25 January 2012

Kembalikan Hatiku

Hai, Jember Terbina. Tertib Bersih Indah Aman. Saksi bisu dan bukti sejarah hidupku. Kota dimana hatiku (masih) tertinggal.
Berawal dari jalan Kartini. Satu lahan berisikan satu TK, dua SD, dan satu Gereja, membuat ingatanku selalu kembali pada banyak hal. Saat di sekolah, susah makan siang, saat jahil dan dijahili teman yang masih sama-sama imut, saat hidungku mencium aroma nasi berpadu bawang goreng, hmm wangi. Upacara bendera rutin setiap hari Senin, perarakan Minggu Palma disambung misa, berburu tanda tangan Romo dan Suster, mencari kaset rohani, dan terutama menunggu jemputan pak becak di depan gerbang.
Beranjak usia remaja, pindah sejengkal menyebrang sepetak jalan menuju SMP. Persis tetanggaan dengan Kantor Polisi, membuat aman rasa di hati sekaligus was-was, jangan-jangan nanti ketahuan kalo ada yang bawa motor ke sekolah (?) (Belum cukup umur kan anak SMP untuk pegang SIM). Di sini juga pak becak masih banyak dan merambat memenuhi badan jalan.
Dan, ya, tentu saja SMA pun masih di seputar jalan itu. Belok saja sedikit dan lihat saja ada lorong seperti gang biasa. Itu lorong rahasia menuju SMA ku loh. Jalan Trunojoyo. Daerah rame dan padat toko, beberapa pelayanan publik bertebaran di sana. Jalan yang memberi kenangan indah dan tidak indah akan masa-masa SMA banyak anak. Masa berteman, bercinta, bertengkar, dan berburu makanan :) Mie enak juga ada di seberang sekolah. Ah, mulai pada keasyikan akan kuliner nih.
Dekat sekolah dan fasilitas publik hampir selalu ada persediaan perut yang banyak yang bisa dipilih (baca : makanan). Daerah alun-alun kota banyak warung tenda didominasi seafood, dari udang, cumi, kepiting, kerang, juga yang lain, yang bikin aku jadi suka menyantap makanan laut :9 ga lupa es bogel (apa tuh?) Dan ga jauh dari situ ada pabrik roti kecil (home industri) di dalam gang tembusan rumahku, Ahmad Yani, roti modern yang seringkali aku ambil sendiri saat baru keluar dari oven :’) hingga rujak dan bakso haujek.
Kepagian bangun dan butuh makan? Selalu always tersedia. Nasi pecel jalan raya, nasi ala depan smp, atau daerah pasar :9 lagi ah… Sudah mualam tapi masih merasa lapar? Soto Ayam atau Mie gr Jakarta sebelah pasar bisa membantu lo, kenyang dan puas! Masih tersisa juga kuliner gudeg bu darum, ayam gr sambel manis, nasi goreng jawa trunojoyo, bakso solo, tape (ga boleh lupa), roti-roti dan es krim *slrup*
Ih Ren kenapa jadi wiskul? Jadi Bondan versi wanita? :p
Menghabiskan hampir 20 tahun di sini bukanlah pekara gampang saat harus say bye sama kamu, kota terbinaku. Lahir, bertumbuh, menempati persinggahan kediaman yang (terpaksa) beberapa kali pindah, bertemu dengan banyak teman hebat, saudara terbaik, dan segala dasar hidupku yang aku dapatkan bersamamu. Mengenal orang-orang hebat yang masih kuingat sampai saat ini.
Termasuk mengenal mereka, orang-orang yang mengajarkanku beda rasa simpati, kagum, dengan cinta :’) mulai dari salesnya bbg, staf bank, pekerja Tuhan. Mereka yang memberiku pandangan baru bagaimana berteman dan bersaudara itu sebaiknya. Do and don’t dalam hidup seyogyanya anak seumurku. Daaan, ingatan terindah pada sebuah rumah keluarga, dengan dunia kecilku di sana, bersama pendampingku sejak baru lahir (bahkan sebelum aku lahir, dia sudah menjagaku). Aaah (hela nafas) begitu penuh otak dan hatiku sekarang, susah bergerak di antara ingatan-ingatan yang berserakan.
Aku memang bukan warga yang hafal jalan, bukan pengukur jalan seperti yang lain, bukan pula pecinta kegiatan rutinmu. Tapi inilah warga yang selalu kangen dan kangen, rindu dan rindu lagi untuk menyambangimu sesekali meski tidak terjadwal. Rasa sesak ingin melihat perkembanganmu yang selalu hanya aku tahu dari cerita dan berita, lewat gambar secuil dan aroma yang mereka bawa dalam tulisan mereka padaku.
Benar yang mereka bilang, terasa inginnya saat sudah berpisah.
Rindu kamu, Jember. See you (hope in a few months later).
Warga kecilmu,
Renny

oleh: renpuz
diambil dari: http://renpuz.tumblr.com

No comments:

Post a Comment