14 February 2012

Malam yang bernama minggu



Selamat senja abu-abu yang di temani langit bermurung durja.
Tampak nya si cuaca mengerti perasaan ku saat ini, lihat saja tingkah pola nya. Sore ini di tempat ku matahari sedang bersembunyi, mungkin ia berkelahi lagi dengan awan-awan di atas sana. Si matahari tampak malas menampakkan dirinya, mungkin karena masalah dia dan awan. sedangkan si awan, ia lelah menahan kesabaran dan lebih memilih murung sehingga berwarna gelap pekat, tampaknya sebenatar lagi ia akan menangis.

haha... lucu ya, mereka terlihat seperti kita,
kamu matahari dan aku awan. Tak jelas masalahnya apa, tiba-tiba saja kamu menjauh, tak mau menghubungi ku, menelantarkan aku, dan menggantungkan semua hubungan kita ini.

kamu yang terus-terusan muncul di setiap surat ku,
Bagaimana kabar mu sore ini? pasti menyenangkan seperti biasanya nya. kamu bisa pergi bersama teman-teman mu hingga larut malam. sedangkan aku? aku lebih banyak termenung, tersiksa, dan terpenjara dengan sikap mu yang sungguh luar biasa. luar biasa JAHANAM!

entah sudah berapa malam yang aku lewati tanpa mu, hingga akhirnya aku lupa bahwa malam itu ada. bahkan hari ini pun, sama sekali aku tak ingat bahwa malam ini adalah malam nya. hahaha... kamu jahat sayang. kamu bahkan membuat ku amnesia akan adanya malam ini, hanya karena kamu tak menyapa dan membiarkan aku melewatinya sendiri. andai bukan karena kicauan seseorang, mungkin malam ini akan sama seperti malam sebelum nya, aku lupa akan adanya malam yang di bernama minggu.

kamu si penjemur hati,
hallo....!? mau sampai kapan itu hati di perlakuin kayak pakaian? cukup ya, ga perlu di jemur gitu. kalo mau balikin, langsung balikin aja. kotor-kotor juga ga apa-apa yang penting bisa balik ke pemilik nya. sekali lagi aku tanya biar kamu ga lupa terus, kapan mau balikin hati aku?!


No comments:

Post a Comment