03 February 2012

Aku Ingin Menikah


Gaun putih, berbahan lemas panjang menutupi kaki, sepertinya terbuat dari sutra akan terlihat cantik. Aku akan diet dan olah raga dulu dua bulan sebelum hari itu datang, agar lenganku lebih sedap dipandang. Sederhana saja, jangan terlalu banyak detail dan payet, polos akan jauh lebih baik.

Aku mau pakai sepatu merah, jangan terlalu tinggi, cukup tujuh senti saja, taukan aku tidak suka mengenakan high heels layaknya perempuan cantik lainnya. Ujungnya yang runcip, polos saja, dari bahan kulit sintetis palsu juga tidak apa.

Rambut panjangku boleh diurai? namun diberi aksen gelombang besar. Boleh pakai hiasan bunga berwarna putih kecil? aku mau, boleh melingkar di sekitar kening atau sekedar jepit mungil di bagian kanan atas.

Aku tidak mau pakai kacamata, pakai softlens warna cokelat tua yang biasa aku kenakan akan membuat mataku lebih besar, eyeliner jangan lupa, warna hitam. Riasannya jangan tebal-tebal, cukup bedak, blush on merah muda, pensil alis berwarna senada dengan warna rambutku nanti, dan lipstik warna merah. Ah.. jangan pakai eye shadow, aku kurang suka, tapi kalau dipaksa, aku pilih warna cokelat muda untuk dibagian depan hingga tengah, hitam dibagian sudut belakang, dan tentunya glitter putih sedikit disudut depan, seperti dandananku sehari-hari.

Aku mau bawa bunga, 26 mawar merah cantik yang senada dengan warna sepatu. Dua puluh enam taukan kenapa? karena itu tanggal lahirku. Aku suka angka 6 (enam), bentuknya seperti seorang ibu yang sedang mengandung, aku mau tidak lama setelah hari itu tiba, aku jadi mirip angka 6, mengandung. Anak kami, aku dan lelaki yang akan ada di sampingku, menyebut nama lengkapku binti nama bapak yang setelahnya diiringi ucapan "sah" dari teman-teman, keluarga, dan ibuku.

Jika harus pakai kebaya, aku tidak mau warna putih, kebaya putih kurang cantik, aku mau warna merah atau cokelat muda saja. Aku memilih warna merah karena aku suka benda-benda berwarna merah, sedangkan warna cokelat muda aku pilih karena aku lihat para model di majalah fashion terlihat cantik mengenakan kebaya warna tersebut, cocok dengan kulit perempuan Indonesia.

Pestanya boleh sederhana saja? Keluargaku, keluarga dia, teman-teman kita. Jangan di taman, aku suka sih taman, tapi aku takut tetiba hujan turun atau matahari terlalu gembira melihat perayaan cinta kita, kasihan ibu.. dia tidak kuat panas, Dita juga alergi air hujan, badannya bisa bentol-bentol tiap kali kena air hujan. Di sebuah ruangan, entah gedung, rumah, atau apalah, dengan suhu udara yang baik, dekorasi kursi berwana putih dan harus ada piano serta gitar akustik. Aku mau dengar sahabatku Steno bermain piano, Gatot main gitar dan Ina, Ema, Meiske bernyanyi. Wandy bisa berdansa dengan pacarnya, mungkin Ikal dan Kiki juga sudah punya pacar saat hari itu tiba, jika masih belum juga, mereka harus berdansa berdua.

Musiknya gak boleh musik-musik yang biasa Gatot dan Steno dengerin, jangan yang berisik, mereka harus latihan memainkan lagu-lagu cinta. Akan ada dansa, lalu menari ceria setelahnya. Aku mau berdansa berdua dengan para sahabat lelakiku satu persatu, kemudian menari ceria dengan para perempuan cantik yang selama ini selalu mendengarkan kisah cintaku. Sahabat.

Dia, lelaki itu.. entah siapa, semoga selera berpakaian kita sama, agar setidaknya kita tidak perlu bertengkar karena saling keras kepala atas model dan warna pakaian apa yang akan dikenakan. Semoga dia juga cukup romantis dan sederhana, agar pesta kecil namun indah ini akan berjalan dengan sempurna. Dan aku yakin, pada hari itu, dia akan menjadi lelaki tertampan di mataku sampai rambut kita mengabu, sampai hanya tutup usialah penyebab kita terpisah.

Aku suka yang berlengan besar, aku suka dipeluk. Aku mau dipeluk lengan besar yang hangat. Sudah itu saja.

Jadi, Pak.. sudah bolehkan aku menikah?


Bapak janji ya, harus menyaksikan pernikahanku dari surga. Boleh terharu, tapi jangan nangis.. nanti gantengnya ilang.


Kecup,

Anakmu.





Oleh: @ekaotto



7 comments: