutkan hidupku. Aku ingin membuat Papa bangga..
Karena saat ini aku bukan siapa-siapa dan belum menjadi siapa-siapa. Aku hanya Heny, anak kecil Papa yang masih sangat nakal, rewel, dan manja.

Tiga bulan lagi, aku akan menikah dengan Pria pilihanku, yang semoga Papa berbesar hati dan ikhlas melepasku untuk hidup bersamanya..Sebelum Papa pergi, ingatkah Papa pernah berkata dia Pria yang akan menikah denganku? Semoga itu pertanda Papa telah memberikan restu Papa untuk kami..

Papa..
Aku sangat merindukan saat-saat kita bersama.
Saat tawa riuh dan isak tangis menjadi irama di kehidupan kita.
Semoga Papa bahagia disana dan suatu saat nanti kita akan reuni keluarga di Surga..


Datanglah di hari Pernikahanku Papa..
Itu akan menjadi kado terindah untukku seumur hidupku..
Datanglah dengan senyum mengembang yang aku rindukan..
Itu akan menjadi asupan semangat untukku seumur hidupku..



Dengan penuh kerinduan,
putrimu yang nakal,
-Heny-




oleh @henynanz

diambil dari http://henynanz.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment