28 January 2012

Surat Kaleng untuk @hurufkecil 3

hai An,
apa kabar? aku tak tahu bagaimana harus memulai surat ini. aku bukan orang pandai merangkai kata, bahkan bisa dibilang payah, tak sepertimu yang sudah lihai memainkan aksara. sapaan yang basi, sudah terlampau sering digunakan orang-orang. tapi bagaimanapun kabarmu, semoga alam raya selalu bersahabat padamu, dimanapun kau.

saat surat ini kutulis, langit di kotaku sedang bersedih, cukup lama ia menjatuhkan tangisnya. aku tak sendiri, aku ditemani secangkir kopi pekat tanpa gula dan juga suaramu, An, yang sedang membacakan puisi "Di Hadapan Mata Jendela". tiba-tiba aku ingin bertanya, warna langit apa yang tengah menaungimu saat ini?

An,
ternyata menjadi pengagum rahasia tidaklah mudah, aku kerap kewalahan membungkam gaduh inginku untuk menyapamu. duniamu terlalu riuh, An, untuk sunyiku menjangkaunya. hingga kucukupkanlah diriku menjadi pengagum rahasiamu saja

mulanya, aku hanya suka menikmati liukan jemarimu dalam merangkai hurufkecil. namun akhirnya diam-diam kekaguman padamu menyelusup memenuhi ruang hatiku. kau tahu, An, di hatiku ada ruang yang ku khususkan untukmu. aku menamainya ruang sunyi, tempat dimana aku mengagumimu di kejauhan ini.

An,
bolehkah aku cemburu pada sosok-sosok yang kerap hadir dalam hurufkecilmu? seperti wanita yang selalu tulus kau kasihi, wanita yang pernah menjadi kekasihmu, dulu. juga sosok-sosok lain yang selalu beriringan bersama kenangan dan rindumu.
terkadang aku berkhayal, kelak bisa menjadi bagian dari hurufkecilmu. namun lamunku terlampau jauh dan mustahil.

An,
jangan marah ya karna aku telah menujukan surat ini kepadamu. aku sama sekali tak berniat mengusikmu. aku akan tetap di kesunyianku saja, An, mendo'akan kebahagiaanmu di kejauhan ini.





salam takdzimku

No comments:

Post a Comment