14 February 2012

How are you mom? I miss you...



Hai mom, apa kabar? Hampir 9 bulan, kita tidak bertemu face to face, semoga mama bahagia ya di rumah Bapa sana, so many things happen lately, aku kangen kita curhat-curhatan lagi seperti dulu, sambil tiduran di kamarku, dan aku menyentuh tangan mama yang hangat, aku menggenggamnya dan mama membalasnya menggenggam tanganku erat, jemari kita saling bertautan dan beberapa saat genggaman hangat itu saling menguatkan, seolah berbicara dengan keyakinan yang lantang bahwa everything its gonna be alright, we can fix it.
Aku kangen malam-malam yang nyaman, ketika mama duduk di sofa dan aku membasuh kaki mama dengan air hangat dalam ember, membersihkan jemari kaki dan kuku-kuku mama, lalu memulasnya dengan cat kuku warna merah tua, atau coklat tua, warna-warna kesukaan mama, hal itu sangat menyenangkan.
Aku kangen kita duduk berdoa bersama, kangen parah mendengar suaramu, dan mendengar mama menyebut namaku dalam untaian doa itu, sekarang aku hanya bisa mengulang rekaman doa terakhir yang mama ucapkan di rekaman handphone, 3 hari sebelum mama kembali ke rumah Bapa. Dan mama sempat mendoakan yang terbaik untukku, yang nilainya melebihi seluruh cinta di dunia.
Aku kangen when you are texting me, ketika aku berpergian ke luar kota, “cantik, sudah sampai mana?” perhatian yang takkan tergantikan oleh siapapun juga, sapaan yang membuatku merasa aku adalah putri mama tercantik sedunia. I’m proud to have you in my life.
Aku kangen kita pergi ke gereja bersama, ahhhh... how i miss that time, rasa kangen itu mengegebu-gebu ketika membuka lemari mama dan menyentuh pakaian-pakaian yang biasa mama pakai ke gereja, dan ketika merapikan sepatu-sepatu mama dirak, suatu kali aku pernah memakai sepatu mama ke gereja, dulu ukuran kaki kita sama, tapi kemarin ternyata sepatu wedges putih mama mulai sempit dikakiku, tapi aku tak peduli, aku tetap pakai sepatunya, dan merasa ada bagian dari dirimu ikut aku ke gereja kala itu.
Gereja yang mama perkenalkan semenjak aku kecil, tempat aku bertumbuh, duduk di bangku gereja, ada kenangan-kenangan berkelebat yang membuatku tersenyum, waktu kecil dibangku barisan itu aku pernah ketiduran dipangkuan mama, di bangku barisan itu juga mama pernah memberiku permen dan cemilan-cemilan dalam kantong kecil berwarna merah muda berenda dengan motif bunga-bunga supaya aku tidak rewel, ya aku memang tidak pernah rewel, aku selalu menikmati saat-saat seperti itu bersama mama, rasanya manis, semanis permen yang aku kulum.
Di bangku barisan itu juga mama duduk melihatku perform untuk perayaan natal, melantunkan pujian, menari, bermain drama, melihat aku disidi, melihat pelayanan-pelayananku, dari depan aku mencari tatapan matamu, dan mama melihatku dengan tatapan hangat sehangat matahari yang penuh kepercayaan.
Dan setiap aku terbangun dipagi hari, merasakan hangatnya sentuhan matahari pagi di permukaan kulitku, aku selalu menyadari, mama selalu ada disana mengharapkan yang terbaik untukku. Dan aku akan mengucapkan I love you mom, like usually when you wake up in the morning, sampai nanti kita bertemu lagi, ketika waktunya kita bisa sama-sama berkumpul dan berpelukan kembali di rumah Bapa.


Oleh:

No comments:

Post a Comment